Rabu, 03 September 2014

Puluhan Tank Leopard Tiba di Indonesia

 

Petugas berada di samping tank Leopard asal Jerman yang terparkir setelah diturunkan dari kapal di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Selasa (2/9). Sebanyak 52 tank yang terdiri dari 24 tank Leopard dan 28 tank Marder itu selanjutnya akan dibawa ke Surabaya untuk memeriahkan parade militer saat HUT TNI pada 5 Oktober mendatang.
http://cdn.metrotvnews.com/dynamic/photos/2014/09/02/6349/tank2.jpg?w=1111
Sumber   :    (ANTARA/Wahyu Putro A/ip/  foto.metrotvnews.com)
_________________________________________________________________________________________________

52 Tank TNI yang Dibeli dari Jerman Tiba di Jakarta



52 Unit tank milik TNI yang dibeli dari Jerman tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. 52 Tank yang tiba di Indonesia itu terdiri dari 24 tank Leopard dan 28 tank Marder.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Senin (1/9/2014), tank-tank tersebut kemudian diangkut menggunakan truk trailer untuk diberangkatkan menuju Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur.
Tank-tank tersebut rencananya akan digunakan dalam acara parade militer saat peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) TNI 5 Oktober mendatang.
52 Tank tersebut merupakan bagian dari 164 unit tank Leopard dan Marder yang sudah dipesan dari Jerman. Kedatangan tank yang diproduksi Rheinmetall AG perusahaan industri pertahanan asal Jerman sekaligus menandai babak baru kerja sama militer antara Indonesia dan Jerman.
Tank Leopard adalah kendaraan tempur berbobot 62 ton dengan tinggi 3 meter. Tank jenis ini juga dilengkapi dengan meriam kaliber 120 meter. Selain itu, kendaraan perang tersebut juga dilengkapi sistem pengontrol penembakan digital dan laser penjejak jarak serta mampu membidik dalam kegelapan.
Sementara tank jenis Marder memiliki berat lebih ringan, yakni sekitar 33 ton. Tank jenis ini mampu mengangkut prajurit dengan kapasitas 9 orang.
 

Selasa, 02 September 2014

Medium Girder Bridge: Jembatan Taktis Andalan Zeni Tempur TNI AD

IMAG1469
Dalam gelaran operasi militer, laju gerak ranpur dan rantis kerap membutuhkan dukungan dari satuan zeni. Semisal jembatan di suatu wilayah telah rusak atau hancur oleh gempuran lawan, atau bisa juga memang ada medan berat yang merintang, seperti sungai dan ceruk yang dalam, maka solusinya adalah keberadaan jembatan darurat atau kerap disebut jembatan taktis militer.
Boleh jadi, satuan kavaleri dapat mengatasi rintangan dengan hadirnya tank jembatan yang melekat secara mandiri di tingkat batalyon. Tanpa harus mendapat dukungan dari satuan zeni, satuan tank dan panser dapat melintasi medan cerukan yang dalam dengan wahana berjenis AVLB (armored vehicle launched bridge), dalam bahasa lain sering disebut tank bridgelayer, atau tank penggelar jembatan. Sejak generasi tank ringan AMX-13, TNI AD sudah mengenal yang namanya tank jembatan, sebut saja AMX-13 AVLB, Stormer AVLB, dan yang akan datang Leopard 2A4 AVLB. Meski dapat digelar cepat dan praktis, tapi jembatan yang dapat digelar punya keterbatasan, terutama pada panjang bentang jembatan. Ambil contoh, dalam tempo 5 menit, Stormer AVLB bisa menggelar jembatan sepanjang 15 meter. Sementara Leopard 2A4 AVLB bentang jembatannya mencapai 22 meter. Persoalannya, bagaimana bila yang dibutuhkan jembatan dengan panjang lebih dari kemampuan AVLB?
Mau tidak mau agar operasi dapat mencapai target diperlukan aksi dari satuan zeni. Untuk urusan yang satu ini, korps zeni mengandalkan dua tipe jembatan darurat, yaitu jembatan ponton (pontoon bridge) dan jembatan Bailey (Bailey bridge). Jembatan ponton merupakan penggabungan dari wahana apung yang dideretkan membentuk jalur yang bisa dilewati manusia maupun kendaraan dengan bobot maksimum tertentu. Wahana tersebut bisa berupa perahu, tongkang atau drum/silider yang kedap air. Di kedua ujung sistem pontoon, wahana apung terakhir ditambatkan dengan penambat sehingga keseluruhan badan jembatan tidak bergeser akibat arus sungai.
MGB Single Storey milik Yon Zipur 9 dalam Pameran Alutsista TNI AD 2013.
MGB Single Storey milik Yon Zipur 9 dalam Pameran Alutsista TNI AD 2013.
MGB juga berperan penting dalam operasi militer NATO di Afghanistan.
MGB juga berperan penting dalam operasi militer NATO di Afghanistan.

Satunya lagi adalah jembatan Bailey, tidak lain adalah jembatan darurat tipe rangka (tuss bridge) seperti banyak dijumpai pada umumnya. Bedanya jembatan Bailey mampu diangkut ke lokasi yang membutuhkan serta bisa digelar dengan cepat, bahkan lebih cepat ketimbang jembatan ponton. Namum minusnya, lebar jembatan Bailey cenderung terbatas, biasanya hanya memuat satu jalur untuk kendaraan.

Medium Girder Bridge (MGB)
Dalam pengembangan teknologi jembatan darurat, pada tahun 1971 Inggris memperkenalkan yang namanya Medium Girder Bridge (MGB). MGB merupakan jembatan taktis militer sedang yang berfungsi untuk menyeberangkan material maupun dukungan logistik yang pemasangannya sangat praktis dan mempunyai daya dukung yang besar dan mampu menahan beban yang melintas diatasnya dengan kapasitas 60 Ton. Selain daya sanggah yang besar, MGB digadang mudah dalam perawatan serta konstruksinya mudah dibongkar pasang.
Fleksibilitas dan daya tahan yang kuat menjadi keunggulan MGB.
Fleksibilitas dan daya tahan yang kuat menjadi keunggulan MGB.
Prajurit AD Inggris menjadi mentor penggunaan MGB di Dunia.
Prajurit AD Inggris menjadi mentor penggunaan MGB di Dunia.
Gelar MGB hanya membutuhkan sedikit keterlibatan prajurit.
Gelar MGB hanya membutuhkan sedikit keterlibatan prajurit.

Karena reputasinya, jembatan MGB sudah banyak dipakai oleh angkatan bersenjata di seluruh dunia seperti Inggris, Amerika Serikat dan sekutu-sekutu NATO lainnya. Total 38 negara telah menggunakan MGB, termasuk Indonesia yang mengoperasikan MGB sebagai elemen kekuatan Yon Zipur (Zeni Tempur) 9 Para/Kostrad. Yon Zipur 9 yang bermarkas di Ujung Berung, Jawa Barat ini pernah menampilkan MGB dalam Pameran Alutsista TNI AD 2013 di Lapangan Monas. Saat itu MGB Single Storey ‘dinaiki’ satu unit tank ringan AMX-13.
Unit MGB mempunyai berat yang lebih ringan ketimbang jembatan Bailey dan pastinya lebih mudah diangkut dan bisa beradaptasi. Hebatnya lagi, MGB dapat dipasang oleh satu peleton satuan Zeni. MGB tidak memerlukan pembatas yang permanen sehingga dapat mengakomodasi kendaraan yang mengangkut barang yang lebih lebar dari pada kendaraan itu sendiri, dan apabila dibutuhkan dapat dipasang jembatan lagi berdampingan disamping jembatan yang sudah ada.
MGB punya batang-batang penyusun yang dibuat secara prefabrikasi, dalam arti telah dibuat sebelumnya. Setiap batang dibuat standar yaitu hanya beberapa tipe ukuran saja. Jembatan ini memanfaatkan pembagian/distribusi gaya akibat beban yang dipikul melalui batang-batang baja yang disusun beraturan yang hasil akhirnya secara keseluruhan membentuk semacam kerangka (frame) saling tersambung dengan baut. MGB memiliki kerapatan antar batang penyusun rangka yang cukup rapat. Lebar jembatannya pun tidak bisa terlalu lebar, umumnya cukup untuk sejalur kendaraan berat atau tank. Berkat sifatnya yang modular dan perfebrikasi, MGB mampu disusun cepat. Bagian-bagian jembatan mampu digotong beberapa prajurit saja. Kalaupun diperlukan derek untuk mengangkat bagian yang cukup berat, crane lapangan seperti tersedia pada beberapa tipe CEV (combat engineer vehicle) sudah cukup memadai. Penasaran dengan seberapa cepat MGB dapat dipasang, simak demo pemasangan MGB yang dilakukan prajurit zeni AD Inggris pada video dibawah ini, pengerjaan MGB Single Storey hanya membutuhkan waktu 8 menit 59 detik.



Seluruh komponen jembatan menggunakan bahan berkualitas terbaik terbuat dari high tensile steel pins yang dibuat dari metal aerospace aluminium–zinc –magnesium alloy sesuai dengan standar NATO. Dalam gelaran MGB, ada beberapa opsi yang digunakan Zeni TNI AD, diantaranya:

1. MGB Single Storey
Ini merupakan MGB dengan satu tingkat, menggunakan satu panel bagian atas (top). Single Storey punya bentang maksimum hingga 9,8 meter. MGB Single Storey dapat menahan beban hingga 70 ton. Jembatan ini dapat dibangun oleh 9 hingga 17 prajurit zeni.
SINGLE_STOREY_MGB

2. MGB Double Storey
Ini merupakan MGB dengan dua tingkat plat, menggunakan top dan bottom panel. Dari segi daya, beban yang bisa ditahan hingga 70 ton. Namun, karena memakai dua panel plat, bentang maksimumnya lebih jauh dari Single Storey, yaitu hingga 31,1 meter. Normalnya MGB Double Storey dapat disiapkan oleh 25 prajurit.
japan2

3. MGB Double Storey with Link Reinforcement Set (LRS)
Serupa dengan MGB Double Storey, namun ditambahkan rangka penguat pada bagian bawah. Karena rancangan dan strukturnya lebih rumit, maka untuk membangun jembatan ini membutuhkan 34 prajurit. MGB Double Storey LRS punya bentang hingga 49,4 meter. Dengan bentang yang lebih panjang dari Single Storey dan Double Storey, kapasitas bebannya melorot jadi 60 ton.
header-mgb-2
TM-5-5420-212-10-1_115_1
1014114_350015231768602_2117538410_n
Aksi prajurit Zipur TNI AD dalam pemasangan MGB.

Dengan spesifikasi diatas, maka tak ada kesulitan bagi MGB untuk dilintasi aneka tank ringan milik TNI AD dan TNI AL. Tapi yang jadi perhatian adalah saat MGB nantinya dilintasi MBT (Main Battle Tank) Leopad 2A4. Dari lebar jembatan yang empat meter, masih dirasa oke. Tapi dari segi daya tahan harus jadi perhatian, MGB Single dan Double Storey masih aman dilintasi Leopard 2A4 yang bobotnya diatas 62 ton. Namun MBT Leopard 2A4 TNI AD rasanya tidak cocok bila harus melintasi MGB Double Storey LRS.
Truk Iveco Yon Zipur 9 Kostrad TNI AD
Truk Iveco Yon Zipur 9 Kostrad TNI AD
IMAG1473
IMAG1463
MGB dapat diangkut melalui air dengan menggunakan Plat bed Truck yang dimobilisasi dengan Ferry Bridge Ponton, dan melalui udara dengan heli angkut berat sekelas Chinooks. Untuk jalur darat, komponen MGB bisa dibawa dengan truk. Yon Zipur 9 Para yang personelnya punya kemampuan Linud (Lintas Udara) dalam Pameran Alutsista TNI AD 2013 turut menampilkan truk pengangkut material MGB, yaitu dari jenis Iveco ADN380T38H. Truk buatan Italia yang dirakit di Spanyol ini punya kapasitas mesin 13.000 cc dengan bobot keseluruhan 38 ton. Untuk memudahkan loading dan unloading material, truk ini juga dilengkapi dengan perangkat crane. (Haryo Adjie Nogo Seno)

Spesifikasi Teknis
Mempunyai daya sanggah yang besar
Mudah dalam perawatan.
Konstruksinya mudah dibongkar dan dipasang
Panjang bentangan : 49,4 meter.
Lebar keseluruhan : 4 meter.
Lebar Deck unit : 2,76 meter.
Berat material : 36,2 ton.

Indomil. 

Minggu, 31 Agustus 2014

2015 Markas Batalion Infanteri Hadir di Natuna

http://bimg.antaranews.com/kepri/2014_08/small/brigjen-tni-b.-zuirman.jpg
Komandan Korem 033/Wira Pratama Kepri Brigadir Jenderal TNI B Zuirman (antarakepri.com/Zam Jambak)

Pada tahun 2015 nanti, satu batalion infanteri TNI AD akan hadir di Natuna. Penambahan dan penempatan kekuatan TNI tersebut adalah sebagai salah satu upaya dalam pengembangan gelar kesatuan di wilayah terdepan NKRI.
“Benar, pada tahun 2015 nanti akan ada batalion infantri di Natuna. Ini adalah salah satu upaya dalam pengembangan gelar kekuatan pasukan TNI di wilayah perbatasan,” ungkap Danrem 033/Wira Pratama Kepri Brigjen TNI B Zuirman di sela kunjungan ke Natuna, Rabu.
Jenderal bintang satu itu mengatakan, nantinya markas batalion tersebut akan ditempatkan di daerah Sepempang, Kecamatan Bunguran Timur dengan nama Batalion Infanteri 135.
Mengapa Batalion Infanteri, sebab batalion ini adalah pasukan yang bisa di arahkan kemana saja dan siap tempur kalau terjadi apa-apa nantinya, juga taktis. Sedangkan alat perangnya adalah yang terdepan atau utama,” kata Brigjen B Zuirman.
Perlu diketahui, tambah jenderal lagi, Kabupaten Natuna merupakan daerah NKRI yang berbatasan langsung dengan perairan Vietnam, dan wilayah timurnya berbatasan dengan Malaysia Timur, Thailand dan Brunei, yang bila terjadi konflik sangat riskan dijadikan musuh sebagai pangkalan sebelum masuk ke wilayah Indonesia.
“Posisi Natuna ini sangat strategis dan banyak pulau-pulau kecil, yang dikelilingi oleh negara asing, bila terjadi konflik, sangat mungkin dijadikan pangkalan oleh musuh sebelum masuk ke wilayah RI, oleh sebab itu, perlu ada tambahan pasukan yang terpusat di wilayah ini,” tambahnya.
Sementara ini kata dia, untuk lahan, Pemerintah Daerah Natuna sudah mempersiapkannya, dan menunggu sertifikatnya saja. Sedangkan dana untuk pembangunan markas tersebut, berasal dari pusat.
“Kita juga memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Natuna, yang sudah mempersiapkan lahan untuk TNI, semoga pada tahun 2015 nanti apa yang kita harapkan dan bisa terwujud, demi keutuhan dan keamanan NKRI di daerah perbatasan,” pungkasnya. (kepri.antaranews.com)

[Gallery] Welcome To Your New Home… Leo…!!

Satu persatu, MBT Leopard 2 dan IFV Marder diturunkan dari kapal pengangkutnya. Bukan pekerjaan mudah memang menurunkan sebanyak total 26 unit MBT Leopard 2 dan 26 buah Marder. Secara cepat dan efisien, kru dari Jerman itu mampu menurunkan puluhan tank. Dan menyaksikan puluhan MBT berjejer memang tiada bandingnya. Apalagi, ARC sempat ikut joyride dari kapal pengangkut menuju lapangan. Whoaaa… its a best ride eveeerrrr…!!

Hingga berita ini diturunkan, belum semua MBT dan Marder selesai diturunkan. Dan rencannya, pemuatan ke kapal angkut menuju Surabaya baru akan dilakukan pada Minggu (31/08) pagi. Untuk itu mari kita nikmati dulu sebagian foto-foto jepretan ARC berikut ini. Tapi jangan lupa nantikan updatenya hanya di www.arc.web.id
















ARC.

Leopard di Monas (Photo)

Dua tank Leopard 2A4 dipajang di Monas, berikut beberapa penampakannya….
DSC_0102
DSC_0166
DSC_0176
DSC_0164
DSC_0142
DSC_0141
DSC_0139
DSC_0137
DSC_0158
DSC_0132
Sumber : JKGR

TNI AU Bergaya di Langit Monas, Masyarakat Heboh

Aksi akrobatik pesawat dan terjun payung menghibur masyarakat.

Atraksi akrobatik usai lomba maraton Independence Day Run 2014

Atraksi akrobatik usai lomba maraton Independence Day Run 2014
Berbagai aksi menarik ikut meriahkan lomba maraton Independence Day Run 2014. Mulai dari aksi drum band, akrobatik pesawat, dan terjun payung berhasil memukau warga yang memadati Monumen Nasional hari Minggu pagi, 31 Agustus 2014.

Independence Day Run berlangsung meriah sejak pagi hari. Tercatat 45.000 pelari dilepas Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, untuk mengikuti lomba marathon 17K dan 8K.

Namun, kemeriahan acara perayaan ulang tahun Republik Indonesia ke-69 tidak sampai di situ saja. Berbagai acara menarik digelar untuk menarik minat masyarakat.

Pertama enam pesawat KT-1 Wongbi milik tim Jupiter TNI AU yang melakukan akrobatik di atas langit Monas. Pesawat berkelir merah itu mempertontonkan berbagai aksi ekstrem yang langsung disambut oleh tepuk tangan masyarakat.

Setelah itu, giliran tim terjun payung yang berterbangan di sekeliling monumen ikon kota Jakarta tersebut. 69 penerjun dari TNI RI dan Polri, ditambah Federasi Aerosport Indonesia (Fasida) Jawa Barat, berhasil menjadi sasaran foto warga.

Istana Negara juga mengadakan Pesta Rakyat yang terdiri dari lomba khas 17 Agustus seperti lomba balap karung, makan kerupuk, lomba bakiak, sampai panjat pinang, di lapangan Monas.

Pameran Alutsista TNI yang terdiri dari 2 Tank Leopard dan 8 Panser Anoa produksi PINDAD, serta penampilan Drumband Akmil Lokananta juga ikut meramaikan Independence Day Run.

"Puas sekali, sempat gerimis tadi pagi tapi akhirnya cerah. Pendaftaran online ternyata sangat membantu, antusiasmenya luar biasa," ujar ketua panitia, Kolonel Adm. Edi Wuryanto, kepada VIVAnews.

"Tahun lalu sukses besar. Tapi tahun ini semuanya lebih meriah dan semarak. Tahun lalu hadiahnya total Rp 400 juta, sekarang Rp 700 juta. Tahun lalu mobil satu, sekarang dua," tuturnya, sambil berharap Independence Day Run bisa jadi agenda tahunan.
 Vivanews. 

Sabtu, 30 Agustus 2014

Menilai Ancaman Islamic State Terhadap AS, Negara Barat dan Indonesia

ISIS Control in Iraq and Syria 6/16/2014
Daerah Yang Dikuasai ISIS di Irak Makin Meluas (Sumber : foxct.com)

Pada hari Selasa, 19 Agustus 2014 Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang kini merubah namanya menjadi   Negara Islam (Islamic State) merilis sebuah video pemenggalan kepala terhadap wartawan Amerika Serikat, James Foley, di YouTube. Dalam video terlihat Foley sedang berlutut di samping seorang pria berpakaian hitam. Ia membaca pesan yang mungkin ditulis pada penculiknya bahwa “pembunuh sesungguhnya” adalah Amerika.  Tak lama setelah itu, kepala Foley dipenggal dengan sebilah pisau.
James Foley ditangkap ISIS pada 22 November 2012 saat bertugas untuk GlobalPost di Suriah bagian barat laut, dekat perbatasan dengan Turki. Video itu  juga menunjukkan sosok jurnalis lain asal AS yang diyakini sebagai Steven Sotloff, kontributor Time yang diculik pada 2013 di Suriah. ISIS juga mengeluarkan ancaman  AS bahwa nyawa  Steven Sotloff, berada di bawah “keputusan Obama”. Jika Obama tidak menarik pasukannya dari Irak, Steven akan bernasib sama dengan Foley.
Menanggapi kasus pemenggalan Foley, Presiden AS Barack Obama menanggapi di Convention Center Charlotte di Charlotte, NC, Selasa, 26 Agustus, 2014. "Pesan kami kepada siapa saja yang merugikan orang-orang,  Amerika tidak lupa, jangkauan kita panjang, kita sabar, keadilan akan dilakukan. Kita akan melakukan apa yang diperlukan untuk menangkap orang-orang yang menyakiti orang Amerika, dan kami akan terus mengambil tindakan langsung di mana diperlukan untuk melindungi rakyat kami dan untuk mempertahankan tanah air kita.," tegasnya. Obama berjanji akan menegakkan keadilan atas pembunuhan Foley. Ia menyebut tindakan kekerasan ini “mengejutkan nurani seluruh dunia”.
Apakah dengan tindakan pelaku dari anggota Islamic State  (IS) itu lantas Amerika akan mengerahkan kekuatan pasukan ke Irak dan Suriah? Nampaknya tidak juga. Nampaknya Presiden Obama telah banyak belajar dari pengalaman keterlibatan langsung AS di luar negeri tentang pengerahan kekuatan yang dinilainya lebih banyak mudaratnya dibandingkan manfaatnya.
Kebijakan pemerintahan Obama terlihat lebih realistis, mengurangi pengiriman pasukan sejak Juni 2011. Kebijakan pemerintahan sebelumnya dari Presiden George Bush adalah mengejar dan meniadakan ancaman terorisme dari Al-Qaeda terhadap keamanan nasional serta melumpuhkan negara pendukung terorisme. Dimana  sumber terorisme dilenyapkan dari Afghanistan, Irak dan Libya, serta peniadaan tokoh teror dengan operasi intelijen kontra terorisme  dibeberapa negara seperti di Yaman dan Pakistan.
Perubahan kebijakan pemerintah AS terlihat sejak  tanggal 22 Juni 2011, dimana Presiden Obama mengeluarkan penyataan bahwa negara yang menjadi basis serangan ke daratan AS pada peristiwa 11 September 2001, kini sudah bukan merupakan ancaman teror terhadap AS. "Gelombang perang telah surut, dan kini sudah saatnya AS membangun negara," tegas Obama. Pejabat berwenang AS mengatakan bahwa penggantian operasi tempur akan digantikan dan lebih difokuskan pada operasi kontraterorisme rahasia, seperti yang dilakukan saat melakukan penyergapan terhadap pimpinan Al-Qaeda, Osama bin Laden. Kasus tersebut dijadikan sebagai sebuah bukti utama Presiden Obama untuk kebijakan pengurangan substansial pasukan Amerika tersebut.
Kebijakan AS telah bergeser, menilai bahwa ancaman lain yang jauh lebih berbahaya dan merugikan akan berasal dari ulah China. Amerika akan fokus melakukan pengamanan ke kawasan jalur laut China Selatan yang merupakan salah satu urat nadi jalur ekonominya. China dinilainya mulai berulah, nah jawabannya adalah geser pasukan dengan pertimbangan anggaran yang tersedia dan potensi ancaman. Presiden Obama menegaskan, "Ketika terancam, kita harus merespon dengan kekuatan," katanya. “But when that force can be targeted, we need not deploy large armies overseas,” jelasnya.

Islamic State Dalam Pandangan Amerika Serikat
ISIS atau Islamic State dibawah kepemimpinan Abu Bakr al-Baghdadi kini merupakan sebuah kekuatan penempur bersenjata yang sangat diperhitungkan baik oleh negara-negara di kawasan Timur Tengah maupun negara-negara lainnya. Kemunculan kekuatan ini dengan berdera hitamnya telah  menimbulkan rasa takut jauh melebihi psywar yang dilakukan oleh Al-Qaeda. Tujuan dari Osama Bin Laden juga untuk menciptakan negara Islam, tapi ia sering mengatakan bahwa itu akan tercapai dalam beberapa  tahun lagi dan hanya dapat dicapai di bawah kondisi yang tepat. ISIS terlihat lebih percaya diri, dan  mengeluarkan pernyataan dengan merubah nama ISIS (Islamic Ctate for Iraq and Suriah) menjadi Islamic State  dan menegaskan  bahwa kekhalifahan telah tiba.
Dalam melihat kelompok bersenjata Islamic State, sulit untuk dibayangkan hanya dari satu sisi. Melihat sebuah gerakan yang mendadak demikian populer, kuat dan berpengaruh, kita jangan terjebak dalam penilaian satu sisi belaka. Ini sebuah  gerakan politik bersenjata yang dibangun dengan sebuah perencanaan matang dengan memperhitungkan kondisi yang berlaku. ISIS yang pada awalnya adalah gerakan sempalan dari Al-Qaeda kemudian lepas dan berdiri sendiri dengan teori kekhalifahannya.
Dipermukaan yang nampak adalah gerakan bersenjata  IS  mampu memporak porandakan dan menggiriskan kekuatan  penguasa  penganut Islam Syiah di Irak. Pasukan Irak di kota Mosul dikabarkan tunggang langgang ketika para pejuang IS menyerbu.  Kemudian pasukan al-Baghdadi ini berusaha melebarkan sayap ke Suriah, dengan berani berbenturan dengan Jabhat al-Nusra yang merupakan perwakilan resmi Al-Qaeda. Sementara dilain sisi dari informasi pembocoran mantan pegawai NSA (Edward Snowden), menyatakan bahwa ISIS adalah bentukan CIA, MI6 dan Mossad dalam rangka destabilisasi kawasan Timur Tengah dan dalam rangka memancing bersatunya jaringan terorisme seluruh dunia.
Yang terjadi kini adalah benturan kepentingan AS dalam menangani IS, dimana dari pengalaman masa lalu saat konflik di Afghanistan antara pejuang Mujahidin (Taliban dan Al-Qaeda) yang dibantu AS, kemudian sejarah mencatat Al-Qaeda menjadi musuh utamanya yang mampu meruntuhkan simbol kebanggaan AS dalam peristiwa tragedi 911. Kemudian pimpinan Al-Qaeda (Osama bin-Laden dikejar selama 10 tahun hingga tewas).
Dalam menanggapi ISIS (IS), Presiden Obama lebih menekankan bahwa AS akan menangkap pembunuh James Foley demi keadilan. Dalam  menanggapi kemungkinan AS untuk memperluas perang melawan ISIS ke Suriah, Obama memperingatkan bahwa "Sejarah mengajarkan kita tentang bahayanya tindakan yang melampaui batas dan penyebaran kekuatan, kemudian mencoba untuk pergi sendiri tanpa dukungan internasional, atau bergegas ke petualangan militer tanpa memikirkan konsekuensinya."
Obama juga mengatakan bahwa serangan terhadap ISIS telah dibatasi untuk melindungi pasukan AS dan diplomat di Irak, dia menegaskan kembali bahwa pasukan AS tidak akan dikirim kembali  selain  dalam kapasitasnya sebagai penasihat. "Saya katakan lagi, pasukan tempur Amerika tidak akan kembali untuk berperang di Irak. Kami tidak akan mengizinkan Amerika Serikat untuk diseret kembali ke perang darat lain di Irak karena, pada akhirnya, terserah kepada rakyat Irak untuk menjembatani perbedaan mereka dan mengamankan diri mereka sendiri," tegas Presiden Obama.
Beberapa pejabat dan analis mengeluarkan pernyataan terkait dengan perkiraan ancaman masa datang dari ISIS (IS), seperti  Menteri Pertahanan AS,  Chuck Hagel menyebut Negara Islam di Irak dan Suriah itu merupakan "ancaman."  Dilain sisi sekretaris pers Pentagon, Rear Adm. John Kirby mengatakan bahwa penilaian dari  Departemen Pertahanan AS tidak mempercayai bahwa ISIS memiliki "kemampuan saat ini untuk melakukan serangan besar terhadap tanah air AS."  Ditegaskan Kirby, "Kami percaya bahwa mereka memiliki aspirasi untuk menyerang sasaran Barat," katanya.
Dilain kesempatan,  Ketua Kepala Staf Gabungan, Jenderal Martin Dempsey E, mengatakan  bahwa ambisi kelompok ISIS (IS) adalah untuk merubah wilayah Timur Tengah  termasuk Israel, Yordania, Kuwait dan Suriah menjadi bagian kekhalifahannya. "Kalau untuk mencapai visi itu, secara fundamental akan mengubah wajah Timur Tengah dan menciptakan lingkungan keamanan yang pasti akan mengancam kita dalam banyak hal," kata Dempsey.
"Saya khawatir tentang Turki, aku khawatir tentang Jordan, aku khawatir tentang destabilisasi regional," kata Jarret Brachman, penasihat pemerintah AS khusus masalah ISIS dan Al Qaeda."Kami prihatin tentang ancaman yang ditimbulkan oleh ISIS, tapi dari penilaian, seperti yang dinyatakan oleh Ketua Gabungan Kepala Staf, dan oleh komunitas intelijen, bahwa ada saat ini tidak plot aktif di bawah cara untuk menyerang tanah air AS, Sekretaris Pers Gedung Putih Josh Earnest mengatakan kepada wartawan.
Menteri Luar Negeri AS,  John Kerry menyampaikan  pernyataan keras menegaskan bahwa  ISIS berwajah "Jelek, biadab, tak dapat dijelaskan, nihilistik, dan kejahatan tidak bernilai. ISIS dan kefasikan itu  harus dihancurkan, dan mereka harus bertanggung jawab keji, kekejaman setan ini harus bertanggung jawab," katanya.
Dari beberapa pernyataan pejabat AS dan analis intelijen, nampaknya mereka menilai bahwa pada saat ini ISIS (IS) bukanlah merupakan ancaman nasional Amerika Serikat, itulah intinya. IS kini tidak mampu mencapai mainland-nya. Amerika Serikat merasa tidak terancam, sehingga tidak perlu merespon dengan kekuatan. Pendapat Presiden Obama mendapat dukungan dari beberapa pejabatnya. Hanya Menhan Chuck Hagel menyatakan ISIS tetap merupakan ancaman dan John Kirby mempercayai banhwa IS mempunyai aspirasi menyerang sasaran Barat.

Perkiraan Ancaman Islamic State Di Masa Datang
Beberapa negara-negara Barat kini mulai mengkhawatirkan bahwa keterlibatan warganya pada saat kembali ke negaranya akan menimbulkan ancaman tersendiri. mereka bisa saja melakukan tindakan seperti yang diarahkan oleh pimpinan IS, seperti melakukan serangan bersenjata, bom bunuh diri dan mengembangkan faham Islamic State versi al-Baghdadi yang keras, dan kejam.
Inggris memperkirakan bahwa lebih  500 orang warganya   telah pergi ke Suriah sejak pemberontakan dimulai.  Juru bicara Kedutaan Besar Inggris di Washington,  Jessica Jennings mengatakan,  "Jelas, itu sangat sulit untuk memberikan angka yang tepat tentang hal ini," katanya.
Sementara Kementerian Dalam Negeri Perancis memperkirakan  sekitar 900 warga Prancis saat ini melakukan jihad di Suriah, Irak dan Libya.
Badan intelijen Jerman menyatakan bahwa tecatat sekitar 300 warga negara Jerman telah melakukan perjalanan ke Suriah.
Sekretaris Pers Gedung Putih Josh Earnest menyatakan, "Salah satu masalah adalah bahwa kita ingin memastikan bahwa kita menghadapi ancaman ini sebelum semakin parah, sebelum mereka mampu membangun tempat yang aman di mana mereka bisa membangun jaringan internasional yang lebih besar dan memahami konspirasi yang lebih luas yang akan memungkinkan mereka untuk melaksanakan  serangan bencana yang lebih luas dan keras, "katanya.
Mantan Direktur CIA Michael Morell Deputi, yang kini menjadi  analis keamanan nasional CBS News, mengatakan bahwa ancaman dari ISIS adalah "masalah terorisme paling kompleks yang pernah saya lihat. Hal lain yang perlu kita lakukan adalah mengambil kepemimpinan dari medan perang. Kita perlu mengidentifikasi mereka melalui intelijen dan kemudian menangkap atau membunuh mereka," katanya. Morell mengatakan ancaman jangka pendek dari ISIS potensi bahwa mereka akan menginspirasi seseorang untuk menyerang AS, dan mungkin salah satu orang Amerika, Kanada atau Eropa Barat yang telah bertempur bersama dengan mereka. Ancaman dalam jangka panjangnya, dalam waktu dua setengah sampai tiga tahun mendatang, "Kita perlu khawatir tentang kemungkinan serangan mirip dengan serangan 911."

Kesimpulan
Islamic State yang dipimpin oleh Abu Bakr al-Baghdadi kini dinilai merupakan ancaman nyata di Irak dan Suriah, dimana mereka mampu memobilisir tidak hanya warga Arab, tetapi diperkirakan terdapat sekitar warga dari 50 negara berjumlah sekitar 12.000 orang yang telah  ikut berperang dengan gaya, aturan dan kekejaman dan kebrutalan ISIS (IS).
Amerika Serikat pada masa kini tidak menyimpulkan Islamic State menjadi ancaman langsung keamanan nasionalnya, dimana kemelut IS dipandangnya harus diselesaikan oleh pemerintahan Irak sendiri. Walau harus menmghadapi pasukan Irak, Pasukan Kurdi (Peshmerga) dan serangan udara terbatas dari  Angkatan Udara AS, pasukan Islamic State masih mampu melebarkan sayapnya, dan bahkan kini mampu mendekati ibukota Irak Baghdad.
Pada umumnya negara-negara Barat khawatir apabila warganya yang kini bergabung dengan Islamic State di Irak dan Suriah pada saatnya nanti kembali kenegaranya, mereka akan menyebarkan fahamnya dan menimbulkan teror dimasing-masing negaranya.
Ancaman IS bukan masa kini, tetapi dimasa mendatang, dengan penyebaran ideologi ke khalifahan dunia, memang Islamic State dampaknya akan jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan Al-Qaeda.
Khusus bagi Indonesia, sebaiknya pulbaket (pengumpulan bahan keterangan) mereka-mereka yang berangkat ke Irak dan Suriah perlu dilakukan data ulang, beberapa informasi menyebutkan jumlahnya hingga kini mencapai sekitar 200 orang, dan bukan tidak mungkin akan semakin bertambah. Langkah pelarangan IS di tanah air perlu terus digalakkan, karena ide negara Islam sangat mudah disemaikan di Indonesia.
Ancaman terhadap stabilitas di Indonesia akan jauh lebih terasa dibandingkan negara-negara Barat, dan kita sudah mempunyai pengalaman sejak bom Bali 2002. Sebagai negara dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia, jelas kita sangat tidak mengharapkan IS akan menjadikan Indonesia menjadi pusat kegiatannya di masa mendatang.

Penulis : Marsda TNI (Pur) Prayitno Ramelan, Analis Intelijen. www.ramalanintelijen.net