Selasa, 15 April 2014

Blaar! Dan Tank Retrofit itu pun Mengaum

Sedikit menjauhkan diri dari hiruk pikuk ibukota yang tengah mempersiapkan diri dalam menghadapi Pemilu Legislatif 2014, ARC  memperoleh kesempatan untuk ikut dalam uji tembak first article tank AMX-13 hasil retrofit yang dikerjakan Pindad. Setelah pada minggu sebelumnya diuji kemampuan olah otomotifnya, pada tanggal 7-8 April 2014 AMX-13/105 diuji kemampuannya dalam melontarkan munisi 105mm Perancis dari kanon CN105-57G1 yang terpasang di kubah FL-12 buatan perusahaan Perancis Fives Babcock Cail.


Karena berkesempatan langsung melongok AMX-13/105 tersebut, ARC dari dekat dapat menyaksikan bahwa retrofit yang dijalankan tersebut bersifat menyeluruh. Tidak hanya mesinnya yang digantidan hull dimodifikasi, ternyata sistem kubahnya pun dicangkokkan sistem kendali penembakan (FCS: Fire Control System) modern yang sudah memasukkan input dari sistem laser rangefinder (LRF)  untuk memastikan jarak antara tank ke sasaran. Dan berbeda dengan dugaan banyak orang, sistem FCS yang digunakan bukanlah standar kubah FL-12 yaitu SOPTAC-18 buatan firma Sopelem, tetapi merupakan FCS modern buatan salah satu negara Eropa Barat. Bahkan untuk pengemudi pun disediakan sistem pengemudian berbasis LCD yang menginkorporasikan kamera FLIR/ Thermal  untuk melancarkan navigasi pada kondisi gelap malam.

Pada pengujian kali ini, dites dua macam amunisi yaitu munisi HE buatan firma Hinterberger dan OCC105G1 yang merupakan amunisi APFSDS (Armor Piercing Fin  Stabilised Discarding Sabot) untuk menjebol tank lawan. Berdasarkan data  pabrikan, amunisi OCC105G1 mampu menembus lapisan baja RHA setebal 250mm  pada kemiringan 30odari jarak 1.000m,  atau kurang lebih cukup untuk melalap ranpur/ tank medium dari segala sudut.

Pengujian dengan munisi hidup tersebut dilakukan sebanyak dua kali pada sasaran  yang terletak 1.000 meter jauhnya di puncak bukit. Pengujian disaksikan oleh perwakilan Pindad dan TNI AD. Tanpa perlu berbasa-basi,  kita simak kedahsyatan aksi Pindad AMX-13/105 melalui serangkaian foto berikut ini.


 


 


4 Apache Beraksi di HUT TNI 5 Oktober 2014

Boeing AH-64D Apache Longbow. image: airliners.net
Boeing AH-64D Apache Longbow. image: airliners.net

Indonesia sudah memesan 8 helikopter Apache dari perusahaan AS, Boeing. Rencananya, HUT TNI 5 Oktober 2014 mendatang 4 Apache di antaranya sudah bisa beraksi.
“Mereka akan mempersiapkan 4 Apache untuk dihadirkan pada HUT TNI,” jelas Wamenhan Sjafrie Sjamsuddin di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (14/4/2014).
Menurut Sjafrie, nantinya heli Apache itu juga sudah bisa digunakan untuk latihan perang operasi Garuda TNI AD. “2 Heli utama dan 2 heli pendukung,” tambahnya.
Kepastian soal kedatangan heli ini didapatkan saat Sjafrie bertemu pihak Boeing di Defence Services Asia 2014 yang digelar 14-17 April di Malaysia.
Apache ini dipesan pada 2013 lalu. Dan akan diserahkan secara bertahap ke Indonesia. Tahap awal 4 Apache lebih dahulu.
Wamenhan di Defence Service Asia. KL. image: detik.com

Alutsista dalam negeri
Wamenhan Sjafrie Sjamsuddin yakin industri pertahanan Indonesia akan bisa lebih maju. Tentu hal itu bisa dilakukan bila pemerintah juga memberikan kesempatan agar industri pertahanan untuk bangkit.
“KKIP memberikan ruang bagi industri pertahanan,” jelas Sjafri di sela-sela pamera Defence Service Asia (DSA) di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (14/4/2014).
KKIP merupakan Komite Kebijakan Industri Pertahanan, lembaga yang berwenang dalam pengembangan industri pertahanan. Menurut Sjafrie, industri pertahanan Indonesia tentu harus bisa meningkatkan kualitas dan kuantitasnya.
“Agar memenuhi kebutuhan penggunanya,” jelas Sjafrie.
Dalam DSA 2014 ini Sjafrie menjadi pimpinan delegasi Indonesia. Sjafrie bertemu dengan sejumlah produsen industri pertahanan dan juga pemerintah negara sahabat yang ingin menjalin kerjasama dengan Indonesia. Antara lain dari Malaysia, Brunei Darussalam, Inggris, Tiongkok, Republik Ceko, Pakistan, dan juga Belarusia.
Menurut Sjafrie juga dengan sejumlah negara dijalin kerjasama, misalnya saja dengan Tiongkok saling meningkatkan strategi pertahanan dan militer.
“Saya melihat industri pertahanan Indonesia sudah memberikan pesan yang konkrit kontribusi nya di kawasan regional,” tutup dia.

JKGR. 

Malaysia Incar Buk-M2E dan Pantsir

Buk-M2E-TELAR ( Miroslav Gyurosi)
Buk-M2E-TELAR ( Miroslav Gyurosi)

Malaysia menyatakan keseriusannya untuk mengakuisisi sistem rudal pertahanan udara terbaru Rusia, sekaligus meningkatkan kerjasama teknis-militer antar kedua negara, ujar perwakilan Rosoboronexport.
Menurut Rosoboronexport Malaysia berminat dengan rudal jarak menengah permukaan-ke-udara Buk-M2E serta sistem pertahanan udara jarak pendek-menengah Pantsir-C1, sistem rudal anti-tank Kornet-E/EM, Metis-M1, Mirazh, Sobol, serta kapal patroli Mangust Class,” ujar juru Rosoboronexport jelang DSA-2014 Asian International arms expo.
Rosoboronexport akan membahas proyek-proyek ini dengan Malaysia selama pameran Senjata DSA-2014 di Kuala Lumpur, yang berlangsung dari Senin hingga Kamis.
Sistem Pertahanan rudal/senjata jarak pendek mobile,Pantsir-S1 Rusia (SA-8 Greyhound
Sistem Pertahanan rudal/senjata jarak pendek mobile,Pantsir-S1 Rusia (SA-8 Greyhound

“Kerja sama teknis-militer yang saling menguntungkan dengan Malaysia berkembang cukup dinamis. Rusia memiliki prospek yang baik dalam penjualan: jet tempur, helikopter kargo militer, sistem pertahanan udara, senjata serbu dan kapal patroli,” ujar Nikolai Dimidyuk, Direktur Khusus yang memimpin delegasi Rusia dalam pameran di Malaysia .
Selain itu, Rusia juga akan mempresentasikan helikopter tempur Mi-171Sh yang dipesan bagi transportasi pejabat Malaysia. Rusia dan Malaysia akan membahas operasi layanan dan pusat perbaikan untuk pesawat tempur Sukhoi Su-30MKM. (RIANVOSTI).

JKGR. 

Sudah Seharusnya Radar Nasional Mandiri

 The Story of Radar
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sangat cepat dibidang teknologinya. Perkembangan ini ditujukan pada penambahan efektifitas penggunaan dan penambahan efisiensi penggelaran dan perawatan serta peningkatan keandalan sistemnya. Sebagai ilustrasi, radar pertama hanya mampu menangkap sasaran dan hanya mampu menunjukkan sektor dimana sasaran itu berada. Sedangkan radar generasi modern mampu menangkap sasaran dengan menentukan koordinat sasaran secara akurat serta keuntungan lainnya.Pesatnya perkembangan teknologi komponen elektronika, perkembangan teknologi gelombang mikro dan perkembangan teknologi komputer mendorong lajunya perkembangan teknologi radar. Pengaruh teknologi lain sangatlah kecil apabila dibandingkan dengan perkembangan teknologi tersebut di atas, dalam perkembangan teknologi radar. Oleh karena itu hanya pengaruh dari yang ketiga di atas yang akan ditinjau. Radar Produksi Dalam Negeri Bukanlah Sebuah Mimpi Untuk mengurangi ketergantungan terhadap luar negeri sekaligus membantu memaksimalkan pengawasan dan pengamanan negara, Indonesia memerlukan suatu sistem pengamanan terintegrasi yang diaplikasikan ke dalam bentuk radar. Selama ini teknologi radar dikuasai oleh pihak asing.

Pada tanggal 24 Oktober 2008, SOLUSI247 bersama dengan divisi radar RCS-247 (Radar & Communication Systems) untuk pertama kalinya berhasil meluncurkan sebuah karya anak bangsa di bidang teknologi radar. Radar buatan anak bangsa ini diberi nama INDRA. Radar Maritim INDRA dibangun dengan kemampuan mendeteksi dan mengukur jarak sebuah kapal di lautan dengan penggunaan teknologi Frequency Modulated Continuous Wave (FMCW)yang mampu menghasilkan radar canggih dengan daya pancar sangat rendah. Karena daya pancarnya yang sangat rendah itu INDRA dapat dioperasikan dimana saja dan tidak akan menggangu perangkat-perangkat lain di sekitarnya.


INDRA telah diujicobakan di pantai Cilegon, Banten yang juga disaksikan juga oleh Kepala Dinas Litbang TNI-AL. Dalam penampilan perdananya, INDRA mengukuhkan eksistensinya sebagai radar maritim. Hal ini dibuktikan dengan kemampuannya mendeteksi dan mengukur jarak sebuah kapal yang sedang berlayar di laut dengan akurat. Selain itu masih banyak produk-produk dalam negeri lainnya seperti Coastal Surveillance, Air Surveillance, Ground-controlled interception (GCI), dll. Agar bisa menghasilkan radar terbaik, pemerintah merangkum menjadi konsorsium radar nasional.
 Radar FM-CW LIPI
“Sudah saatnya kita mulai membangun kemandirian secara bertahap. Perlu upaya-upaya kreatif, kebersamaan dan keberpihakan untuk membangun kemampuan teknologi pertahanan dan keamanan. Harus disadari, begitu kita menjadi pengguna senjata produksi suatu negara itu sama dengan menyerahkan rahasia dan informasi kita kepada negara pembuat senjata, hal ini karena negara produsen alutsista tidak akan memberikan seluruh rahasia teknologi kepada negara pembeli.” Begitulah pengarahan Menristek yang dibacakan Teguh Raharjo pada acara Seminar Radar Nasional IV, yang diadakan di gedung GSM, Akademi Angkatan Udara pada tahun 2010 di Yogyakarta.
Pada era 2000-an penggelaran radar lebih memilih type Master T untuk melengkapi kesiapan radar di tanah air dalam rangka memperkuat sistem pertahanan udara dan menutup seluruh wilayah udara NKRI. Untuk dapat mengcover seluruh wilayah udara nasional memerlukan dana yang tidak kecil maka dibangunlah beberapa MCC (Military and Civil Coordination) yang berfungsi untuk mengintegrsikan Radar-Radar Hanud dengan Radar sipil. Dalam hal ini peranan TDAS (Trasmission Data Air Situation) juga sangat membantu proses integrasi tersebut. Dengan adanya TDAS ini situasi wilayah udara dapat di kirim ke Posek (Pusat Operasi Sektor) dan Popunas (Pusat Operasi Pertahanan Udara Nasional) secara real time. Dalam Pertahanan Negara Nasional seutuhnya yang ber-konsep pada trimatra terpadu dan disinergikan pada Komando, Kendali, Komunikasi, Komputer, Intelijen, Pengamatan Dan Pengintaian (K4IPP) dimana seluruh kekuatan darat, laut dan udara memiliki peran yang sejajar dalam K4IPP untuk menghadapi segala ancaman yang dapat mengganggu kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Luasnya wilayah dirgantara, makin meratanya hasil-hasil pembangunan dan tersebarnya obyek vital yang harus diamankan, menuntut keberadaan Sista yang handal dan memadai, juga menuntut para personil yang mengawaki secara profesional dan disiplin, sehingga diperlukan suatu piranti yang dapat beroperasi terus menerus secara mantap, terpadu, responsive, efektif dan efisien dalam menjaga kedaulatan negara sepanjang tahun.
Sejak tahun 1962 (secara resmi Kohanudnas dibentuk), seluruh radar yang tergelar di wilayah Indonesia beroperasi di bawah komando Kohanudnas. Jenis radar yang pernah dan masih digelar di wilayah Indonesia adalah :
  • Radar Tipe NYSA – A dan NYSA – B (Polandia tahun 1960). Lokasi penempatannya adalah di Jakarta (JKT), Cikarang (CKR), Cibalimbing (CBL), Morotai (MRT), Ambon (ABN), Supadio (SPA), Makassar (MKS), Bula/Seram (BLL), Biak (BIK), Medan (MDN), Ploso (PLO), Ranai (RNI).
  • Radar Tipe P – 30 (Rusia tahun 1961). Lokasi penempatannya adalah di Palembang (PLB), Pekanbaru (PBU), Tanjung Pandan (TDN), Banjarmasin (BJM), Kalijati (KJT), dan Polek 02 (SLO).
  • Radar Tipe DECCA PLESSEY HF 200 (Inggris tahun 1962). Lokasi penempatannya sebagian mengganti stasiun yang sudah ada di Ploso (PLO) dan penempatan baru di Tanjung Kait (TKT).
  • Radar Tipe DECCA PLESSEY FR (Inggris tahun 1962). Lokasi penempatannya sebagian mengganti starion yang sudah ada di Ploso (PLO) dan penempatan baru di Cisalak (CSL). Fungsi radar ini untuk membantu penerbang menemukan landasan pacu yang di tuju (fighter recovery).
  • Radar Tipe DECCA PLESSEY HYDRA (Inggris tahun 1962). Lokasi penempatannya menyempurnakan kondisi radar di Tanjungkait (TKT).
  • Radar Tipe DECCA PLESSEY LC (Inggris tahun 1962). Lokasi penempatannya di Pemalang (PML) dan penempatan baru di Ngiyep (NLI).
  • Radar Tipe THOMSON THD – 047 (CSF Perancis tahun 1978). Lokasi penempatannya di Tanjung Pinang (TPI).
  • Radar Tipe THOMSON TRS – 2215 (CSF Perancis tahun 1981). Lokasi penempatannya di Ranai (RNI), Kupang (KPN), Dumai (DMI) Lhokseumawe (LSE).
  • Radar Tipe THOMSON TRS 2215 D (CSF Perancis tahun 1986). Lokasi penempatannya di Cibalimbing (CBL), Sabang (SBG), dan Sibolga (SBG).
  • Radar Tipe THOMSON TRS – 2230 (CSF Perancis tahun 1987). Lokasi penempatannya di Tanjungkait (TKT).
  • Radar Tipe Plessey AR – 325 Commander (Inggris tahun 1991). Lokasi penempatannya di Tarakan (TRK), Balikpapan (BPP) dan Kwandang (KWD). Meski masih menggunakan sistem tabung (TWT), sistem yang digunakan lebih praktis, sehingga tidak memerlukan pembesaran power secara bertingkat seperti yang digunakan Thomson TRS 2230 (CFA I dan CFA II).
  • Radar Tipe MASTER – T (Thales Perancis tahun 2005). Lokasi penempatannya di Biak (BIK) dan Tanjung Pinang (TPI). Radar tipe ini sudah menggunakan full solid state, sistem yang digunakan lebih simple tanpa mengurangi kemampuan deteksi radar itu sendiri. Dengan menggunakan sistem modul, proses pemeliharaan dapat dilaksanakan lebih mudah.
  • Radar tambahan Renstra kedua , Jayapura, Tambolaka, Singkawang, Ploso. Dan pada Renstra ketiga, Morotai, Ambon, Kendari, Tanjung Pandan, Bengkulu dan Nliyep Malang.
 Rencana Pengembangan kedepan
Kemenhan Pantau Kesiapan Len Bangun Industri Radar
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Wakil Manteri Pertahanan (Wamenhan) melakukan pantauan progres kesiapan PT Len Industri dalam membangun industri radar nasional.
“Kementerian Pertahanan mendorong Len untuk menjadi pemasok alutsista khususnya mendukung sistem radar nasional yang handal,” kata Wamenhan Sjafrie Syamsudin di Bandung, Rabu (26/3).
Menurut menteri dibangunnya industri radar nasional itu untuk menciptakan sistem pertahanan radar nasional (Sistemhanudnas) yang handal. Sishanudnas yang handal menjamin kerahasiaan sistem rudal spek teknik tidak dapat didikte oleh negara lain sparepart yang mudah, selalu mengikuti perkembangan teknologi dan biaya harian murah.
“Len memiliki peran strategis untuk memenuhi kebutuhan sistem radar nasional, salah satunya combat manajemen sistem yang saat ini sudah dikembangkan,” katanya.
Selain untuk melakukan deteksi, juga diperlukan sistem penembakan dengan panduan radar. Produk radar nasional juga, kata dia diharapkan bisa meningkatkan optimalisasi radar, khususnya untuk mengatasi kerenggangan jangkauan radar di wilayah timur Indonesia.
“Kapasitas radar di wilayah barat sudah cukup rapat, kita fokuskan penambahan radar di wilayah timur,” katanya.
(EDDY MT SIANTURI, SSi, M.Si (Balitbang Kemhan), Republika.co.id, Jalo)

Senin, 14 April 2014

Antara MH370, Cawapres Militer Jokowi dan Purnawirawan TNI AU

Ryamizard1
Jenderal Ryamizard Ryacudu (sumber : liputan6.com)
Pagi tadi penulis diundang dalam sebuah acara gathering Golf sebagai purnawirawan Pati senior TNI AU di sebuah lapangan Golf yang sangat terkenal di Bogor. Karena penulis sering diundang Metro TV dan TV One sebagai narasumber tentang raibnya Malaysia Airlines MH370 yang hingga kini belum juga ditemukan, beberapa senior menanyakan dan mengajak diskusi dari soal pencarian, pembajakan, terorisme terkait pesawat tersebut, pengamanan pilpres serta cawapresnya Jokowi.

Diskusi Masalah Hilangnya MH370
Dalam pencarian Malaysia Airlines MH370,  semua setuju bahwa pencarian tanpa sinyal emergency locator beacon (ELB) pada kedalaman 4.500 m bawah laut akan sangat sulit, disamping koordinat pesawat masih belum dipastikan. Pencarian kotak hitam pesawat kini difokuskan di areal yang berjarak 1.670 km barat laut kota Perth, tempat dimana alat pelacak bunyi disebar Rabu lalu. Para senior (Marsma hingga Marsdya) faham betapa gundah PM Australia yang menyatakan, “Mencoba menelusuri sesuatu di kedalaman 4,5 kilometer di bawah permukaan laut yang terletak 1000 km dari daratan, adalah tugas yang berat, dan membutuhkan proses yang tidak singkat,” katanya.
Penulis mengatakan bahwa tim dari AS juga mulai mengeluh merasakan betapa sulitnya posisi team dalam pencarian. Daily Mail, Sabtu (12/4/2014) memberitakan bahwa tim US Navy (Captain Mark Matthews) menyatakan tim bisa menyerah apabila tidak ada sinyal dari black box. "Pasti akan datang waktunya kami melempar handuk putih saat sinyal kotak hitam benar-benar hilang," kata Matthews. Tim pencari selama ini mengerahkan 19 pesawat dan 17 kapal laut di wilayah laut seluas 16.000 mil persegi.  Matthews berada di kapal Australian Ocean Navy Shield yang mendeteksi sinyal ELB dengan   pinger locator (TPL-25).
Yang menarik, seorang penulis (mantan Senator) yang berasal dari Negara bagian Indiana AS, Dr Kevin Barret  menyatakan  mulai dikaitkannya markas CIA di Alice Spring Australia  dengan MH370.  Mirror melaporkan, pada hari Minggu (13/4/2014),  Barret menyatakan,  “CIA yang berbasis di Alice Spring, Australia tahu persis apa yang terjadi pada penerbangan MH370,” katanya. Entah dari mana sumber informasi tersebut, tetapi perlu disimak lebih lanjut. Ada apa dengan statement tersebut?
Kesimpulannya, menurut penulis, rahasia dan motif dibelakang aksi pembajakan tersebut nampaknya akan terkubur dan membutuhkan waktu lama untuk mencarinya. Persoalan tidak sesederhana seperti yang diberitakan, tim harus bergulat dengan kecerdasan dan kecerdikan pembajak yang memang sangat ahli dan menguasai penuh pengetahuan menerbangkan Boeing 777, pengetahuan manuver tempur udara, desepsi, serta pengetahuan tentang aksi terorisme yang akan terus membuat cemas dan kerugian tak terkira. Kesulitan kedua tim dihadapkan dengan tidak adanya informasi dari wilayah pencarian (belum dipetakan). Itulah kesimpulan yang penulis utarakan.

Diskusi Cawapres Militer Jokowi
Sebagai narsum, penulis diminta memberikan pandangan soal pengamanan pemilu dan pilpres. Penulis sampaikan seperti yang juga disampaikan oleh Kepala BIN dan Kapolri, bahwa ada sebuah ancaman yang perlu diperhatikan yaitu ancaman terorisme. Bersyukur bahwa dalam pemilu legislatif, umumnya  berjalan lancar dan aman. Beberapa tidak kekerasan bersenjata menjelang pemilu di hot spot (Aceh, Papua dan Poso), pada saat pileg aman. Menurut penulis, teroris akan berfikir ulang untuk menyerang kegiatan masyarakat, karena mereka selama ini selalu menghidarinya, agar tidak dijadikan musuh bersama. Nampaknya sistem monitoring, pembinaan wilayah, pengerahan kekuatan aparat keamanan berjalan sesuai rencana dan sesuai dengan perkiraan intelijen.
Yang kini perlu diperhatikan bersama justru pelaksanaan pilpres yang akan dilaksanakan pada 9 Juni 2014, dimana persaingan nyata akan terjadi. Konsentrasi pengamanan nampaknya perlu di fokuskan kepada kemungkinan rasa tidak puas koalisi serta penggerakan mereka yang berfikiran radikal. Konflik horizontal mungkin bisa terjadi antar para pendukung yang fanatis atau yang digerakan.
Dari hasil penghitungan cepat (quick count) Litbang Kompas, PDIP unggul dengan 19,24 persen, kedua Golkar 15,01 persen, disusul Gerindra 11,77 persen, Demokrat 9,43 persen, PKB 9,12 persen, PAN 7,51 persen, PKS 6,99 persen, Nasdem 6,71 persen, PPP 6,68 persen, Hanura 5,51 persen, PBB 1,5 persen dan PKPI 0,95 persen. Menurut peneliti Lingkaran Survei Indonesia, Aji Alfarabi, Tingkat partisipasi pemilih pada pemilu legislatif tanggal 9 April 2014 diperkirakan hanya mencapai sekitar 63%. "Kalau mengacu pada tren tersebut, pemenang sebenarnya dari pemilu legislatif hari ini adalah pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya alias golput yakni di atas sekitar 37%," kata Aji.
Yang terlihat kini, para elit parpol mulai melakukan pertemuan untuk membahas koalisi dalam rangka pengajuan pasangan capres-cawapres. Langkah cepat Capres PDIP Jokowi yang dikenal dengan istilah blusukan, mulai dilakukannya. Dia telah bertemu dengan Surya Paloh, yang menyatakan Nasdem akan berkoalisi dengan PDIP. Dengan perolehan sementara 6,71 persen, maka gabungan PDIP dan Nasdem sudah mencapai sekitar 25,95 persen. Dengan jumlah ini saja PDIP dan Nasdem sudah mendapat boarding pass.
Jokowi juga sudah bertemu dengan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (ARB) dan sepakat masing-masing akan mengajukan capres, tetapi nanti di parlemen PDIP dan Golkar akan saling bekerja sama. Menurut penulis ini bagian terpenting, karena kalaupun nanti Jokowi terpilih sebagai presiden, PDIP akan membutuhkan Golkar sebagai parpol pendukung. Justru Golkar sebagai parpol sangat senior sebaiknya dipegang sebagai kawan dengan kehati-hatian. Para politisinya banyak makan asam garam. Lepasnya Golkar dimasa datang bisa mengakibatkan munculnya ganjalan serius kelangsungan pemerintahan (apabila Jokowi menang).
Paling tidak, setelah Golkar menyetujui koalisi di masa mendatang,  kemungkinan besar PKB akan ikut berkoalisi dengan PDIP. Berarti  kekuatan koalisi di parlemen diukur dari perolehan suara nasional sudah mencapai 40,96 persen. dan apabila ditambah PKB 9.12 persen, sudah tercapai suara nasional 50,07 persen. Nanti hanya dilihat berapa perkiraan kursi yang diperoleh gabungan koalisi empat parpol. Kini PDIP menjadi partai paling sexy untuk didekati parpol lain, karena faktor Jokowi.
Menurut lembaga survei Indikator Politik pimpinan Burhanuddin Muhtadi yang menggelar survei seputar tingkat elektabilitas capres pada Februari 2014, elektabilitas Jokowi mencapai 22,4 persen pada saat masyarakat ditanya langsung sosok capres pilihan mereka. Sementara pada wawancara semi terbuka elektabilitas Jokowi mencapai 37,8 persen. Nah, pada saat dilakukan simulasi 6 capres elektabilitas Jokowi menembus angka 41,5 persen. Dominasi Jokowi sangat terlihat, dimana elektabilitas Prabowo Subianto 12 persen, Wiranto 5,9 persen  dan Aburizal Bakrie 4,9 persen. Menurut penulis, saat pileg, PDIP hanya memperoleh suara dibawah 20 persen, memang Jokowi effect hanya kecil, ini disebabkan pendukung Jokowi belum tentu simpatisan PDIP. Penulis percaya bahwa pada saat pilpres, maka perolehan Jokowi akan melonjak, karena para "lover Jokowi" juga berada di parpol lain dan kemungkinan besar mereka yang Golput akan ikut aktif mencoblos memilih Jokowi.
Saat ditanya siapa cawapres Jokowi yang ideal calon militer, penulis menyampaikan Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu, mantan Kepala Staf TNI AD. Mengapa penulis menyebut yang bersangkutan, sedang purnawirawan ini dari TNI AD? Inilah beberapa pertimbangan penulis dari sisi cara pandang intelijen.

Mengenal Ryamizard
Pada awal penulis mengenal Ryamizard terjadi sekitar awal Tahun 1991, saat penulis bertugas di Lanud Halim Perdanakusuma sebagai Kepala Seksi Intelijen Udara. Pada pagi hari sekitar jam 02.00 WIB, penulis melakukan patroli memeriksa Ring-1 Pangkalan dimana diparkir beberapa pesawat C-130 Hercules yang akan menerjunkan penyegaran Batalyon Linud 305/Tengkorak Hitam. Saat itu dilaporkan Danyon 305 (Letkol Inf Ryamizard Ryakudu) sudah memasuki Ring-1. Penulis langsung mendatangi dan bertemu.
Apa yang dia tanyakan, "Bang, dimana saya bisa menumpang sholat?." Penulis menunjukkan tempatnya di skadron 31, dan  dia melaksanakan sholat tahajud. Penulis menanyakan rajin sekali, datang lebih awal dan untuk sholat, dijawabnya, sebagai komandan, salah satu tugas saya selain memimpin adalah juga mendoakan seluruh anggota pasukan, agar selamat pada acara penerjunan, mereka itu anak-anak saya. Disitulah penulis mengamati ini perwira selain perwira tempur juga agamanya kuat, perhatian dan mencintai anak buahnya.
Ternyata dalam perjalanan karirnya Ryamizard yang lichting Akabri 4 tahun dibawah penulis terus berjalan karirnya. Karirnya  yang menonjol adalah , Panglima Divif 2/Kostrad (15 Maret 1998), Kepala Staf Kostrad (15 Juni 1998), Pangdam V/Brawijaya (14 Januari 1999–4 November 1999), Pangdam Jaya/Jayakarta (4 November 1999–1 Agustus 2000), Pangkostrad (1 Agustus 2000–4 Juni 2002)Kepala Staf Angkatan Darat (4 Juni 2002–5 Februari 2005). Perwira yang berpenampilan dan selalu bersikap tentara ini pernah berugas juga sebagai Komandan Kontingen Garuda XII-B ke Kamboja (1992).
Ryamizard terus menarik perhatian penulis, karena sikapnya, kesetiaan, tidak goyah dengan buaian. Yang menonjol, dia adalah perwira yang memegang prinsip, jujur, setia hormat kepada atasan. Tidak pernah macam-macam, berbicara apa adanya dan selalu memegang prinsip NKRI adalah harga mati.
Nah, kini apabila dilihat, di sisi manakah kekuatan Jokowi sebagai capres? Penulis pernah membuat artikel "Antara Jokowi dan Kejujuran, Kunci di 2014" (http://ramalanintelijen.net/?p=7805), kejujuran, kesederhanaan adalah kekuatan Jokowi. Capres PDIP ini dikenal menjadi bagian dari rakyat, bukan pemimpin yang duduk  di kursi emas.
Disinilah, penulis menyarankan, sebaiknya Jokowi mengambil cawapresnya purnawirawan TNI, karena masih ada ATHG terhadap Indonesia yang perlu dipikirkan oleh wapresnya dalam sebuah kebijakan tingkat tinggi. Ryamizard sebagai mantan KSAD mempunyai pengalaman memimpin, dan dia disegani serta dihormati oleh para purnawirawan (termasuk Jenderal yang galak sekalipun) karena sikapnya yang apa adanya, sederhana, jujur, tidak pernah bermain dalam politik praktis yang merugikan bangsa dan negara ini. Disinilah menurut penulis adanya kesamaan chemistri dengan Jokowi.
Jokowi akan mempunyai wakil yang sikapnya akan mirip dengan Ahok tetapi dalam tataran yang jauh lebih tinggi dan lebih luas. Indonesia kini membutuhkan pemimpin yang jujur, mencintai bangsa, negara dan rakyatnya. Kabinet akan diisi oleh para profesional yang menguasai bidangnya, bukan karena dagang sapi, menempatkan elit politik yang tidak jelas. Jokowi akan diuji keberanian menjaga kejujuran para pemegang amanah dan memberantas korupsi, disinilah Ruyamizard akan tandem bersama dan menjaga di sisinya dengan setia.
Inilah masukan dari penulis yang perlu disampaikan kepada Jokowi dan Ibu Megawati. Melihat dan mengukur Jenderal Purn Ryamizard,  hanya purnawirawan TNI yang memahaminya. Spotting penulis terhadap beliau seperti itulah adanya. Semoga berkenan, dan mohon maaf kepada cawapres-cawapres lain yang penulis belum tahu siapa mereka. Salam hormat untuk Ibu Mega, juga Pak Jokowi. Ini hanyalah sebuah masukan dari Old Soldier,  semoga bermanfaat.
Oleh : Marsda TNI (Pur) Prayitno Ramelan, Pengamat Intelijen
www.ramalanintelijen.net  

T-50 Golden Eagle “Rabun Jauh”

T-50i Indonesia
T-50i Indonesia

Seperti apa gambaran kemampuan pesawat tempur T-50i Golden Eagle yang baru dibeli Indonesia dari Korea Selatan ?. Letkol Penerbang Wastun, Komandan Skuadron 15 yang mengoperasikan pesawat tersebut mengakui, T-50i sangat andal dan efisien, tapi saat ini masih belum bisa dioperasikan optimal karena sejumlah kelengkapannya belum terpasang.
“Ini kan buatan Korea. Mereka sangat maju dalam mengembangkan perangkat pintar. Persenjataan, avionik, tergolong bagus. Tapi memang, masih ada beberapa senjata dan perangkat yang belum terpasang. Seperti radar untuk menjejak pesawat lawan belum terpasang, gantinya kita pasang ballast (pemberat) untuk penyeimbang,” tutur Wastun di Lanud Adi Soemarmo, Solo.
Radar yang belum terpasang itu membuat T-50i “rabun jauh” tidak bisa optimal digunakan untuk mengejar dan menyergap pesawat lawan. “Bisa sih dipaksakan, dengan memanfaatkan kendali dari darat. Tetapi itu pasti tidak sebagus kalau bawa radar sendiri,” imbuhnya.
Pembelian Alutsista TNI
Pembelian Alutsista TNI

T-50i sebagai pesawat serang ringan (selain latih lanjut) mampu terbang dengan kecepatan 1,4 mach (kecepatan suara) dan dilengkapi dengan senjata kanon 20 mm yang memuat 205 peluru, peluncur roket, peluru kendali udara ke udara AIM-9 Sidewinder (sepasang), peluru kendali udara ke darat AGM-65 Maverick (6 unit) serta lima unit bom permukaan (cluster) CBU-58, Sembilan unit bom MK 82, tiga unit bom MK-83/84 serta Sembilan bom MK-20. (Soloblitz.co.id).

JKGR. 

Minggu, 13 April 2014

15 Perusahaan Industri Pertahanan Indonesia Unjuk Gigi di Malaysia

 
 Foto: Ilustrasi
 
15 Perusahaan Industri pertahana‎n Indonesia pamer kekuatan dalam pameran produk 'Defence Service Asia (DSA) 2014' di Kuala Lumpur, Malaysia. Keikut sertaan mereka dalam rangka mempromosikan industri pertahanan Indonesia.

Dalam siaran pers Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Minggu (13/4/2014), DSA Malaysia ini merupakan ajang pameran produk industri pertahanan yang digelar 2 tahun sekali.

Perusahaan Indonesia yang ikut itu terdiri atas 5 perusahaan BUMN yakni PT Dahana, PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, PT LEN Industri, dan PT Dok Kodja Bahari.

Sedang 10 perusahaan swasta yang ikut yakni PT Famatex, PT Lundin Industry Invest, PT Saba Wijaya Persada, PT Sari Bahari, PT Palindo Marine. PT Indo Guardika Cipta Kreasi, PT Infoglobal Teknologi Semesta, PT Garda Persada, PT Persada Aman Sentosa, dan PT Daya Radar Utama.

"Keikutsertaan industri pertahanan Indonesia dalam rangka DSA 2014 ini merupakan implementasi strategi pemerintah dalam memajukan industri pertahanan dalam negeri," tulis Kemenhan dalam siaran persnya.

Ada sejumlah strategi yang digunakan untuk memperkokoh industri pertahanan Indonesia antara lain dengan strategi pengembangan, strategi kerjasama, dan strategi promosi.

"Upaya peningkatan industri pertahanan dilakukan melalui joint research and development maupun joint production dan strategi kerjasama khusus dengan pihak luar melalui transfer of technologi," tulis siaran pers itu.

Untuk strategi promosi, produk industri pertahanan akan memberikan dampak psikologis eksternal dan internal dengan tujuan membangun brand image bahwa Indonesia serius dan memiliki komitmen menjadi negara yang akan menjadi salah satu pemain kunci sebagai produsen peralatan pertahanan di ASEAN.

"Pemasaran industri pertahanan dalam jangka panjang memang ditujukan untuk menopang pertumbuhan ekonomi nasional, mengingat dalam beberapa tahun terakhir dan proyeksi di masa mendatang negara ASEAN merupakan pangsa pasar Alutsista terbesar seiring modernisasi peralatan militer dan pertumbuhan ekonomi ASEAN," demikian penjelasan Kemhan. ‎