Tarik ulur pemberian ToT (transfer of technology) dalam
proses pembelian alutsista umumnya terkait dengan beberapa prinsip,
mulai dari urusan politik dan pastinya nilai total pembelian tersebut.
Ada yang menarik dari rencana pengadaan helikopter angkut berat CH-47
Chinook buatan Boeing. Pasalnya Indonesia hanya membeli empat unit dan
tetap mensyaratkan ToT dalam skema offset.
Seperti mengutip pernyataan dari mantan Panglima TNI Jenderal
Moeldoko di Janes.com (15/6/2015), disebutkan pengadaan CH-47 Chinook
akan menggunakan anggaran tahun 2016, dengan anggaran pengadaan per unit
helikopter mencapai US$30 juta. Lewat beberapa kali pembahasan dan
negosiasi antara pihak Boeing dan Kemenhan RI, akhirnya pada Selasa lalu
(25/8/2015), Regional Director South East Asia Boeing, Young Tae Pak
menyampaikan kepada Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu bahwa Boeing
siap memberikan dan memenuhi persyaratan skema offset yang diinginkan
Indonesia.
Defence offset dalam teorinya dibagi menjadi dua pilihan, yakni
direct offset dan indirect offset. Direct offset yaitu kompensasi yang
langsung berhubungan dengan traksaksi pembelian. Indirect offset sering
juga disebut offset komersial bentuknya biasanya buyback, bantuan
pemasaran/pembelian alutsista yang sudah diproduksi oleh negara
berkembang tersebut, produksi lisensi, transfer teknologi, sampai
pertukaran offset bahkan imbal beli.
Mengutip sumber dari Kemhan.go.id (27/8/2015), sebagai
tindak lanjut, pihak Regional Boeing Asia Tenggara telah mengirimkan tim
ke PT Dirgantara Indonesia untuk pembicaraan teknis lebih lanjut.
Sebagaimana diketahui, Kemhan berencana membeli empat Helikopter Chinook
untuk memperkuat Alutsista di jajaran TNI AD. Pembelian ini disesuaikan
dengan ancaman nyata yang dihadapi Indonesia, terutama masalah
penanganan bencana alam.
Selain Indonesia, di Asia Tenggara Chinook sudah lama dimiliki
Singapura. Negeri Jiran ini merangkum armada CH-47 Chinook di dalam
Skadron 127. AU Singapura tercatat punya enam unit CH-47D dan dua belas
unit CH-47SD Chinook. Selain itu, AD Thailand juga ikut menggunakan
CH-47 Chinook. Saat berkecamuknya Perang Vietnam, Chinook juga menjadi
etalease kelengakapan udara di pihak Vietnam Selatan.
Meski Chinook yang dibeli Indonesia jumlahnya minim, namun secara
keseluruhan kontrak Boeing untuk pengadaan alutsista TNI cukup
menggiurkan. Selain memasok empat unit CH-47 Chinook, Boeing juga telah
mendapat kontrak pengadaan delapan unit helikopter serbu AH-64 Apache
dengan nilai sekitar US$295 juta.
Helikopter Chinook merupakan salah satu jenis helikopter yang
memiliki keunggulan multifungsi. Selain dapat mengangkut personil
militer dalam jumlah banyak, helikopter ini juga mampu mengangkut
logistik dalam jumlah banyak. Selain itu, helikopter ini didesain untuk
bisa mengangkut (sling) pesawat tempur, kapal tempur, kendaraan tempur
(Ranpur), hingga tank tempur kelas ringan. Tidak hanya itu, dengan
kemampuan daya angkut yang besar, helikopter ini banyak diturunkan untuk
mendukung kebutuhan nasional, seperti evakuasi bencana alam dan
kegiatan Search and Rescue. (Tyas)