Rabu, 18 Februari 2015

TNI Turun Tangan Jika Polri dan KPK Ganggu Keamanan

Saat ini, ia dan TNI tidak akan mau melibatkan diri

TNI Turun Tangan Jika Polri dan KPK Ganggu Keamanan
Anggota Pasukan Khusus TNI AU saat menghadiri upacara pembukaan Latihan Gabungan Gultor TNI Tri Matra IX 2014 di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (1/12/2014). Foto: VIVAnews/Ikhwan Yanuar (VIVAnews/Ikhwan Yanuar)

Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko akan turun tangan jika konflik yang terjadi di Kepolisian dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah mulai dalam tahap yang genting.

Menurut Moeldoko, TNI tidak akan tinggal diam jika sampai konflik Polri dan KPK mulai memasuki tahap yang mengkhawatirkan dan berpotensi mengganggu keamanan nasional.

"Kalau sudah high intensive dan mengganggu kemanan nasional baru kita turun," kata Moeldoko, seusai memimpin suatu acara di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu 18 Februari 2015.

Moeldoko menyatakan, saat ini, ia dan TNI tidak akan mau melibatkan diri dan terlibat dalam masalah itu.

"TNI tidak mau melibatkan diri dan terlibat dalam masalah yang belum masuk domain TNI. Masalah hukum silakan ditangani (penegak hukum)," kata Moeldoko.

Moeldoko menilai, permasalahan politik dan hukum yang terjadi di Indonesia selama ini masih wajar. Ia menganggap bahwa hal tersebut adalah produk dari sebuah negara yang menganut paham demokrasi.

"Kita kan negara yang demokrasi, hal-hal itu masih wajar. Pergerakan dalam konteks politik dan hukum masih wajar," ujarnya.
 

Muncul meme dukungan Panglima TNI merangkap Ketua KPK

Panglima TNI jadi ketua KPK. ©facebook.com
Polisi telah menetapkan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad sebagai tersangka kasus dokumen palsu. Beberapa waktu sebelumnya, polisi lebih dulu menetapkan Bambang Widjojanto sebagai tersangka dalam kasus dugaan mengarahkan orang untuk bersaksi palsu.
Sejumlah masyarakat khawatir dengan situasi ini. Apalagi sesuai undang-undang, jika jadi tersangka, Ketua KPK wajib mundur.
Maka muncul meme lucu soal alternatif calon ketua KPK. Dia adalah Panglima TNI Jenderal Moeldoko. Selasa (17/2) meme ini beredar di sosial media. Isinya “Dukung Panglima TNI merangkap Ketua KPK”
Walau secara undang-undang hal ini tak memungkinkan, tapi rupanya warga menanggapinya dengan cukup senang.
“Kalau Ketua KPK dari TNI, lihat saja apa masih bisa macem-macem yang sebelah,” tulis seorang netizen.
“Hahaha… ada-ada saja. Beda lah hukum pidana dengan hukum militer,” komentar netizen yang lain. 

(Merdeka)

TNI AL masukkan kapal buru ranjau dalam anggaran belanja

KRI Pulau Rangsang-727 berlayar di Selat Malaka, Selasa (10/2). Kapal buatan Jerman dari kelas Kondor itu dioperasikan oleh Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) TNI AL yang memiliki tugas khusus yakni menyapu ranjau laut. (ANTARA FOTO/Joko Sulistyo)
Kapal buru ranjau kita dari generasi ’80-an, sudah 30 tahunan
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Ade Supandi, menyatakan revisi anggaran TNI AL untuk 2015 ini telah dilakukan yang digunakan untuk modernisasi sistem kesenjataan, di antaranya membeli kapal buru ranjau baru. 

Sekitar tambahan Rp4 triliun anggaran negara tersedia untuk TNI AL seusai APBN-P 2015 diberlakukan.

"Kapal buru ranjau kita dari generasi ’80-an, sudah 30 tahunan makanya kami perbarui dengan dua unit yang baru," katanya di Markas Komando Pusat PM TNI AL, Jakarta, Selasa. 

Secara umum, katanya, tidak ada revisi besar-besaran atas program kerja dan pengadaan peralatan perang pada 2015 ini.

"Patokannya adalah MEF. Tindak lanjut beberapa terkait pengadaan sejumlah alutsista, baik itu KRI, pesawat udara, dan kendaraan di satuan pangkalan," kata Supandi.

Termasuk juga pada aspek pembayaran, semisal pembuatan kapal perang TNI AL di Belanda, kapal selam, kapal hidrografi dari Prancis, kapal layar tiang tinggi pengganti KRI Dewaruci dari Spanyol, dan sebagainya. 

Khusus untuk kapal patroli pesisir trimaran dari galangan kapal Lundin, Banyuwangi, Jawa Timur, ia menyatakan, "pengganti yang tempo hari itu sedang dibangun, mungkin satu setengah tahun lagi selesai."
 

Selasa, 17 Februari 2015

UF-2 Albatross: Generasi Kedua Pesawat Intai Amfibi TNI AU

2
TNI AU dan Kemhan saat ini mungkin tengah mempertingkan pengadaan pesawat intai amfibi, pasalnya belum lama berselang, pihak Rusia menawarkan Beriev Be-200 Altair. Sementara dari pihak Jepang mulai bersiap menawarkan pesawat amfibi turbo propeller US-2. Semua menyusul gaung poros maritim yang dicanangkan pemerintahan Jokowi saat ini. Memang idealnya bangsa maritim sebesar Indonesia harus mempunya pesawat dengan peran strategis, seperti pada kedua pesawat diatas.
Flash back ke masa lalu, justru Indonesia pernah menjadi yang terdepan dalam pengoperasian pesawat amfibi di belahan Asia Selatan. Publik masih ingat, saat di tahun 50-an TNI AU (d/h AURI) pernah mengggunakan PBY-5A Catalina yang legendaris. Berlanjut kemudian, TNI AU dan TNI AL (d/h ALRI) juga mengoperasikan pesawat amfibi besutan Grumman, UF-2 Albatross.
Yang terakhit disebut, Albatross punya kesan tersendiri di Tanah Air, sebab pesawat ini memang lebih baru dari Catalina, dirancang dan meluncur pasca Perang Dunia Kedua. Meski sudah pensiun dari kedinasan TNI, Albatross masih dioperasikan TNI AU hingga tahun 1982. Salah satu Albatross dapat dilihat saat ini sebagai koleksi museum Dirgantara di Yogyakarta. Albatross sesuai perannya, tak hanya digunakan untuk misi intai maritim dan SAR, pesawat dengan radian engine ini juga laris manis dipakai kalangan sipil, baik untuk transportasi dan kepentingan wisata. Debutnya terakhir muncul saat tampil dalam film Expendables (2010). Dalam sekuel film action Hollywood tersebut, Albatross yang dipiloti Sylvester Stallone berhasil menggilas kawanan pasukan musuh di darat. Aktor Jason Statham disini tampil memukau dengan berdiri di depan kokpit sembari melepaskan tembakan. Pesawat disamarkan sebagai milik NGO Global Wildlife Conservancy.
Albatross tampil dalam film Expendables.
Albatross tampil dalam film Expendables.
Aksi John Statham di muka kokpit Albatross.
Aksi John Statham di muka kokpit Albatross.
02Albatross-01
Dirunut dari sejarahnya, varian Albatross pertama meluncur pada 24 Oktober 1947, produksinya dimulai pada periode 1949 hingga 1961, dengan total produksi 466 unit. Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina, menjadi deretan negara di Asia Tenggara yang pernah mengoperasikan Albatross. Albatross HU-16 (HU-16A untuk versi Indonesia) merupakan salah satu pesawat amfibi yang pernah digunakan AURI pada akhir tahun 50-an sampai awal 80-an. Varian ini lebih populer dengan identitas UF-1.
Menurut catatan sejarah, pada tahun 1957, Skadron Udara 5 Intai Maritim yang bermarkas di Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur mendapat tiga buah pesawat HU-16 Albatros dari pabrik Grumman USA dan dua buah pesawat Grumman Goose dari sebuah perusahaan minyak Inggris. Kemudian, pada tahun 1976, ada tambahan 4 unit UF-2 Albatross (HU-16D) untuk Skadron 5. UF-2 punya sayap yang lebih panjang. Skadron yang berada dibawah jajaran Wing udara 5 ini menggunakan Albatross sampai tahun 1982, dimana mereka menggantinya dengan Boeing 737-200 Surveillance dan C-130H MPA Hercules maritim Patrol.
grumman-uf2Grumman_Albatross_N44RD_Coc
Sementara TNI AL lewat Puspenerbal juga ikut mengoperasikan Albatross, pada 1 September 1960 datang dua unit UF-1 Albatross di Lanud Angkatan Laut Morokrembangan. Pesawat ini masuk dalam kekuatan Skadron 600, yakni sebagai pesawat angkut utilty, patroli, dan foto udara. Pesawat ini juga aktif dalam mendukung operasi Trikora.
Albatross memiliki kecepatan maksimal mencapai 380 km per jam. Grumman Albatross diperkuat 2× Wright R-1820-76 Cyclone 9 radial engine. Pada masanya, kemampuan pesawat ini tidak dapat diragukan lagi. Pada tanggal 4 Juli 1973 Ia memecahkan rekor resmi ketinggian terbang untuk pesawat sejenisnya dengan terbang sampai ketinggian 9.600 meter. Albatross juga sempat mencicipi medan tempur di perang Korea dan perang Vietnam. Tidak hanya Amerika Serikat, 23 negara lain juga menggunakan Albatross. (Deni Adi)
  • Spesifikasi UF-2 Albatross
  • Capacity: 10 passengers
  • Length: 19,16 meter
  • Wingspan: 29,47 meter
  • Tinggi : 7,88 meter
  • Berat kosong : 10.401 kg
  • Berat penuh : 13.797 kg
  • Mesin: 2 × Wright R-1820-76 Cyclone 9 nine-cylinder single-row air-cooled radial engine, 1,425 hp (1,063 kW) each
  • Fuel Capacity: 2.550 liter internal, plus 1,512 liter in wingtip floats plus two drop tanks 1.135 liter
  • Kecepatan : 380 km per jam
  • Kecepatan jelajah : 200 km per jam
  • Jarak jelajah : 4.589 km
  • Kecepatan menanjak : 7,4 meter per detik
  • Ketinggian terbang : 6.550 meter
Indomil.

Senin, 16 Februari 2015

Panglima TNI Tugaskan Personel yang akan Pensiun Jaga Bandara dan Pelabuhan

Panglima TNI Tugaskan Personel yang akan Pensiun Jaga Bandara dan Pelabuhan
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mendatangi Panglima TNI Jenderal Moeldoko untuk meminta bantuan keamanan Obyek Vital Nasional (Obvitnas). Kemenhub meminta TNI untuk membantu mengamankan Bandara-bandara, Pelabuhan-pelabuhan, serta obyek-obyek transportasi Kemenhub lainnya.

Berdasarkan informasi dari Puspen TNI, Jonan bersama stafnya mendatangi Panglima TNI di kantornya, Mabes TNI Cilangkap, Jaktim, Senin (16/2/2015). Dalam kesempatan tersebut, Moeldoko didampingi oleh Aspers Panglima TNI Laksda Sugeng Darmawan, Aster Panglima TNI Mayjen Ngakan Gede Sugiartha Garjitha, dan Kapuspen TNI Mayjen Fuad Basya.

Panglima TNI sendiri mengatakan pada tahap pertama akan memberikan bantuan sebanyak 1.000 personel ke Kemenhub, kemudian akan mencapai 2.000 personel pada tahap berikutnya. Pada pertemuan hari ini, Jonan dan Moeldoko juga membahas MoU terkait kerjasama tersebut.

"Personel TNI yang akan diperbantukan adalah personel yang akan memasuki masa pensiun sekaligus untuk magang dalam masa MPP (Masa Persiapan Pensiun)," kata Moeldoko seperti tertulis dalam keterangan Puspen TNI.

Mantan Pangdam Siliwangi itu mengaku senang bisa memberikan kontribusi kepada Kemenhub. Apalagi bantuan yang diberikan diperuntukkan bagi rakyat Indonesia. Tak hanya kedatangan Menhub, hari ini Moeldoko juga menerima Panitia pusat Muktamar ke-47 Muhammadiyah.

"Pertemuan tersebut dalam rangka membahas Muktamar Muhammadiyah tanggal 3-7 Agustus 2015 di Makassar dan mengharap Panglima TNI bisa hadir dan memberikan sambutan," jelas Kadispenum Puspen TNI Kolonel Inf Bernardus Robert.

Jadwal Moeldoko tak hanya sampai situ saja, Jenderal Bintang 4 itu juga menerima kunjungan dari Duta Besar Spanyol untuk Indonesia, Francisco Jose Viquera Neil. Dubes Spanyol dan Panglima TNI mengadakan pertemuan untuk meningkatkan kerja sama kedua negara, khususnya industri pertahanan yang selama ini telah terjalin dengan baik.
 

SS-1 R5: Born to Raiders, Senapan Serbu Kompak dari Pindad

Resmi dibentuk pada 22 Desember 2003, Batalyon Raider langsung di dapuk sebagai satuan elit tempur TNI AD. Dengan bekal tempaan pendidikan di Pusdik Kopassus, Batujajar, Jawa Barat, pasukan Raider dilatih keras untuk mampu berlaga di medan perang modern, perang anti gerilya, pertempuran jarak dekat, hingga perang berlanjut.
Mengingat peran dan tugas yang tergolong taktis, satuan dengan background infanteri ini pun dibekali seabreg persenjataan perorangan yang canggih. Sebut saja ada H&K MP5A3, SS-1 SPG1A, AK-47, SS-1 R5, Daewoo K-7, dan senapan penembak runduk Accuracy International Arctic Warfare kaliber 7,62 mm. Diantara senjata-senjata tersebut, SS-1 R5 menjadi yang paling mendapat sorotan, pasalnya senjata serbu ini dirancang khusus untuk kebutuhan Raider.
Dirunut dari spesifikasinya, SS-1 R5 adalah varian paling kompak dari keluarga SS-1, diproyeksikan sebagai senapan serbu komando paling representatif. Pindad melansir varian ini untuk memenuhi kebutuhan pasukan elit Raider yang membutuhkan senapan ringan, kompak, namun punya akurasi mumpuni.
20081015062016ENLUS0152050512240516
Personel Raider tengah membidi dengan optik FN Scope di SS-1 R5.
ss1r5780339_20130531074908
Dengan popor telipat.
Dengan popor telipat.
Dengan popor terentang.
Dengan popor terentang.

SS-1 R5 mengambil dasar dari varian SS-1 V5 yang sudah lebih dulu dirilis, Pindad menambahkan sentuhan modernisasi. Diantaranya dari M16 A2 pistol grip, foregrip baru yang membungkus total bagian depan, sampai penambahan RIS add on pada upper receiver untuk pemasangan optik secara cepat. Model RIS yang diadopsi mirip yang dirilis pabrikan custom Brugger & Thomet yang kondang di Swiss dan Belgia. Cara pemasangannya terhitung mudah, tinggal mengendorkan sekrup rail, memasangnya pada slot kemudian megencangkannya. Tidak lebih dari 30 detik, seorang prajurit Raider dapat memasang optik pada SS-1 R5. Flash hider tradisional milik FN juga ditinggalkan demi menyandingkan SS-1 R5 dengan flash hider model M16 A2.
Karena digunakan untuk pasukan elit, SS-1 R5 dibuat dengan sebntuhan material ekstra, seperti halnya SS-1 M series yang dibuat khusus untuk Korps Marinir TNI AL, sebagian material SS-1 R5 juga dibalut pelapis anti karat dengan phosphate.


Sebagai senjata berkategori carbine dengan laras pendek, SS-1 R5 tetap disiapkan untuk situasi duel satu lawan satu, dalam hal ini SS-1 R5 punya mounting bayonet, sehingga masih bisa dipasangi sangkur, sementara hal itu tidak ada di SS-1 V5

RIS (Rail Interface System)
RIS menjadi keunikan tersendiri dari SS-1 R5, RIS rail yang ada dirancang dengan fitur free float sehingga akurasi senjata dapat dimaksimalkan walaupun larasnya pendek. RIS ini disiapkan untuk penempatan perangkat optik secara cepat. Meski miskin asesoris, keluarga SS-1 biasa mengadopsi jenis optik FN Scope dan Meprolight M211
Rail interface di SS-1
Rail interface di SS-1
Flash hider SS-1.
Flash hider SS-1.

FN Scope
Perangkat optik ini dibuat oleh pabrikan Hendsoldt yang terkenal sebagai manufaktur optic berkualitas di Eropa. Kemampuan optik ini dapat melakukan pembesaran hingga 4x.
FN Scope
Meprolight M211.
Meprolight M211.

Meprolight M211
Perangkat optik buatan Israel ini menggunakan sumber tenaga tritium, M211 mampu memberikan akuisisi tembakan secara cepat dan parallax free. Prajurit yang beroperasi di lapangan tak perku khawatir kehabisan baterai di tengah pertempuran. (Bayu Pamungkas)
  • Spesifikasi SS-1 R5 Raider
  • Panjang : 770 mm (popor terentang)/ 550 mm (popor
  • terlipat)
  • Kaliber : 5,56 x 45 mm
  • Laras : 252 mm (10.5 inchi)
  • Jarak tembak efektif : 300 meter
  • Bobot tanpa magasin : 3,37 kg
  • Bobot dengan magasin : 3,73 kg
  • Kecepatan tembak : 650 – 700 proyektil per menit
  • Pembidik : Combat scope

Indomil.

Minggu, 15 Februari 2015

TNI AU Berharap Pemerintah Setujui Sukhoi Su-35

 
Sukhoi Su-35. Foto: Wikipedia
Sukhoi Su-35. Foto: Wikipedia

TNI Angkatan Udara (AU) Indonesia menilai pesawat Sukhoi Su-35 buatan Rusia memenuhi spesifikasi untuk melengkapi kekuatan TNI AU. Hal tersebut disampaikan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Madya TNI Agus Supriatna kepada kantor berita Antara, Rabu (4/2).
“Semoga pengadaan pesawat Sukhoi Su-35 disetujui pemerintah. Semua boleh menawarkan (pesawat), tapi keinginan kami sebagai orang-orang operasional ingin kalau bisa pesawat generasi IV ke atas,” ujar Supriatna usai membuka Rapim TNI AU di Mabesau Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu.
Menurut Supriatna, selain memenuhi spesifikasi, pesawat Sukhoi Su-35 dipilih TNI AU karena perawatan pesawat tersebut lebih mudah dilakukan.
TNI AU menginginkan pesawat tempur yang lebih canggih untuk menggantikan pesawat F-5 Tiger II yang telah memasuki masa pensiun.
Infografis Perbandingan Spesifikasi Teknis Su-35S dan F-22 
su35 vs f-35
Opsi pembelian 16 pesawat tempur Su-35 dari Rusia tengah dipertimbangkan Kementerian Pertahanan Indonesia. Opsi pembelian pesawat tersebut telah lama dibicarakan dalam pertemuan perwakilan Kementerian Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro dengan Kepala Staf dan Komando Angkatan Udara Rusia pada pertengahan Januari 2014 lalu.
Saat ini Indonesia memiliki 16 pesawat tempur Su-27SK/SKM dan Su-30 MK/MK2. Hingga 2024, akan ada delapan skuadron yang berisi 16 unit pesawat tipe “Su” per skuadronnya. Kemungkinan skuadron tersebut akan diisi oleh pesawat unggulan saat ini, yakni Su-35.

Debut Pesawat Tempur Su-35 di HUT Angkatan Udara Rusia

Jet tempur super manuver multiguna generasi 4++ terbaru Su-35 untuk pertama kalinya ikut serta dalam atraksi peragaan manuver di udara dalam perayaan hari jadi Angkatan Udara Rusia di Lipetsk, Selasa (12/8). Hal tersebut diberitakan RIA Novosti berdasarkan pengumuman Perwakilan Kementerian Pertahanan Rusia divisi Angkatan Udara Igor Klimov.
Untuk merayakan hari jadi Angkatan Udara Rusia yang ke-102, Pusat Aviasi Lipetsk menyelenggarakan airshow yang menghadirkan grup penerbang ternama Rusia seperti Sokoly Rossiy, Russkiy Vityazi, dan Strizhi.
Pesawat tempur Su-35 memiliki spesifikasi yang mendekati karakteristik pesawat tempur generasi kelima. Menjelang 2015, 48 unit Su-35 akan didatangkan untuk memperkuat Angkatan Udara Rusia. (Sumber: RIA Novosti).

Sanksi Barat Tak Pengaruhi Minat Ekspor dari Rusia, Termasuk ke Indonesia

Rusia terus bertahan di peringkat kedua dunia dalam jumlah pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan ekspor senjata dan teknologi militer. Pada awal 2014 lalu diumumkan hasil akhir pendapatan ekspor senjata selama 2013 telah melewati angka 15 miliar dolar AS. Dalam 20 tahun terakhir, Indonesia telah membeli beberapa pesawat tempur multifungsi dari Rusia, yakni Su-27 dan Su-30, sepuluh helikopter Mi-35, 14 helikopter Mi-17, 17 kendaraan tempur infanteri BMP-3F, 48 kendaraan lapis baja BTR-80A, dan sembilan ribu senapan Kalashnikov AK-102. Pada Desember 2011, Rusia dan Indonesia telah menandatangani kontrak pengiriman enam pesawat tempur ke Indonesia seharga 500 juta dolar AS. (indonesia.rbth.com) JKGR.