Angkatan Ke VKekuatan
yang menentang aksi-aksi PKI tsb. dituding oleh Bung Karno sebagai kaum
kontrev (kontra revolusioner), komunisto fobi dan reaksioner, karena
tidak berani melakukan kompetisi revolusioner. Terhadap AD, oleh PKI
diluncurkan tuduhan bahwa pimpinannya membentuk Dewan Jendral yang mau
mengekup Bung Karno .
Bung Karno secara sistematis dihasut bahwa
para jendral tersebut. tidak dapat dipercaya maka adalah mendesak untuk
dibentuk Angkatan ke V, dengan mempersenjatai buruh dan tani. Hasil
Hasutan tersebut membuat sikap Bung Karno mendua. RRC politis mendukung
usul PKI tersebut dan bersedia untuk membantu persenjataanya.
Sikap
mendua Bung Karno, dimanfaatkan dengan pengiriman senjata secara
diam-diam dari Beijing ke Jakarta, baik dengan pesawat-pesawat Hercules
maupun dengan kapal laut,yang dibaurkan dengan pengiriman barang-barang
untuk Asian Games.
Semua usaha ekstra PKI tersebut dilakukan
karena partainya belum siap dan merasa dirinya berada dalam keadaan
kritis, sejak diketahui sakitnya Bung Karno yang serius. Menyangkut
rencana PKI terhadap Yani, Bandrio terus mendukungnya sepanjang paralel
dengan rencana dan keuntungannya sendiri, bahkan mengipas dan
mendorongnya, agar PKI segera bertindak.
Pidato Jendral A YaniDi
depan sidang para menteri bersama para panglima daerah dan para
gubernur, (waktu itu unsur PKI sudah ada yang duduk dalam kabinet
menjadi menteri) Jendral A Yani secara terus terang atas nama para
panglima daerah menyatakan, menolak dibentuknya angkatan ke lima usulan
PKI dengan mempersenjatai buruh dan tani.
Dengan menarik
pelajaran dari pengalaman tahun 45-an, adanya Biro Perjuangan –
TNI-Masyarakat, hanya menimbulkan konflik dan perpecahan yang
memperlemah bahkan merusak kekuatan nasional. A Yani juga menyatakan
ketidak senangannya PKI diberi posisi didalam kabinet.
Aidit Tokoh MisteriusAidit
tokoh muda PKI yang misterius. Sejak 1948 (affair Madiun) tertawan di
Solo, dapat lolos dari tahanan di Solo, terus meloloskan diri ke luar
negri, lewat Surabaya meskipun Surabaya dan sekitarnya diduduki oleh
Inggris – Belanda. Aidit adalah sekelompok dengan Soemarsono (Ketua
Pesindo yang melakukan proklamasi negara Sovyet dari Madiun atas suruhan
Van der Plas, maka dapat lolos sewaktu tahun 1948 terus ke Australia
dan selanjutnya menjadi warga negaranya).
Demikian pula Sam
Kamaruszaman adalah sekelompok dengan mereka itu. Dari peristiwa ini
sudah jelas, siapa-siapa mereka itu ialah agen-agen Sekutu-Belanda
maupun komunis.
Tanggal 19 Desember 1948 Belanda melakukan Aksi
Militer ke II dengan penyerbuan ke wilayah Republik Indonesia tiga bulan
sebelumnya yaitu pada tanggal 18 September 1948,Van der Plas menyuruh
PKI berontak di Madiun (dengan proklamasi negara sovyet tersebut), guna
memperlemah Republik Indonesia.
Namun TNI berhasil menumpas
pemberontakan PKI, bahkan Mr.Amir Syarifudin anggauta jalur Van Mook
(pernah jadi Perdana Mentri RI) tertawan didesa Klambu, Purwodadi Jawa
Tengah, bersama-sama tokoh-tokoh PKI lainya. Kecurangan Belanda dengan
siasat adu domba dapat kita patahkan sebelum Belanda menyerbu wilayah
Republik Indonesia pada tanggal 19 Desember 1948 tersebut.
Setelah
beberapa tahun di luar negri, Aidit kemudian dapat diselundupkan
kembali ke dalam negri, berkat reka-daya Sam Kamaruszaman. Sejak datang
kembali, karier politiknya dengan lancar dan cepat terus menanjak
seperti diroketkan, hingga menjadi bos partai Sekjen PKI, Ketua
Politbiro CC PKI (sebagaimana biasanya seseorang yang diorbitkan, selalu
diatur kariernya).
Hubungan khusus antara Aidit dengan Sam ini
kemudian dibakukan dengan dibentuknya Biro Khusus yang diketuai oleh Sam
yang hanya bertanggung jawab kepada ketua Politbiro/Sekjen PKI seorang
yaitu Aidit (dengan alasan mengingat kerahasiaan yang harus dijaga,
membina anggauta Angkatan Bersenjata tidak boleh diketahui oleh orang
banyak, cukup dua orang saja). Keputusan dari PKI mengenai G30S hanya
diketahui oleh dua orang tersebut, yang oleh Sudisman dikritik sebagai
keputusan avonturisme. .
Pada tanggal 1 Oktober 1965 tengah
malam, Aidit disuruh oleh Sam untuk segera naik pesawat yang sudah
tersedia untuk terbang ke Yogya hanya bersama pendampingnya Kusno, dan
diberi tahu, bahwa nantinya di Yogya akan dijemput oleh Ketua CDB PKI
Yogya. Kenyataanya setiba di Yogya tidak ada seorangpun yang datang
menjemputnya Hanya diantarkan oleh pendamping dan seorang sopir dari
AURI, bertiga kemudian menuju ke rumah Ketua CDB PKI.Yogya.
Kenyataanya
setiba di Yogya tidak ada seorangpun yang datang menjemputnya Hanya
diantarkan oleh pendamping dan seorang sopir dari AURI, bertiga kemudian
menuju ke rumah Ketua CDB PKI.Yogya. Setibanya ditempat yang dikira
rumah Ketua CDB, pada waktu diketuk pintunya, ternyata adalah rumah
tokoh NU. Keberadaan Aidit di Yogya dengan demikian telah diketahui
fihak lain, maka untuk menghilangkan jejak, kemudian perjalanan
diteruskan ke Salatiga.
Beberapa hari kemudian baru melanjutkan
perjalanan ke Solo dengan mendapatkan jemputan kendaraan yang dikendarai
oleh seorang Cina jago kunthau dari Solo. Tetapi akhirnya tertangkap
hidup-hidup setelah beberapa waktu berada di Solo.
Sri Harto Penghubung Aidit – Bandrio.Sesampainya
Aidit di Solo, dia ditempatkan secara terus berpindah-pindah. Semula
disinyalir di Lojigandrung kediaman resmi Walikota Utomo Ramelan,
kemudian dipindahkan ke kampung Keparen (sebelah Selatan Pasar
Singosaren) dirumah Jupri Prio Wiguno, anggauta PKI malam (jaringan Van
der Plas). Beberapa hari Aidit berada di Keparen, kemudian dijemput oleh
Sri Harto, penghubung Aidit – Bandrio.
Dengan menyerahkan tanda
bukti berupa sesobek kertas krep yang bertanda tangan, sedangkan
sobekan yang lainya berada ditangan tuan rumah ialah Jupri tersebut.
Setelah sobekan tersebut dicocokan dan memang cocok, maka Aidit diserah
terimakan oleh Jupri kepada Sri Harto.
Setelah serah terima
tersebut, Aidit dengan diboncengkan scooter, dibawa ke rumah KRT.
Sutarwo Hardjomiguno di desa Palur sebuah desa disebelah timur kota
Solo. Beberapa hari berada di Palur dia sempat berkeliling kota Solo,
bahkan sempat menengok markas CC PKI Solo. Kemudian dipindahkan kerumah
Sri Harto penghubung tersebut di kampung Kleco yang terletak dibelakang
Markas Resimen, dirumah tersebut Aidit tinggal beberapa hari lamanya.
Setelah
mengambil Aidit dari Keparen Sri Harto melaporkan tentang keberadaan
Aidit, kepada para senior Pemuda-Pelajar (Suhari alm. Dan seorang
lagi). Menurut keteranganya karena dia merasa ngeri, melihat
perkembangan keadaan, batalion TNI-AD, K, L dan M di Solo telah banyak
disusupi PKI. Demikian pula dengan CPM, sehingga banyak tahanan-tahanan
penting dapat lolos, antara lain seperti tokoh PKI anggauta Politbiro
Ir.Sakirman, sopir Cina penjemput Aidit dari Salatiga dll.
Sri
Harto percaya kepada para Pemuda-Pelajar dan merasa aman, karena melihat
sepak terjang dan perjoangannya sewaktu bergerilya melawan Belanda,
perang menumpas pemberontakan PKI 1948 dan waktu itu dalam menghadapi G
30 S di Solo.
Setelah Sri Harto memberi laporan tentang
keberadaan Aidit tersebut, siasat segera disusun. Untuk menambah
kepercayaan Aidit, Sri Harto diberi pengawalan oleh dua orang dari para
Pemuda-Pelajar, sekaligus untuk mengawasinya, apakah Sri Harto jujur
atau tidak dan kepadanja diberi sepucuk pistol untuk peganganya . Oleh
para senior hal tersebut segera dilaporkan kepada Kol.Yasir yang
rupa-rupanya kurang percaya bahkan minta apa jaminanya jika bohong.
Jawaban
Suhari dia bersedia ditembak mati apabila laporanya tidak benar, karena
mereka itu berjoang didorong oleh keyakinanya tiada pamrih pribadi demi
untuk menegakkan Republik Indonesia yang mereka ikut mendirikanya..
Keberadaan Aidit di Solo, sudah beberapa hari dibuntuti, sesuai
kesepakatan dengan Sri Harto. Laporan kepada Kol.Yasir tersebut
rupa-rupanya bocor.
Rumah dimana Aidit ditempatkan, ternyata
digerebeg oleh sepasukan polisi yang selama itu tidak berperan aktif,
dan penyerbuan tersebut sama sekali tidak ada koordinasi, dimaksud hanya
untuk menciptakan kekalutan belaka.
Kemudian ketahuan, bahwa
Sekretaris Pekuper dari Kol. Yasir, yaitu Letkol Muklis Ari Sudewo,
adalah seorang komunis yang mempengaruhi polisi untuk melakukan
penyergapan, padahal selama kampanye melawan G30S tidak berperan.
Sergapan tersebut karena tanpa koordinasi, hampir menimbulkan bentrokan
dengan Pemuda Pelajar yang bertugas untuk mengamat-amati Aidit.
Beruntung
bahwa sebelumnya Aidit sudah dipindahkan ke kampung Sambeng. Letnan
Sembiring (terakhir jendral) yang mengejarnya di Pati tetapi tidak
berhasil menangkap, teryata memergoki Muklis Ari Sudewo di Solo, ia
menjadi orang kedua Pekuper. Dalam tubuh AD di Solo masih banyak
unsur-unsur komunis (bagian operasi, Kapt. Hardijo, CPM a.l Lettu Abu)
dll.
Kericuhan dalam operasi sering terjadi karena Pemuda Pelajar
sering dijerumuskan kalau melakukan patroli terutama di malam hari,
rupa-rupanya unsur-unsur PKI sudah terlebih dahulu diberitahu. Tetapi
berkat pengalaman, dapat mencium gelagat yang tidak baik dan
tipuan-tipuan tersebut dapat dihindari. Maka setelah itu mereka membuat
gerak tipu sendiri sehingga dapat menangkap dan merampas banyak
unsur-unsur PKI dan persenjataanya.
Kekalutan di Solo ditambah
dengan sering bentroknya golongan Islam dengan golongan Nasionalis yang
juga banyak dari mereka itu yang diadu domba dan menjadi korban dibantai
oleh komunis, menjadikan keadaan bertambah rawan. Sri Harto adalah
Ketua SBIM (Sarekat Buruh Industri Metal) di pabrik panci Blima.
Bapaknya
Sri Harto adalah seorang dari kalangan atas Mangkunegaran, KRT. Sutarwo
Hardjomiguno, lincah luwes hingga mampu kekanan-kekiri (kemungkinan
besar berada dalam jaringan Van der Plas, karena dapat ketempatan Aidit
tanpa bocor).
Kakak Sri Harto menjadi Asisten Wedana (PKI) di
Klego daerah Boyolali, yang dinilai banyak merugikan dan menteror
rakyat, maka dihabisi oleh rakyat sendiri..
Sri Harto mendapatkan
kepercayaan untuk menjadi penghubung Bandrio – Aidit, tetapi karena dia
kurang teguh dan ngeri akhirnya membuka kedoknya sendiri, mencari
selamat dengan melaporkan tentang keberadaan Aidit di Solo tersebut
kepada para senior Pemuda Pelajar.
- Aidit Tertangkap
Saat
rumah dimana Aidit tersebut ditempatkan digerebeg oleh sepasukan
polisi, Aidit sudah dipindahkan ke kampung Sambeng. Sore harinya
Kol.Yasir melakukan operasi penggerebegan baik ke rumah dimana Aidit
ditempatkan pada waktu siangnya maupun ke seluruh kampung.Tetapi hingga
sekitar pukul 22.00 malam, Aidit belum juga dapat diketemukan.
Kemudian operasi dihentikan dan pasukan tentara ditarik dari kampung
Sambeng, beberapa ditinggalkan untuk mengamat-amati.
Para senior
Pemuda-Pelajar yang memberikan laporan kepada Kol.Yasir merasa sangat
terpukul dan kecewa, karena selain kena tuduhan pembohong juga telah
memberikan jaminan, jika bohong, bersedia untuk ditembak mati. Mereka
berkeyakinan bahwa Aidit pasti masih berada dirumah dimana siangnya
ditempatkan atau paling tidak masih dikampung Sambeng tersebut.
Para
senior Pemuda-Pelajar, kemudian mengambil inisiatif untuk menggeledah
dan memagar betis kampung dan rumah tersebut dengan mengerahkan
teman-temannya, meskipun mereka menanggung risiko karena berlakunya jam
malam. Terutama rumah yang sudah digeledah tersebut digeledah lebih
intensif lagi, tetapi tetap tidak diketemukan Aidit.
Hanya
didalam sebuah almari yang kosong dan menempel rapat dengan dinding
penyekat rumah ditemukan sebuah celana dalam, berinitial DA, yang diduga
adalah milik Aidit. Rumah tersebut dihuni oleh seorang yang sudah tua,
seorang pensiunan pegawai Bea & Cukai bersama cucunya yang gadis
remaja.
Sudah susah payah dari pagi sampai tengah malam belum
juga mendapat hasil, salah seorang senior Pemuda-Pelajar menemukan
akal, dengan menggertak orang tua penghuni tersebut, jika tetap tidak
mau mengaku dimana Aidit berada, cucunya akan dipermalukan didepannya.
Dengan
gertakan demikian orang tua tersebut akhirnya mengaku bahwa Aidit
berada dibelakang almari kosong tersebut. Sewaktu dibantah mana
mungkin, karena almari tersebut rapat dengan dinding. Mendapat jawaban,
bahwa dinding belakang almari tersebut merupakan pintu dan dinding sekat
rumah tersebut yang rangkap dengan rongga sekitar 50-60 cm.
Ternyata
waktu dinding belakang almari tersebut dibuka, Aidit masih berada
didalam rongga dinding sekat rumah tersebut Aidit disilahkan keluar dan
kemudian diserahkan kepada Kol.Yasir langsung diLojigandrung. Operasi
penggeledahan tahap kedua yang dilakukan oleh para Pemuda Pelajar ini,
didampingi oleh Letnan Ning, hingga merupakan tindakan yang berada
dibawah petugas resmi .
Aidit Dihabisi
Tertangkapnya
Aidit tersebut segera dilaporkan ke Jakarta oleh Kolonel Yasir,
kemudian diperintahkan langsung oleh Jendral Soeharto agar pada
kesempatan pertama Aidit dibawa ke Jakarta. Konon kemudian didapat kabar
bahwa dalam perjalanan ke Jakarta tersebut ditengah jalan Aidit
dihabisi dan tak tentu rimbanya.
Hal ini menimbulkan tanda
tanya, mengapa seorang tokoh yang demikian penting, selain Sekjen PKI,
juga menyandang jabatan resmi sebagai Menko dihabisi begitu saja?
Mengapa tidak dikorek keteranganya hingga tuntas dan diajukan ke
Pengadilan hingga masyarakat umum mengetahui secara terbuka. Dalam hal
ini sangat terasa adanya sesuatu yang disembunyikan dan merupakan
misteri besar.
Apakah ada hubunganya dengan kemisteriusan tokoh
Aidit? Tertangkapnya Aidit di Solo ini membuka tabir adanya hubungan
Aidit dengan Bandrio dan dengan jaringan Van der Plas ( a.l. Jendral
Soeharto, yang memerintahkan menghabisi). Suatu konspirasi yang sangat
kejam dan telah memakan korban besar dikalangan rakyat.banyak, baik yang
komunis maupun yang non komunis.
Sekutu -CIA – MI 6 – (Van der Plas Connection)
Apabila
ditelusuri lebih mendalam, dalam rangka untuk lebih menjamin
kepentingan Sekutu (politik, ekonomi dan keamanan di Indonesia) Amerika
dan sekutunya merasa perlu untuk menggulingkan Presiden Soekarno dan
memecah-belah Indonesia menjadi beberapa negara, menyingkirkan para
perwira yang berdedikasi dan menghapus PKI.
Kegagalan yang
dialami Amerika dan sekutunya dalam meluncurkan projek pemberontakan
PRRI-Permesta membuatnya sadar setelah mendapat advis dari Belanda,
bahwa pendekatan dari daerah untuk menyingkirkan Presiden Soekarno
adalah kesalahan yang fatal dan sulit untuk dapat berhasil.
Peranan Van der Plas Connection
Sekutu
mulai melakukan pendekatan ke Pusat. Kepada Jakarta mulai ditawarkan
untuk membeli pesawat angkut raksasa Hercules, Indonesia diberi bantuan
stasiun komunikasi beserta perlengkapanya yang dapat menjangkau seluruh
wilayah Indonesia (dengan demikian Sekutu dapat menyadap semua
perintah-perintah dari pusat maupun daerah), kepada para perwira
Indonesia diberi kesempatan untuk belajar ke Amerika, diadakan program
Civic Mission dan perwira pelaksananya dilatih di Amerika beberapa
bulan, juga dikirim ke Indonesia Peace Corps.
Para sarjana sipil
dan mahasiswa diberi bea siswa untuk belajar ke Amerika. Para kader Dr.
Soemitro Djojohadikusumo berbondong-bondong berangkat belajar ke Amerika
dan kembali menggondol gelar-gelar akademis yang diperlukan untuk
mengajar di Universitas. Hubungan yang semula tegang menjadi cair, tidak
ada pesta atau resepsi di Kedutaan Amerikayang tidak mengundang para
sarjana yang kira-kira berpotensi. .
Van der Plas Connection Menemukan Jagonya
Bersamaan
dengan dilaksanakanya program-program tersebut diatas,dengan diam-diam
dilakukan talent scouting (mencari calon jago berbakat) oleh perwira
tinggi dari bagian sandi yang ternyata berada dalam jaringan Van der
Plas. Calon jago adalah perwira-perwira dengan kriteria, avonturir
berani malu, berani mati, doyan duit, berpengalaman dan berhasil dalam
berpetualang serta telah menikmatinya.
Ditemukan seorang perwira
yang memenuhi kriteria tersebut,ialah seorang kolonel asal Jawa Tengah
dan pernah menduduki posisi tertinggi ditempatnya sebagai Panglima
Divisi,yaitu Kolonel Soeharto. Malahan padanya ditemukan faktor lain
yang sangat penting,yaitu menaruh dendam kesumat kepada para perwira
atasannya, terutama anggauta Tim Pengusut MBAD dan rival berat A yani
juga kepada Presiden Soekarno yang menanda tangani Surat Keputusan
pemecatanya sebagai Panglima Divisi Diponegoro. Maka terpilihlah Kolonel
Soeharto untuk dijadikan jago utamanya.
Kepada Kol. Soeharto
setelah selasai pendidikan di SSKAD,diciptakan jabatan yang sebelumnya
tidak ada, yaitu suatu Kesatuan baru ialah TJADUAD (Cadangan Umum
Angkatan Darat) Kol.Soeharto dijadikan Panglimanya. Beberapa waktu
kemudian diadakan KOGA (Komando Siaga) dan dia menjadi salah satu
anggauta pimpinannya. Beberapa waktu kemudian diadakan kampanye untuk
menyerbu Irian Barat, Soeharto menjadi Panglimanya. Setelah selesai
kampanye Irian Barat, Soeharto dengan pangkat Mayor Jendral dijadikan
Panglima, KOSTRAD.
Sang Jago Melaksanakan Tugas
Setelah
Majen Soeharto menduduki pimpinan Kostrad, terjadilah G30S sesuai agenda
waktu dari dari Van der Plas connection (atas pesanan Amerika dan
sekutunya). Dari peristiwa G30S tersebut, terlihat dengan jelas adanya
jalur-jalur konspirasi kaum ex kolonialis, yang sampai kini, masih
merajut dengan jalur-jalurnya pada sistem kekuasaan negara kita.
Dengan
melalui Van der Plas connection, pertama terlihat jalur lewat
DR..Bandrio. Dia yang sangat berambisi untuk menggantikan kedudukan
Presiden Soekarno (didukung oleh induk jaringanya), tetapi terhalang
oleh Yani dan Nasution. (Dewan Revolusi yang dia sponsori mendapat
dukungan hanya dari Utomo Ramelan-yang sejaringan dengan Bandrio dalam
Van der plas connection )
Kedua adalah jalur PKI, atas rintisan
Sam Kamaruszaman bersama DN Aidit dengan menciptakan kondisi-kondisi
politik dengan strategi baru sehingga PKI yang belum siap terjebak
didalamnya.
Ketiga adalah lewat Jendral Soeharto yang melancarkan
operasi intel (menghapus jejak dengan cara menyingkirkan atau
menghabisi orang/organisasi yang telah berhasil mencapai tujuan atau
sasarannya, seperti.G30S yang seminggu setelah terjadi, dibelakangnya
diberi label PKI, meskipun Letkol Untung termasuk jalur PKI, tetapi
juga juga termasuk jalur Jendral Soeharto).
Letkol Untung yang
telah berhasil menghabisi para jendral anggota Tim Pengusut MBAD
kemudian juga dihabisi. Dan Perwira Tinggi yang telah melakukan mencuci
het vuile was (melaksanakan pekerjaan kotor) masih beruntung hanya
disingkirkan keluar negeri, mengingat dia adalah orang penting di
Kostrad.
Lobang Buaya
Dalam bulan Maret
1965 Deputi operasi Angkatan Udara, Laksda Ud Sri Mulyono sesuai
instruksi, memerintahkan untuk dilaksanakan latihan militer bagi para
sukarelawan Ganyang Malaysia. Perwira pelaksana latihan tersebut adalah
May.Ud.Soejono, latihan dimulai tanggal 5 Mei 1965. Masih dalam bulan
Mei 1965 terjadi serah terima tugas tersebut dari Laksda Ud.Sri Mulyono
kepada Komodor Ud. Dewanto.
Dewanto mengadakan inspeksi ternyata
ditemukan, bahwa yang dilatih tersebut hanya dari unsur komunis yaitu
Pemuda Rakyat dan Gerwani. Oleh Dewanto diperintahkan agar latihan pada
awal bulan Juni dihentikan dan digantikan dari unsur-unsur Nasionalis
dan Agama kepada May.Ud. Soejono.
Ternyata perintah atasan
tersebut oleh May.Ud Soejono diabaikan dan kedua organisasi yaitu Pemuda
Rakyat dan Gerwani masih berlanjut sampai terjadinya G30S pada awal
Oktober.Lokasi latihan adalah dikebon karet berdekatan dengan bahkan
mungkin termasuk wilayah Pangkalan Udara Halim yang ada sumur tuanya.
Tiga
hari kemudian setelah diketemukanya mayat para jendral yang dimasukkan
ke dalam sumur tua tersebut, masyarakat menjadi geger. Dengan tayangan
dengan narasi yang lancar dibarengi dengan statement tentang G30S oleh
Jendral Soeharto dilokasi mayat-mayat korban diangkat satu persatu.
Ini
merupakan skenario yang sempurna dan dramatis ,berhasil menggoncangkan
psikologi rakyat. Dari tayangan ini ditimbulkan kesan yang menggores
hati rakyat banyak, karena tertayangkan siapa-siapa yang menjadi bandit
dan siapa pahlawannya.
Suatu rekayasa yang sempurna, maka timbul
pertanyaan, bagaimana seorang bawahan (May.Ud.Soejono) berani
mengabaikan perintah atasannya, dalam hal ini Komodor Dewanto, jika
tidak ada backing yang lebih tinggi dan kuat. Dengan demikian maka
berlanjutlah keberadaan Pemuda Rakyat dan Gerwani di Lobang buaya. Siapa yang berada dibelakang peristiwa-peristiwa itu semua? -
- Mymil.