Kamis, 22 Mei 2014

Konsepsi Ketahanan Nasional (Tannas)


“Kita tidak bisa begini, karena awalnya ini (industri pertahanan lokal) adalah perjuangan. Jangan kualat,” BJ Habibie

Konsepsi Ketahanan Nasional (Tannas), merupakan konsepsi Nasional dalam Pencapaian Tujuan Nasional, yang pada intinya tercapainya Keamanan dan Kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia, yang menjadi tugas dan tanggung jawab Pemerintahan Negara.  Suatu rumusan Tujuan Nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan UUD RI 1945, ialah membentuk suatu ”Pemerintahan Negara” yang melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan Bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dalam rangka pencapaian Tujuan Nasional, diperlukan Ketahanan nasional, yaitu suatu kondisi dinamik kehidupan Nasional yang terintegrasi yang harus diwujudkan pada suatu saat, yang mampu menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan (TAHG ).  Dan untuk mewujudkan Ketahanan Nasional, diperlukan Konsepsi Tannas, yaitu konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan keamanan dan kesejahteraan secara seimbang, serasi dan selaras, yang dilaksanakan melalui Pembangunan Nasional dan Pembangunan Daerah sebagai bagian integral dari Pembangunan Nasional. Dengan kata lain, pada saat kita menyelesaikan masalah keamanan harus ikut dipikirkan masalah kesejahteraan, demikian pula sebaliknya.
Asas Ketahanan Nasional Indonesia adalah tata laku yang didasari  nilai-nilai yang tersusun berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nasional yang terdiri dari :

1.    Asas Kesejahteraan dan Keamanan
Kesejahteraan dan keamanan dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan  dan merupakan kebutuhan manusia yang mendasar dan esensial, baik sebagai perorangan maupun kelompok  dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan demikian kesejahteraan dan keamanan merupakan asas dalam sistem kehidupan  nasional dan merupakan nilai intrinsik yang ada padanya. Dalam realisasinya kondisi  kesejahteraan dan keamanan dapat dicapai dengan menitikberatkan pada kesejahteraan tetapi tidak mengabaikan  keamanan. Sebaliknya memberikan  prioritas pada keamanan tidak boleh mengabaikan kesejahteraan. Oleh karena itu,  keduanya harus selalu ada, berdampingan pada kondisi apapun sebab keduanya merupakan salah satu parameter tingkat ketahanan nasional sebuah bangsa dan negara.


2.    Asas komprehensif intergral atau menyeluruh terpadu
Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh menyeluruh dan terpadu dalam bentuk perwujudan persatuan dan perpaduan  yang seimbang, serasi dan selaras  dari seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, ketahanan nasional mencakup ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh, menyeluruh dan terpadu (komprehensif integral)

3.    Asas mawas ke dalam dan mawas ke luar
Sistem kehidupan nasional merupakan perpaduan  segenap aspek kehidupan bangsa yang saling berinteraksi. Disamping itu, sistem kehidupan nasional juga berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya. Dalam prosesnya dapat timbul berbagai dampak  baik yang bersifat positif maupun negatif. Untuk itu diperlukan sikap mawas ke dalam dan  ke luar.

a.    Mawas ke dalam
Mawas ke dalam  bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat dan kondisi kehidupan nasional itu sendiri berdasarkan nilai-nilai kemandirian yang proporsional untuk meningkatkan kualitas derajat kemandirian bangsa yang ulet dan tangguh. Hal itu tidak berarti bahwa ketahanan nasional mengandung sikap isolasi dan atau nasionalisme sempit (chauvinisme).


b.    Mawas ke luar
Mawas ke luar bertujuan untuk dapat mengantisipasi dan ikut berperan serta menghadapi dan mengatasi dampak lingkungan strategis luar negeri, serta menerima kenyataan adanya saling interaksi dan ketergantungan dengan dunia internasional. Untuk menjamin kepentingan nasional, kehidupan nasional harus mampu mengembangkan kekuatan nasional, agar memberikan dampak keluar dalam bentuk daya tangkal dan daya tawar. Namun demikian, interaksi dengan pihak lain diutamakan dalam bentuk kerjasama yang saling menguntungkan.

4.    Asas kekeluargaan
Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan, kesamaan, gotong-royong, tenggang rasa dan tanggung jawab  dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam asas ini diakui adanya perbedaan yang harus dikembangkan secara serasi dalam hubungan kemitraan serta dijaga agar tidak berkembang menjadi konflik yang bersifat antagonistik yang saling menghancurkan.


Ketahanan nasional memiliki sifat yang terbentuk dari nilai-nilai yang terkandung dalam landasan dan asas-asasnya, yaitu :

1.    Mandiri
Ketahanan nasional bersifat percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu pada identitas , integritas dan kepribadian bangsa. Kemandirian (independent) ini merupakan prasyarat untuk menjalin kerjasama yang saling menguntungkan  dalam perkembangan global (interdependent).


2.    Dinamis
Ketahanan nasional tidaklah tetap melainkan dapat meningkat dan atau menurun tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara serta kondisi lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan hakikat dan pengertian bahwa segala  sesuatu di dunia ini senantiasa berubah dan perubahan itu senantiasa berubah pula. Oleh karena itu, upaya peningkatan ketahanan nasional harus selalu diorientasikan ke masa depan dan dinamikanya diarahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional yang lebih baik

3.    Wibawa
Keberhasilan pembinaan  ketahanan nasional Indonesia secara  berlanjut dan berkesinambungan akan meningkatkan  kemampuan dan kekuatan bangsa yang dapat menjadi faktor yang diperhatikan pihak lain. Makin tinggi tingkat ketahanan nasional Indonesia makin tinggi pula nilai kewibawaan  nasional yang berarti makin  tinggi tingkat daya tangkal yang dimiliki bangsa dan negara Indonesia.
(Danendra)

4.    Konsultasi dan kerjasama
Konsepsi ketahanan nasional Indonesia tidak mengutamakan sikap konfrontatif dan antagonistis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata tetapi lebih pada sikap konsultatif dan kerjasama serta saling menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.
(Danendra) 


Mantan Presiden BJ Habibie diundang rapat dengan Komisi I DPR untuk membahas alat utama sistem persenjataan (alutsista). Brak!! Ahli pesawat terbang itu tiba-tiba menggebrak meja saat menyampaikan pendapatnya.
“Kalau Anda mengimpor gelas (sambil mengangkat gelas), mengimpor meja (sambil menggebrak meja) dan mengimpor mic (sambil menunjuk mic) maka Anda membayar jam kerja orang sana. Bayarlah jam kerja rakyat agar semua bisa mandiri!” ujar Habibie berapi-api di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (31/1/2011).
Jika industri pertahanan lokal tidak diutamakan, lanjut menristek era Orde Baru ini, maka generasi mendatang akan kasihan. Indonesia tidak bisa selamanya bergantung pada impor alat pertahanan.
“Kita tidak bisa begini, karena awalnya ini (industri pertahanan lokal) adalah perjuangan. Jangan kualat,” ucap pria 75 tahun ini.
Dia menyebut, sejak tahun 2002 hingga sekarang, industri pertahanan Indonesia tidak pernah fokus. Habibie menilai, industri pertahanan Indonesia hanya memfokuskan keuntungan per generasi, dan yang dikejar bukan kemandirian tapi hanya keuntungan sesaat.
“Saya menyebutnya ini skenario VOC. Coba bandingkan dengan Amerika. Pembiayaan industri untuk kemandirian. Berbeda dengan kita, pengembangan teknologi tidak maju, karena yang dicari hanya keuntungan dolar Amerika saja. Saya orang tua tapi tidak buta,” ucapnya dengan nada tegas.
Habibie menyampaikan, dirinya bersyukur anggota Komisi I telah diberi kepercayaan oleh masyarakat untuk duduk di kursi Dewan. Hal itu disampaikannya sembari menunjuk ke anggota Komisi I. Dia mengakui, omongannya tidak akan didengar jika tidak bersama dengan DPR.
“Kalau ada yang mau mendirikan lapangan golf di tempat strategis industri, saya akan berdiri, saya akan hadang mati-matian. Ini berkaitan dengan menjaga jam kerja rakyat Indonesia,” kata pria yang dijuluki Mr krack ini
(http://wonderpet09.wordpress.com/2011/05/16/defense-industry/)



Bukannya kami tidak ingin menggunakan alutsista buatan dalam negeri, tetapi dalam melengkapi alutsista, kami ingin alat-alat yang canggih. Inilah yang masih dikejar bangsa Indonesia. Bagaimana kita bisa menyeimbangkan kekuatan negara tetangga, yang terdekat seperti Singapura dan Australia, kalau alat2 kita tidak sepadan dengan kepunyaan mereka. Alutsista sangat tergantung pada kecanggihan teknologi. Saya sangat mendorong Indonesia bisa memproduksi alutsista sendiri dan saya optimis kita bisa.
(http://tanyamoeldoko.com)

Dari berbagai sumber…..

JKGR. 

Selasa, 20 Mei 2014

Ini Perkembangan Pesawat R-80 Karya Habibie

Banyak orang yang menunggu kapan pesawat R-80 yang merupakan pengembangan dari pesawat N250 buatan Bacharudin Jusuf Habibie, atau yang lebih familiar disapa BJ Habibie, bisa beroperasi. Barangkali ada kerinduan yang amat sangat di dalam hati rakyat Indonesia terhadap karya-karya anak bangsa yang mampu diakui dan diterima oleh dunia.

PT Regio Aviasi Industri (RAI), perusahaan industri pesawat terbang tempat BJ Habibie duduk sebagai ketua dewan komisarisnya, sedang membuat pesawat R-80 yang sudah dimulai dari tahun 2013 lalu.

Komisaris PT RAI, Ilham Habibie, yang merupakan putra BJ Habibie, mengatakan bahwa pembuatan desain awal pesawat R-80 akan selesai pada tahun ini. “Jadi, akhir tahun ini, kita sudah punya desain yang menyeluruh,” ujar Ilham saat ditemui Kompas.com setelah menghadiri acara diskusi di Jakarta, Sabtu (17/5/2014).

Saat selesainya fase awal akhir tahun nanti, PT RAI akan menentukan komponen-komponen yang akan dipakai oleh pesawat R-80. Pria yang lahir di Aachen, Jerman, itu mengatakan, komponen-komponen pesawat berkapasitas 80 penumpang tersebut hingga kini belum ditentukan.

“Pada akhir tahun, kita sudah pilih dari mana komponen-komponen yang saat ini belum kita hadirkan. Misalkan, engine-nya dari mana, kokpitnya dari mana. Kita sudah punya desain," ucapnya.

Ilham menuturkan, pemilihan pesawat baling-baling untuk transportasi udara di Indonesia memiliki keuntungan tersendiri. Menurut dia, meskipun pesawat lebih lambat daripada pesawat bermesin jet, pesawat baling-baling lebih hemat dalam penggunaan bahan bakar.

Hal tersebut disesuaikan juga dengan kontur wilayah serta rute-rute di Indonesia yang cenderung pendek-pendek. Jadi, menurut dia, akan lebih efektif menggunakan pesawat berbaling-baling ketimbang pesawat bermesin jet.

Ilham menjelaskan, ada tiga tahapan yang harus dilalui oleh PT RAI hingga R-80 mampu terbang menjelajahi langit Nusantara. Tahap pertama adalah pembuatan desain pesawat yang membutuhkan waktu dua tahun, tahap kedua adalah pembuatan prototipe pesawat selama tiga tahun, dan tahap ketiga merupakan tahap terakhir, yakni pengujian pesawat yang diperkirakan memakan waktu dua tahun.

Dengan demikian, menurut pria yang mendapatkan gelar doktor dari Technical University Of Munich ini, pembuatan pesawat tersebut bisa memakan waktu enam tahun.

“Dari awal desain sampai jadi itu totalnya bisa 6-7 tahun. Kita mulai 2013, desain selesai akhir tahun ini. Tahun 2017, kita meluncurkan prototipe-nya, setelah itu dilakukan pengujian, itu lebih kurang dua tahun. Maksimal ya 2019 (beroperasi)," ucapnya.

Ilham mengatakan, pembuatan pesawat memang membutuhkan waktu cukup lama. Ia pun mencontohkan Boeing 737. “Memang begitu gak bisa cepat-cepat. Kalau kita lihat sebagai contoh, tahu pesawat 737 buatan Boeing kan? Tahu gak itu dibuat tahun berapa? Itu tahun 1965, itu sampai sekarang masih terbang kan. Sudah 50 tahun dibuat. Tentu terus di-update, mesinnya dan sebagainya, tetapi desainnya kan sama itu,” tandasnya.

Mengenai kontrak bisnis, ia mengaku belum memiliki kontrak dengan perusahaan penerbangan, baik nasional maupun internasional. Penandatanganan pemesanan 100 pesawat oleh NAM Air dan 25 pesawat oleh Kalstars hanya sebatas kesepakatan (MoU) dan belum berbentuk kontrak.

"Jadi, kalau mau jual pesawat, belum bisa karena belum tahu harga. Kalau sudah kontrak, kan sudah pasti,” katanya sambil tersenyum.

TNI AU Siap Beli Fighter Perancis dan Inggris

Jet Tempur Rafale Perancis (photo by Andrew Dro)
Jet Tempur Rafale Perancis (photo by Andrew Dro)

TNI AU sudah merencanakan membeli pesawat tempur baru dari PERANCIS dan INGGRIS untuk mengganti pesawat kita yang banyak yang sudah tidak layak pakai. Hal ini disampaikan Panglima TNI Jenderal Moeldoko dalam situs tanyamoeldoko.com saat menjawab pertanyaan masyarakat.

Pertanyaan: Persenjataan dan sistem masing-masing matra, apa yg jadi prioritas untuk di ganti atau dibangun?

Jawaban Panglima TNI: Ada beberapa yang akan saya bangun dan perkuat dari matra-matra TNI. Untuk TNI AD kita akan datangkan alat-alat artileri yang canggih dari Perancis dan Korea Selatan. Untuk AU kita sudah rencanakan membeli pesawat baru dari Perancis dan Inggris untuk mengganti pesawat kita yang banyak yang sudah tidak layak dan tentu saja Angkatan Laut, kita harus mengganti kapal-kapal yang tidak layak, yang jumlahnya tidak sedikit.

Pertanyaan:

Jawaban Panglima TNI: Memiliki SU 35 itu adalah cita-cita kami. Saya sudah sampaikan kepada pemerintah kita bahwa Indonesia harus punya SU 35 untuk meningkatkan kualitas alutsista kita. Ini prioritas kami. Mudah-mudahan pemerintahan baru bisa mewujudkan ini. Kapan kita akan punya, saya masih belum bisa memberi kepastian, karena harganya mahal sekali.

sumber: tanyamoeldoko.com

Skenario Latihan Gabungan TNI 2014

Prajurit TNI  di atas tank usai upacara pembukaan Latihan Gabungan TNI 2014, di Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (19/5). Gladi lapangan Latihan Gabungan TNI 2014 akan berlangsung pada 1-5 Juni 2014 di Pantai Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, kawasan Samudera Hindia bagian selatan dan Bali dengan melibatkan total sekitar 15.000 personel TNI yang menampilkan seluruh kemampuan tempur prajurit TNI beserta arsenal yang dimiliki. (ANTARA FOTO/Widodo S Jusuf)
Prajurit TNI di atas tank usai upacara pembukaan Latihan Gabungan TNI 2014, di Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (19/5). Gladi lapangan Latihan Gabungan TNI 2014 akan berlangsung pada 1-5 Juni 2014 di Pantai Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, kawasan Samudera Hindia bagian selatan dan Bali dengan melibatkan total sekitar 15.000 personel TNI yang menampilkan seluruh kemampuan tempur prajurit TNI beserta arsenal yang dimiliki. (ANTARA FOTO/Widodo S Jusuf)
… Akan muntahkan semua amunisi yang kami miliki… ”
Jakarta (ANTARA News) – Markas Besar TNI menyiapkan Latihan Gabungan 2014 melibatkan hampir 16.000 personel dengan berbagai skenario untuk menguji doktrin perang yang tegas dikatakan bersifat pre-emptive, di tiga mandala latihan, berakhir pada perebutan Pantai Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Latihan itu terbagi dua, gladi posko dan latihan lapangan. Secara sederhana tindakan pre-emptive adalah melakukan pencegahan sebelum ada serangan.
“Kami menguji doktrin pertempuran dan peperangan secara gabungan, menguji interoperabilitas masing-masing matra TNI yang selama ini dilaksanakan secara parsial,” kata Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, di hanggar Skuadron Udara 2 TNI AU, Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin.
Latihan itu berlangsung 19 Mei hingga 7 Juni dan Presiden Susilo Yudhoyono beserta rombongan akan menyaksikan secara langsung di Pantai Situbondo, pada 7 Juni nanti. Di pantai dengan kombinasi medan latihan bisa dibilang lengkap itu, akan digelar operasi pendaratan amfibi Korps Marinir TNI AL lengkap dengan bantuan tembakan pantai dan operasi perang administrasi.
Walau dikatakan bersifat pre-emptive, namun Moeldoko tidak menyebut secara benderang pihak luar Indonesia yang dinilai berpotensi menjadi ancaman, kecuali “dari luar Indonesia”.
Direktur Latihan Gabungan TNI, Letnan Jenderal TNI Lodewijk Paulus, mengurai secara ringkas skenario latihan terbesar TNI yang pernah digelar sejak Latihan Gabungan TNI pada 1983 di Pantai Cilegon, Banten itu.
“Diasumsikan ada kekuatan asing dari negara Musang yang mencoba merebut sebagian wilayah Indonesia. Mereka berpangkalan di Pulau Paju, sebelah barat Bengkulu. Mereka juga mengerahkan kekuatan laut dan udara mereka sebelum akhirnya melakukan pendudukan di Pantai Asembagus kompleks itu,” katanya.
Sesuai doktrin pertahanan dan penyerbuan yang dianut TNI sampai saat ini, kekuatan penangkal yang harus dikerahkan adalah tiga kali kekuatan penyerbu/agresor. “Karena yang menyerbu berkekuatan satu brigade, maka kami siapkan kekuatan satu divisi,” katanya.
Yang istimewa pada Latihan Gabungan 2014 Markas Besar TNI ini adalah, “Kami akan muntahkan semua amunisi yang kami miliki. Ada beberapa tujuan yang ingin diraih, mulai dari peningkatan profesionalitas personel, satuan, hingga efek politis penggentar,” kata Moeldoko.
Mengingat sifatnya yang sudah dinyatakan secara terbuka sebagai pre-emptive strike kepada kekuatan agresor, maka pemusnahan kekuatan agresor sejak jauh dari wilayah darat Indonesia sangat menjadi andalan.
“Peluru kendali Yakhont akan diluncurkan dari kapal perang, jarak jangkauannya sampai 300 kilometer dari titik peluncuran, itu sebagai misal,” kata Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, yang turut menyaksikan pembukaan Latihan Gabungan 2014 Markas Besar TNI itu.
Satu lagi yang baru namun tidak mungkin bisa diikuti mata telanjang adalah dog fight antara pesawat tempur TNI AU dengan pesawat tempur agresor dari negara Musang itu. Diskenariokan dalam latihan itu, dog fight terjadi di selatan Pulau Jawa, dekat batas terluar zone ekonomi eksklusif Indonesia.
“Peluru kendali yang baru kami miliki untuk Sukhoi Su-27/30 MKI akan kami ujicoba. Ini pertama kalinya diujicoba dalam latihan skala besar seperti ini,” kata Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI IB Putu Dunia. (antaranews.com)

Panglima TNI buka Latgab 2014

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menyampaikan sambutan dan arahan pada Upacara Pembukaan Latihan Gabungan TNI Tahun 2014 di Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Senin (19/5). Latihan Gabungan TNI Geladi Lapangan akan berlangsung pada tanggal 1 - 5 Juni 2014 di daerah latihan Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, kawasan Samudera Hindia bagian selatan dan Bali dengan melibatkan total sekitar 15 ribu personel TNI yang menampilkan seluruh kemampuan tempur prajurit TNI beserta alutsista yang dimiliki. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menyampaikan sambutan dan arahan pada Upacara Pembukaan Latihan Gabungan TNI Tahun 2014 di Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Senin (19/5). Latihan Gabungan TNI Geladi Lapangan akan berlangsung pada tanggal 1 – 5 Juni 2014 di daerah latihan Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, kawasan Samudera Hindia bagian selatan dan Bali dengan melibatkan total sekitar 15 ribu personel TNI yang menampilkan seluruh kemampuan tempur prajurit TNI beserta alutsista yang dimiliki. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko secara resmi membuka Latihan Gabungan (Latgab) TNI tahun 2014 di Taxy Way Echo Skuadron 17 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin pagi.
“Latihan salah satu sarana memelihara sinergitas dua angkatan atau lebih dalam taktis dan teknis dan uji doktrin, dan tingkatkan daya tempur satauan dan ciptakan daya gentar dari ancaman,” kata Panglima TNI.
Panglima mengatakan bahwa dalam Latgab yang mengangkat tema “Komando Gabungan (Kogab) TNI Melaksanakan Kampanye Militer di Wilayah Mandala Perang dalam Rangka OMP guna Menjaga Kedaulatan NKRI”, juga bertujuan meningkatkan profesionalitas prajurit TNI dan satuan dalam operasi gabungan TNI untuk mewujudkan kesiapsiagaan prajurit.
Metode latihan yang digunakan, yaitu Geladi Posko pada tanggal 19 sampai dengan 24 Mei 2014 di PMPP TNI Sentul Bogor dan Geladi Lapangan 1–5 Juni 2014 yang dilaksanakan secara berangkai dengan materi Kampanye Militer di daerah latihan wilayah Asembagus Situbondo Jawa Timur, Kawasan Samudra Hindia Bagian Selatan, dan Bali.
“Rencananya Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan menyaksikan secara langsung latgab tersebut di Jawa Timur,” kata Panglima TNI.
Susunan organisasi Kogab pada Latgab TNI tahun 2014, yakni Letjen TNI Lodewijk Paulus (Dankodiklat TNI AD) selaku Dirlatgab TNI TA 2014, Letjen TNI Gatot Nurmantyo (Pangkostrad) selaku Pangkogab TNI, Laksma TNI Arie Soedewo (Danguspurlatim) selaku Pangkogaslagab, Laksma TNI Pramono Hadi (Danpusbangdikopsla) selaku Pangkogasgabfib, Marsma TNI Dedy Nitakomara (Kas Koopsau I) selaku Pangkogasudgab.
Kemudian, Brigjen TNI M. Herindra (Wadanjen Kopassus) selaku Pangkogasgabpassus, Brigjen TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso (Danpasmar I) selaku Danpasrat, Letkol Inf. Christian Kurnianto Tehuteru (Danbrigif L 17/K) selaku Pangkogasgablinud.
Alutsista yang dikerahkan dari ketiga angkatan pada Latgab TNI 2014, antara lain dari TNI AD sebanyak 49 Ranpur terdiri atas 1 Tank Rec, 18 Tank Scorpion (Canon), 6 Tank Stormer APC, 2 Tank Stormer Komando, 2 Panser Saladin (canon), 2 Panser Saracen (AP), 2 Pancer Ferret (pengintai), dan 12 Panser Anoa (AP).
Selain itu, juga melibatkan satu Panser Anoa (Komando), 1 Panser AMB, 1 Panser REC dan 1 AVLB. 24 Helly yaitu 4 Unit MI-35P, 4 Unit MI-17V5, 4 Unit BO-105, 10 Unit Bell-412, 2 Unit bell-205A-1 (Senjata Munisi Rocket FFAR, Rocket S 8 Com dan Canon 30 MM). 30 Senjata Berat dan 6 set PRS 77 (Zeni) terdiri dari 18 Pucuk 105 KH 178, 4 Pucuk 155 KH 179, 2 Pucuk 76/GN, dan 6 Pucuk Giant Bow 23 MM.
Dari TNI AL sebanyak 32 Kapal yaitu 1 Kapal Selam (KS), 6 Parahu Karet (PK), 2 BTD, 6 PKR, 3 KCR, 1 KCT, 1 LPD, 3 ATF, 5 AT, 1 BR, dan 1 PR. Kendaraan tempur 81 Unit terdiri dari 29 BMP3F, 10 LVT 7, 36 BTR 50P, dan 6 Kapal, serta senjata berat 16 buah terdiri atas 8 Pucuk How, dan 8 pucuk RM 70 Grad.
Dari TNI AU sebanyak 40 Pesawat tempur, 32 Pesawat angkut 16 C130, 4 B-737, 3 F-28, 4 C-295, 2 CN-235, 3 Cassa-212 dan 11 Helly terdiri dari 8 SU-27/30, 6 F-16, 10 Hawk 100/200, 2 F-5, 12 T-50, 2 EMB-314, serta 11 Heli Nas/332/330.
Dalam acara pembukaan itu, juga dihadiri Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman, KSAU Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, KSAL Laksamana TNI Marsetio, dan pejabat teras lainnya.(antaranews.com)

“TRUE STORY” Secuil Kisah Awak “Hiu Kencana” Jilid 6

Kisah ini sengaja saya tulis berdasarkan catatan-catatan tertulis yang saya punya dan juga cerita-cerita dari para “Silent Warrior” pinisepuh saat mereka dulu bertugas mengawaki “Hiu-hiu besi” kita dalam menjaga Kedaulatan NKRI yang mungkin selama ini belum pernah terpublikasikan. Dan tulisan ini saya dedikasikan juga kepada seluruh “Beliau-beliau” tadi berikut juga dengan para “Silent Warrior” muda yang kini masih bertugas mengawal NKRI.
Kalo dijilid ketiga saya mengulas sedikit tentang KS Whiskey Class maka di Jilid 4 ini akan saya tuliskan juga beberapa kisah yang benar-benar terjadi dari adik-adiknya Whiskey Class kita. Dan enggak lupa tulisan ini saya buat secara bersambung (soale dibuat disela-sela kesibukan saya alias kalo lagi mood dan ada waktu luang ya nulis, kalo enggak mood ya males nulis soale kerjaan saya bejibun banyaknya). So harap maklum kalo-kalo nanti artikel sambungannya lamaaa banget keluarnya.

Type 206A submarines

JADI CREW KS U-206 JERMAN SAAT LATIHAN NATO
Dalam mempersiapkan diri untuk mengawaki dan membawa pulang KRI Cakra 401, KS type U-209 buatan HDW Jerman, Awak KS TNI.AL dilatih di KS type U-206 milik German Navy yang berbobot hanya sekitar 450 ton. Kebetulan banget bahwa saat Awak KS kita melaksanakan sadaca, waktunya itu bersamaan dengan waktu pelaksanaan latihan bersama Angkatan Laut Negara-negara NATO yang disebut dengan sandi “NATO TEAM WORK 80”.
Saat itu empat orang perwira Awak KS kita dipimpin kapten G.R.Indiyanto (calon Palaksa KRI Cakra 401), berada dikapal selam U-22 tipe U-206 yang berperan sebagai pihak Merah dan ditugaskan menghadang Battle Group NATO di perairan sekitar Swedia. Ketika saatnya tiba komandan kapal yang orang Jerman membawa U-22 bermanuver demikian lincahnya mencegat dengan mendekati sebuah KS Amerika yang bertenaga Nuklir. Detik demi detik dilalui dan semua posisi dari waktu ke waktu dicatat dengan cermat dalam journal. Sampailah U-22 ke suatu posisi point blank range / titik mati penembakan torpedo (suatu titik yang demikian dekatnya dengan kapal lawan, sehingga probabilitas lawan untuk selamat dari tembakan torpedo kita relative nol),
Komandan U-22 ini menggunakan pengetahuannya tentang sifat propagasi sonar didaerah khusus dimana mereka akan beroperasi, yang diperolehnya dari sub-chart (submarine chart, yang amat rahasia, bahkan meliriknya saja, saat peta itu digelar di meja peta Perwira Navigasi, Awak KS kita tidak diperbolehkan!) dan memanfaatkan layer-layer lapisan air laut tertentu yang akan mengaburkan signal kehadiran kapalnya. Tetapi sebaliknya akan memperjelas signal kehadiran kapal lawan. Suara satu pompa pendingin reactor KS Nuklir saja memang sudah jauh lebih berisik daripada motor listrik pokok KS U-22/206 yang hanya berbobot empat ratus ton.
Komandan KS pun memerintahkan menembakkan torpedo secara simulasi, dengan salvo dari dua peluncurnya. Setelah itu U-22 melakukan withdrawal alias pengunduran diri dari lokasi peperangan dan kembali ke tempat yang aman menunggu lewatnya mangsa yang baru. Selama itu mulai dari proses approach, torpedo attack sampai withdrawal, tidak ada satupun tanda-tanda bahwa pihak lawan mengetahui kehadiran sebuah KS kecil U-22/206 yang telah “menikam” mereka dari jarak yang demikian dekatnya.
Tidak ada manuver avoiding/penghindaran yang akan menunjukkan bahwa pihak lawan menyadari kehadiran U-22. Ketika kemudian U-22 yang di dalamnya ada Awak KS kita sempat naik ke kedalaman periskop dan melaporkan keberhasilan tersebut kemarkas KS pihak “Merah”, segera muncul telegram yang berbunyi “bravo zulu, ticket to Siberia cancelled”!
Keberhasilan U-22/206 menenggelamkan KS Nuklir Amerika ini dibukti kan kebenarannya dalam wash up yang dilakukan kemudian di AWU, (semacam attack teacher KOLATARMA kalo di kita), di markas U-boot Flotile I (Flotila Kapal selam Jerman I) di Eckernforde. Komandan U-22/206 (yang cuma berpangkat kapitan leute nant, setingkat kapten kita), menyatakan bahwa KS nya berhasil menenggelamkan KS Nuklir Amerika.
Komandan KS Amerika (yang berpangkat captain of the Navy, setara dengan kolonel kita) tentunya merasa enggak terima dan meminta sang kapten muda Jerman membuktikan ucapannya. Sang kapten lalu membuka journal U-22 dan meminta dengan hormat agar sang Colonel US Navy itu mencocokkannya dengan journal KS Nuklir sang kolonel. Ternyata benar bahwa pada hari, tanggal dan waktu yang diklaim oleh sang kapten, kedua KS secara bersamaan memang berada dalam posisi point blank range yang amat dekat satu sama lain, hanya 600 meter. Sang Komandan KS Nuklir Amerika terpaksa geleng-geleng kepala, sebab kalau saja ini perang beneran bisa dipastikan ia dan seluruh Awak KS nya pasti sudah modar semua saat itu!

Kenapa bisa begitu?
Keberhasilan ini disebabkan karena KS sang kapten dari tipe U206/U-22 yang relatif kecil memiliki suatu noise signature, sonar signature maupun magnetic dan thermal signature yang amat kecil dan sedemikian rupa sehingga sama sekali tidak dapat dideteksi oleh sensor KS Nuklir yang sebenarnya jauh lebih canggih akan tetapi tidak dapat mendengarkan dengan lebih baik karena relative “tuli” oleh kebisingan yang ditimbulkan oleh peralatan bantu serta desing suara turbin mereka sendiri yang memiliki angka db (decibel) yang relatif amat tinggi.
LAKSAMANA MUDA Dr. SYAMSUL ANWAR
Untuk Para Silent Warrior Pinisepuh pasti kenal dengan sosok Beliau yang satu ini, ya Beliau adalah satu-satunya dokter (saat itu) yang bertugas salah satunya adalah untuk menjaga kesehatan awak KS kita.
Pada tahun 1987 sekelompok Perwira KS kita memperoleh perintah untuk berangkat ke Jerman mempersiapkan diri untuk mengawaki KS baru buatan HDW dari tipe U-209 / klas 1300 ton. Mengingat bahwa kemudian perjalanannya menuju ke Indonesia yang akan memakan waktu dua bulan lebih maka untuk menghindarkan hal buruk dalam kaitan kesehatan awak KS kita, Pimpinan Angkatan Laut telah menentukan kebijaksanaan untuk mengikut sertakan seorang Dokter dengan spesialisasi KS guna mengikuti perjalanan jauh ini, dan pilihan tentu saja jatuh pada Dokter Syamsul Anwar
Beliau datang di GPA (Gedung Punggahan Awak) KS tipe U-209 di Kiel, yang lebih dikenal dengan julukan “Istana Drakula” dan terletak dipojokan jalan Gross Ebenkampf Kiel sekitar tiga bulan sebelum KS harus berlayar kembali ke Indonesia. Kedatangannya tentu saja disambut Awak KS kita dengan gembira
Untuk merokok, Dokter yang satu ini (maaf jangan marah ya pak hehehe… ), tidak pernah memberikan contoh yang baik, karena beliau ini malah merokoknya itu lho, nglecis banget. (perokok berat!).
Komentarnya kalau ditegur oleh Pak Tedjo tentang kebiasaannya merokok: “Dokter kok malah nguwehi contoh elek, ngrokok” (Dokter kok malahan memberikan contoh yang jelek, merokok. walau sebetulnya Letkol Tedjo Purnomo sendiri yang komplain juga nglecis alias perokok yang luar biasa beratnya juga, habis yang satu langsung disambung satu batang lagi! hehehe…). Jawabannya beliau dengan adem ayem adalah: “ aku iki ngrokok ngono lak aku Dokter, dadi lek sakit iso nambani awakku dewe, lha sampeyan lak dudu dokter, nek loro arep nambani awak lak kudu leren golek dokter disik” ( aku ini walau merokok begitu kan dokter, jadi kalau sampai sakit bisa mengobati diri sendiri, lha kalau Kamu kan bukan dokter, kalau sakit ya berobat kan dan harus cari dokter dulu)
Singkat cerita akhirnya KS KRI Cakra / 401 berangkat pulang ke Indonesia. Dalam perjalanan dari Kiel ke salah satu pelabuhan di Spanyol, Cadiz, yang cukup jauh dan ditempuh sekitar dua minggu pelayaran berjalan normal-normal saja. Akan tetapi perjalanan berikutnya dari Cadiz ke Jibouti yang memakan waktu juga hampir dua minggu, nah mulailah tampak keanehan-keanehan khususnya bagi dokter Syamsul Anwar. Mengapa? Ya karena beliau tidak memiliki suatu kesibukan yang harusnya dapat mengisi waktu senggang tersebut. Kalo para awak kapal semua memiliki tugas tertentu, dalam sehari mengalami dua kali tugas jaga dengan lama tugas empat jam. Jadi waktu seolah-olah pergi dan datang dengan tidak terasa. Tapi tidak bagi dokter Syamsul Anwar, yang tidak punya kesibukan tertentu semacam ini ternyata malah menjadi beban. Saking bingungnya mencari pengisi waktu beliau sempat-sempatnya mengukur panjang ruang hidup kapal dari haluan keburitan dengan ukuran panjangnya telapak kaki beliau. Hehehe…
Kalau kami setelah kelelahan sehabis jaga berangkat pergi tidur, beliau malah duduk-duduk di longroom, bibirnya berkomat kamit berzikir dan berdoa untuk kita agar selamat sampai ke Indonesia, dan syukur alhamdullillah berkat doa Beliau KS kita memang selamat sampai ke Indonesia. Terus terang saja selama perjalanan itu para Awak KS kita merasa kasihan melihat beliau yang tampak seperti seorang pesakitan yang ditahan diruang tahanan, walaupun ruang itu sebenarnya adalah long room kapal. Dari situasi inilah timbul kelakar bahwa peran sekarang berbalik, beliau bukan seorang dokter di antara ke tiga puluh tujuh pasiennya alias para awak KS kita, tetapi justru beliau adalah seorang pasien diantara tiga puluh tujuh dokter. Hehehe…
(Tulisan ini saya dedikasikan khusus untuk beliau…. )
Whiskey Class Submarine
Whiskey Class Submarine

JAMMING RUSIA
Tahun 1981, tepatnya menjelang acara HUT ABRI tanggal 5 Oktober, sejumlah alutsista (peralatan utama sistem senjata pertahanan) yang konon keseluruhannya kita beli dari Negara Barat termasuk juga Kapal Atas air maupun KS kita yang baru dibeli dan tiba dari Jerman sedang berada di laut di daerah Cilegon, Jawa Barat (sekarang Banten)
Semua melaksanakan latihan dalam mempersiapkan diri guna pelaksanaan acara HUT ABRI 5 Oktober, dalam gladi bersih sehari sebelum dilaksanakannya upacara, di saat semua alutsista tersebut sedang bergerak latihan tiba-tiba saja seluruh peralatan komunikasi alutsista tersebut mengalami blank. Tidak ada satupun peralatan komunikasi kita yang “bisa berbunyi” pada saat itu.
Seluruh kegiatan dengan amat terpaksa dihentikan, karena ketiadaan komunikasi akan berarti ketiadaan kendali! Suatu keputusan Pimpinan Latihan yang amat bijak, sebab, gerakan sekian banyak alutsista tanpa kendali tentunya akan dapat mengakibatkan sesuatu kecelakaan yang fatal!
KRI Cakra 401, KS type U-209 kita yang terbaru yang baru saja datang dari Jerman dan kebetulan berada pada garis terluar dilaut saat latihan itu melaporkan bahwa secara sekilas mereka melihat suatu silhoutte kapal dengan tiang yang penuh dengan antenna komunikasi yang centang perenang.
Tidak seberapa lama kemudian keseluruhan peralatan komunikasi kembali dapat berbunyi, sama mendadaknya dengan saat tiba-tiba tidak dapat berbunyi tadi. dan kejadian berfungsinya alat-alat komunikasi hampir bersamaan dengan hilangnya kapal misterius yang teramati di cakrawala tadi.
Kredit foto : Awak KS Whiskey Class saat beroperasi
Kredit foto : Awak KS Whiskey Class saat beroperasi
Sepertinya kapal dengan tiang yang penuh dengan antenna komunikasi yang saling silang tadi adalah salah satu kapal “communication jammer” milik Uni Soviet (Rusia), diam-diam mereka masih menaruh hati juga pada kita!

Operation Sovereign Borders (ilustrasi)

OPERASI SOVEREIGN BORDERS SONOTAN           
Kisah ini merupakan kejadian yang terbaru dari KS kita, disaat hubungan diplomatik kita sedang tegang-tegangnya dengan Sonotan terkait masalah penyadapan dan pemulangan paksa Manusia Perahu yang hendak menyeberang kembali ke wilayah terotori kita dalam bentuk operasi Sovereign Borders.
Saat itu sebetulnya KS type 636 dan 877 K4b kita sudah mengetahui pergerakan beberapa Kapal atas air Sonotan yang sering bolak-balik memasuki perairan wilayah terotori kita. KS kita juga terus membututi Kapal-kapal atas air itu dan jujur saja awak KS kita sebetulnya sudah gatal ingin menenggelamkan Kapal-kapal Sonotan yang kurang ajar itu, namun Perintah yang turun dari Pusat hanyalah “bayang-bayangi dan dokumentasikan”

Periscope shots KRI-401 Cakra.
Kenapa tidak ditorpedo aja? toh mereka telah melanggar wilayah kita.
Jawabnya adalah tidak semudah dan segampang itu mentorpedo Kapal yang diatasnya ada orang-orang pengungsi manusia perahu itu.
Kenapa KS kita tidak timbul kepermukaan buat mengahalau Kapal-kapal Sonotan itu?
Jawabnya adalah karena Pemerintah mempunyai strategi cerdik lain. Dan hanya memerintahkan KS kita untuk terus membayang-bayangi dan dokumentasikan setiap pelanggaran yang dilakukan Sonotan tanpa menunjukan jati diri KS kita yang telah menguntit.
 Jadi selama itu KS kita hanya terus membayangi dan memfoto serta memvideokan aktifitas-aktifitas Kapal-kapal Sonotan yang menghalau para manusia perahu itu memasuki wilayah terotori kita. Kemudian bukti-bukti tersebut digunakan oleh Kementrian Luar Negeri kita untuk mengajukan Nota Protes resmi kepada Sonotan sana yang disertai juga selain bukti foto, film juga posisi kordinat dari Kapal-kapal Sonotan saat itu saat melanggar wilayah kita.
Hasilnya jelas Sonotan kebakaran jenggot dan tetap berkilah bahwa pelanggaran tersebut tidak disengaja, mengutip pernyataan Menteri Imigrasi Australia Scott Morrison mengatakan “ia sudah mengetahui apa yang ia sebut sebagai pelanggaran tidak sengaja sejak beberapa hari lalu dan Kami akan memastikan bahwa semua isu akibat dari pelanggaran tidak disengaja atas kedaulatan teritori Indonesia ini akan diperbaiki dan tidak akan terulang lagi,” kata Morrison.
Dan berdasarkan data dari kita pula mereka melakukan Evaluasi atas pelaksanaan Operasi Sovereign Borders tersebut yang kemudian dirilis resmi oleh Pemerintah Sonotan sana :
Hasil laporan resmi dari evaluasi yang dilakukan militer Australia yang dirilis Rabu (19/2/2014), mengungkapkan, bahwa Angkatan Laut (AL) Australia melanggar perairan Indonesia sebanyak enam kali. 
Aksi pelanggaran wilayah kedaulatan Indonesia itu terjadi pada Desember 2013 dan Januari 2014 dalam operasi keamanan perbatasan. Canberra sebelumnya mengklaim pelanggaran itu tidak disengaja, namun merahasikan jumlah pelanggaran yang dilakukan terhadap wilayah perairan Indonesia. Mereka juga pernah meminta maaf setelah pelanggaran itu terungkap.
”Pada setiap kesempatan pelanggaran perbatasan perairan Indonesia bukan sebagai tindakan yang disengaja atau kesalahan navigasi,” bunyi bocoran laporan evaluasi militer Australia itu, seperti dilansir Zee News.
Dan beberapa waktu lalu mereka juga memecat komandan kapal-kapal yang menerobos tersebut.

KRI Cakra-401

SILUMAN LAUT 401
Kisah ini juga merupakan kejadian yang terbaru yang melibatkan Armada KS kita. Dimana waktu itu Kapal Induk Armada VII Amrik sedang melakukan tour of duty dan meminta izin resmi clearance untuk melewati jalur ALKI 3 kita, kisah ini lah yang disebut Cilukbaaa nya KS kita.
Saat Kapal Induk dan pengiringnya itu mulai memasuki perairan Selat / Laut Maluku mereka sudah disambut kehadiran satu KS kita yang berlayar di permukaan agak jauh dari iring-iringan dan lalu menanyakan identitas Kapal Induk tersebut “what ship, what ship” yang dibalas kemudian “we are United States man of war, Super Carrier CVN 7….” dan KS kita pun membalas “we are Indonesian man of war, submarine Cakra 401, Oke, clearence ”
Nah Saat iring-iringan Kapal Induk itu memasuki alur laut Banda, mereka kembali disambut oleh penampakan satu KS kita dan tetap berlayar agak jauh dari iring-iringan dan lalu menanyakan identitas Kapal Induk tersebut “what ship, what ship” yang dibalas kemudian “we are United States man of war, Super Carrier CVN 7…” dan KS kita pun membalas “we are Indonesian man of war, submarine Cakra 401, Oke, clearence ”
Begitu pun saat iring-iringan Kapal Induk itu memasuki alur laut Sawu, mereka kembali disambut oleh penampakan satu KS kita dan tetap berlayar agak jauh dari iring-iringan dan tetep menanyakan identitas Kapal Induk tersebut “what ship, what ship” yang dibalas kemudian “we are United States man of war, Super Carrier CVN 7…” dan KS kita pun membalas “we are Indonesian man of war, submarine Cakra 401, Oke, clearence ” tetapi kali ini mereka membalas lagi “ Oh my God, why they are different types of submarines but one name” kali ini KS kita cuma membalas “Oke, have a nice sailling” yang dibalas mereka dengan kalimat “same to you”

KRI Teluk Lampung-540

KRI TELUK LAMPUNG
Kisah yang satu ini memang tidak ada hubungannya dengan para Silent Warrior kita, akan tetapi saya coba menuliskan kisah yang pernah terjadi ini dikarenakan ada satu hal yang mungkin bisa kita semua tiru yaitu mengenai sebuah bentuk tanggung jawab tanpa pamrih.
KRI Teluk Lampung, salah satu dari kapal type Frosch yang dipurchase dari Jerman Timur dalam perjalanannya dari Jerman kembali ke Indonesia diperairan Perancis telah mengalami terjangan badai yang sedemikian rupa hebatnya, sehingga pintu rampa depan terbuka dan air masuk kedalam ruangan ruangan dikapal.
Kapal mengalami trimm (miring) kedepan yang luar biasa besarnya dan mengalami kondisi probabilitas untuk tenggelam yang tinggi tetapi pada kenyataannya tetap tidak tenggelam.
Kenapa?
Hal ini adalah tidak lain dan tidak bukan berasal dari design “zwei kompartement schiffe”, (kapal dengan dua kompartemen) yang biasa digunakan oleh Angkatan Laut Negara Timur (Rusia). Design seperti ini biasanya memiliki sepuluh sampai dua belas ruangan, yang satu sama lain dipisahkan oleh dinding dan pintu kedap. Keseluruhan peralatan kapal yang memiliki pengaruh amat tinggi terhadap pengoperasian kapal (seperti system pendorongan, system pengendalian tempur dll) , dibagi dalam ruangan yang berbeda, yang dalam keadaan normal akan saling menujang, tetapi didalam keadaan darurat juga mampu berdiri sendiri.
Kapal yang memiliki design semacam ini dicanangkan akan tetap terapung dan bahkan akan tetap mampu bertempur juga apabila separoh dari keseluruhan ruangannya telah tergenang air akibat kebocoran.
Beberapa contoh kapal milik kita yang memiliki design ini adalah antara lain adalah kapal jenis MPK (Mally Protiwolodotsky Korabli, kapal perang kecil anti kapal selam) type Parchim, kapal LST highspeed type Frosch I dan II, serta juga kapal penyapu ranjau samudra type Kondor. (Kapal PFK Parchim, Frosch dan Kondor ini merupakan bekas kapal NVA, (Neue Volks Armee / Angkatan Laut Jerman Timur) yang telah kita “purchase dan upgrade” sebanyak tiga puluh Sembilan kapal sekaligus).
Dalam kondisi yang demikian parahnya itu kapal tersebut telah ditolong dan diselamatkan oleh sebuah kapal penyelamat Perancis, lalu diseret kesalah satu pelabuhan Perancis untuk mengalami perbaikan seperlunya dan kemudian meneruskan kembali perjalanan pulang ke Tanah Air dan tiba di Indonesia dengan selamat.
Pada saat keseluruhan awak kapal akan dievakuasi oleh team penolong dari Perancis, (karena keadaan kapal yang dianggap telah amat kritis) sang Komandan Kapal saat itu Mayor Laut Tedjo Edhi Purdiyanto, menolak untuk ikut dievakuasi dan memilih tetap tinggal dikapal dan bahkan bila perlu apabila kapal sampai tenggelam, memilih akan ikut tenggelam bersama kapalnya!
Karena itu mereview sejarah heroik tersebut dan tentu saja juga mereview keseluruhan kapabilitasnya yang lain, kelak dikemudian hari Beliau diangkat menjadi KSAL ;
(Tulisan ini saya dedikasikan khusus untuk Beliau…)
 Bersambung…..
“Wira Ananta Rudhiro”
“Jalesveva Jayamahe”
“NKRI harga mati!”
by. Pocong Syereem

JKGR. 

Malaysia Langgar Tapal Batas Lagi?

Pangkalan TNI AL Pontianak menyelidiki dugaan pelanggaran batas wilayah perairan Indonesia oleh Malaysia di Tanjung Datuk, perbatasan Kalimantan Barat dengan Serawak.

Antara melaporkan, Senin (19/5/2014), Lanal Pontianak mendapat kabar tentang dugaan pelanggaran tersebut pada Sabtu (17/5/2014), dari Kantor Distrik Navigasi di Pontianak. Informasi itu menyebutkan ada pemasangan suar di sana oleh pihak Malaysia.
Ilustrasi

Kemungkinan, pemasangan suar tersebut telah melanggar batas wilayah Indonesia. Lanal Pontianak mengirimkan kapal SSA dan membuat foto udara menggunakan pesawat TNI AL. Namun, pada Minggu (18/5/2014), pemasangan suar masih berlanjut.

Dari Koarmabar TNI AL di Jakarta, kapal KRI juga dikabarkan telah bertolak ke perairan tersebut untuk memastikan informasi dugaan pelanggaran wilayah itu. Konfirmasi soal dugaan pelanggaran wilayah datang dari perwira di Lanal Pontianak yang mensyaratkan anonimitas. 

Tanjung Datuk merupakan wilayah perbatasan di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalbar. Wilayah ini mencakup area Gosong Niger di wilayah laut dan Camar Wulan di wilayah darat yang masih masuk wilayah sengketa dengan Serawak.

JKGR.

Minggu, 18 Mei 2014

Perbandingan Pesawat Kepresidenan RI dan Air Force One

Ini kecanggihan dan kehebatan pesawat kepresidenan RI
Setelah merdeka 69 tahun, akhirnya Indonesia punya pesawat kepresidenan. Pesawat berjenis Boeing Business Jet 2 tiba di Base Ops, Lanud Halim Perdanakusuma , Jakarta, Kamis (10/4) pagi.

Pesawat ini memang tak murah, harganya jika dikurs mencapai Rp 840 miliar. Sempat menuai polemik sebelum akhirnya dipesan ke Pabrikan Boeing di Amerika Serikat.

Pesawat jenis BBJ khusus untuk VVIP. Faktor keamanan dan kenyamanannya pun terjamin.

Selama ini presiden SBY menggunakan pesawat carteran dari Garuda Indonesia untuk melakukan kunjungan ke dalam dan luar negeri.

Berikut keunggulan pesawat kepresidenan RI tersebut:

1.
Mampu hindari peluru kendali



Mensesneg Sudi Silalahi menyebut keamanan pesawat kepresidenan sudah teruji untuk digunakan dalam perjalanan kepala negara dan rombongan. Pesawat ini bahkan bisa menghindari peluru kendali.

"Kalau ada peluru kendali pun, sudah ada sensor dan (petunjuk) apa yang dilakukan pesawat kalau itu terjadi," kata Sudi di Base Ops, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (10/4) pagi.

Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia menambahkan desain dari pesawat bisa diandalkan untuk perjalanan rombongan VVIP ke dalam dan luar negeri.

"Desain ini sudah mengakomodir kepentingan dari perjalanan presiden dengan stafnya. Lalu berkaitan dengan keselamatan, jumlah, jaraknya berapa yang akan dicapai dengan aman," jelas Putu.

2.
Mampu terbang jauh & mendarat di landasan sempit


Pesawat Kepresidenan BJB memiliki kapasitas bahan bakar 39.539 liter. Mampu terbang hingga 10.334 kilometer, melintasi benua. Kecepatan maksimal 0,85 mach di ketinggian 41.000 kaki.

"Kalau pesawat biasa tangkinya satu. Pesawat kepresidenan tangkinya enam," kata Sesmensesneg Lambock V Nahattand beberapa waktu lalu.

Kelebihannya Pesawat ini mampu terbang 10-12 jam. Mampu mendarat di bandara yang kecil, memiliki peralatan navigasi, komunikasi dan security sistem. Pesawat ini memiliki kapasitas maksimal 70 orang.

Pesawat ini memiliki panjang 39,5 meter, rentang sayap 35,8 meter, tinggi ekor 12,5 meter, dan diameter 3,73 meter.

3.
Dilengkapi interior mewah
 
Saat pesawat tiba di bandara Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, wartawan memang tak diizinkan masuk ke dalam. Namun merujuk pada spesifikasi, kabin pesawat BJB nyaman dan mewah.

Ada ruangan untuk tidur jika presiden melakukan perjalanan jauh, lengkap dengan tempat tidur. Selain itu ruang rapat khusus dan kamar mandi dilengkapi shower.

Untuk interior saja uang yang harus dikeluarkan mencapai 17 juta USD. Atau sekitar Rp 193 miliar. 

4. Hemat anggaran Rp 114 miliar per tahun
 
Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi mengatakan dengan pesawat kepresidenan ini, anggaran bepergian presiden bisa hemat sebesar Rp 114 miliar per tahun.

"Hadirnya pesawat ini lebih efektif dan mengefisienkan penggunaan pesawat terbang. Dengan hadirnya pesawat kepresidenan ini ada penghematan yang kita hitung ada Rp 114 miliar per tahun di masa-masa yang akan datang," ujar Sudi, saat menyambut pesawat kepresidenan di Bas Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (10/4).

Proses pembuatan pesawat ini memakan waktu 4 tahun di pabrik Boeing, Seattle, Amerika Selatan. Sudi menyebut harga pesawat ini yakni sekitar Rp 840 miliar.

"Kita juga bangga, 69 tahun kita merdeka punya pesawat sendiri, ini karena kemampuan uang kita yang semakin baik," ujar Sudi.
 
5. Dioperasikan Skadron 17 TNI AU

Pesawat kepresidenan akan dioperasikan oleh Skadron Udara 17 TNI AU di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Sudah sejak tahun 1963, satuan khusus ini bertugas melayani penerbangan untuk presiden, wapres maupun para pejabat TNI.

Selama ini, skadron 17 diperkuat pesawat Boeing 737, pesawat Fokker 28, Hercules C-130, dan pesawat Helikopter Super Puma.

Karena itu pula pesawat dicat biru muda. Desain pesawat ini dibuat oleh seorang perwira TNI AU.

"Yang mengoperasikan TNI AU dan seragamnya mirip," kata Mensesneg Sudi Silalahi.

Air Force One, Pesawat Komando yang Misterius

Selain merupakan pesawat kepresidenan, Air Force One bisa pula difungsikan sebagai pesawat komando sekaligus bunker terbang. Hingga kini tak seorang pun pejabat AS mengetahui detail persis bagian-bagian dalamnya. Pesawat ini mampu bertahan dari serangan rudal dan terjangan pulsa elektromagnet nuklir.

Demo antiBush yang sangat "meriah" dan adanya kabar bahwa salah satu mesin pesawat Air Force One rusak ternyata tak mengurungkan niat Presiden AS George W. Bush untuk berkunjung ke Indonesia, pada Senin sore, 20 November. Rombongan disambut meriah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, meski untuk hari itu Bogor - tuan rumah yang sehari-hari dikenal dengan kota wisata - berubah mencekam karena harus menyesuaikan diri dengan gaya maximum security yang biasa menyertai Bush kemana pun pergi.

Secret Service (SS) - pasukan pengawal kepresidenan AS, telah dengan sengaja menciptakan kondisi seperti itu. Seperti diungkap sebuah situs internet internasional, pengamanan terhadap Presiden Bush dipertinggi terutama setelah AS getol memerangi teroris pasca Peristiwa 11 September. Karena musuh sudah semakin banyak, SS bisa dikatakan tak lagi percaya dengan segala bentuk sistem pengamanan yang diselenggarakan pihak luar.

"Dengan demikian, Air Force One memang tak lagi sekadar pesawat jet eksekutif kepresidenan. Pesawat ini telah meningkat statusnya menjadi bunker bergerak yang selalu mencurigai bahwa setiap tempat yang akan disinggahi adalah tempat yang tak aman dan amat rawan serangan," tulis situs tersebut.

Untuk itu jangan heran jika iring-iringan pesawat, helikopter, dan kendaraan pengangkut Presiden AS juga telah diatur sedemikian rupa agar setiap calon pembunuhnya - termasuk para wartawan yang memburunya -- terkecoh. Air Force One, misalnya, tak dibiarkan berkunjung ke sebuah negara sendirian. Ia selalu didampingi sebuah lagi pesawat yang memiliki ujud serupa. Ketika mendarat di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Angkasa mengidentifikasi pesawat pengecoh ini berasal dari jenis Boeing B757 yang telah dimodifikasi.

Atas nama pengamanan pula, perjalanan Bush dari Halim Perdanakusuma ke Bogor tak cukup hanya dikawal empat heli Marinir AS CH-46E Sea Knight. Heli VH-60E Whitehawk "Marine One" yang mengangkutnya juga terbang berdampingan dengan heli serupa sebagai decoy. Sebagai puncaknya, dalam perjalanan dari helipad di Gedung Olahraga Pajajaran ke Istana Bogor, SS lagi-lagi telah menempatkan Bush pada mobil yang lain dari biasanya. Ia tidak menumpang limousine Cadillac DTS, melainkan dengan SUV Cadillac Escalade Lincon.

Nah -- ini berandai-andai saja -- bagaimana kalau serangan terhadap dirinya terjadi juga? Untuk skenario terburuk, SS akan langsung mengevakuasi Bush dan istrinya dengan helikopter ke pangkalan udara bergerak terdekat milik AS. Ketika berkunjung ke Bogor, pangkalan berupa kapal induk USS Essex itu berada di perairan sebelah utara Jakarta. Di kapal induk kecil ini, pasukan AS akan segera melindungi kepala negaranya dan bersiap diri melakukan serangan balasan sesuai tingkat serangan yang mengancam.
USS Essex, sejatinya, adalah kapal serbu amfibi. Di kapal ini mukim puluhan helikopter CH-46 Sea Knight, satu skadron tempur AV-8B Harrier, dan satu skadron heli antikapal selam. Kapal ini juga membawa tiga hovercraft Air Cushion Landing Craft. Lebih lanjut, perjalanannya ke Indonesia dipantau langsung oleh Armada ke-7 AL AS yang bermarkas di Hawaii. Dengan demikian, Anda tahu sendiri, apa yang akan terjadi jika dalam perjalanannya ke Bogor, Bush "diganggu".

Pengganti Ruang Oval
Di antara jajaran alat transpor kepresidenan, Air Force One sendiri bisa dibilang sebagai moda transportasi paling megah, secure, dan canggih. Pesawat ini adalah ujung tombak simbol kedigdayaan AS di udara, yang mana dengannya Presiden AS dan segenap stafnya masih bisa menjalankan tugas sehari-hari. Berbagai piranti di dalamnya bahkan memungkinkan mereka mengendalikan pemerintahan dalam keadaan dunia tengah diguncang perang nuklir.

Tugas keseharian yang biasa dilakukan di Ruang Oval, Gedung Putih, dikerjakan di Ruang Utama Presidential Suite. Ruangan ini terletak di bagian depan pesawat. Di belakang ruangan ini, ada ruangan yang lebih besar dimana Presiden AS dan para stafnya bisa melakukan rapat. Yang mengagumkan, di pesawat ini, Gedung Putih juga memperkenankan setiap staf senior presiden memiliki ruang kerja sendiri-sendiri.

Nah, laiknya kantor kepresidenan, fasilitas kerjanya pun telah disesuaikan dengan bobot dan skala kepentingan para pejabat yang berada di dalamnya. Untuk itu, Air Force One telah dilengkapi 85 saluran sambungan telepon, radio dua-arah, mesin faksimili, dan jaringan komputer. Sistem telepon yang antisadap dan antijamming, telah diset untuk berhubungan langsung dengan jaringan terestrial. Dengan sistem telekomunikasi yang terhubung satelit ini, presiden dan staf bisa mengontak semua orang di segala penjuru dunia meski pesawat sedang mengawang-awang di ketinggian puluhan ribu kaki.

Untuk mengetahui perkembangan terkini, Air Force One juga telah dipasangi 19 televisi yang bisa menyiarkan hampir semua kanal televisi dunia. Boleh jadi karena begitu komplitnya peralatan elektronik yang terpasang, sebagian dari berat pesawat adalah berupa kabel. Jeroan pesawat ini terlilit kabel sepanjang 238 mil, duakali lebih panjang dari kabel yang melilit B747-200 - anjungan standar Air Force One. Begitu pun kabel sepanjang itu bukanlah kabel biasa. Kabel ini telah diberi pelapis khusus sehingga aman dari serangan pulsa elektromagnet (EMP/Electro Magnet Pulse) dan gelombang kejut yang dipancarkan ledakan nuklir.

Selain itu, di dalamnya juga masih ada ruangan lain yang disediakan khusus untuk para wartawan kepresidenan. Namun, mungkin demi menghindari penyusupan, kelompok yang terakhir ini belakangan sering diterbangkan terpisah. Ketika ke Indonesia kemarin, misalnya, rombongan wartawan asal AS diterbangkan khusus dengan pesawat B747-400 United Airlines. Singkat kata, Air Force One bisa menjadi tempat kerja yang layak bagi 70 pejabat negara berikut ke-26 awak pesawatnya.

Air Force One, pada dasarnya adalah pesawat tiga tingkat B747-200B yang telah dimodifikasi dengan ruangan seluas total 4.000 kaki persegi. Ruang kerja presiden dan stafnya mendominasi dek tingkat dua. Dek tingkat pertama atau bagian bawah pesawat menjadi ruang kargo dan bagasi. Sementara dek tingkat ketiga atau bagian paling atas, hanya dikhususkan untuk kokpit, lounge, dan ruang komunikasi. (Selengkapnya, lihat denah pesawat)

Pesawat komando
B747-200 yang menjadi dasar anjungan Air Force One tak lain adalah satu dari empat seri B747 rancangan Boeing yang berhasil dipasarkan secara luas ke berbagai negara. Jika serial pertama, yakni B747-100, diluncurkan pertama kali pada 1969, kemunculan seri-200 hanya terpaut setahun setelah itu. Dimensi keduanya tak beda, kecuali bahwa seri-200 memiliki berat maksimum tinggal landas yang lebih besar karena mesin, kerangka, dan roda pendarat yang lebih kuat.

Anda mungkin akan bertanya, mengapa kantor kepresidenan AS tak memilih B747-400 yang sudah jauh lebih canggih? Sekadar catatan saja, B747-400 memiliki badan lebih panjang, kokpit serba digital (fully glass-cockpit), dan mampu menjangkau jarak 3.000 km lebih jauh dari B747-100 yang "hanya" 10.500 km. Toh, B747-400 sudah terbang dua tahun sebelum B747-200B mulai bertugas (pada 1990). Bukankah masih ada cukup waktu untuk mengalihkannya ke seri yang terbaru itu?

Jujur saja, tak ada jawaban memuaskan untuk pertanyaan tersebut Namun, dari buku Modern Military Aircraft (2004) dapat dirunut kisah bahwa pilihan itu boleh jadi terkait dengan proyek pembuatan pesawat komando terbang AS yang sudah terlanjur dikerjakan AU AS pada awal dekade 1970-an. Kala itu mereka sudah kepalang membeli empat B747-200B untuk direkonstruksi ulang menjadi pesawat komando darurat yang telah dirancang khusus untuk kondisi dunia terlanda perang nuklir. Ujud akhir dari proyek ini adalah pesawat fully-electronic E-4A dan E-4B 

Sumber : Merdeka. & Indonesiaindonesia.