Senin, 11 Agustus 2014

KCR-40 Uji Rudal C-705

 
KRI Clurit dan KRI Kujang
KRI Clurit dan KRI Kujang

Dua Kapal Cepat Rudal, KCR 40 TNI AL, KRI Clurit and KRI Kujang telah menyelesaikan tes kelautan atas sistem penembakan rudal darat ke darat, C-705. Menurut pernyataan KOARMABAR 24 Juli, ujicoba, juga meliputi menembakan rudal ke sasaran yang dilakukan di perairan dekat pulau Lingga, berlokasi sekitar 200 km dari Singapura.
TNI AL tidak mengungkap lebih detil tentang sistem penembakan rudal maupun jenis target yang digunakan saat ujicoba.
Rudal serbaguna C-705 pertama kali dimunculkan oleh China pada Oktober 2008, yang mirip dengan rudal anti-kapal C-602 (YJ-62) meskipun lebih kecil dan ringan. Dalam proyeksinya, rudal ini memiliki jangkauan efektif maksimum 140 km dan dipandu oleh radar aktif 8 mm selama penerbangan menuju sasaran. Rudal C-705 diyakini mampu membawa 130 kg hulu ledak HE semi-armour piercing (SAP).
KRI Clurit 641
KRI Clurit 641

KOARMABAR mengklaim, selama ujicoba itu, nilai probabilitas C-705 menenggelamkan kapal sebesar 95,7% untuk kapal dengan bobot hingga 1.500 ton. Setiap kapal KCR-40 membawa empat rudal C-705.
IHS Jane melaporkan pada bulan Februari 2013 bahwa kapal KCR-40 TNI-AL, pada batch awal akan dilengkapi dengan rudal anti-kapal C-705 yang dibeli dari Cina, sebelum dilakukan transisi ke versi yang diproduksi di dalam negeri oleh PT Pindad. PT Dirgantara Indonesia (PT DI) juga dilaporkan berpartisipasi dalam produksi lokal dari C-705 di masa depan, namun tidak ada rincian tentang perkembangan kemampuan PT DI dalam membuat rudal.
Diyakini bahwa TNI-AL akan menerima antara enam sampai 12 rudal dari China pada akhir 2014 untuk melengkapi dua kapal KCR-40 Class, KRI Clurit (641) dan KRI Kujang (642) yang operasional masing-masing pada April 2011 dan Februari 2012 dan bergabung dua kapal lain di kelas yang sama pada tahun 2013 – KRI Beladau (643) dan KRI Alamang (644). Indonesia menargetkan untuk mengoperasikan 24 Kapal Cepat Rudal KCR-40.
KRI Clurit dan Kujang berada dalam jajaran kekuatan Komando Armada Barat (Koarmabar) TNI-AL yang akan ditempatkan untuk tugas-tugas patroli maritim di Kepulauan Riau setelah nanti beroperasi penuh. (janes.com).

JKGR.

Suap Senjata Pejabat Indonesia

Smith wesson
US Securities and Exchange Commission (SEC) menuduh perusahaan – yang produk pistolnya populer di kalangan para penegak hukum dan dinas militer – memfasilitasi penyuapan senilai 11.000 US dollar dalam bentuk tunai dan pistol gratis kepada para pejabat kepolisian Pakistan pada tahun 2008, agar memenangkan kontrak untuk menyediakan senjata bagi negara tersebut.
Satu tahun kemudian, kata US Securities and Exchange Commission, pegawai Smith & Wesson melakukan atau menyetujui penyuapan di Indonesia untuk memenangkan sebuah kontrak dengan badan kepolisian setempat, meskipun kesepakatan kontrak itu akhirnya dibatalkan.
Upaya lainnya untuk menyogok para pejabat melalui pihak ketiga dilakukan di Turki, Nepal dan Bangladesh, demikian pernyataan SEC.
US Securities and Exchange Commission menemukan bahwa tindakan-tindakan perusahaan senjata itu, baik yang sukses maupun tidak untuk memperolah proyek, melanggar undang-undang anti tindakan korupsi luar negeri atau US Foreign Corrupt Practices Act, yang bertujuan untuk menghilangkan praktek suap dan korupsi sebagai faktor penting dalam persaingan bisnis internasional.
Smith & Wesson tidak mengakui atau membantah temuan SEC, tapi mereka sepakat membayar denda 2 juta US dollar dan membuat kesepakatan di luar pengadilan untuk menyelesaikan tuduhan-tuduhan tersebut.
SEC mengatakan perusahaan itu telah mengambil tindakan dengan menunda sejumlah transaksi ketika mengetahui adanya penyuapan oleh staf mereka, dan memecat semua staf penjualan internasional sebagai langkah awal menjawab masalah ini.
“Ini adalah peringatan bagi usaha skala kecil dan menengah yang ingin memasuki pasar berisiko tinggi dan memperluas penjualan internasional mereka,“ kata Kara Brockmeyer dari Divisi Penegakan US Securities and Exchange Commission.
“Ketika sebuah perusahaan membuat keputusan strategis untuk menjual produk mereka ke luar negeri, mereka harus memastikan pengawasan internal sudah ada dan berjalan,” kata dia dalam pernyataannya.ab/hp (afp,ap,rtr) (dw.de).

Bung Tomo Class: Ceritamu..!

KRI Usman Harun Class
KRI Usman Harun Class
Anda pernah menonton film James Bond: The Sky Fall? Tentu anda masih ingat dengan peristiwa ledakan yang mengguncang SIS Building, yang menjadi markas besar Agen Rahasia M16, atau British Secret Intelligence Service. Konon, di gedung ini pulalah arah mata angin mulai menemukan tujuannya untuk membawa kapal perang jenis MRLF pesanan Kesultanan Brunei Darussalam, Nakhoda Ragam Class, melabuhkan layarnya ke pangkuan ibu pertiwi, Indonesia Tercinta..!
Nun jauh di sebuah kota kecil di Indonesia, sebuah bungkusan kecil dari sebuah negara Eropa yang kaya, telah diterima oleh seseorang di beranda depan rumahnya. Ekspresinya tetap tenang meskipun ia telah mengetahui bahwa bungkusan kecil itu datang dari luar negeri, Inggris..! Perlahan dia melangkah menuju sebuah ruang kerja yang hanya diterangi oleh cahaya matahari yang menerobos dinding-dinding kaca yang telanjang. Bungkusan itu pun di buka. Beberapa fail dan denah kapal perang kini berserakan di depannya. Satu persatu spesifikasi kapal itu dicermatinya. Kadang mengangguk, mengernyit, tersenyum, atau bahkan geleng-geleng kepala. Pada sebuah lembaran fail, tatapan matanya mulai terlihat begitu fokus, ekspresi serius pun tiba-tiba menghempaskan ketenangan yang sedari tadi diperlihatkannya.
Tidak cukup hanya sampai di situ, tangannya pun mulai menggapai secarik kertas dan sebatang pensil. Tidak jelas, entah tulisan, lukisan atau hitungan yang dia goreskan. Namun yang jelas, tanpa disadarinya, hari sudah mulai merangkak gelap. Ia pun bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah itu diambilnya sebungkus mie instant sebagai pengganjal perut, maklum gara-gara dokumen dari Inggris itu, dia sampai lupa waktu untuk menikmati santap makan siang dan makan malamnya. Tidak heran jika tubuhnya pun terlihat agak ceking, tapi tentu saja tidak demikian dengan otaknya, sama sekali jauh dari kesan ceking. Terbukti dengan hadirnya dokumen itu di rumahnya. Bisa jadi dialah satu-satunya manusia di muka bumi ini yang menerima dokumen itu langsung dari produsen peralatan perang terkemuka, BAE System di Inggris.
Sambil menyeruput kuah mie instant yang dibuatnya, dia pun melanjutkan mencermati detail gambar dan kalimat yang tertera dalam dokumen tersebut. Hingga akhirnya diapun menggapai handphone yang tergeletak agak jauh dari tempatnya duduk saat itu. Seseorang dihubunginya, dan sebuah pertemuanpun dijanjikan.
Tiga hari kemudian, pagi-pagi sekali dia sudah terlihat berada di Bandara Juanda, Surabaya. Sebuah koper ukuran sedang dan tas komputer yang tersandang, tampak menyertai keberangkatannya. Sebuah presentasi penting akan segera digelar bersama para petinggi di Jakarta. Pendek kata, presentasi itu pun sukses menyatukan suara para petinggi yang hadir, padahal sebelumnya, pro kontra kerap memenuhi ruang diskusi. Mimpi dan harapan besarpun bersandar di pundaknya.
Tidak lama berselang, tim negosiasi pun berangkat ke Brunei. Dari negeri Sultan Hasanal Bolqiah, terbetik kabar gembira. Sang Sultan bersedia melepas ketiga ‘the Sultan’s boats’ nya hanya dengan harga $380 juta, atau hanya sekitar 20% dari total biaya yang telah dikeluarkan oleh paduka Sultan untuk pengadaan ketiga kapal tersebut. Kabar ini pun kemudian tersebar di berbagai media seluruh dunia. Tindakan bodoh telah diambil oleh TNI AL, begitulah kira-kira kebanyakan pendapat para pembaca seusai mengetahui transaksi mengejutkan tersebut. Ya memang sangat mengejutkan, karena sebelumnya Indonesia juga sempat menolak tawaran itu, bahkan hampir semua negara di dunia yang ditawari kapal ini, menyatakan sikap penolakan yang sama. Tapi kini, Indonesia telah membulatkan tekad untuk mengakuisisi kapal perang yang konon paling super canggih di kelasnya..!
Pertanyaannya, mengapa kita mau menerimanya sedangkan negara sekelas Zimbabwe aja ogah untuk mengambilnya.? Hehehe..! Pria ceking ini hanya bisa nyengir saat ditanyakan tentang hal ini. Ia pun menepis isu tentang ketidakseimbangan kapal dan tutupnya pabrikan rudal MBDA Seawolf sebagai alasan atas penolakan Indonesia sebelumnya. Konon saat itu kita masih sedang mencari solusi untuk menutupi kelemahan yang dimilikinya. Sekarang semuanya sudah bisa kita atasi berkat negosiasi sengit dari berbagai lapisan, dari mulai negosiasi para ahli, hingga ke negosiasi pemimpin negara. Hasilnya, lelaki ceking itu yang dibantu oleh beberapa orang stafnya, kemudian di berangkatkan ke Inggris, jauh sebelum proses perbaikan dikerjakan.
Kolaborasi pintar antara para ahli perkapalan Inggris, Jerman, Perancis dan Indonesia pun berjalan lancar. Satu persatu, detail permasalahan yang selama ini menjadi isu besar, berhasil dituntaskan. Hasilnya, sea trial yang dilakukan beberapa waktu lalu, ternyata mampu menunjukan keseimbangan kapal yang tinggi, sehingga kapal itu pun dinyatakan lulus untuk menempati rumah barunya di Indonesia. Segenap bangsa Indonesia kini sedang menantikan kehadiran asset baru kebanggaannya.
Pertanyaan kecil kemudian menggelitik: Lho kok cuma datang dua, bukankah yang kita beli itu ada 3? Kenapa yang satunya ketinggalan? Hehehe..! Ternyata, ini juga salah satu penyebab mengapa kita memutuskan untuk mengakusisi ketiga kapal ini. Dan ini pulalah yang menjadi point penting yang diperjuangkan presiden SBY saat harus menandatangani naskah kerjasama pertahanan dengan rekan sejawatnya dari Inggris, David Cameron, ketika bertandang ke Jakarta beberapa waktu lalu.
Kapal MRLF Bung Tomo class (photo : Grhm Rpr)
Kapal MRLF Bung Tomo class (photo : Grhm Rpr)
Pengerjaan KRI Usman Harun adalah sebuah langkah awal dari proses TOT yang diwajibkan oleh pemerintahan SBY. Indonesia mengirimkan para ahlinya ke Inggris, untuk menuntaskan pengerjaan KRI Usman Harun aka KD Jerambak yang pada tahun 2003 sengaja dihentikan pengerjaannya oleh pihak BAE System. Kelemahan-kelemahan yang teridentifikasi oleh para ahli Indonesia berhasil dieliminir, sesuatu yang tidak akan pernah bisa dilupakan oleh pihak BAE System. Berkat keberhasilan ini, efek besar yang langsung bisa dirasakan, adalah menangnya tender PT PAL dalam pengadaan kapal jenis LPD untuk Angkatan Laut Philipines. Di Manila, kita telah berhasil menyisihkan Korea Selatan, yang notabene adalah guru Indonesia dalam pengerjaan kapal jenis LPD Makassar Class. Semua ternyata tidak terlepas dari keberhasilan para ahli Indonesia dalam mengoprek kapal Bung Tomo Class di Inggris.
Daya jelah kapal yang semula hanya bertahan sampai 14 hari, berhasil dilipatgandakan menjadi hingga satu bulan, mengingat perairan Indonesia yang amat luas. Yang membanggakan, pembangunan tangki dan instalasi pipa yang dilakukan, ternyata sama sekali tidak mengurangi keseimbangan dan kecepatan kapal. Hal inilah salah satu yang membuat para ahli di BAE System menaruh respect yang tinggi terhadap para insinyur Indonesia.
Begitu pula ketika dilakukan pembongkaran terhadap MBDA Seawolf untuk digantikan dengan senjata sejenis yang lebih canggih, VLS Mica, para bule itu pun terkesima. Sistem payung udara yang diusung Nautis ll, yang sebelumnya malfunction pun, tak lepas dari sentuhan para ahli kita. Kini kapal Nakhoda Ragam Class, yang dulu banyak dicibir dan ditolak oleh berbagai negara karena dipandang sebagai sesosok perempuan pendek, gemuk, lamban dan tak berpelindung, mulai menuai banyak pujian. Tidak sedikit negara yang mulai paranoid dengan kehadiran kapal ini di perairan Nusantara. Tapi masih sangat sedikit pihak yang memahami kekuatan sejati yang dimilikinya. Ketika mencoba menanyakan hal ini, pria ceking itu pun bisa nyengir. Semua berawal dari SIS Building, kita harus menghormatinya..!
Hmmmm..! Mungkin diperlukan seorang wanita seksi untuk merayu James Bond agar mau terbuka tentang rahasia jeroan kapal tersebut. Anda masih ingat, diawal penyerahannya pada Brunei, kapal ini direkomendasikan untuk operasikan oleh 90 orang crews? Tapi kini, meskipun senjatanya bertambah, berkat otomatisasi yang dicangkokkan para insinyur Indonesia, kapal super canggih ini sudah bisa dioperasikan oleh hanya 79 orang crews saja. Sebuah lompatan yang cukup signifikan, yang sudah membuat negara-negara seperti Oman dan Pakistan merasa menyesal karena tidak memiliki sekelompok insinyur Indonesia yang pandai itu, dan membuat TLDM merasa perlu untuk mempercepat pengadaan kapal Gowind Classnya. Hehehe..! Untuk mengetahui detailnya, kita tunggu aja kehadiran James Bond ke Indonesia..! Salam hangat bung..! (by: yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 23 July 2014).

Dua KRI Jajaran Koarmabar Berhasil Melaksanakan HAT dan SAT

 

KRI Clurit-641 dengan Komandan Mayor Laut (P) Bambang Supriyono, S.E. dan KRI Kujang-642 dengan Komandan Mayor Laut (P) Rama Remiear Putra, baru-baru ini di perairan Pulau Lingga, Batam, Kepri, berhasil melaksanakan kegiatan HAT (Harbour Acceptance Test) dan SAT (Sea Acceptance Test) Fire Control System (FCS) Rudal   C-705 dan Combat Management System (CMS) Meriam NG-18 6 Barrel kaliber 30 mm. Rangkaian kegiatan SAT meliputi  anti surface real target test, missile anti surface real target test, anti air real target, moving base alignment for missile dan naval gun firing test.
Rudal C-705 yang telah dipasang di kedua KRI memiliki kemampuan surface to surface missile dan surface to land missile dengan jarak jangkau 140 Km. Rudal tersebut dipersiapkan untuk  mengandaskan kapal perang musuh yang berbobot hingga 1.500 ton (Klas Light Corvette) dengan kemampuan daya hancur hingga 95,7%. Dengan demikian ideal untuk menenggelamkan kapal. Sementara itu Meriam NG-18    6 Barrel kaliber 30 mm berfungsi  melindungi kapal dari serangan udara musuh sebagai senjata antirudal. Meriam NG-18 6 Barrel kaliber 30 mm buatan China tersebut memiliki jarak tembak maksimum 4.000 m dan minimum 500 m.
Kedua KRI jajaran Satuan Kapal Cepat Koarmabar ini juga dilengkapi Radar Tracking TR-47C dan Radar Searching SR-47AG. Kedua radar tersebut memiliki jarak tracking maksimum sasaran udara lebih dari 25 Km, sedangkan target sasaran permukaan lebih dari 8 Km. Di samping itu, Radar Searching SR-47AG juga memiliki kemampuan deteksi kontak udara lebih dari 40 Km dan deteksi kontak permukaan sebatas jarak pandang cakrawala. Dengan pemasangan radar sensor tersebut diharapkan dapat  mendukung pengoperasian Rudal C-705 dan Meriam NG-18 6 Barrel. (koarmabar.tnial.mil.id

Sabtu, 26 Juli 2014

[Video] F-16 C/D TNI-AU Tiba di Sarang Naga

Setelah lama dinantikan, akhirnya 3 buah pesawat tempur terbaru TNI-AU, yaitu F-16 C/D Blok 25 upgrade (atau dikenal dengan sebutan F-16 Blok 52 ID) akhirnya menjejakan kaki di sarang naga di Lanud Iswahyudi Madiun. 3 buah pesawat ini mendarat tepat pukul 11:25 setelah menempuh penerbangan melelahkan dari Amerika Serikat.
(photo: TNI-AU)

Penerbangan jarak jauh F-16 canggih ini dipimpin oleh Col. Howard Purcell dengan pesawat bernomer ekor TS-1625. Lalu 2 pesawat lainnya diawaki Maj. Collin Coatney dan Letkol. Firman Dwi Cahyono dengan pesawat TS-1620 serta terakhir  Ltc. Erick Housto dan Mayor Anjar Legowo menerbangkan pesawat TS-1623.
Dari sisi avionik, kemampuan F-16 C/D Blok 25 Upgrade itu telah mengalami peningkatan kemampuan signifikan. Dari data yang dimiliki ARC, sejumlah modifikasi itu diantaranya pemasangan Modular Mission Computer, Digital Video Recorder, IDM, dan lainnya. Namun demikian untuk radar tampaknya masih menggunakan standar Blok 25 yaitu APG-68 (V). Itu untuk urusan avionik. Di kokpit sejumlah sentuhan modernisasi juga dilakukan. Diantaranya pemasangan Common Color Multifunction Display, NVIS cockpit dan lainnya. Ditambah pula dengan perangkat bela diri berupa RWR ALR-69, External ECM dan lainnya. Dengan segudang upgrade, kemampuannya diharapkan setara dengan F-16 Blok 52.
Selain itu, sejumlah persenjataan juga diborong, meski dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Beberapa diantaranya adalah AIM-9X, AIM-120 C7 AMRAAM, JDAM Kit, hingga JHMCS (joint helmet mounted cueing system). Namun demikian, khusus pengadaan senjata ini masih menunggu persetujuan Pemerintah Amerika Serikat.


KRI Teluk Bintuni Launching 14 Agustus

Landing Ship Tank KRI Teluk Bintuni
Landing Ship Tank KRI Teluk Bintuni

Pengerjaan kapal perang TNI AL, KRI Teluk Bintuni, terus dikebut dan kapal yang sudah masuk tahapan finishing itu, rencananya, dilaunching 14 Agustus 2014, di Srengsem, Panjang, Lampung.
“Lokasi launching juga di sini. Karena ini kapal perang perang pertama yang dihasilkan di Lampung tentu acara launchingnya akan berbeda,” ujar Kepala Bagian Umum PT Daya Radar Utama Shipyard Engineering (PT DRU) Lampung Yahya. Sebelumnya KSAL Laksamana Marsetio telah datang ke Lampung untuk meninjau langsung pembuatan kapal angkut khusus tank, 3 KRI Teluk Bintuni.
Kapal perang tersebut dibuat di galangan kapal PT Daya Radar Utama Shipyard & Engineering (PT DRU) di Srengsem Panjang Bandar Lampung. Serah terima dengan pihak Angkatan Laut akan dilakukan September 2014.
“Diprogramkan oleh KSAL Laksamana Marsetio untuk diikutsertakan dalam parade Hari Angkatan Bersenjata 5 Oktober 2014 mendatang di Surabaya,” jelas Yahya. Menurut Yahya, Kapal tersebut adalah kapal perang perdana yang dipercayakan oleh Kemenhankam untuk dibuat PT DRU.
“Pertama kali pihak swasta menang tender untuk membuat kapal perang untuk keperluan Angkatan Laut. Biasanya Angkatan Laut mempercayakan kepada PT PAL Surabaya dan PT KOJA Bahari Tanjung Priok,” kata Yahya. KRI Teluk Bintuni adalah kapal khusus pengangkut tank dengan bobot 60 ton.
Kapal ini digunakan untuk mengangkut tank jenis Leopard bermuatan sepuluh tank. Mempunyai landasan khusus untuk pendaratan helikopter. Seperti kapal perang lainnya juga dilengkapi dengan persenjataan standar medan pertempuran.
Pengerjaan KRI Teluk Bintuni (photo: kemhan)
Pengerjaan KRI Teluk Bintuni (photo: kemhan)

KRI Teluk Bintuni akan ditempatkan di jajaran Satuan Kapal Korvet Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar).
“Selain tank, juga mampu mengangkut sekitar 450 orang prajurit dan 1 truk. Panjang 120 meter. Lebarnya 11 meter dengan kecepatan 16.000 knot,” tambah Yahya lagi.
KRI Teluk Bintuni boleh dikatakan sudah memasuki proses finishing. Bentuk kapal terlihat jelas dimana pada bagian perutnya akan menjadi tempat parkir tank yang diangkut.
Karena akan ditempatkan di Koarmabar, maka kapal ini sudah didesain khusus untuk medan lautan khas wilayah Barat yang banyak pulau-pulau kecilnya.
 

TNI-AU terima pesawat F-16 hibah dari AS

TNI-AU terima pesawat F-16 hibah dari AS
Hibah Pesawat F-16 Amerika Pesawat tempur F-16 C/D 52ID mendarat di Pangkalan Udara TNI AU Iswahjudi, Magetan, Jatim, Jumat (25/7). Pemerintah Indonesia mendapat hibah 24 pesawat F-16 C/D 52ID dari Amerika Serikat yang rencananya akan melengkapi Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi dan Skadron Udara 16 Lanud Rusmin Nuryadin Pekanbaru, tiga pesawat F-16 C/D 52ID tersebut tiba pada Jumat (25/7). (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf) ()
 
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara menerima tiga pesawat tempur F-16 C/D 52ID yang merupakan hibah dari Pemerintah Amerika Setikat kepada Pemerintah RI.

Pesawat tersebut tiba di Pangkalan Udara (Lanud) Iswahjudi Magetan yang berada di Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Jumat.

Ketiganya merupakan bagian dari proyek "Peace Bima Sena II" untuk pembangunan kekuatan TNI AU secara bertahap dan berlanjutan sesuai rencana pembangunan kebutuhan pokok minimal TNI.

Kedatangan penerbangan pesawat tersebut disambut oleh Panglima Koopsau II Marsdya TNI Abdul Muis, Komandan Lanud Iswahjudi Marsma TNI Donny Ermawan, Kepala Proyek "Peace Bima Sena II" Kolonel Tek Amrullah Asnawi, dan para pejabat dari jajaran Kemhan, Mabes AU, dan Lanud Iswahjudi.

"Ketiga pesawat F-16 itu merupakan bagian dari 24 pesawat F-16 hibahan dari AS yang akan datang secara bertahap," ujar Panglima Koopsau II Marsdya TNI Abdul Muis kepada wartawan.

Menurut dia, kehadiran tiga unit pesawat dari total pengadaan 24 unit pesawat F-16 C/D-52ID dan ditambah program "upgrade" 10 unit pesawat F-16 A/B-15OCU, diproyeksikan menjadi kekuatan utama Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi Madiun dan Skadron Udara 16 Lanud Rusmin Nuryadin Pekanbaru.

Pemilihan pesawat F-16 sebagai perangkat baru di jajaran TNI AU karena memiliki banyak kelebihan. Di antaranya adalah kelincahan dan kecanggihannya untuk pertempuran udara.

Pesawat tersebut juga telah dilengkapi kemampuan sistem "avionic" yang canggih dan dilengkapi senjata udara modern untuk melengkapi keunggulan daya jangkau operasi. Kecepatannya bisa diandalkan untuk menghadang setiap penerbangan gelap atau menghantam sasaran udara dan darat.

"Pesawat-pesawat ini memang dipilih karena kecanggihannya. Kami juga akan segera membentuk skuadron F-16 dengan hadirnya pesawat-pesawat itu," kata Abdul Muis.

Komandan Lanud Iswahjudi Marsma TNI Donny Ermawan, mengatakan, sesuai rencana, mulai awal Agustus 2014, enam orang instruktur penerbang F-16 A/B-15OCU TNI AU akan melakukan latihan terbang konversi "differential flying training" F-16 C/D-52ID di Skadron Udara 3 Lanud Iswahyudi Magetan.

"Latihannya di bawah supervisi tiga instruktur penerbang dari US Air Force Mobile Training Team," ungkap Marsma TNI Donny Ermawan.

Selain itu, secara bertahap pesawat-pesawat tersebut juga akan menjalani modifikasi. Ia berharap, dengan kedatangan pesawat-pesawat F-16 C/D-52ID tersebut, dapat meningkatkan kekuatan dan kemampuan Republik Indonesia untuk menegakkan kedaulatan serta hukum demi kepentingan nasional.