Video Player
Pemasangan CIWS 730 dan Sewaco
Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Sultan Thaha Syaifuddin (STS-376)
salah satu KRI jajaran Satuan Kapal Eskorta Komando Armada RI Kawasan
Barat (Satkor Koarmabar) secara resmi mulai melaksanakan pengerjaan
pemasangan (Retrofit) meriam 30 mm 7 barrels berikut peralatan Sensor
Weapon Command (Sewaco) baru dari Cina, bertempat di PT PAL, Surabaya,
Selasa (22/7/2014).
Guna kelancaran pengerjaan pemasangan Meriam 30 MM 7 barrels,
Komandan KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376, Letkol Laut (P) Ario Sasongko,
S.E., M.P.M., melaksanakan acara berbuka puasa bersama sekaligus
pengajian dan pemotongan tumpeng, di Lounge Room Bintara KRI Sultan
Thaha Syaifuddin-376. Sementara itu, saat acara potong tumpeng, Komandan
KRI STS-376 secara simbolis menyerahkan potongan tumpeng kepada Tamtama
termuda. Turut hadir dalam acara tersebut, Pjs Komandan KRI STS, Mayor
Laut (P) Toni Soemarno, S.E., KKM Mayor Laut (T) M. Irwan Ridhwan,
Palaksa Kapten Laut (P) Denny Firdian, beserta seluruh Perwira, Bintara
dan Tamtama KRI STS-376.
Dalam kesempatan tersebut, Komandan KRI STS-376 yang merupakan
alumnus Armed Forces of Philippines Command and General Staff College
ini memberikan penekanan, di antaranya yaitu untuk selalu memohon
petunjuk dan bimbingan dari Allah SWT di dalam setiap langkah dan
tindakan, serta tetap meningkatkan kewaspadaan dan purba jaga di dalam
pelaksanaan pemasangan meriam baru ini, memahami dan melaksanakan tugas
secara profesional, proporsional dan penuh tanggung jawab, jangan sampai
lengah serta senantiasa melaksanakan pengecekan ulang terhadap seluruh
ruangan-ruangan guna mengantisipasi bahaya kebakaran maupun kebocoran.
Berkaitan dengan hal tersebut, diharapkan seluruh rangkaian kegiatan
pemasangan meriam baru ini dapat dikerjakan dengan sebaik-baiknya.
Dengan demikian, seluruh ilmu pengetahuan yang telah diperoleh personel
KRI STS-376 selama menjalani training di China baru-baru ini dapat
diaplikasikan di dalam mengoperasikan maupun merawat semua alutsista
yang dipasang meriam dan peralatan sensor jenis tersebut.
Selanjutnya, Komandan KRI STS-376 menambahkan bahwa dengan adanya
pemasangan meriam dan peralatan sensor yang baru ini, akan meningkatkan
kemampuan tempur KRI STS-376 sebagai salah satu unsur KRI di jajaran
Satkor Koarmabar.
Perjalanan KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376
Komando Armada RI Kawasan Barat saat ini diperkuat sejumlah kapal perang
jenis perusak kawal tipe parchim lebih dari 7 KRI termasuk
diantaranya KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376 yang sehari-hari dibawah
pembinaan satuan Kapal Eskorta Komando Armada RI Kawasan Barat (Satkor
Koarmabar) dengan Komandan Satuan Kolonel Laut (P) Nur Singgih
Prihartono.
Kapal perang dengan pangkalan di dermaga TNI AL Pondok Dayung Jakarta
tersebut, merupakan salah satu dari sejumlah kapal perang yang
memperkuat Koarmabar dalam rangka menegakkan kedaulatan dan hukum di
perairan kawasan barat mulai dari Sabang sampai dengan Selat
Malaka, Selat Singapura, perairan Natuna, Pantai Barat Sumatra, Selat
sunda sampai dengan perairan Laut Jawa dengan batas wilayah peraian di
perbatasan Jawa barat dengan Jawa tengah.
Kapal perang KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376 tersebut dibuat di
galangan kapal Veb Penne Werft Gmb Wolgast jerman Timur pada tahun 1982
dengan nama aslinya Bad Doberan-222, setelah dibeli pemerintah
Indonesia, tahun 1993 kapal perang tersebut diresmikan dengan Nama
KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376 dan selanjutnya dioperasikan oleh
Komando Armada Kawasan Barat.
Nama Kapal perang yang diambilkan dari nama seorang raja yang pernah
dinobatkan menjadi raja Jambi pada tahun 1885 – 1905 tersebut, telah
terlibat dalam berbagai penugasan operasi dan latihan yang digelar TNI
AL dan TNI serta pernah dilibatkan sebagai duta bangsa ke beberapa
negara tetangga dalam rangka latihan bersama dan patroli terkoordinasi
keamanan laut.
Latihan bersama dengan negara tetangga yang pernah diikuti
diantaranya pada tahun 95-an, KRI ini pernah dilibatkan dalam latihan
bersama TNI AL dengan kapal perang Malaysia dengan nama Latma
Malindo. Kapal perang tersebut bersama dengan unsur-unsur kapal perang
TNI AL lainnya tergabung dalam Satuan Tugas melaksanakan muhibah dan
merapat di dermaga Angkatan Laut Penang Malaysia.
Demikian pula terlibat dalam kegiatan operasi bersama dengan negara
tetangga diantaranya operasi keamanan laut yang digelar setelah tahun
2006 sampai saat ini meliputi Operasi diperbatasan Indonesia dengan
Malaysia dengan nama Operasi Malsindo 2006, Operasi keamanan laut di
perairan Sabang dan sekitarnya bersama kapal perang India di wilayah
perbatasan masing-masing negara dengan nama Operasi Indindo pada akhir
tahun 2012 dan operasi MSSP di perairan Selat Malaka bersama dengan
kapal perang Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM). Sedangkan dalam
kegiatan latihan bersama pernah terlibat dalam latihan bersama dengan
nama Sea Eagle dengan kapal perang Republik Singapura Navy ( RSN ).
Sedangkan untuk kegiatan operasi kemanan laut yang digelar Komando
Armada RI kawasan Barat bersama sama dengan unsur –unsur KRI sejenis
maupun bersama jenis lainnya, KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376 pernah
dilibatkan dalam operasi yang saat itu dikenal dengan Operasi pengamanan
Alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) 1, Operasi Wilayah Barat, Operasi
Trisila, Operasi Gurita dan berbagai operasi lainnya yang digelar
Komando pelaksana Operasi Gugus Tempur Laut Komando Armada RI Kawasan
Barat dan Gugus Keamanan laut Komando Armada RI Kawasan Barat.
Operasi tersebut saat ini antara lain dikenal dengan nama Operasi
Arung Pari/13, Operasi Taring Pari/13 dan Operasi Alur Pari/13 .
Sedangkan Operasi Rakata Jaya dalam rangka pengamanan di Selat Sunda dan
peraian Teluk Jakarta dengan komando pengendali langsung oleh Koarmabar
Kapal perang dengan spesifikasi panjang 75,04 m dan lebar 8.95 m
mampu berlayar dengan kecepatan masimum 24 knot dan kecepatan ekonomis
sampai dengan 10,4 knot. Kapal tersebut dilengkapi dengan pusat
informasi temput, peralatan navigasi dan radar yang modern guna
mendukung kegiatan operasi dan latihan di laut.
Kapal perang dengan kemampuan operasi di laut 4 sampai dengan 5
hari tersebut dipersenjatai dengan Meriam Kaliber 57 mm, 30 mm dan 20 mm
. selain itu RBU 6000 strela AL -1 , Bom laut dan torpedo. Kapal
perang jenis ini memliki kemampuan untuk peperangan anti Udara,
permukaan laut dan bawah permukaan dalam peperangan laut menghadapi
lawan kapal perang musuh.
Dalam beberapa kegiatan latihan tingkat tiga maupun latihan terpadu
dengan melaksnakan manuver lapangan yang digelar Komando Armada RI
kawasan Barat , berapa jenis senjata di KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376
telah di uji cobakan dalam rangka meningkatkan kemampuan secara
profesionalisme para pengawak KRI dalam melaksnakan perintah Komando
secara Taktis dalam pelaksanakan penembakan beberapa senjata yang
dimiliki.
Untuk mempertahankan kesiapan dan lamanya daur operasi kapal perang,
secara periodik KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376, telah dilaksanakan
perbaikan secara menyeluruh dan docking pada kurun waktu yang telah
terjadwal di galangan Kapal Industri dalam negeri. Hal tersebut
dilaksanakan untuk mempertahankan kecepatan maksimum dalam berlayar dan
kemampuan secara tehnis senjata kapal dalam rangka mendukung tugas
pokok Koarmabar dalam penegakkan kedaulatan dan hukum di peraian
Yuridiksi kawasan Barat Indonesia.
Dalam pengabdian KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376 dalam memperkuat
TNI AL, beberapa komandan KRI saat ini mencapai pada puncak kariernya
menjadi Perwira Tinggi TNI AL yang menjabat pada jabatan-jabatan
strategis di TNI dan TNI AL. Koarmabar.tnial.mil.id