PT
Chevron Pacific Indonesia (CPI) membuka pintu bagi jajaran Tentara
Nasional Indonesia (TNI) melakukan latihan atau simulasi pertahanan
udara pasif di dalam wilayah operasinya.
Latihan pertahanan Udara Nasional Tutuka ke-38 tahun 2014 ini adalah latihan terpadu yang digelar TNI untuk mengantisipasi dan menguji kesiapsiagaan terhadap serangan udara dari musuh yang mengincar titik-titik strategis di wilayah NKRI.
Dalam latihan itu, TNI menurunkan sejumlah pesawat tempur untuk melakukan simulasi pertahanan dari serangan udara. Di antaranya jet tempur F16, Sukhoi, Hawk dan sejumlah kapal perang.
Secara khusus, sebagai bagian dari aktivitas Latihan Pertahanan Udara Nasional Tutuka, latihan pertahanan udara pasif digelar di terminal transportasi minyak mentah milik PT CPI di Dumai.
"Latihan simulasi pertahanan dari serangan udara tahun ini akan melibatkan Satuan Radar 232 TNI Angkatan Udara di Kota Dumai dan PT CPI, sebagai salah satu objek vital nasional yang ada di Kota Dumai dalam pelaksanaan latihan lapangan yang dalam skenario latihan menjadi target serangan musuh," kata Komandan Komando Pendidikan dan Latihan, Mayor Jenderal I Wayan Mendram, di Dumai, Riau, Kamis, 30 Oktober 2014.
Ia menjelaskan, dipilihnya Dumai sebagai tempat pusat latihan karena wilayah tersebut sangat strategis dan memiliki beberapa objek vital nasional.
"Ini menjadi tanggung jawab kami untuk mengamankan seluruh NKRI. Latihan ini menunjukkan bahwa kami serius dalam menjaga objek vital nasional," tegasnya.
Latihan pertahanan dari serangan udara musuh di terminal transportasi minyak mentah PT CPI menunjukkan posisi penting salah satu pelabuhan pengiriman minyak di pulau Sumatera, wilayah penghasil minyak terbesar di Indonesia.
Di tempat yang sama, manajemen PT CPI, General Manager Hydro Carbon Transport di Dumai, Hasyim M Nur, menyatakan ada persamaan antara TNI dengan Chevron.
"Jika saya analogikan, TNI menjaga kedaulatan RI, Chevron menjaga produksi minyak sesuai dengan yang ditargetkan. Semoga kerja sama ini terus terjaga. Kita seluruh pagawai Chevron dan pemerintah provinsi Riau bisa bekerja dengan tenang, karena TNI dan juga Polri ada di tengah-tengah kita," ujarnya.
Saat ini, kata Hasyim, PT CPI menyuplai sekitar 40 persen kebutuhan minyak untuk Indonesia. Gangguan terhadap pelabuhan Dumai, tidak hanya menjadi kerugian bagi Provinsi Riau, namun juga keseimbangan suplai minyak nasional seperti yang ditargetkan oleh pemerintah Indonesia.
Latihan pertahanan Udara Nasional Tutuka ke-38 tahun 2014 ini adalah latihan terpadu yang digelar TNI untuk mengantisipasi dan menguji kesiapsiagaan terhadap serangan udara dari musuh yang mengincar titik-titik strategis di wilayah NKRI.
Dalam latihan itu, TNI menurunkan sejumlah pesawat tempur untuk melakukan simulasi pertahanan dari serangan udara. Di antaranya jet tempur F16, Sukhoi, Hawk dan sejumlah kapal perang.
Secara khusus, sebagai bagian dari aktivitas Latihan Pertahanan Udara Nasional Tutuka, latihan pertahanan udara pasif digelar di terminal transportasi minyak mentah milik PT CPI di Dumai.
"Latihan simulasi pertahanan dari serangan udara tahun ini akan melibatkan Satuan Radar 232 TNI Angkatan Udara di Kota Dumai dan PT CPI, sebagai salah satu objek vital nasional yang ada di Kota Dumai dalam pelaksanaan latihan lapangan yang dalam skenario latihan menjadi target serangan musuh," kata Komandan Komando Pendidikan dan Latihan, Mayor Jenderal I Wayan Mendram, di Dumai, Riau, Kamis, 30 Oktober 2014.
Ia menjelaskan, dipilihnya Dumai sebagai tempat pusat latihan karena wilayah tersebut sangat strategis dan memiliki beberapa objek vital nasional.
"Ini menjadi tanggung jawab kami untuk mengamankan seluruh NKRI. Latihan ini menunjukkan bahwa kami serius dalam menjaga objek vital nasional," tegasnya.
Latihan pertahanan dari serangan udara musuh di terminal transportasi minyak mentah PT CPI menunjukkan posisi penting salah satu pelabuhan pengiriman minyak di pulau Sumatera, wilayah penghasil minyak terbesar di Indonesia.
Di tempat yang sama, manajemen PT CPI, General Manager Hydro Carbon Transport di Dumai, Hasyim M Nur, menyatakan ada persamaan antara TNI dengan Chevron.
"Jika saya analogikan, TNI menjaga kedaulatan RI, Chevron menjaga produksi minyak sesuai dengan yang ditargetkan. Semoga kerja sama ini terus terjaga. Kita seluruh pagawai Chevron dan pemerintah provinsi Riau bisa bekerja dengan tenang, karena TNI dan juga Polri ada di tengah-tengah kita," ujarnya.
Saat ini, kata Hasyim, PT CPI menyuplai sekitar 40 persen kebutuhan minyak untuk Indonesia. Gangguan terhadap pelabuhan Dumai, tidak hanya menjadi kerugian bagi Provinsi Riau, namun juga keseimbangan suplai minyak nasional seperti yang ditargetkan oleh pemerintah Indonesia.