Pada pertemuan 27-28 Agustus 2015 di Beijing China. hal yang
dibahas delegasi Kementerian Pertahanan Indonesia dengan SASTIND China
adalah melihat perkembangan hasil pertemuan yang digagas pada DICM ke 3,
seperti : Ru.dal Anti Kapal C-705, Rudal Panggul QW-3, KS-1A/FK-3 Air Defence Missile, SmartHunter TH-S311/711 of CPMIEC, GCI Radar & DECI Program of CETC, JRSCCS & KCR60 of CSOC, UAV, PGB, LY-80 Air Defence Missile of ALIT, AA Gun & Ammunition of NORINCO dan sebagainya.
Kerjasama Rudal C-705 China Indonesia
Kontrak ke 2 kerjasama rudal C-705 antara Indonesia dan China
ditandatangani pada tahun 2013, melalui sebuah kerjasama karena
kedekatan dan persahabatan dari kedua negara.
Adapun kontrak ke 3 dari kerjasama rudal C-705
ditandatangani pada akhir tahun 2014. Sebagai tindak lanjut dari
kontrak tersebut, dikirimlah sejumlah rudal C-705 (sesuai kontak ke 3)
untuk dilakukan tes uji penembakan oleh Indonesia pada tahun 2015.
Persetujuan kredit segera disetujui dan L/C segera dibuka.
Indonesia pun menyiapkan segala kebutuhan untuk uji rudal C-705
tersebut. China akan menyiapkan program bagi prajurit TNI AL untuk
melakukan training di China, setelah Indonesia menyetujui uji rudal yang
dilakukan oleh pabrik yang bersangkutan.
China menyarankan TNI AL membeli kendaraan peluncur rudal anti-kapal
permukaan C-705, untuk memudahkan operasional, perawatan dan perbaikan
di kemudian hari.
Diskusi Program transefer teknologi (ToT) rudal C-705 mengemuka dalam
pertemuan DICM ke 4 tanggal 27 Agustus 2015 di Beijing China. SASTIND
China akan segera mempelajari perjanjian dasar terbaru dari Program
Transfer Teknologi Rudal C-705, antara Kementerian Pertahanan RI dan SASTIND China, yang perjanjian itu diusulkan oleh Kementerian Pertahanan. China segera meresponnya.
Diskusi antara CPMIEC China dengan perwakilan PT DI menyangkut
fasilitas Program ToT Rudal C-705 berlangsung di DICM ke 4, yang
membahas: jumlah material dan jumlah rudal yang akan disiapkan.
Indonesia akan menyiapkan budget untuk kepentingan penyediaan
material dan Final Assembly Line facilities dari rudal C-705 dan
komponen rudal tersebut (SKD parts).
PT DI yang ditunjuk oleh KKIP sebagai pemimpin yang menggarap proyek
ini, akan diberikan Transfer Teknologi oleh CPMIEC China, agar memiliki
kemampuan memproduksi sistem rudal C-705.
PT DI akan menjadi supplier bagi Angkatan Laut Indonesia, setelah memiliki kemampuan memproduksi sisten rudal C-705.
Kedua pihak kemudian membuat list/ daftar urutan pekerjaan yang akan
dilakukan PT DI seperti missile shock/overload test system, electric
system pre-installation dan sebagainya.
PT DI menyatakan sanggup memenuhi dan melakukan sebagian besar list
yang harus dikerjakan (ada 10 item). PT DI juga diminta berbagi ilmu
pemassangan rudal dan teknik persiapannya kepada TNI AL.
PT DI meminta pendokumentasian Transfer Teknologi, dan ToT Technical
Training dibebaskan dari biaya. Namun pihak China menyanggupi jika
Indonesia setidaknya memesan 100 rudal C-705 (SKD missile) pada Phase I.
Local content terkait rudal ini akan disediakan oleh PT DI.
CPMIEC China meminta agar setidaknya dilakukan pembelian 50 rudal
C-705 dalam bentuk SKD, untuk memulai transfer teknologi. Dan ToT
technical documentation akan diberikan gratis pada ToT Phase I, jika
Indonesia membeli 100 rudal dalam bentuk SKD. Formulasinya sedang dikaji
oleh kedua pihak.
PT DI menyatakan akan mengkaji secara internal dan melaporkannya kepada Kementerian Pertahanan Indonesia.
oleh : Semar Mendem/JKGR.