Kasau Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia menerima kunjungan
Kasau Thailand Air Chief Marshal Treetod Sonjace, di Mabesau
Cinglangkap, Jakarta (18/11). Kunjungan kehormatan ini, dimaksudkan
untuk memperkenalkan diri berkaitan sebagai Kasau Thailand yang baru dan
mempererat hubungan baik yang selama ini telah terjalin antara TNI AU
dengan Angkatan Udara Thailand.
Soal hubungan baik ini memang bukan basa basi belaka. Ada kisah
menarik bagaimana TNI dan Thailand sama-sama memperdaya Amerika Serikat.
Saat itu Indonesia baru saja membeli 32 unit pesawat tempur Hawk
109/209 dari British Aerospace. Pesawat itu secara bertahap diterbangkan
dari London ke Indonesia.
Pada periode 1990an, Indonesia masih diembargo oleh Amerika Serikat
terkait kasus di Timor Timur. Padahal sebagian komponen pesawat Hawk ini
dipasok oleh perusahaan AS. Sesuai aturan di Amerika, sekecil apapun
komponen alutsista buatan AS harus sepengetahuan Pentagon jika berpindah
tangan.
AS pun menggunakan pengaruhnya untuk menekan Inggris. Tiga pesawat
Hawk dari London yang terbang menuju Indonesia harus berbalik arah
menuju Bangkok, Thailand. Sebenarnya pesawat itu sudah mencapai
Singapura dan sebentar lagi masuk wilayah udara Indonesia.
Hal ini dikisahkan dalam buku Mengawali Integrasi Mengusung
Reformasi, Pengabdian Alumni Akabri Pertama 1970 yang diterbitkan Kata
Hasta Pustaka tahun 2012.
Di Bangkok, tiga pesawat ini ditahan dan tidak boleh dikirimkan ke
Indonesia. Situasi ini sangat buruk untuk Indonesia. Sudah belim
mahal-mahal, malah kena embargo dan ditahan.
Maka pendekatan diplomasi dan intelijen dilakukan untuk melobi
pejabat Thailand. Dua perwira tinggi TNI dikirim untuk membebaskan tiga
pesawat tempur itu. Dir B Bais ABRI Brigjen Harianto Imam Santosa dan
Aspam Kasau Marsda Tjutju Djuanda dikirim ke negeri Gajah Putih
tersebut.
Pihak Thailand tak mudah melepaskan tiga pesawat itu karena ditekan
Amerika Serikat. Apalagi pemerintah AS sudah mengirim permintaan resmi
melalui nota diplomatik. Thailand adalah sekutu AS di Asia Tenggara
selain Filipina.
Namun di sisi lain, pejabat militer Thailand juga punya hubungan
pribadi yang sangat baik dengan para petinggi TNI. Akhirnya terciptalah
kesepakatan unik yang cerdik yang menguntungkan Indonesia dan Thailand.
Suatu hari, ketiga pesawat jet tempur tersebut diberi ‘izin khusus’
untuk pemanasan di udara. Hal ini wajar karena pesawat sudah lama
ditahan di pangkalan udara Thailand. Izin yang diberikan khusus untuk
terbang di sekitar Laut China Selatan.
Pesawat pun disiapkan. Begitu izin diberikan, wuuuuzzzzz!! Pesawat langsung mengangkasa.
Namun ketiga pesawat itu tak menuju Laut China Selatan. Mereka malah
menuju Pangkalan Udara Supadio di Pontianak. Ketiganya mendarat dengan
selamat di wilayah Indonesia.
Pihak Thailand ‘pura-pura’ mengajukan protes atas pelanggaran
tersebut. Namun pemerintah Indonesia juga ‘pura-pura’ tak terkait dengan
pelarian pesawat Hawk itu.
Lucunya lagi pihak Pentagon juga ‘pura-pura tidak tahu’ atas kejadian
itu. Rupanya sebenarnya mereka bersimpati pada Indonesia. Namun pihak
AS terpaksa menjalankan tekanan politik dari pihak Kementerian Luar
Negeri dan Kongres.
Kisah penyelamatan berakhir lucu dan unik ini berakhir. Hawk-Hawk dari Inggris ini masih memperkuat TNI AU sampai sekarang.