Sabtu, 01 November 2014

Ketika Jet Tempur TNI Latihan di Fasilitas Minyak

TNI menggelar latihan pertahanan udara nasional Tutuka ke-38 di terminal transportasi minyak mentah milik PT Chevron Pacific Indonesia di Dumai, Riau, Kamis, 30 Oktober 2014.
TNI menggelar latihan pertahanan udara nasional Tutuka ke-38 di terminal transportasi minyak mentah milik PT Chevron Pacific Indonesia di Dumai, Riau, Kamis, 30 Oktober 2014.
PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) membuka pintu bagi jajaran Tentara Nasional Indonesia (TNI) melakukan latihan atau simulasi pertahanan udara pasif di dalam wilayah operasinya.

Latihan pertahanan Udara Nasional Tutuka ke-38 tahun 2014 ini adalah latihan terpadu yang digelar TNI untuk mengantisipasi dan menguji kesiapsiagaan terhadap serangan udara dari musuh yang mengincar titik-titik strategis di wilayah NKRI.

Dalam latihan itu, TNI menurunkan sejumlah pesawat tempur untuk melakukan simulasi pertahanan dari serangan udara. Di antaranya jet tempur F16, Sukhoi, Hawk dan sejumlah kapal perang.

Secara khusus, sebagai bagian dari aktivitas Latihan Pertahanan Udara Nasional Tutuka, latihan pertahanan udara pasif digelar di terminal transportasi minyak mentah milik PT CPI di Dumai.

"Latihan simulasi pertahanan dari serangan udara tahun ini akan melibatkan Satuan Radar 232 TNI Angkatan Udara di Kota Dumai dan PT CPI, sebagai salah satu objek vital nasional yang ada di Kota Dumai dalam pelaksanaan latihan lapangan yang dalam skenario latihan menjadi target serangan musuh," kata Komandan Komando Pendidikan dan Latihan, Mayor Jenderal I Wayan Mendram, di Dumai, Riau, Kamis, 30 Oktober 2014.

Ia menjelaskan, dipilihnya Dumai sebagai tempat pusat latihan karena wilayah tersebut sangat strategis dan memiliki beberapa objek vital nasional.

"Ini menjadi tanggung jawab kami untuk mengamankan seluruh NKRI. Latihan ini menunjukkan bahwa kami serius dalam menjaga objek vital nasional," tegasnya.

Latihan pertahanan dari serangan udara musuh di terminal transportasi minyak mentah PT CPI menunjukkan posisi penting salah satu pelabuhan pengiriman minyak di pulau Sumatera, wilayah penghasil minyak terbesar di Indonesia.

Di tempat yang sama, manajemen PT CPI, General Manager Hydro Carbon Transport di Dumai, Hasyim M Nur, menyatakan ada persamaan antara TNI dengan Chevron.

"Jika saya analogikan, TNI menjaga kedaulatan RI, Chevron menjaga produksi minyak sesuai dengan yang ditargetkan. Semoga kerja sama ini terus terjaga. Kita seluruh pagawai Chevron dan pemerintah provinsi Riau bisa bekerja dengan tenang, karena TNI dan juga Polri ada di tengah-tengah kita," ujarnya.

Saat ini, kata Hasyim, PT CPI menyuplai sekitar 40 persen kebutuhan minyak untuk Indonesia. Gangguan terhadap pelabuhan Dumai, tidak hanya menjadi kerugian bagi Provinsi Riau, namun juga keseimbangan suplai minyak nasional seperti yang ditargetkan oleh pemerintah Indonesia.

Project Agreement Tank Medium Pindad

image
Kementerian Pertahananan telah menyelesaikan draft kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Turki terkait pengembangan sejumlah teknologi alat utama sistem senjata (alutsista). Project Agreement (PA) antara kedua pemerintah itu pun akan segera ditandatangani oleh perwakilan kedua negara.
Dirjen Potensi Pertahanan Kemenhan, Timbul Siahaan, mengungkapkan, tiga pekan lalu delegasi Indonesia telah berangkat ke Turki untuk menyelesaikan draft project agreement (PA), khususnya dalam hal pembuatan dan design medium tank.
PA itu tinggal ditandangani pada pekan depan, bertepatan dengan gelaran Indo Defense 2014. “Nantinya Project Aggrement itu akan ditandatangani di sela-sela event Indo Defense 2014 pada tanggal 7 November yang akan datang,” kata Timbul di kantornya, Jumat (31/10).
Sedangkan untuk pelaksana proyek tersebut, lanjut Timbul, pemerintah akan mendorong proyek ini untuk dikerjakan oleh PT Pindad. Kemudian PT Pindad akan menjalin kerjasama dengan FNSS, salah satu perusahaan bergerak secara khusus di bidang design, manufaktur, dan penyuplai kendaraan-kendaraan tempur.
Tidak hanya itu, Kemenhan juga sebelumnya telah menjalin kerjasama dengan pemerintah Turki menyangkut alat komunikasi di perbatasan. Sebagai pelaksana teknis, PT Len (Persero) telah berkerjasama dengan salah satu perusahaan asal Turki, ASELSAN.
“Kerjasama itu sudah berjalan dan kini kita tinggal mengawasi pola kerjasama antara kedua perusahaan tersebut,” kata doktor lulusan Universitas Brawijaya itu. 

(Republika.co.id).

Belly Radome dan Teknologi Radome Buatan Indonesia

Penguasaan teknologi sebuah bangsa merupakan pencapaian yang patut dibanggakan. Banyak keun tungan yang bisa didapatkan dengan penguasaan teknologi, antara lain di sisi ekonomi, sosial, maupun kedaulatan bangsa di mata dunia. Ketika Amerika Serikat menjatuhkan embargo kepada Indonesia dengan alasan pelanggaran HAM di Timor Timur di akhir tahun 1990, banyak peralatan militer, pesawat tempur, termasuk pesawat sipil yang tidak dapat dioperasikan. Bila sekarang para engineer PT Dirgantara Indonesia (Persero)(PT DI) menguasai teknologi radome itu bisa dikatakan sebagai berkah di balik embargo yang dijatuhkan AS.
Tim Composite Materials and Structures, Structural Health Monitoring, PT DI, mengatakan latar belakang pengembangan teknologi Belly Radome berawal dari kesulitan yang dialami militer maupun industri penerbangan sipil Indonesia karena embargo AS.
“Embargo yang berlangsung cukup panjang itu mengakibatkan banyak pesawat yang grounded, tidak bisa terbang, salah satunya kerena tidak memiliki radome. Saat itu Amerika Serikat hanya menjatuhkan embargo pada radome, tapi radome merupakan perlengkapan penting bagi penerbangan sebuah pesawat. Tanpa radome sebuah pesawat tidak bisa terbang,”
Kesulitan itu memacu para insinyur PT DI untuk mengembangkan teknologi radome. Hingga pertengahan 2000-an, mereka sudah mampu membuat sendiri radome yang dibutuhkan pesawat.
Tim Desain Belly Radome
Tim Design dan Manufacture Belly Radome PT DI.
 
Tim Design Integration Manager, Design Center Division, Directorate of Technology and Development, menambahkan setelah tidak bisa membeli radome dari AS, Indonesia mulai mencari peluang untuk membeli dari negara lain. Salah satu perusahaan yang mengajukan penawaran harga untuk pengadaan belly radome adalah RISAC (Research Institute for Special Structures of Aeronautical Composites) dari Republik Rakyat Tiongkok.
“Tapi semurah-murahnya tawaran itu tetap saja jatuhnya mahal bagi Indonesia. Dengan penguasaan teknologi dan kemampuan PT DI membuat radome sendiri, devisa negara yang bisa dihemat sangat besar,”
Belly Radome merupakan komponen pesawat terbang yang bermakna radome, dipasang di bagian bawah (perut- belly) pesawat terbang. Sedangkan radome merupakan singkatan dari Radar Dome yang berarti kubah penutup antena radar.
Secara teknis Belly Radome didefinisikan sebagai penutup antena radar guna melindungi fungsinya dari gangguan sekitar dengan memperhatikan bentuk, kekuatan struktur dan efisiensi transmisi gelombang radar. Belly Radome yang telah didesain dan dibuat di PT DI telah dipasang pada empat pesawat CN 235-110 KCG (Korea Coast Guard) pada 2010 dan satu unit CN 235-220 Patmar (Patroli Maritim) TNI-AL. Diren canakan dua lagi akan dipasang di pesawat TNI-AL. Belly Radome didesain menggunakan konsep yang dikembangkan sendiri oleh PT.DI berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang telah ada.
Proses pembuatan cetakan Belly Radome
Proses pembuatan cetakan Belly Radome
 
Belly Radome merupakan salah satu bentuk radome yang ada. Teknologi radome adalah teknologi pembuatan penutup radar yang bisa ditempatkan di mana saja, termasuk di darat maupun di kapal. Selain Belly Radome, PT DI juga sudah bisa membuat Nose Radome yang dipasang pada hidung pesawat NC 212. Nose Radome dibuat untuk menutupi radar yang terletak di bagian depan pesawat. Belly Radome untuk menutup radar di perut pesawat yang biasa berfungsi mendeteksi keberadaan suatu objek pada jarak sampai 300 mil. Jadi radome itu menutup antena yang ukurannya 30 cm x 94 cm yang bisa berputar hingga 360 derajat.
Ada beberapa prinsip yang harus dipenuhi sebuah Belly Radome. Pertama harus memenuhi prinsip aerodinamika. Teknologi radome bermanfaat sebagai penutup dari antena radar bentuknya harus mulus karena aliran udara di sekitarnya harus mulus. Kedua, secara struktur harus kuat. Pasalnya radome ini menonjol keluar maka dia harus tahan terhadap air hujan, batu, lemparan dan gumpalan es. Ketiga, secara material harus memakai material-material yang khusus, salah satunya, kevlar (bahan anti peluru) yang berbahan ringan tapi kuat.
Keempat, harus bagus secara elektromagnetik. Antena radar memancarkan sinyal elektromagnetik tapi ditutupi radome. Meskipun ditutupi, sinyalnya harus bisa menembus radome dengan baik.
“Ada semacam paradoks di sini. Radome harus kuat tapi juga harus bisa ditembus sinyal elektromagnetik dengan mudah. Di lain pihak dia harus kuat untuk bisa melindungi antena radar yang ada dibaliknya”
Tempat pengujian electromagnetic PT DI
Tempat pengujian electromagnetic PT DI
 
Belly Radome harus memenuhi persyaratan MIL-R-7705B. Untuk kasus ini dipilih Belly Radome type III, grade A, class I dan Style C. Type III artinya narrow band radome, digunakan pada frekuensi gelombang mikro pada bandwith kurang dari 0.10 Grade A artinya primary radome, kerusakan yang terjadi dapat memengaruhi kelaikan operasi pesawat terbang, keamanan orang, kehilangan atau kerusakan antena. Class I artinya radome untuk pesawat udara. Style C artinya struktur sandwich. Dinding radome tersusun atas tiga lapisan yaitu dua skin dan core material. Konstanta dielektrik bahan skin materials lebih tinggi dibanding konstanta dielektrik bahan core.
Sumber : Ristek.go.id

Jumat, 31 Oktober 2014

Siapkan pasukan bela negara, 110 mahasiswa dilatih Raider 900

Siapkan pasukan bela negara, 110 mahasiswa dilatih Raider 900

Sebanyak 110 mahasiswa dari Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja mengikuti pelatihan Bela Negara di Batalyon 900 Raider Singaraja, Jumat (31/10). Pelatihan ini bertujuan menumbuhkembangkan semangat generasi muda untuk bersedia membela negara dan membuktikan cintanya terhadap tanah air Indonesia.

Pelatihan ala meiiter yang dibuka tadi pagi ini digelar selama empat hari. Uniknya, mereka yang seharusnya mengenyam bangku kuliah ini selain diajarkan bagaimana membela diri, juga diterapkan secara khusus cara bertempur dalam menghadapi musuh di medan perang.

Komandan Batalion Inf 900/Raider Mayor Inf Ardiansyah mengatakan, ratusan mahasiswa yang mengikuti pelatihan bela negara tersebut nantinya akan dididik untuk membentuk karakter mahasiwa yang mempunyai jiwa untuk mau rela berkorban demi negara tercintanya.

"Kami ingin menciptakan para mahasiswa ini sebagai orang yang tangguh, disiplin tinggi, dan mempunyai rasa tanggung jawab, dan siap melaksanakan tugas maupun kerja dimanapun itu," kata Mayor Inf Ardiansyah, usai penyematan pin anggota kepada perwakilan mahasiswa.

Sementara itu, Pembantu Rektor 3 Undiksha Singaraja I Gusti Ngurah Pujawan, berharap dengan pelatihan ini, para mahasiswa yang mengikuti pelatihan bela negara tersebut dapat mengetahui dan memaknai dari arti bela negara yang sesungguhnya dalam lingkup kecil. "Kami menyambut baik acara ini. Kami sangat ingin, anak didik kami itu sadar tentang berbangsa dan bernegara, sebagai warga negara yang baik," jelasnya.

Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-F/UNIFIL Hadiri Medal Parade Kontingen Garuda TNI 2014 di Lebanon

Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-F/UNIFIL Hadiri Medal Parade Kontingen Garuda TNI 2014 di Lebanon
Setelah Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-F/UNIFIL 2014 menerima penghargaan United Nations (UN) Medal pada tanggal 29 September 2014 yang lalu, Kini tiba waktunya Kontingen Garuda (Konga) TNI 2014 menerima penghargaan serupa pada tanggal 25 Oktober 2014. UN Medal ini disematkan oleh Head of Mission/Force Commander (HoM/FC) Major General Luciano Portolano di lapangan Soekarno, Indonesian Battalion (Indobatt), Headquarters UNP 7-1, Adchid Al-Qusayr, Lebanon, Sabtu, (26/10/2014).
Mayjen Luciano Portolano sebagai pimpinan tertinggi di UNIFIL menyematkan tanda jasa UN Medal tersebut kepada perwakilan yang telah ditunjuk yaitu seluruh Komandan Satgas yang tergabung dalam Konga TNI 2014. Sedangkan para prajurit yang berada dalam pasukan upacara disematkan oleh beberapa Undangan VIP diantaranya Duta Besar RI untuk Lebanon, Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, pejabat pemerintah Lebanon, perwakilan dari Lebanese Armed Force (LAF), tokoh masyarakat, dan termasuk Dansatgas Maritim TNI Konga XXVIII-F/UNIFIL Letkol Laut (P) Ade Nanno Suwardi berkesempatan menyematkan medali kepada sebagian prajurit Indobatt yang saat itu berada di barisan pleton drum band.
Dalam amanatnya selaku Inspektur Upacara, HoM/FC menyampaikan ucapan selamat kepada Garuda Contingent Indonesia 2014 yang telah menerima UN Medal dari PBB. Penghargaan yang diterima adalah bukti penghargaan dari PBB sebagai bentuk apresiasi kepada pasukan Garuda atas kontribusi dan kerja keras dalam menjalankan tugas dengan professional, serta konsisten selama melaksanakan misi perdamaian dunia di Lebanon.  Setelah amanat selesai, kegiatan upacara ditutup dan dilanjutkan dengan berbagai demo atraksi ketrampilan para prajurit TNI yaitu aksi bela diri Merpati Putih, kolone senjata, drumband, dan defile pasukan.
Selesai mengikuti seluruh kegiatan dalam rangkaian upacara dan demonstrasi, para undangan diikuti seluruh prajurit menuju ke tempat ramah tamah dan dan dipersilahkan untuk menikmati berbagai makanan khas Indonesia dengan diiringi pula berbagai penampilan kesenian daerah khas Indonesia. Kemudian setelah acara ramah tamah, Komandan PMPP TNI, Brigjen TNI A.M Putranto mewakili Panglima TNI, Jenderal TNI Dr. Moeldoko berkesempatan memberikan pengarahan kepada seluruh prajurit Kontingen Garuda 2014. "Terima kasih atas pelaksanaan perayaan UN Medal pada hari ini dengan sangat baik, rasa bangga kepada seluruh prajurit TNI yang selama penugasan di Lebanon telah memberikan yang terbaik sebagai pasukan penjaga perdamaian dunia. Selain itu dikatakan Kontingen Garuda 2014 menunjukkan prestasi yang gemilang dalam bidang olahraga yang banyak meraih medali. Oleh karenanya dalam sisa waktu yang ada, terus berikan yang terbaik dan terbaik di setiap event perlombaan antar Kontingen UNIFIL",ujar Jenderal berbintang satu tersebut.
Tampak hadir dalam kegiatan tersebut, Dubes RI untuk Lebanon, Bapak Dimas Samoedra Rum, M.B.A beserta staf KBRI, Chief of Staff (CoS) Maritime Task Force (MTF) Kolonel Laut (P) Arsyad Abdullah, Dansatgas FHQSU Konga XXVI-F1/UNIFIL, Kolonel Inf Adipati Karna Wijaya, Wakil Komandan Sektor Timur / Sector East Deputy Commanding Officer Kolonel Inf Kemal Hendrayadi, Dansatgas Indobatt Letkol Inf M. Asmi, Dansatgas SEMPU Konga XXVF/UNIFIL, Letkol Cpm Andri Gunawan, Dansatgas Indonesian Force Protection Company (FPC) Konga XXVI-F2/UNIFIL, Mayor Inf Aulia Dwi Nasrullah, Dansatgas Military Community Outreach Unit (MCOU), Mayor Arm Ezra Natanael., serta seluruh Perwira, Bintara dan Tamtama Kontingen Garuda 2014. Acara diakhiri dengan poto bersama dengan Komandan PMPP TNI di lapangan Soekarno.

TNI. 

Serangan Taipur Kostrad di Banongan

image
Latihan Pasukan Taipur Kostrad di Banongan Jawa Timur (all photos: kostrad.mil.id)
Tepat pukul 04.00 wib pasukan Pengintai Tempur (Taipur) Kostrad dipimpin Komandan Kompi B Lettu Inf Zulkarnaen Galib menggempur pantai Banongan yang sudah dikuasai oleh GPK. Pasukan yang berkekuatan 1 Peleton dibagi menjadi 5 unit dengan tugas yang berbeda-beda, diantaranya 1 unit selam tempur dipimpin Sertu Dedi, 1 unit serbuan perimeter pantai dipimpin Lettu Inf Sandra, 2 unit pengamanan pantai dipimpin Lettu Inf Wahyu Dwi dan Lettu Inf Panji, serta 1 unit regu cadangan.
image
Dengan kemampuan yang dimiliki pasukan taipur, mereka masuk dengan senyap dan membunuh para GPK dengan senyap. Di sela baku tembak, pasukan taipur diberi bantuan tembakan oleh panerbad dikarnakan GPK telah didukung oleh sebagian masyarakat. Pasukan Taipur dapat menguasai pantai Banongan, menghacurkan sasaran menara musuh dan membebaskan sandera.
image
Salah satu kemampuan yang dimiliki oleh prajurit Pengintai tempur Kostrad adalah menghadapi medan tempur di laut, sehingga untuk memelihara kemampuan tersebut, Prajurit kompi Taipur Kostrad menggelar latihan serangan pantai, bertempat di perairan banongan Jawa Timur, Rabu (29/10/2014).
image
Latihan ini dipadukan dengan latihan Raid dan Ralasuntai (Rawa, Laut, Sungai dan Pantai), salah satunya melakukan infiltrasi dan penyerangan secara senyap melalui laut dengan menggunakan LCR (Perahu Karet). 

Tempatkan Pasukan di Tanjung Datu, TNI Siapkan Rp 850 Miliar

Panglima TNI Jenderal Moeldoko.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko.

Rencana TNI untuk pembangunan pangkalan dan pembangunan pasukan di perbatasan Indonesia-Malaysia, tepatnya di Tanjung Datu, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat telah mendapatkan persetujuan dari pemerintah. Dana yang dikucurkan untuk membangun kekuatan militer darat, laut dan Udara diperkirakan mencapai 850 miliar rupiah.
Kepastian ini disampaikan Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko usai membuka dan mengikuti ceramah umum pakar ekonomi, Prof Gustav Papanek, di Markas Besar TNI. ”Ini (pembangunan dan deploy pasukan) sudah disetujui. Nanti anggarannya yang akan keluar kurang lebih 850 miliar untuk membangun kekuatan laut, darat, dan udara,” kata Moeldoko kepada wartawan, Kamis (30/10).
Moeldoko menambahkan, telah bekoordinasi dengan Kementerian Pertahanan terkait penggunaan anggaran tersebut. Sebelumnya, permasalahan perbatasan di tanjung datu sempat menjadi sorotan lantaran upaya Malaysia untuk membangung mercusuar di kawasan perairan tanjung datu, yang sebenarnya masih masuk ke dalam wilayah Indonesia.
Terkait koordinasi kerja dengan Menhan yang baru, Moeldoko optimis tidak akan menemui banyak kendala dengan Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu. Terlebih, Ryamizard merupakan purnawirawan TNI dan mantan KSAD.
“Saya kira, Menhan sebagai mantan KSAD akan lebih bisa dan cepat memahami bagaimana kebutuhan TNI ke depan,” kata Moeldoko.
Moeldoko menambahkan, tidak ada perbedaan dan perubahan yang signifikan terkait rencana pembanguan kekuatan TNI, yang dibahas bersama dengan Kemenhan. Namun, untuk saat ini, lanjut Moeldoko, pihaknya tengah menyiapkan dan menyusun Rencana Strategis peningkatan kesejahteraan prajurit. “Saya harap ini bisa segera terealisasi,” tutur Moeldoko.