Bersamaan dengan kedatangan ranpur AMX-10 PAC 90 yang merupakan amphibious fire support vehicle,
Korps Marinir TNI AL juga ikut kedatangan ranpur APC (armoured
personnel carrier) generasi baru, yakni AMX-10P Marines. Baik AMX-10 PAC
90 90 dan AMX-10P Marines diproduksi oleh Nexter Systems (d/h GIAT
Industries). Di tahun 1981, Korps Marinir mendapat 34 unit tank AMX-10P
Marines dan 10 unit tank AMX-10 PAC 90.
Bila AMX-10 PAC 90 digadang untuk menggantikan peran tank eks Uni
Soviet, PT-76M, maka AMX-10P Marines aslinya digadang untuk meggantikan
pansam (panser amfibi) BTR-50P yang sudah paruh baya. Tapi karena
persoalan teknis yang menghadang, seperti performa berenang di laut yang
dipandang kurang optimal, plus ranpur mudah terbalik, maka bersama
AMX-10 PAC 90, APC AMX-10P Marines urung diandalkan oleh kavaleri Korps
Baret Ungu. Sebagai gantinya, Marinir TNI AL justru melakukan upgrade
dan retrofit pada tank PT-76 dan BTR-50, dan kini mempercayakan lebih
dalam pada ranpur baru besutan Rusia, IFV (Infantry Fighting Vehicle) BMP-3F.
AMX-10P Marines dibangun dari rancang bangun AMX-10P, dimana AMX-10P
mulai dikembangkan pada tahun 1965 untuk menggantikan peran AMX-13 VCI
(APC) yang juga populer digunakan kavaleri TNI AD sejak era Trikora.
AMX-10P meski basisnya adalah APC, namun juga dikembangkan dalam beragam
varian, termasuk dibangun dalam platform peluncur rudal anti tank,
ambulance, komando, dan versi kanon 20 mm. Untuk yang model terakhir,
menjadikan AMX-10P layak disebut sebagai ranpur berkualifikasi IFV.
Debut perdana AMX-10P diluncurkan pada tahun 1973, dan sampai saat ini
sudah kenyang digunakan dalam beberapa laga pertempuran, seperti pada
Perang Teluk dan Perang di Bosnia, dimana Perancis menggunakan AMX-10P
kanon 20 mm di bawah mandat pasukan perdamaian PBB.
Nah, kemudian cerita berlanjut, untuk memenuhi kebutuhan marinir,
GIAT kemudian merilis varian AMX-10P Marines. Sesuai label “Marines,”
AMX-10P yang aslinya sudah punya kemampuan amfibi, kini ditingkatkan
lagi kemampuannya dalam AMX-10P Marines, tank ini oleh pembuatnya
dirancang untuk mampu berenang di laut dalam hingga kecepatan maksimum
10 km per jam. Kemampuan tersebut bisa dilakukan berkat adopsi dua
waterjet pada bagian belakang. Sebagai informasi, AMX-10P standarnya
memang bisa mengarungi air dengan bantuan pergerakan roda rantai.
Sekilas polanya mirip dengan APC kondang asal AS, M113 A1 yang juga baru
digunakan TNI AD. Karena hanya mengandalkan pergerakan roda rantai,
kecepatan AMX-10P di air hanya 2 km per jam.
Dari sekitar 1.800 AMX-10P yang diproduksi, varian AMX-10P Marines
tidak terlalu laris di pasaran, negara pengguna AMX-10P Marines hanya
Indonesia dan Singapura yang membeli 44 unit. AMX-10P Marines dipasarkan
dalam tiga tipe, yakni tipe PAC 90 (kanon 90 mm), tipe IFV kanon 25 mm,
dan tipe APC dengan SMB (Senapan Mesin Berat) 12,7 mm. Menurut
informasi dari army-guide.com, Indonesia saat ini mempunya dua tipe,
yakni AMX-10 PAC 90 dan AMX-10P Marines dengan SMB 12,7 mm. Untuk varian
SMB 12,7 mm, model senapan mesin menggunakan platform coaxial pada
kubah TLI 127 yang dioperasikan seorang gunner, senjata ini ditempatkan
pada bagian belakang.
Untuk perlindungan, material lapis baja pada tank ini punya ketebalan
14,5 mm. Lebih dari itu, AMX-10P Marines dengan tiga awak plus delapan
personel bersenjata lengkap dibekali fasilitas proteksi dari bahaya
nubika (Nuklir Biologi dan Kimia).
GIAT Tawarkan Upgrade ke Indonesia
Tak digunakannya AMX-10 dalam jajaran operasional Marinir, tentu membuat gusar pihak pabrikan, apalagi jika diketahui alasannya karena problem teknis. Menyikapi kebutuhan yang ada, pada tahun 1996, GIAT menawarkan paket upgrade AMX-10 untuk Indonesia dan Singapura.
Tak digunakannya AMX-10 dalam jajaran operasional Marinir, tentu membuat gusar pihak pabrikan, apalagi jika diketahui alasannya karena problem teknis. Menyikapi kebutuhan yang ada, pada tahun 1996, GIAT menawarkan paket upgrade AMX-10 untuk Indonesia dan Singapura.
Paket upgrade yang ditawarkan mencakup anti-corrosion treatment
of the hull and various accessories, installation of a Baudouin 6 F11
SRX diesel engine developing 300hp to increase mobility on land and in
water, larger diameter (305mm) water jets to increase maximum water
speed, an emergency pneumatic engine starter, watertight engine air
intakes and outlets to ensure chassis integrity in water dan water/water exchanger, enabling cooling of the powerpack during amphibious operations.
Namun, tidak di dapatkan informasi lebih lanjut, apakah varian AMX-10
yang digunakan Marinir sudah mendapatkan paket upgrade atau belum. (Haryo Adjie)
Spesifikasi AMX-10P Marines Indomil.