Kamis, 04 Juni 2015

Tank Leopard RI Bergerak ke Sumatera

  Tank Leopard Indonesia
Tank Leopard Indonesia di Lampung (@Lampung Online)

Konvoi kendaraan tempur TNI jenis tank milik TNI Angkatan Darat (TNI AD) dari Jakarta memasuki Provinsi Lampung, dengan melintasi Jalan Soekarno Hatta, By Pass, menggunakan penyeberangan dari Pelabuhan Bakauheni menuju Omiba Puslatpur Martapura, OKU Sumatera Selatan.Senin (1/6/2015) sekira pukul 11.15.
“Kendaraan tempur tersebut terdiri dari empat Leopard dan tiga Scorpion dengan berat masing masing berkisar 60 ton,” jelas Kolonel (Kav) Zulkifli Dirbinlat Mabes Angkatan Darat, yang mengawal perjalanan tersebut.
Ditanbahkan Kepala Penerangan Korem (Kapenrem) 043/Gatam, Lampung, Mayor (Inf) Prabowo, sejumlah kendaraan tempur tersebut akan menuju OMIBA Puslatpur di Martapura, Sumatera Selatan, untuk melaksanaan latihan antar kecabangan yang dihadiri Panglima TNI Jenderal Moeldoko pada 15 Juni 2015 yang akan datang.

LampungOnline

Ini kehebatan Boeing CH-47 Chinook incaran Kemhan

Ini kehebatan Boeing CH-47 Chinook incaran Kemhan
Boeing CH-47 Chinook. ©istimewa

Indonesia kembali berencana menambah Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista), salah satu produk yang diincar adalah Chinook. Heli transportasi serba bisa ini diharapkan tak hanya berfungsi membawa prajurit ke medan tempur, tapi juga tanggap bencana.

"Ancaman kita yang pertama bencana alam, bencana alam angkatnya kok pake sekop. Berikutnya kalau mau kirim pasukan ke PBB pake kapal. Kasihan," jelas Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di Gedung Kementerian Pertahanan, Jakpus, Rabu (3/6).

Rencana membeli Chinook ini bukan yang pertama kali terjadi. Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Pramono Edhi Wibowo juga sempat ingin membelinya. Namun sayang, rencana itu dibatalkan lantaran pemerintah memutuskan menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi.

Lalu, seperti apa sih ketangguhan Chinook yang membuat Indonesia kepincut?
CH-48 atau lebih dikenal dengan nama Chinook, merupakan produk helikopter buatan perusahaan penerbangan asal AS, Boeing. Heli ini pertama kali diperkenalkan pada dunia pada 1962 dan masih terus dibuat sampai kini. Selain AS, sudah ada 22 negara yang menggunakannya.

Bobot tubuhnya yang besar, ditambah 2 unit mesin Lycoming T55-GA-712 turboshaft serta dua buah rotor di atasnya, Chinook banyak dipakai sebagai alat transportasi berat. Meski besar dan panjang, namun heli ini memiliki kecepatan 170 knot, atay 315 km per jam.

Nama Chinook sendiri diambil dari sebuah suku Indian di barat laut Pasifik, Chinookan. Dalam perkembangannya, heli ini sudah memiliki belasan varian, baik untuk penggunaan dalam negeri maupun ekspor.

Bicara soal pengalaman tempur, heli ini sudah menjalani banyak medan pertempuran, salah satunya Perang Vietnam sejak 1965. Kemudian sempat dipakai AD Inggris saat merebut kembali Kepulauan Falkland dari Argentina.
Heli ini mampu menjalani penerbangan hingga 161.000 jam terbang, membawa jutaan penumpang dan mengangkut lebih dari 1,3 juta ton peralatan. Heli ini dapat digunakan untuk memindahkan tank, pesawat tempur dan alutsista berat lainnya hanya dengan menggunakan seutas tali.

Sekali terbang, heli ini bisa membawa 55 personel pasukan ke jantung pertahanan lawan dengan cepat.

Terdapat 3 pintle senapan mesin menengah pada heli ini, 1 terletak pada loading ramp dan 2 di sisi kanan dan kiri jendela. Senapan yang bisa dipakai umumnya 7,62 mm M240 atau FN MAG. Harga satu unit heli ini mencapai USD 38,55 juta, atau berkisar Rp 510,71 miliar.

Menhan: Beli Chinook Emang Mahal Tapi Nyawa Lebih Mahal

Menhan: Beli Chinook Emang Mahal Tapi Nyawa Lebih Mahal Ilustrasi Helikopter Chinook (Foto: Getty Image)
 
Menteri Pertahanan Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu mengungkapkan keinginannya untuk membeli helikopter Chinook untuk memperkuat alutsista. Meski Chinook mahal namun helikopter ini memiliki kemampuan besar.

"Beli Chinook mahal emang, tapi nyawa orang lebih mahal," ucap Ryamizard di Kemhan Jl Medan Merdeka Barat, Rabu (3/6/2015).

Menurutnya Indonesia membutuhkan penambahan alutsista canggih untuk meningkatkan pengamanan. Seperti misalnya pesawat Chinook yang bisa mengangkut beban berat.

"Kita bisa bawa pakai Chinook bisa angkat tuh berat. Kalau pesawat besar kalau kita kirim pasukan PBB, kalau selama ini pakai kapal kasihan. Jadi bisa sekali jalan, murah meriah senang prajurit," ucapnya.

Helikopter Chinook buatan Amerika bermesin ganda, tandem rotor dan heavy-lif. Bisa terbang dengan kecepatan tertinggi 170 knot dam mampu membawa beban yang berat. Chinook juga bisa mengangkut tentara dalam jumlah banyak.

Sehingga menurut Ryamizard jika ada kejadian bencana besar di daerah yang sulit dijangkau maka dengan Chinook bantuan yang berat dan alat-alat berat lainnya bisa diangkut dengan cepat. Harga helikopter Chinook ini ditaksir mencapai US$ 30 juta.

"Harusnya ada alat berat, diangkut pakai pesawatlah. Saya mau beli (Chinook)," katanya.
 

KRI Usman Harun-KRI Hasanuddin tiba di Thailand

KRI Usman Harun-KRI Hasanuddin tiba di Thailand
ilustrasi--KRI Sultan Hasanuddin-366. (ANTARA FOTO/Joko Sulistyo)
 
Dua kapal perang dari jajaran Satkoarmatim yakni KRI Usman Harun-356 dan KRI Sultan Hasanuddin-366 tiba di Pelabuhan Sattahip, Thailand, untuk melaksanakan latihan bersama "Sea Garuda 18 AB-15".

Kadispen Armatim Letkol Laut (KH) Maman Sulaeman dalam keterangan kepada Antara di Surabaya, Rabu, melaporkan kedua kapal perang jenis Multi Role Light Fregate (MLRF) dan Sigma itu tiba di "Negeri Gajah Putih" pada Senin (1/6), setelah menempuh perjalanan sejauh 1.699 NM selama 11 hari dengan melintasi Laut Jawa, Laut Natuna, dan Laut China Selatan.

"Kedua kapal terbaru yang dimiliki TNI Angkatan Laut itu sebelumnya sempat sandar di beberapa Pangkalan Aju untuk pengisian bahan bakar, air tawar, pengecekan dan pemantapan kondisi teknis," katanya.

Kedatangan KRI Usman Harun-356 yang dikomandani Kolonel Laut (P) Didong Rio Duta ST MAP dan KRI Sultan Hasanuddin-366 yang dikomandani Letkol laut (P) Endra Hartono itu disambut oleh Capt Paisam Meesri, Chief of Staff Fregate Skuadron I Royal Thai Navy (RTN), mewakili Panglima Armada RTN.

Dalam acara penyambutan itu, hadir pula Kolonel Zeni Edy Lumintang dan Kolonel Laut (P) Adrian Syah Atase Pertahanan RI di Thailand.

Penyambutan kedatangan dua KRI itu ditandai dengan pengalungan bunga kepada kedua Komandan KRI oleh Capt Paisam Meesri diiringi dengan pementasan tarian tradisional Ramthai, yang merupakan tarian selamat datang.

"Dalam latihan bersama itu, TNI Angkatan Laut melibatkan KRI Usman Harun-356, KRI Sultan Hasanuddin-366, Pesawat Udara CN-235 dengan Lima orang observer dari Marinir dan satu Helly jenis BO-105, NV 412 Ron 400," kata Komandan KRI Usman Harun-356 Kolonel Laut (P) Didong Rio Duta selaku Komandan Satgas Latma Sea Garuda 18 AB-15.

Puncak Latma Sea Garuda 18 AB-15 akan digelar di Perairan Teluk Thailand selama sembilan hari mulai 1 Juni 2015 untuk tahapan Sea phase, sedangkan Harbour Phase dilaksanakan di Chuk Samet Port Sattahip & U-Tapao Naval Air Base,Thailand.

Sementara itu, jajaran TNI AD di Surabaya, Lamongan, dan Madiun melaksanakan latihan beladiri khas Angkatan Darat yakni Yong Moo Do.

Yong Moo Do merupakan aliran beladiri asal Korea yang menjadi beladiri wajib di kalangan TNI AD dan rencananya akan tampil di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016. 
 

Bandara Halim jadi Prioritas Penerbangan Sipil, Mantan KSAU: Bubarin Saja TNI AU

Foto Udara Bandara Halim Perdana Kusuma (ist)
Foto Udara Bandara Halim Perdana Kusuma (ist)

Mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal (Pur) Chappy Hakim, menentang keras penggunaan bandara Halim Perdana Kusuma diprioritaskan untuk penerbangan sipil.
“HLM lebih diprioritaskan utk penerbangan komersial. PANGLIMA TNI nggak usah kasih kesempatan dari AU….mending bubarin aja sekalian!” tegas Chappy Hakim melalui akun Twitter ‏@chappyhakim.
Dalam sebuah diskusi bertajuk, ” Tinjauan Industri Penerbangan di Indonesia Tahun 2012 dan Outlook Tahun Politik Indonesia 2014,” di Jakarta, Kamis (19/12), Chappy menyatakan bahwa memindahkan tumpahan rute dan penumpang dari Bandara Soetta ke Bandara Halim adalah keputusan sepihak.
Chappy mengingatkan, di Halim ada otoritas keamanan yang bertanggung jawab, karena Halim juga menjadi salah satu pangkalan udara. Mestinya mereka diajak bicara.
Menurut catatan Chappy, soal Bandara Halim, setidaknya ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Halim, bukan bandara yang didesain untuk comercial airplane atau penerbangan komersil. Di Halim pula, ada beberapa beberapa special air mission. Halim juga menjadi bandara dari pergerakan kepala negara dan tamu negara. Keberadaannya sebagai sebuah pangkalan, menjadikan Halim sebagai base dari pesawat-pesawat tempur berteknologi tinggi.
“Masih ingat tentang operasi Woyla, pasukan berangkat dari Halim. Jadi Halim menjadi bandara top operation. Tak hanya itu, Halim juga berfungsi sebagai discaster base. Dan, apabila terjadi chaos nasional, Halim adalah pusat pergerakan,” tegas Chappy.

Selasa, 02 Juni 2015

Danrem Lilawangsa minta Din Minimi serahkan diri

Danrem Lilawangsa minta Din Minimi serahkan diri
Anggota Polda Aceh memperlihatkan barang bukti kejahatan berupa senjata api laras panjang, amunisi dan sejumlah barang bukti lainnya milik kelompok kriminal bersenjata Din Minimi saat gelar perkara di Mapolda Aceh, Banda Aceh, Rabu (27/5/15). Barang bukti itu antara lain berupa senjata AK56, senjata SS1 V3, senjata GLM, granat manggis, amunisi GLM, 1.577 butir amunisi M16 dan AK56 serta beberapa buah rompi militer dan baju loreng yang berhasil diamankan pasca penggerebeken kelompok kriminal bersenjata Din Mini pada Selasa (26/5/15) di kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, Aceh. (ANTARA FOTO/Ampelsa)
 
Komandan Korem 011 Lilawangsa Kolonel A Daniel Chardin meminta Nurdin Ismail alias Din Minimi, pimpinan kelompok bersenjata yang dicari selama ini untuk tidak hanya memikirkan nasib korban konflik semata, tapi juga keluarganya yang kondisi ekonominya memprihatinkan.

"Din Minimi jangan hanya memikirkan kepentingan orang lain, keluarga juga harus dipikirkan," kata Danrem saat berkunjung ke rumah orang tua Din Minimi di Desa Ladang Baroe, Kecamatan Julok, Kabupaten Aceh Timur, Senin.

Daniel Chardin sangat menyayangkan bila di bulan suci Ramadhan nanti, Din Minimi tidak bisa berkumpul bersama keluarganya.

Untuk itu, Danrem menyarankan agar Din Minimi dan kelompoknya menyerahkan diri ke Korem 011 Lilawangsa atau aparat penegak hukum lainnya.

Dalam kunjungan itu, Danrem didampinggi Kapala Penerangan Korem 011 Lilawangsa Mayor Inf Nasrun Nasution, Danramil 10 Julok Kapten Inf M Kaoy, Kapolsek Julok AKP Normansyah dan Ketua LSM Aceh Foundation Abdul Hadi Abidin.

Danrem juga menyerahkan bantuan sembako kepada kekuarga Din Minimi berupa 5 karung beras, indomie 5 kardus, 10 kg gula pasir dan sejumlah uang tunai.

Bantuan dimaksud merupakan bentuk kepedulian Danrem kepada orang tua, istri dan anak Din Minimi menjelang bulan puasa.

Sementara, kediaman Din Minimi di Desa Ladang Baroe tampak dijaga ketat aparat keamanaan dari Koramil setempat.
 

Rudal Exocet KRI Bung Tomo, Gagal Tembak Target

 
KRI Bung Tomo tembakkan Exocet Block 2 (Antara)
KRI Bung Tomo tembakkan Exocet Block 2 (Antara)

KSAL TNI AL Laksamana Ade Supandi menyatakan hasil uji coba rudal exocet dari kapal perang KRI Bung Tomo  gagal. Hal ini diberikan pada hasil penilaian uji tembak tersebut, maka keputusan sementara seluruh rudal exocet TNI AL akan diteliti lebih lanjut.
Pada uji coba tersebut sesungguhnya rudal telah meleset dari jalur tembak. rudal berhasil terbang untuk beberapa detik, namun meluncur tajam dan menungkik ke arah dalam laut.sementara sasaran utamanya adalah KRI Kupang yang berjarak 30km.
Rudal hanya stabil dalam beberapa detik saat lepas landas, rudal sempat stabil dan berjalan sesuai prosedur program, namun pada saat terbang rendah 15 meter di atas permukaan laut, rudal menungkik tajam dan tengelam.
Hal ini mengingatkan kita pada uji coba tembak rudal yakhont pertama yang juga gagal dan hilang dalam lautan,
Ecoxet merupakan rudal buatan prancis yanhg terkenal dalam perang Malvinas.

by: Telik Sandi JKGR.