Minggu, 23 Agustus 2015

Pangkalan TNI AL Sorong Menjadi Pangkalan Utama

pangkalan tni al
Pangkalan TNI AL (Lanal) Sorong naik status dari Pangkalan Kelas B menjadi Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) XIV.
Upacara penaikkan status tersebut dipimpin langsung Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi di Mako Lantamal XIV Jalan Bubara no 1 Sorong Kota, Papua Barat, Jumat (21/8).
Peningkatan status itu sebagai rangkaian pelaksanaan Validasi Organisasi yang tertuang pada Peraturan Panglima TNI No.12 tahun 2015 tanggal 9 Juni 2015 tentang Pengesahan Validasi Organisasi dan Tugas Lantamal XII Pontianak, Lantamal XIII Tarakan, dan Lantamal XIV Sorong.
Peningkatan kelas itu juga didasari Peraturan Kasal Nomor 5 tahun 2015 tanggal 30 Juni 2015 tentang Peningkatan Pangkalan TNI Angkatan Laut Kelas B Sorong Menjadi Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut XIV.
Peresmian ditandai dengan pembukaan tirai papan nama Lantamal XIV Sorong oleh Kasal. Kemudian dilanjutkan serah terima jabatan antara Danlanal Sorong Kolonel Laut (P) Kunto Tjahjono dengan Danlantamal XIV Kolonel Laut (P) Samsudin Safari Panjaitan.
Upacara dimeriahkan dengan demonstrasi kolone senapan, tarian adat daerah, serta pengukuhan secara adat Danlantamal XIV Kolonel Laut (P) Samsudin Safari Panjaitan sebagai warga kehormatan Papua Barat. Hadir pada acara tersebut Gubernur Papua Barat Abraham Octavianus Atururi, Wali Kota Sorong Lambert Jitmau, Para tokoh adat dan tokoh masyarakat Papua Barat.
Selanjutnya, para pejabat utama Mabesal dan para pemimpin Kotama TNI Angkatan Laut, Pangarmatim Laksda TNI Darwanto, Danrem 171/PVT Brigjen TNI Purnawan Widi Andaru, Kapolda Papua Barat Brigjen Royke Lumowa, Ketua Umum Jalasensatri Ny. Endah Ade Supandi, serta segenap pejabat instansi sipil dan militer di Provinsi Papua Barat.
Dalam sambutanya, Ade menyampaikan bahwa peningkatan status Lanal Sorong menjadi Lantamal XIV diharapkan dapat mewujudkan gelar pangkalan TNI Angkatan Laut (AL) yang ideal guna meningkatkan dukungan logistik dan administrasi bagi unsur-unsur TNI Angkatan Laut yang beroperasi di Perairan Wilayah Timur Indonesia khususnya di Wilayah Provinsi Papua Barat.
Salah satu faktor yang mendasari perubahan status Lanal Sorong menjadi pangkalan utama adalah konsep gelar pangkalan TNI Angkatan Laut, di mana gelar kekuatan diarahkan di daerah-daerah perbatasan dan rawan konflik.
Dalam konteks ini, Wilayah Papua yang berbatasan langsung dengan Negara Palau, Australia dan Papua Nugini, memerlukan peningkatan kemampuan Pangkalan TNI Angkatan Laut untuk menciptakan keamanan perairan perbatasan.
Perairan Sorong pun berdekatan dengan keberadaan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) III, merupakan salah satu alur pelayaran internasional yang memiliki potensi kerawanan tinggi terhadap kemungkinan terjadinya berbagai gangguan keamanan di laut, sehingga perlu pengawasan maksimal, terus menerus dan intensif.
“Ditinjau dari aspek geopolitik dan geostrategi, pengembangan lantamal XIV Sorong merupakan bentuk komitmen TNI Angkatan Laut dalam mendukung Visi Poros Maritim Dunia,” kata Ade.
Hal ini menjadi lebih penting karena ke depan Pelabuhan Sorong akan dikembangkan menjadi salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia, sebagai bagian dari jalur utama tol laut yang akan menjadi salah satu pusat distribusi logistik dan perdagangan di wilayah timur.
Menurut Ade, berbagai kerawanan yang terjadi di wilayah perairan, bukan semata-mata diakibatkan oleh tindak pidana di laut, namun juga dapat disebabkan oleh berbagai akses yang merupakan kelanjutan dari aktivitas di darat.
Upaya pencegahan ini, memerlukan antisipasi dan kewaspadaan yang tinggi, serta koordinasi dan kerja sama yang baik antar aparat keamanan, pemerintah dan masyarakat.

Suara Pembaruan

Hornet Australia Datangi Elang Ausindo 2015

8-pesawat-f-18-australia-mendarat-di-lanud-el-tari-kupang
TNI AU dan Angkatan Udara Australia menggelar latihan bersama bertajuk Elang Ausindo 2015. Dalam latihan ini, Australia mengerahkan delapan Pesawat Tempur F-18 Hornets.
Mereka juga mengirimkan pesawat C-17 Globe Master. Pesawat-pesawat canggih ini telah mendarat di Lanud El Tari Kupang. Sementara TNI AU mengerahkan 5 Pesawat tempur F-16 dari Skadron Udara 3 Iswahyudi, 1 Pesawat Helly Super Puma dari Skadron Udara 6 Atang Sanjaya (Bogor) dan 1 Pesawat C-130 Hercules A-1327 dari Skadron Udara 31.
Kedatangan Pesawat Tempur tersebut disambut langsung oleh Danlanud El Tari Kolonel Pnb Andi Wijaya di Apron Lanud El Tari Kupang, Jum’at. (21/08). “Pesawat Tempur F-16 dari Skadron Udara 3 Iswahyudi akan melaksanakan latihan tempur bersama dengan Pesawat Tempur F-18 milik RAAF dengan tujuan untuk meningkatkan kerjasama di bidang pertahanan antar kedua negara,” kata Kolonel Andi.
Latihan bersama Elang Ausindo TA 2015, antara TNI Angkatan Udara Indonesia dengan Australia dimulai tanggal 21-29 Agustus 2015 di Pangkalan Udara Lanud El Tari sebagai tuan rumah. Selanjutnya latihan akan digelar di Australia. “Selain itu juga untuk meningkatkan kemampuan para personel TNI AU dalam menunjang tugas dan tanggung jawab untuk mempertahankan NKRI,” tutupnya.

Merdeka.com

Indonesia Jajaki Pembelian S-300 Rusia

S-300 air defense system (RIA Novosti / Valeriy Melnikov)S-300 air defense system (RIA Novosti / Valeriy Melnikov) Kerjasama Indonesia Rusia di bidang militer terus berkembang. Atase Pertahanan RI untuk Rusia, Kolonel (Pnb), Andi Kustoro, mengatakan TNI terus berupaya menyempurnakan alutsista-nya. Salah satunya dengan berupaya memodernisasi kemampuan peralatan tempur.
Menurut Andi, salah satu peralatan tempur yang sudah direncanakan adalah untuk menambah koleksi tank amfibi BMP3F, membeli simulator helikopter untuk Angkatan Darat, serta menjajaki pembelian S-300.
Atase Pertahanan RI untuk Rusia, Andi Kustoro (kanan) saat memberikan keterangan (GATRAnews/Svet Zakharov)
Atase Pertahanan RI untuk Rusia, Andi Kustoro (kanan) saat memberikan keterangan (GATRAnews/Svet Zakharov)
“Saat ini, Indonesia juga sedang berupaya membeli pesawat Sukhoi generasi 4++. Yaitu pesawat tempur serbaguna, supermanuvre, yang juga memiliki kemampuan stealth,” tutur Andi.
Tak hanya itu, kemampuan dan daya juang pesawat tempur Indonesia juga terus ditingkatkan. “Para pilot Sukhoi terus dikirim ke pangkalan udara Rusia di Krasnodar hampir setiap tahun,” katanya.

Gatra.com

Menhan Uji Roket R-Han 122B

image
Kementerian Pertahanan bersama Konsorsium Roket Nasional melaksanakan Uji Dinamik 2 Roket R-Han 122B hasil penyempurnaan. Uji coba disaksikan oleh Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di Balai Produksi dan Pengujian Roket LAPAN, Pamengpeuk, Garut, Kamis (20/8).
Konsorsium Roket Nasional yang terdiri dari Kemhan, Kemristek dan Dikti, LAPAN, PT. DI, PT. Pindad, PT. Dahana, PT. Krakatau Steel, ITB dan ITS telah mengembangkan roket kaliber 122 mm dengan panjang propelan 2 meter dengan nama R-Han 122B yang mampu menjangkau sasaran darat ke darat sejauh 23 km.
Roket R-Han 122B merupakan salah satu dari tujuh Program Strategis Nasional untuk memenuhi Kebutuhan Alutsista TNI. Arah pengembangan Roket Nasional adalah memenuhi spesifikasi teknis pengguna yakni RX-1220. Karena itu, R-Han 122B yang dikembangkan saat ini adalah dalam kerangka pencapaian sasaran tersebut. Program Roket R-Han 122B dimulai Tahun 2014 dengan biaya APBN.
Uji Dinamik 2 ini merupakan perbaikan minor dalam penyempurnaan bidang desain untuk memperbaiki trajectory atau lintasan stabilitas dan jarak capai dari Uji Dinamik 1 yang telah dilaksanakan pada bulan Juni 2015 sebagai implementasi dari Konsorsium pada tahun 2014. Pada Uji Dinamik ke 2 Roket R-Han 122B ini dilakukan sebanyak 6 unit roket dengan desain Roket RM 70 Grad Marinir.
Selain menjadi salah satu forum pembelajaran dalam mengejar teknologi peroketan di lingkungan Kemhan dan TNI, Uji Dinamik Roket R-Han 122B ini juga digunakan sebagai wadah koordinasi guna mewujudkan sinkronisasi, serta sebagai sarana evaluasi dan diskusi dalam proses penyelenggaraan kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang pertahanan antar industri pertahanan.
Melalui forum ini pula, diharapkan dapat diperoleh kesamaan visi dan persepsi maupun pemahaman tentang mekanisme kerja roket dan bagaimana mengoperasionalkan dan merawat roket secara baik dan benar dalam meningkatkan kualitas produk dan mengurangi ketergantungan terhadap produk luar negeri.
image
Kegiatan penyempurnaan oleh Konsorsium diharapkan mendapatkan hasil yang maksimal, sehingga kedepan akan didorong untuk memenuhi kebutuhan TNI AL sebagai pengguna awal. Bila program ini berhasil, maka Kemhan juga akan terus mendorong pemenuhan kebutuhan Roket dari dalam negeri dengan berbagai spektek untuk memenuhi kebutuhan Tri Matra (TNI AD, TNI AL, dan TNI AU).
Sementara itu Menhan mengatakan, peluncuran Roket R-Han 122B ini adalah bagian dari usaha Bangsa Indonesia untuk membangun kekuatan pertahanan yang berdaya tangkal tinggi guna menjamin kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI dan keselamatan segenap bangsa.
Pemerintah telah menetapkan tujuh Program Strategis Nasional di bidang Alutsista, salah satu diantaranya adalah Roket Pertahanan atau disingkat R-Han. Program Roket R-Han 122B ini adalah pelaksanaan dari Program Nasional Strategis yang dinanti-nantikan banyak pihak, karena keberhasilan program ini akan menorehkan sejarah hasil karya anak bangsa.
Menhan menyambut baik capaian pengembangan Roket R-Han 122B yang merupakan hasil penyempurnaan dari uji coba sebelumnya. Hasil yang sudah diperoleh saat ini memiliki nilai strategis dalam membangun Industri Pertahanan yang mandiri serta mampu memproduksi Alutsista yang canggih dimasa depan. “Saya menaruh perhatian yang tinggi terhadap program Roket R-Han 122B ini untuk dapat dituntaskan dan kelak menjadi kekuatan Alutsista TNI”, ungkap Menhan.

DMC.Kemhan.go.id

Brimob akan Dilatih Inggris Ketimbang TNI

brimob
Belum jelasnya realisasi latihan bersama dengan TNI membuat Polri mulai mencari alternatif lain. Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Badrodin Haiti mengatakan latihan bersama satuan dari negara lain pun masuk dalam alternatif.
“Jika memang TNI tidak melakukannya maka kita bisa dari negara lain, salah satunya Inggris,” kata Badrodin saat ditemui di Mabes Polri, Jumat (21/8).
Badrodin menjelaskan, pelatihan dengan satuan dari Inggris tidak akan dilakukan di tanah Ratu Elizabeth melainkan di tempat latihan tertentu. Artinya, pelatih dari Inggris akan dipanggil ke Indonesia.
Perihal satuan mana yang akan dipilih, kepolisian atau militer, Badrodin mengungkapan bahwa semua itu akan tergantung situasi yang ada.
Meski begitu, rencana latihan dengan Inggris belum jelas pelaksanaannya. Badrodin mengatakan bahwa penjajakkan akan dilakukan sesegera mungkin.
“Semua akan kita jajaki nanti, latihannya gabungan tergantung kemampuan yang kami minta,” katanya.
Hingga kini belum ada latihan resmi yang dilakukan TNI dan Polri. Kerjasama biasanya dilakukan per kasus.
Wacana agar tim Brigade Mobil (Brimob) Polri menggelar latihan bersama dengan anggota TNI sudah didegungkan sejak lama tapi hingga kini belum ada realisasinya. Padahal latihan tersebut awalnya dicanangkan agar Polri bisa memiliki kemampuan lebih untuk menaklukkan kelompok teroris yang bermukim di medan pegunungan.
“Kita sebenarnya ada beberapa alternatif jika nantinya TNI tidak jadi melakukannya,” kata Badrodin aaat ditemui di Mabes Polri, Jumat (21/8).
brimob-2
Sebenarnya, kata Badrodin, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sudah memberikan jawaban perihal wacana latihan tersebut.
Namun lantaran jawabannya tidak sesuai dengan keinginan Polri, maka Polri pun mempertimbangan berbagai alternatif lainnya.
“Jawaban Panglima adalah latihan tidak dilakukan di Batujajar (markas latihan Komando Pasukan Khusus), melainkan di Resimen Induk Kodam,” katanya.
Menurut Badrodin seandainya latihan di Rindam maka latihan yang akan diterima anggota Polri tidak ada yang berbeda. Padahal yang dibutuhkan Polri sekarang adalah latihan yang sifatnya lebih kepada bertahan hidup.
“Yang anggota Polri perlukan adalah kemampuan untuk bisa melakukan penjajakan di hutan dan bagaimana melakukan evakuasi di hutan.”

CNN Indonesia.

Badan Cyber Nasional di Bawah Presiden

image
Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, mengatakan serangan melalui dunia maya (cyber attack) merupakan salah satu ancaman nyata bagi Indonesia, selain masalah lain, seperti terorisme, bencana alam, pencurian ikan, dan narkoba.
“Itu termasuk ancaman nyata. Bahkan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, sekitar dua minggu lalu juga telah merekrut ahli-ahli teknologi informasi profesional untuk dijadikan pasukan siber,” ujar Ryacudu, di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (19/8/2015).
Ryamizard mengatakan, serangan siber ini harus dipahami dan dicegah. Karena itu dia setuju dengan rencana pembentukan Badan Siber Nasional yang digaungkan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan periode 2014-2015, Tedjo Purdijatno.
Bahkan, Kementerian Pertahanan sudah mempersiapkan peralatan terkait pertahanan maya. “Termasuk juga mencari ahli-ahli teknologi informasi,” tuturnya.
Dia juga setuju jika nantinya Badan Siber Nasional itu berada di bawah presiden. “Nantinya bisa seperti itu. Amerika Serikat juga melakukan hal yang sama,” ujarnya.
Wacana pembentukan Badan Siber Nasional pertama kali digaungkan Purdijatno pada awal Maret 2015.
Hal ini berkaca dari fakta sejumlah dokumen yang didapatkan mantan kontraktor badan intelijen Amerika Serikat (AS), Edward Snowden.
Dia mengungkap, operasi penyadapan Australia dan Selandia Baru terhadap jaringan telepon genggam terbesar di Indonesia dan juga sistem telekomunikasi sejumlah negara kecil di Kepulauan Pasifik.

Kompas.com

Tes Penembakan di KRI Sultan Thaha Syaifuddin 376

Video Player

Pemasangan CIWS 730 dan Sewaco
Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Sultan Thaha Syaifuddin (STS-376) salah satu KRI jajaran Satuan Kapal Eskorta Komando Armada RI Kawasan Barat (Satkor Koarmabar) secara resmi mulai melaksanakan pengerjaan pemasangan (Retrofit) meriam 30 mm 7 barrels berikut peralatan Sensor Weapon Command (Sewaco) baru dari Cina, bertempat di PT PAL, Surabaya, Selasa (22/7/2014).
Guna kelancaran pengerjaan pemasangan Meriam 30 MM 7 barrels, Komandan KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376, Letkol Laut (P) Ario Sasongko, S.E., M.P.M., melaksanakan acara berbuka puasa bersama sekaligus pengajian dan pemotongan tumpeng, di Lounge Room Bintara KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376. Sementara itu, saat acara potong tumpeng, Komandan KRI STS-376 secara simbolis menyerahkan potongan tumpeng kepada Tamtama termuda. Turut hadir dalam acara tersebut, Pjs Komandan KRI STS, Mayor Laut (P) Toni Soemarno, S.E., KKM Mayor Laut (T) M. Irwan Ridhwan, Palaksa Kapten Laut (P) Denny Firdian, beserta seluruh Perwira, Bintara dan Tamtama KRI STS-376.
KRI-Sultan-Thaha-Saifuddin-376
Dalam kesempatan tersebut, Komandan KRI STS-376 yang merupakan alumnus Armed Forces of Philippines Command and General Staff College ini memberikan penekanan, di antaranya yaitu untuk selalu memohon petunjuk dan bimbingan dari Allah SWT di dalam setiap langkah dan tindakan, serta tetap meningkatkan kewaspadaan dan purba jaga di dalam pelaksanaan pemasangan meriam baru ini, memahami dan melaksanakan tugas secara profesional, proporsional dan penuh tanggung jawab, jangan sampai lengah serta senantiasa melaksanakan pengecekan ulang terhadap seluruh ruangan-ruangan guna mengantisipasi bahaya kebakaran maupun kebocoran.
Berkaitan dengan hal tersebut, diharapkan seluruh rangkaian kegiatan pemasangan meriam baru ini dapat dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian, seluruh ilmu pengetahuan yang telah diperoleh personel KRI STS-376 selama menjalani training di China baru-baru ini dapat diaplikasikan di dalam mengoperasikan maupun merawat semua alutsista yang dipasang meriam dan peralatan sensor jenis tersebut.
Selanjutnya, Komandan KRI STS-376 menambahkan bahwa dengan adanya pemasangan meriam dan peralatan sensor yang baru ini, akan meningkatkan kemampuan tempur KRI STS-376 sebagai salah satu unsur KRI di jajaran Satkor Koarmabar.
KRI STS
Perjalanan KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376
Komando Armada RI Kawasan Barat saat ini diperkuat sejumlah kapal perang jenis perusak kawal tipe parchim lebih dari 7 KRI termasuk diantaranya KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376 yang sehari-hari dibawah pembinaan satuan Kapal Eskorta Komando Armada RI Kawasan Barat (Satkor Koarmabar) dengan Komandan Satuan Kolonel Laut (P) Nur Singgih Prihartono.
Kapal perang dengan pangkalan di dermaga TNI AL Pondok Dayung Jakarta tersebut, merupakan salah satu dari sejumlah kapal perang yang memperkuat Koarmabar dalam rangka menegakkan kedaulatan dan hukum di perairan kawasan barat mulai dari Sabang sampai dengan Selat Malaka, Selat Singapura, perairan Natuna, Pantai Barat Sumatra, Selat sunda sampai dengan perairan Laut Jawa dengan batas wilayah peraian di perbatasan Jawa barat dengan Jawa tengah.
Kapal perang KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376 tersebut dibuat di galangan kapal Veb Penne Werft Gmb Wolgast jerman Timur pada tahun 1982 dengan nama aslinya Bad Doberan-222, setelah dibeli pemerintah Indonesia, tahun 1993 kapal perang tersebut diresmikan dengan Nama KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376 dan selanjutnya dioperasikan oleh Komando Armada Kawasan Barat.
Nama Kapal perang yang diambilkan dari nama seorang raja yang pernah dinobatkan menjadi raja Jambi pada tahun 1885 – 1905 tersebut, telah terlibat dalam berbagai penugasan operasi dan latihan yang digelar TNI AL dan TNI serta pernah dilibatkan sebagai duta bangsa ke beberapa negara tetangga dalam rangka latihan bersama dan patroli terkoordinasi keamanan laut.
Latihan bersama dengan negara tetangga yang pernah diikuti diantaranya pada tahun 95-an, KRI ini pernah dilibatkan dalam latihan bersama TNI AL dengan kapal perang Malaysia dengan nama Latma Malindo. Kapal perang tersebut bersama dengan unsur-unsur kapal perang TNI AL lainnya tergabung dalam Satuan Tugas melaksanakan muhibah dan merapat di dermaga Angkatan Laut Penang Malaysia.
Demikian pula terlibat dalam kegiatan operasi bersama dengan negara tetangga diantaranya operasi keamanan laut yang digelar setelah tahun 2006 sampai saat ini meliputi Operasi diperbatasan Indonesia dengan Malaysia dengan nama Operasi Malsindo 2006, Operasi keamanan laut di perairan Sabang dan sekitarnya bersama kapal perang India di wilayah perbatasan masing-masing negara dengan nama Operasi Indindo pada akhir tahun 2012 dan operasi MSSP di perairan Selat Malaka bersama dengan kapal perang Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM). Sedangkan dalam kegiatan latihan bersama pernah terlibat dalam latihan bersama dengan nama Sea Eagle dengan kapal perang Republik Singapura Navy ( RSN ).
Sedangkan untuk kegiatan operasi kemanan laut yang digelar Komando Armada RI kawasan Barat bersama sama dengan unsur –unsur KRI sejenis maupun bersama jenis lainnya, KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376 pernah dilibatkan dalam operasi yang saat itu dikenal dengan Operasi pengamanan Alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) 1, Operasi Wilayah Barat, Operasi Trisila, Operasi Gurita dan berbagai operasi lainnya yang digelar Komando pelaksana Operasi Gugus Tempur Laut Komando Armada RI Kawasan Barat dan Gugus Keamanan laut Komando Armada RI Kawasan Barat.
Operasi tersebut saat ini antara lain dikenal dengan nama Operasi Arung Pari/13, Operasi Taring Pari/13 dan Operasi Alur Pari/13 . Sedangkan Operasi Rakata Jaya dalam rangka pengamanan di Selat Sunda dan peraian Teluk Jakarta dengan komando pengendali langsung oleh Koarmabar
Kapal perang dengan spesifikasi panjang 75,04 m dan lebar 8.95 m mampu berlayar dengan kecepatan masimum 24 knot dan kecepatan ekonomis sampai dengan 10,4 knot. Kapal tersebut dilengkapi dengan pusat informasi temput, peralatan navigasi dan radar yang modern guna mendukung kegiatan operasi dan latihan di laut.
Kapal perang dengan kemampuan operasi di laut 4 sampai dengan 5 hari tersebut dipersenjatai dengan Meriam Kaliber 57 mm, 30 mm dan 20 mm . selain itu RBU 6000 strela AL -1 , Bom laut dan torpedo. Kapal perang jenis ini memliki kemampuan untuk peperangan anti Udara, permukaan laut dan bawah permukaan dalam peperangan laut menghadapi lawan kapal perang musuh.
Dalam beberapa kegiatan latihan tingkat tiga maupun latihan terpadu dengan melaksnakan manuver lapangan yang digelar Komando Armada RI kawasan Barat , berapa jenis senjata di KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376 telah di uji cobakan dalam rangka meningkatkan kemampuan secara profesionalisme para pengawak KRI dalam melaksnakan perintah Komando secara Taktis dalam pelaksanakan penembakan beberapa senjata yang dimiliki.
Untuk mempertahankan kesiapan dan lamanya daur operasi kapal perang, secara periodik KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376, telah dilaksanakan perbaikan secara menyeluruh dan docking pada kurun waktu yang telah terjadwal di galangan Kapal Industri dalam negeri. Hal tersebut dilaksanakan untuk mempertahankan kecepatan maksimum dalam berlayar dan kemampuan secara tehnis senjata kapal dalam rangka mendukung tugas pokok Koarmabar dalam penegakkan kedaulatan dan hukum di peraian Yuridiksi kawasan Barat Indonesia.
Dalam pengabdian KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376 dalam memperkuat TNI AL, beberapa komandan KRI saat ini mencapai pada puncak kariernya menjadi Perwira Tinggi TNI AL yang menjabat pada jabatan-jabatan strategis di TNI dan TNI AL. Koarmabar.tnial.mil.id

Fey Lazuardi / JKGR.