Rabu, 19 Maret 2014

Harap-harap Cemas Kehadiran Si Badai, Sang Ksatria Baru Pengawal Angkasa Nusantara

 
Rafale TNI AU
Pesawat Tempur Rafale Prancis

Siapa yang tidak kenal dengan Rafale? Pemerhati dunia militer, khususnya dunia aviasi militer pastilah mengenal sosok pesawat tempur andalan Armee de l’Air atau AU negeri Pakdhe Sarkozy ini.
Sosok pesawat tempur, yang dijuluki Bill Gunston “the most beautiful fighter aircraft ever” , kini sedang menjadi buah bibir di bebagai media publikasi militer, bukan karena segudang prestasi tempur, tapi karena kegagalannya memenangkan kontrak pesanan dari bebeberapa negara sepanjang 3 tahun terakhir. Sebegitu burukkah nasib si Badai ini? Tak adakah keberuntungan yang menaungi si Badai yang baru diproduksi 160 unit ini?.
Ternyata dewi fortuna berpihak pada Rafale, durian runtuh buat Dassault, Thales, dan SNECMA sebagai system vendor utama Rafale. Siapakah yang jadi dewa penolong Rafale?
Sebelum mengungkap tabir misteri pemberi napas baru program Rafale, kita bedah dulu si Badai ini.

Jin Rafa a.k.a Rafale, selayang pandang.
Rafale, adalah pesawat tempur generasi 4+ yang menjadi andalan Armee de l’Air (AU Prancis) yang digadang-gadang sebagai ujung tombak armada untuk menggantikan Mirage 2000 dan Mirage F1 sebagai frontline fighter. Uniknya, desain pertama Rafale adalah mengacu pada “carrier based fighter” atau pesawat tempur yang berpangkalan di kapal induk yang kemudian konsep desain berkembang dan diaplikasikan untuk versi AL dan AU. Peran utama yang diemban Rafale adalah superioritas udara, interdiksi, pengintaian, dan platform strategis peluncur rudal nuklir.
Meskipun memiliki dimensi fisik relatif kecil, Rafale mampu bawa persenjataan dalam volume yang sanggup membuat mata terbelalak. 9,5 ton persenjataan pada 14 cantelan di bawah perut, pastilah suatu angka yang impresif, bukan?  14 cantelan itu bisa diisi berbagai “aksesoris” mulai dari rudal AAM MICA dan Meteor. Khusus untuk baseline F3 dan F3R, berbagai macam senjata anti permukaan baik itu itu rudal macam Exocet AM39, Hammer AASM, atau rudal jelajah gress SCALP EG, serta berbagai jenis bom pintar dapat dibawa oleh Rafale.
Itu soal tentengan, bagaimana dengan jeroan? Bicara jeroan, Rafale memiliki sederet sensor yang menjadi mata dan telinga yang diakui oleh industri adalah salah satu yang terbaik di dunia. “Mata” sang Badai, bertumpu pada radar  Thales RBE2  PESA (passive electronically scanned array)/AESA pada varian F3R. Selain radar, sistem pengindera pasif dengan sensor optik/infra merah OSF racikan Thales, yang merupakan sistem penjejak optik/infra merah pertama yang muncul di pespur Barat (sebelumnya hanya dimiliki oleh Flanker family dan MiG-29M milik Rusia).
Selain kedua sensor tersebut, Rafale memiliki suatu piranti yang tak kalah eksotis dan sudah teruji dalam medan tempur, dan berbagai ajang latihan taktis bersama negara NATO. Piranti tersebut adalah SPECTRA, bikinan Thales dan MBDA, yang berfungsi sebagai perangkat perang elektronika (pernika)/electronic warfare. Perangkat ini yang membuat Rafale satu-satunya pesawat tempur NATO yang mampu lolos dari sergapan S-300V dalam suatu simulasi latihan.
Jet Tempur Rafale Prancis (photo by Andrew Dro)
Jet Tempur Rafale Prancis (photo by Andrew Dro)

Rafale sebagai pendamping Su-35 first line fighter TNI AU
Saat TNI AU mulai mempublikasikan wacana pengadaan pespur sebagai pengganti F-5, sederet nama kandidat mulai bermunculan. Dan Rafale, muncul sebagai salah satu kandidat utama. Apa alasan akhirnya Rafale jadi kandidat kuat. Simak saja fakta dibawah ini:
-Red Flag exercises: Rafale C sukses membukukan skor kill total  26-3 dalam skenario CAP-WVR dan kill 20-2 dalam CAP-BVR. Rafale menjadi bagian dari blue force, melawan red force yang terdiri dari F-15, F-16, dan EF Typhoon.
-Red Flag exercises: Rafale C sukses menghindari lock on dari sistem SAM yang disimulasikan S-300V. Menjadi satu-satunya pemegang rekor “no kills by SAM” dalam sejarah Red Flag!
Dassault sudah mengendus peluang ini dan pernah mengirimkan proposal acquisition offering. Sayang, proposal pertama ini gagal, meskipun dari sisi user sendiri sudah menunjukkan minat tinggi. Kegagalan ini disebabkan karena dassault tidak bersedia memenuhi permintaan ToT kita untuk program IFX dengan skema harga dan volume pembelian yang kita mau. Bayangkan saja mereka menuntut kita untuk beli 64 Rafale B/C baseline F3 dan F3R dengan harga fantastis yang tidak mungkin kita jangkau. Sebagai informasi, item ToT mencakup engine Snecma M88, radar Thales RBE2, dan avionics system integration.
Namun, ternyata kebutuhan financing mereka untuk program baseline F3R memaksa Dassault cs kembali datang dengan menawarkan skema baru yang lebih atraktif.  Selain ada price per unit yang 22% lebih rendah dari initial offering, juga ada ToT penuh untuk spare parts, dan teknologi sensitif yang melekat pada Rafale. Mereka juga setuju untuk memberikan teknologi mesin SNECMA M-88B-4, radar RBE2 AESA, dan……seluruh perangkat perang elektronika SPECTRA, serta source code data link yang memungkinkan Rafale bisa “ngobrol” dengan armada Sukhoi kita! Selain itu mereka juga siap mendukung program pengembangan “network centric battle management system” yang sedang dirintis oleh Dephan.
Gayung bersambut, proposal terbaru tersebut sudah mendapat clearance berlapis, hingga ke tingkat decision maker tertinggi. Skema yang disetujui adalah sebagai berikut:
  1. Initial acquisition programme (delivery Q4 2014 – Q2 2015)
    1. 16 units of Rafale C singe seater F3 variant
    2. 8 units of Rafale B twin seater F3 variant
    3. Provision of latest upgrade of Damocles IRST (baseband 3.00A2)
    4. Provision of SPECTRA jamming pod (undisclosed quantity)
    5. Provision of MICA AAM (IR/active radar homing) undisclosed quantity
    6. Provision of complete package of spare parts, logistic and technical support, and operational management support.
    7. Provision of comprehensive air and ground crew training program (both on Dassault and local sites)
    8. Phase 2 acquisition programme (delivery Q3 2015 – Q4 2016)
      1. 24 units of Rafale C single seater F3 variant
      2. 6 units of Rafale B single seater F3 variant
      3. Provision of SPECTRA jamming pod (batch 2)
      4. Provision of MICA AAM.
      5. Provision of MBDA Meteor (undisclosed quantity).
      6. Initial transfer of technology programme
      7. Phase 3 acquisition programme (delivery Q1 2017-Q4 2017)
        1. 18 units of Rafale C single seater F3R variant.
        2. Upgrade 24  units of batch 1 into F3R variant
        3. Full scheme ToT execution
        4. Provision of MBDA Meteor AAM
        5. Provision of Hammer AASM, SCALP air to ground missile (undisclosed quantity).
        6. Phase 4/Final acquisition programme (2018)
          1. Upgrade 30 units of batch 2 into F3R variant.
          2. Final programme delivery to user.
Selamat datang…Rafale, kami rakyat Indonesia menyambut hangat kedatanganmu. Semoga angkasa nusantara akan semakin aman dengan kehadiranmu(by Narayana)

Minggu, 16 Maret 2014

Satgas Pengadaan KCR Dikukuhkan


ASISTEN Logistik (Aslog) Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Muda TNI Suyitno, mengukuhkan sekaligus menutup pelatihan kelaikan Satuan Tugas (Satgas) Dalam Negeri Proyek Pengadaan Kapal Cepat Rudal (Yekdakap KCR) Trimaran, di Mabesal Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (14/3).

Kegiatan pengukuhan didahului dengan pelatihan kelaikan Satgas Dalam Negeri Proyek Pengadaan Kapal Cepat Rudal (KCR) Trimaran yang berlangsung selama lima hari. Para personel Satgas Yekdapak KCR Trimaran yang dikukuhkan, antara lain Komandan Satgas Letkol Laut (KH) Moch. Tholib; Perwira Pengawas Platform Letkol Laut (T) Tegus Subekti; Perwira Sekretaris Mayor Laut (E) Muhamad Yusdi Jauhari, Perwira Sekretaris Mayor Laut (T) Budi Sugiarto; Perwira Pendidikan, Latihan, Administrasi dan Logistik Mayor Laut (S) Tommy Basta, dan Bintara Sekretariat Serda BEK Agin Siswanto.

Usai upacara pengukuhan, Aslog KSAL mengatakan pembangunan KCR Trimaran merupakan pembangunan yang kedua kalinya. Hal ini dimaksudkan sebagai pengganti kapal sebelumnya yang telah terbakar, di mana pada saat itu kapal masih belum diserahterimakan kepada TNI Angkatan Laut.

Permasalahan lain yang dihadapi adalah masih sering terjadi keterlambatan jadwal penyerahan kapal pada proses pembangunan. Hal dikarenakan oleh ketidakmampuan galangan dalam mensinergikan aspek-aspek pengetahuan dan keterampilan tenaga kerjanya dengan baik dan benar.

“Oleh karena itu, untuk menjamin terlaksananya penyerahan kapal tepat waktu dan mutu, dibutuhkan pengawasan oleh personel satgas yang memahami secara detail proses pembangunan kapal yang dilaksanakan oleh galangan. Pengawasan dimulai dari carbon cutting, launchinghingga akhirnya penyerahan kapal dari galangan ke TNI Angkatan Laut selaku pengguna,” kata Aslog KSAL seperti dilansir dalam siaran pers Kasubdispenum Dispenal, Kolonel Laut (S J Widjojono.

Lebih lanjut, Aslog KSAL menjelaskan seluruh materi pelatihan yang diterima dan dipelajari menjadi modal dasar untuk melaksanakan pengawasan proses pembangunan kapal oleh galangan.

“Dengan bekal awal tersebut, tentunya masih diperlukan upaya-upaya proaktif dari setiap individu, untuk selalu berusaha dengan sungguh-sungguh melaksanakan pengawasan secara melekat setiap detail proses pembangunan kapal. Sehingga dengan berakhirnya pelatihan ini, saya harap saudara-saudara telah mengerti dan memahami tugas, semua aturan dan prosedur, serta kegiatan yang harus dilakukan.,” katanya.

Ia juga berharap agar dapat meminimalisir adanya kemungkinan kesalahan-kesalahan prosedur dan penurunan kualitas material pada kapal yang dibangun,. Dengan demikian pembangunan kapal dapat diselesaikan tepat waktu dan dengan kualitas material yang sesuai dengan spesifikasi teknis yang diinginkan. 

Latihan Elang Gesit 2014 Lanud Iwj : SATGASPUR LANUD IWJ BERHASIL HANCURKAN KEKUATAN MUSUH


http://lanud-iswahjudi.mil.id/galeri/img_gambar/717983.jpg

         Pen Lanud Iwj, Magetan (13/3/14). Dari laporan intelijen TNI AU, dilaporkan ada pasukan musuh dari negara musang yang akan menyerang NKRI, dengan mengerahkan kekuatan udara, darat dan intelijennya untuk melaksanakan infiltrasi kewilayah kita. Sehingga Lanud Iswahjudi sebagai Pangkalan Operasi mendapat perintah untuk melaksanakan operasi udara dalam menghadapi kekuatan negara Musang yang akan melakukan infiltrasi.

        Untuk itu Lanud Iswahjudi membentuk satuan tugas operasi yang diawali dengan melakukan persiapan dengan mengadakan briefing dari unsur intelijen, unsur Satgaspur dan unsur Pangkalan. Dari unsur-unsur tersebut menyampaikan paparan kesiapan dan rencana gerak untuk menghadapi kekuatan negara Musang.

         Berawal dari laporan intelijen, terdapat satu pesawat negara Musang jenis Boeing terdekteksi radar telah melaksanakan pengintaian udara di wilayah NKRI. Sehingga Dansatgaspur memerintahkan dua pesawat F-16 malakukan interceptor dan memaksa mendarat (Force Down) pesawat Boeing tersebut di Lanud Iswahjudi. Setelah mendarat, pilot dan copilot pesawat Boeing tersebut diinterogasi oleh unsur Intelijen, Pomau dan Hukum Lanud Iswahjudi.

          Selanjutnya dari informasi intelijen, diketahui negara Musang telah melakukan penyerangan dengan kekuatan udara. Sehingga Lanud Iswahjudi memberangkatkan dua pesawat F-5 Tiger dari Skadron Udara 14, untuk melaksanakan Operasi Lawan Udara Ofensif (OLUO) sehingga pesawat udara negara Musang yang masuk ke wilayah NKRI berhasil dihancurkan.

          Namun dalam perang udara tersebut, salah satu pesawat F-5 kita terkena tembakan, dengan keadaan emergency masih dapat melakukan pendaratan darurat di Lanud Iswahjudi dan crash team Lanud Iswahjudi telah siap dengan sigap melaksanakan pengamanan serta mengevakuasi pilot dan copilot yang mengalami cidera ke Rumah Sakit Lanud.

          Disinyalir pasukan musuh melakukan infiltrasi dan sabotase secara tersembunyi terhadap Lanud Iswahjudi, unsur pasukan pengamanan alutsista Lanud Iswahjudi berhasil menangkap dan menemukan bahan peledak yang dipasang oleh penyusup di Skadron Udara 3 dan gudang amunisi, berhasil diamankan oleh pasukan Kamhanlan Lanud Iswahjudi.

          Dari hasil pengintaian dan Informasi Intelijen terhadap negara Musang, didapatkan peta target vital berupa pusat pemerintahan, pabrik amunisi dan gudang logistik musuh, sehingga unsur satuan tugas tempur diberangkatkan dua F-16 sebagai sweeper, dua T-50i Golden Eagle dan dua pesawat F-16 lainnya sebagai striker serta dua pesawat F-5 Tiger sebagai escort yang dilengkapi dengan senjata dan amunisi lengkap, melaksanakan Operasi Serangan Udara strategis (OSUS), menghancurkan target-target musuh yang telah ditentukan.

          Sementara itu terdapat pesawat angkut TNI AU yang mengangkut personel terkena tembakan musuh sehingga terjadi crash landing yang menimbulkan banyak korban meninggal maupun luka-luka, kejadian tersebut secara cepat dan tepat berhasil ditangani oleh personel kesehatan.

          Namun dalam perjalanan pulang selesai melaksanakan OSUS, satu pesawat F-16 dan satu pesawat F-5 terkena tembakan musuh, pesawat F-16 berhasil melakukan pendaratan darurat, dan berhasil di tangani oleh crash team Lanud Iswahjudi. Sementara itu pesawat F-5 mengalami kerusakan yang cukup parah sehingga pilot dan co pilot melakukan eject dan jatuh didaerah musuh. Tim SAR tempur Lanud Iswahjudi berhasil menemukan dan menyelamatkan kedua penerbang dan dievakuasi dengan pesawat colibri ke Lanud Iswahjudi untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

         Demikian skenario latihan �Elang Gesit� tahun 2014 dan penanganan korban massal pada pesawat terbang yang dilaksanakan selama tiga hari di Lanud Iswahjudi. Pada kesempatan tersebut Komandan Lanud Iswahjudi memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan latihan tersebut sehingga dapat berjalan dengan aman, lancar dan sukses.

          Setelah seluruh rangkaian latihan Elang Gesit 2014 Lanud Iswahjudi selesai, Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, S.E., secara resmi menutup latihan dalam upacara penutupan latihan Elang Gesit 2014, di lapangan Dirgantara Lanud Iswahjudi, Kamis (13/3/14).

          Pada kesempatan tersebut Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, S.E., mengatakan bahwa latihan yang telah dilaksanakan agar dievaluasi dan dikaji lebih lanjut yang selanjutnya dapat dijadikan dasar dalam menyempurnakan protap untuk pelaksanaan latihan-latihan yang akan datang.

Keterangan Gambar : Satu flight pesawat tempur Lanud Iswahjudi berangkat melaksanakan OSUS pada latihan Elang Gesit 2014 Lanud Iswahjudi, Kamis (13/3/14). (Foto Pentak Lanud Iswahjudi).
Sumber : penlanudiwj

Eurocopter AS 565 Panther TNI AL: Jawaban dari Sebuah Penantian Panjang

SONY DSC
Setelah tujuh tahun dalam penantian, akhirnya korvet SIGMA class TNI AL mendapatkan pasangan helikopter yang sepadan dan mumpuni. Maklum, sejak kapal SIGMA class TNI AL pertama mulai diterima tahun 2007, andalan helikopter di deck-nya bukanlah jenis yang punya kemampuan AKS (anti kapal selam), yang bisa melepas torpedo. Jangankan berkemampuan AKS, melontarkan rudal anti kapal pun tak bisa dilakukan, yang kebetulan ‘paket’ jodoh SIGMA class TNI AL dipercayakan pada sosok helikopter ringan multi peran, NBO-105 buatan PT. Dirgantara Indonesia.
Peran NBO-105 sebagai kepanjangan mata kapal perang, lebih difungsikan untuk misi intai jarak dekat, SAR (search and rescue), dan penindakan ringan dengan adopsi SMS (senapan mesin sedang) GPMG kaliber 7,62 mm sebagai door gun. Kondisi tersebut kerap membuat pemerhati militer di Indonesia menjadi minder, terutama bila membandingkan dengan helikopter tempur AL Malaysia, AL Singapura, dan AL Australia. Sebagai informasi, AL Malaysia (TLDM) mengoperasikan heli Super Lynx dari geladak frigatnya, sementara AL Singapura (RSN) mengoperasikan SH-60B Seahawk, dan AL Australia (RAN) menggunakan heli serang MH-60R Seahawk Romeo.
SONY DSC
KRI Sultan Iskandar Muda dan heli Panther
Heli Panther diatas deck SIGMA class TNI AL
Heli Panther diatas deck SIGMA class TNI AL

Pemerintah Indonesia pastinya tidak tinggal diam dengan ketimpangan alutsista di lini helikopter AL. TNI AL sebagai kekuatan laut terbesar di Asia Tenggara secara logika harus punya helikopter yang sepadan dengan negara tetangga. Kandidat sudah digodok sejak beberapa lama, hingga muncul nama SH-2G Super Seaprite buatan Kaman Aircraft, AS. Berita ini cukup santer, sampai disebutkan TNI AL akan menerima 11 unit heli ini. Tapi entah karena berbagai alasan, seperti kinerjanya kurang pas dan ukurannya terbilang ‘bongsor’ untuk deck korvet Indonesia. Akhirnya pilihan helikopter serang jatuh kepada kandidat lain, yaitu AS-565 Panther buatan Eurocopter. Heli ini terbilang masih gress, baru saja dipamerkan langsung di hadapan Presiden SBY dalam acara kunjungan kerja di Pangkalan Komando Armada Timur, Dermaga Ujung, Surabaya pada hari Rabu (12/3/2014). Dalam demo dan defile, nampak heli Panther berada di deck helipad KRI Sultan Iskandar Muda 367.

Eurocopter AS 565 Panther
Bagi kebanyakan orang di Indonesia, mungkin sudah akrab dengan bentuk alias desain helikopter ini. Pasalnya AS 565 Panther merupakan versi militer dari heli AS 365 Dauphin. Nah, AS-355 N3 Dauphin tak lain adalah helikopter SAR yang kerap wara-wiri di serial televisi Baywatch. Sebagai versi militer, AS-565 Panther sudah barang tentu dipersiapkan dengan perangkat penunjang misi tempur, terutama misi di lautan. Sebut saja ada peningkatan pada material berbahan komposit, yang menjadikan bodi heli ini lebih kuat dan dapat meredam pancaran gelombang radar. Bodi heli ini bahkan dilengkapi cat khusus yang dapat mengurangi endusan dari sensor infra red. Ini tentunya berguna bila suatu waktu heli diterjang rudal lawan, selain bisa mengandalkan chaff dan flare.
AS 365 Dauphin, andalan US Coast Guard dalam film Baywatch
AS 365 Dauphin, andalan US Coast Guard dalam film Baywatch
AS565_M650

Bicara tentang kekuatan, AS 565 Panther juga dirancang lebih tangguh untuk menghadapi sistuasi sulit. Sebut saja dengan bobot take off 4,3 ton, strukturnya masih bisa mentoleransi bila terjadi vertical impact dari ketinggian 7 meter. Bahkan sistem bahan bakarnya tahan bila terjadi crash dari ketinggian 14 meter, ini berkat tanki bahan bakar yang menggunakan teknologi self sealing. Sistem mesin mendapat porsi perlindungan yang maksimal, seperti kendali mekasisme servo yang dilengkapi lapisan anti peluru. Bila terjadi korslet, pesawat ini pun dilengkapi solusi pemotong kabel, sehingga bisa mencegah terjadinya kebakaran yang fatal.
Diawaki oleh pilot dan co-pilot, Panther dapat membawa 10 pasukan. Dengan komposisi muatan tersebut, orang mengira AS-565 Panther adalah heli yang berbobot besar. Tapi itu keliru, helikopter ini punya bobot maksimum saat take off hanya 4,3 ton. Kuncinya adalah adopsi material bodi dari kombinasi glass fibre yang diperkuat Nomex untuk menambah daya tahan dan sekaligus mengurangi berat helikopter. Nomex juga dikenal sebagai bahan tahan api. Rotorhead dengan empat bilah baling-baling utama menggunakan bahan serat gelas Starflex. Posisi pilot juga ditingkatkan keamanannya dengan kursi yang dapat menahan tekanan gravitasi hingga 20 g.

AS 565 Panther dapat menggotong dua torpedo MK46
AS 565 Panther dapat menggotong dua torpedo MK46
Eurocopter_AS-565MB_Panther_(code_H-25_-_cn.)_de_la_marine_bulgare
Panther dapat dipasangi gunpod kanon kaliber 20 mm dan rudal anti tank HOT

Dirunut dari spesifikasinya, Eurocopter AS565 Panther merupakan helikopter ringan multifungsi yang dirancang untuk angkut pasukan, pendukung logistik, dan evakuasi medis. Versi angkatan darat disebut AS-56UB dan versi naval disebut AS 565 MB (tidak bersenjata) serta AS 565 SB (bersenjata). Heli ini pertama kali terbang pada tahun 1984 dan masuk produksi dua tahun kemudian. Sebanyak 259 unit AS 565 Panther dipesan berdasarkan versi darat (181) dan versi naval (78).
Selain bisa membawa 10 pasukan, untuk evakuasi medis, heli ini dapat membawa empat pasien dan satu dokter. Untuk angkut muatan berat, heli ini dilengkapi dengan tali (sling) dengan kapasitas 1.600 kg. Sementara untuk menunjang misi SAR, dan menurunkan personel lewat tali, terdapat perangkat penarik elektrik (electrical hoist) sepanjang 90 meter untuk beban hingga 27,2 kg.
Visual heli Panther
Visual kokpit heli Panther
Handal dalam misi SAR
Handal dalam misi SAR

Didapuk sebagai helikopter untuk AL, bilah baling-baling utama Panther dapat dilipat secara manual dan dilengkapi dengan pin yang bisa dilepas dengan cepat. Baling-baling pada rotor utama terbuat dari serat karbon yang diperkuat dengan plastik yang berisi materi Nomex. Oleh karena itu, baling-baling Panther tahan karat dan tidak mudah rusak. Baling-baling pada ekor (tail rotor) menggunakan teknologi Fenestron (fantail) dengan 11 blade yang member keselematan lebih tinggi bagi awak di darat, awak pesawat, maupun penumpang. Konsep Fenestron paa tail rotor juga mampu mereduksi suara yang cukup lumayan.
Untuk sistem navigasi, Panther menggunakan Thales Avionics. Sistem pengaman komunikasi militer dapat dipasang sesuai kebutuhan operator di negara bersangkutan. Sementara itu untuk kelengkapan tempur elektronik, Panther antara lain dilengkapi dengan Thales TMV 011 Sherlock receiver, infra red jammer, serta flare decoy dispensers.
AS 565 Panther mengusung jenis dua mesin turboshaft Turbomeca Arriel 2C. Masing-masing mesin punya kekuatan 635 kW. Dengan mesin ini, Panther memiliki performa yang dapat diandalkan dalam kondisi apa pun, termasuk panas dan di ketinggian. Kendali mesin digital dengan otoritas penuh memungkinkan starter mesin secara otomatis dan menjamin operasional mesin sesuai batas akselerasi, torque dan suhu. Panther dapat melakukan hovering hingga 2.600 meter dengan kecepatan tidak lebih dari 285 km per jam.

Tampilan 3D Panther
Tampilan 3D Panther
Agusta Westland Super Lynx 300, heli AKS andalan TLDM (AL Malaysia)
Agusta Westland Super Lynx 300, heli AKS andalan TLDM (AL Malaysia)

Untuk kemampuan jelajah, dengan empat tangki dibawah lantai dan satu di tengah fuselage, Panther memiliki kapasitas bahan bakar total 1.130 liter. Untuk jangkauan lebih luas, Panther dapat dilengkapi dengan auxiliary fuel tank dan ferry tank. Panther dapat menjalankan misi hingga 820 km dengan bahan bakar standar. Dari segi suspensi, Panther memiliki gir pendarat tricycle yang ditarik secara hidrolis, dengan roda hidung ganda dan satu roda utama. Unit utama dan hidung dilengkapi dengan oleopneumatic shock absorbers. Roda pada hidung ditarik ke arah belakang dan roda utama ditarik masuk ke fuselage.
Varian naval AS 565 Panther beroperasi di Irlandia, Uni Emirate Arab, Islandia, Saudi Arabia, Israel, AL Meksiko, AL Cina, dan tentunya AL Perancis. Versi bersenjata dan tidak bersenjata dioperasikan oleh AD Brazil. Untuk varian naval terkini, bisa dilengkapi dengan konfigurasi SAR, patroli, intai maritim, AKS dan misi anti kapal permukaan. Untuk misi AKS, Panther dapat dilengkapi dengan dua torpedo. Jenis torpedo yang dapat dibawa adalah MK46 dan A.244. Sementara untuk misi anti kapal permukaan, Panther dapat membawa empat rudal anti kapal berpengendali radar AS 15 TT dan radar Agrion 15 pada dagunya. Mau duel di udara? Panther bisa dipasangi rudal Mistral. Untuk kelengkapan pertahanan, Panther dapat dipasangi kanon GIAT M621 kaliber 20 mm. Karena berasal dari platform heli sipil, Panther tidak dibekali dengan senjata internal.
AS 365 Dauphin pesanan Basarnas dalam proses perakitan di PT. DI
AS 365 Dauphin pesanan Basarnas dalam proses perakitan di PT. DI

Dengan empat rudal, Panther bisa beraksi hingga radius 250 km. Sementara untuk misi SAR, Panther mampu mencapai radius 240 km dengan membawa angkutan enam korban. Endurance Panther mencapai 4,5 jam di udara. Sebagai heli SAR, Panther dilengkapi radar pencari Omera ORB 32 pada bagian moncong. Panther juga dibekali EFIS (electronic flight and information system) dengan lima layar besar untuk display di ruang kokpit. Panther dapat beropeasi lewat autopilot dengan dukungan teknologi Sagem dan navigasi berbasis computer Nadir MK2. Bila dibutuhkan, Panther pun dapat dipasangi turret FLIR (forward looking infra red) pada sisi badan pesawat. Keseluruhan sistem komunikasi mengadopsi navigasi inersial Nortrop Grumman dan GPS.
Meski penampakan Panther TNI AL telah terungkap ke publik, tapi belum jelas benar versi apa yang diadopsi, meski besar kemungkinan adalah AS 565 MB Panther. Mengutip informasi dari berbagai media, TNI AL akan membeli 11 unit Panther yang punya kemampuan AKS. Bahkan TNI AL lewat Puspenerbal akan menyiapkan skadron anyar, yaitu Skadron Udara 100. Dari segi penempatan, Panther nantinya akan ditempatkan di 4 korvet SIGMA class, di 3 unit korvet Nakhoda class, dan 2 PKR SIGMA 10514 (perusak kawal rudal). Sayangnya, hangar untuk heli baru bakal ada di PKR SIGMA 10514, sementara di korvet SIGMA dan korvet Nakhoda class tidak dilengkapi fasilitas hangar.
Setidaknya ada dua institusi yang menggunakan heli besutan Eurocopter ini, selain TNI AL, Basarnas juga memesan versi sipilnya, yaitu AS 365 AS-355 N3 Dauphin. Kesemua pesanan dirakit oleh PT DI. (Sam)

Spesifikasi Standar AS 565 Panther
Crew: 2 pilots
Capacity: 10 troops
Length: 13.68 m
Height: 3.97 m
Empty weight: 2.380 kg
Max takeoff weight: 4.300 kg
Powerplant: 2 × Turboméca Arriel 2C turboshaft, 635 kW (852 hp)
Main rotor diameter: 11.94 m
Main rotor area: 111.98 m2
Maximum speed: 306 km/h
Service ceiling: 5.865 m
Rate of climb: 8.9 m/s

RKX-200 EDF, Kemajuan Teknologi Rudal Nasional

 
RKX-200 EDF Lapan (photo: 8ptrkendali.com)
RKX-200 EDF Lapan (photo: 8ptrkendali.com)

Lapan kembali berhasil menerbangkan pesawat Electric Ducted Fan atau EDF di Landasan Pesawat, Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat, tanggal 5 Maret 2014. Setelah keberhasilan ini, pengembangannya akan berlanjut ke Roket RKX-200 Turbo Jet (TJ). Fungsinya akan digunakan untuk pengembangan roket kendali atau rudal jarak pendek, baik untuk pertahanan atau teknologi antariksa.
Awalnya kondisi jelajah diperkirakan pada 180 km/jam, tapi saat uji coba hasilnya sangat membanggakan, yaitu 200 km/jam. Uji terbang sendiri sudah dilakukan sejak 2013.
Penggunaan EDF dikarenakan kemudahan pengoperasian motor, ekonomis, dapat dipergunakan berulang kali (budget terbatas), kehandalan dan kemudahan dipasaran.
“Untuk pesawat RKX 200 TJ, tahun ini Lapan mengembangkan EDF dengan mesin jenis turbo jet yang direncanakan terbang menjangkau kecepatan 250 km/jam,” ujar Kepala Program EDF dan Turbo Jet, Herma Yudhi Irwanto, M. Eng. Meski belum autopilot, menurut Herma Yudhi, target tersebut dapat terpenuhi pada pengujian perdana ini.
RKX-200 EDF Lapan (photo: 8ptrkendali.com)
RKX-200 EDF Lapan (photo: 8ptrkendali.com)

Bentuknya memang agak aneh tidak seperti rudal-rudal yang banyak kita lihat maklum, baru pengembangan. Nah untuk pembuatannya menggunakan geometri pesawat model F-18 (RC F-18). Kenapa? Karena RC F 18 mudah didapatkan di pasaran dan juga karena manuver pesawat F 18 sangat bagus.

Spesifikasi :
Massa total : 18 kg
Diameter : 20 cm
Panjang : 2,2 meter
Luas sayap : 0,75 m
Aerofoil ekor : NACA seri 4 (simetri)
Aerofoil sayap : NACA seri 5

Selain itu, saat dihubungi, salah seorang ahli roket dan rudal PT. Pindad mengaku siap untuk menancapkan hulu ledak. Menurutnya saat ini pembuatan hulu ledak sudah seluruh komponennya asli buatan dalam negeri.
“Sudah itu semua dalam negeri, itu sama saja dengan meriam atau peluru itu hanya campuran. Berapa ukuran berapa itu tergantung dibuatnya,”
Selain RKX 200 EDF, ada juga kakaknya yaitu RKX 300 EDF yang bentuknya sudah lumayan. Proses keberhasilan ini menjadi catatan yang membanggakan bagi Lapan. Pencapaian ini menjadi langkah maju bagi lapan untuk menerapkan teknologi roket yang lebih besar, seperti rencana R-Han 320, 450, atau 520.
Mudah-mudah pengembangannya berjalan lancar. Harapan untuk mempunyai Rudal Jarak Jauh dari darat ke darat atau udara semoga segera tercapai. Salut untuk Lapan meski anggarannya miris. Amin. (by Jalo).
Sumber : Lapan.go.id

Sabtu, 15 Maret 2014

Operasi Ikan Paus yang Menyayat KKO-Marinir TNI AL

“Jika Bung Karno Hitam maka KKO hitam dan jika Bung Karno Putih maka KKO putih”

Itulah slogan dari korps Hantu laut KKO-Marinir TNI AL ketika menunjukan loyalitas mereka terhadap presiden Soekarno ketika orde lama. Angkatan Laut termasuk KKO merupakan korps yang paling menentang orde baru. Paling tidak mereka bisa membebaskan diri dari pengaruh orde baru hingga tahun 1969. Bahkan KKO sendiri turut dalam membantu penerbitan media dwi mingguan El Bahar yang merupakan media yang sangat kritis terhadap pemerintahan orde baru. Komodor R. S. Puguh yang masih keponakan dari presiden Sukarno adalah pengasuhnya sedangkan kantor redaksi El Bahar terletak di dalam komplek KKO.



Keterangan Gambar :  Jenderal Hartono KKO

Angkatan laut termasuk KKO selaku golongan pendukung Soekarno akhirnya pelan-pelan dihabisi. Tahun 1968, Hartono selaku Komandan Jenderal KKO diberhentikan secara halus. Selajutnya Hartono dijadikan duta besar di Pyongyang, korea Utara. Tahun 1969, Laksamana Mulyadi selaku pimpinan tertinggi AL mengundurkan diri. Ketika itu bisa dibayangkan betapa tekanan terhadap Angkatan Laut oleh orde baru begitu besar. Mulyadi juga bernasib seperti Hartono, dijadikan duta besar di Moskow, Uni Sovyet. Baik Uni Sovyet maupun Korea Utara adalah Negara Sosialis.

Selain dua perwira tinggi tadi, masih ada Komodor RS Puguh, laksamana Djatijan dan Komodor Syamsu mulai disingkirkan. Dimasa-masa “pembersihan Jenderal” itu, otonomi KKO dikebiri. Dimana struktur komando-nya berada dibawah komando panglima AL. Dimana komando tertinggi AL berada dibawah Laksamana Sudomo. Sudomo dikenal sebagai kolega Jenderal Suharto. Setidaknya sejak operasi pembebasan mandala trikora di Papua.

Banyak cerita yang tidak menyenangkan yang harus disimpan korps ini. Dimasa Sukarno, loyalitas korps ini begitu besar. Korps ini mungkin satu-satunya korps yang menolak keberadaan orde baru sebagai prajurit yang loyal kepada Pemimpin Besar revolusi. Sebaliknya Sukarno begitu berharap banyak dari KKO di akhir kekuasaannya. Ketika Sukarno mendengar berita akan ada penyergapan ke istana oleh RPKAD—berdasar laporan dari Brigadir Jenderal Suadi yang baru pulang dari pos-nya sebagai Duta Besar di Ethiopia—Sukarno langsung menghubungi Hartono. Tujuan Sukarno tidak lain meminta jaminan ulang atas dukungan KKO—dengan kata lain Sukarno mempertanyakan apakah KKO siap berhadapan dengan RPKAD yang akan mengepung istana. Hartono masih konsisten pada ucapannya untuk mendukung Sukarno, walaupun posisi Sukarno sedang berada diujung tanduk.

Pasca meletusnya G 30 S gagal, penguasa baru menjadi paranoid terhadap kaum komunis yang mungkin akan membunuhnya di suatu hari. Aksi penguasa baru yang memperalat pasukan Komando Angkatan Darat itu tidak lain dari cari muka saja. Menciptakan musuh bersama untuk mempertahankan kekuasaannya dengan dukungan militer. Suharto yang opurtunis itu melakukan pembersihan atas orang-orang Sukarno yang bisa mengancamnya di suatu hari.

Diawal kekuasaan orde baru, KKO adalah korps elit anti orde baru yang tersisa. Ketika pendukung Sukarno—yang tidak jarang dicap juga sebagai pendukung G 30 S—lainnya melemah, KKO terus melawan dan masih menganggap Sukarno adalah presiden mereka. Suharto dengan kekuatan Angkatan Darat yang digenggamnya berusaha melakukan pembersihan unsur-unsur anti orde baru di berbagai kesatuan militer. Laksamana (Laut) Muljadi tidak mau memenuhi tuntutan AD dan Suharto. Belakangan Panglima AL ini digeser dan bukan tidak mungkin dicap sebagai pendukung dalam sejarah orde baru.

Ditubuh Angkatan Laut, Suharto lalu menciptakan Operasi Ikan Paus untuk menghabisi pengikut Sukarno di KKO. Sebagai prajurit, Hartono begitu loyal pada Presiden yang memang panglima tertinggi Angkatan Bersenjata. Ucapan dari prajurit senior KKO yang menjadi panglima KKO itu berbuntut panjang ketika penguasa baru naik panggung sejarah Indonesia. Hartono akhirnya harus tewas secara misterius di tahun 1970—ketika Hartono menjadi Duta Besar RI di Korea Utara. Konon ini juga bagian dari Operasi Ikan Paus. Korps ini kerap “dituduh” akan mengembalikan kekuasaan Sukarno.

Sumber tulisan (Kutipan dari Buku “Hantu Laut KKO-Marinir TNI AL)


KISAH PRAJURIT SUPARLAN YANG BERTEMPUR SENDIRI DENGAN GAGAH BERANI

 
Inilah Kisah pertempuran seorang Prajurit yang siapa saja membacanya akan mengangkat Topi, sebuah pengorbanan yang luar biasa, kepada Korps, Negara dan Harga diri

Dia adalah Pratu Suparlan, Prajurit Kopasandha yang bertempur sendiri sampai gugur. orang boleh bercerita tentang hebaptkan Pasukan Gurkha dengan dibumbu bumbui seolah olah mereka adalah yang terhebat dan heroik dengan Pisau Kukriknya, Tapi Suparlan hanya bertarung hingga gugur dengan Pisau Komando ditangannya...

Suparlan adalah prajurit Kopassus yang gugur tahun 1980. Prajurit hebat ini mengorbankan dirinya sendiri demi menyelamatkan regu Kopassus dan Kostrad dari pembantaian Fretilin.

1 Unit gabungan berjumlah 9 orang (4 pers Kopassus dan 5 Personel Kostrad ) di pimpin oleh Letnan Poniman Dasuki (terakhir berpangkat Brigjen) speed 2 adalah Prada Tamsil (pangkat terakhir Peltu sudah Purnawirawan) melaksanakan Patroli di Zona Z Pedalam Timor daerah ini adalah daerah yang sangat Rawan, Masih ada tokoh tokoh seperti Lobato, Lere, David, Xanana belum muncul. saat melaksanakan Patroli tersebut mereka bertemu dengan Markas Fretelin dengan kekuatan -+ 300 orang memiliki senjata yang sangat lengkap (Senapan Serbu, Mortir dan GLM). Pasukan Fretelin ini adalah sayap militer terlatih Timor Timur yg berpengalaman perang di angola, mozambik, dll. dan dilatih oleh Pasukan Tropaz Portugal. 

Pada awalnya Tim Kopassus Kostrad ini ingin menyergap Pos Pengamatan Fretelin, setelah melumpuhkan Pos Pengematan Fretelin, tiba tiba dari berbagai arah muncul Pasukan Fretelin yang lebih besar, terjadi pertempuran yang tidak berimbang 1 unit digunting dari berbagai arah, dari atas ketinggian. yang roboh pertama kali adalah personel dari Kostrad yang membawa senapan Mesin disusul oleh 3 orang berikutnya karena mereka berada di formasi paling belakang. 5 orang dari sisa unit ini terdesak hingga ke bibir Jurang sambil mereka mencari jalan pelolosan dari pihak fretelin pun jatuh korbang 8 orang, dalam keadaan terdesak dan demikian genting pasukan TNI mengadakan perlawanan sengit, tapi karena kalah jumlah dan posisi tdak menguntungkan, Unit ini mundur selangkah demi selangkah menghampiri bibir jurang, hanya ada satu celah untuk meloloskan diri, akan tetapi dibutuhkan waktu yang cepat untuk melintas sebelum pasukan Fretelin menutup celah bukit tersebut.

Kemudian Komandan Unit memerintahkan sisa unit menuju ke celah tersebut, dan Pratu Suparlan paling depan, bukannya mendengarkan perintah, Pratu suparlan mundur kebelakang tanpa mengindahkan perintah Dan Unitnya. "Komandan Bawa mereka, Saya akan menghambat mereka Komandan" 

Disinilah Praka Suparlan menunjukkan sifat kepahlawanannya, antara kehormatannya sebagai laki-laki, Prajurit, Korps dan negaranya, Tanpa menghiraukan peringatan Komandan Unitnya agar mundur. Pratu Suparlan membuang senjatanya dan mengambil senapan mesin milik rekannya yang gugur. Pratu Suparlan berlari kearah datangnya fretelin dan menyambutnya dengan siraman Senapan Mesin... Jatuh bangun terkena tembakan di tubuhnya Suparlan mengamuk seperti Banteng (Kata saksi fretelin yang tertangkap), mengejar mereka hingga ke semak persembunyian fretelin tidak terhitung berapa peluru yang sudah bersarang di Badannya, Pakaian Loreng Pratu Suparlan berubah warna menjadi Merah karena Darah yang mengalir ditubuhnya, Pratu Suparlan menyerang hingga munisinya Habis, kondisi Pratu Suparlan sudah mulai Lemas karena kekurangan darah, Pratu Suparlan mencabut Pisau Komando dan bertarung satu lawan satu, sepertinya Pihak fretelin berniat mempermainkan Pratu Suparlan dengan tidak membunuhnya secara langsung, suparlan betarung dengan Pisaunya merobohkan 6 orang Fretelin, hingga tanggannya tidak mampu lagi menggenggam Pisau Komandonya

Komanda Unit dengan sisa pasukannya melihat Pratu Suparlan tidak muncul, memutuskan untuk kembali mencari Pratu Suparlan dan membantu Pratu Suparlan.
Pratu Suparlan sendiri-dikelilingi oleh Ratusan Pasukan Fretelin menunggu Bala Tentara Izrail mencabut nyawanya. Pratu Suparlan adalah Prajurit yang cerdas, taktik dia melemahkan dirinya sangat tepat, saat dia terduduk, pasukan Fretelin berkerumun mendekatinya tepat disaat 1 tembakan mengenai lehernya, Suparlan hampir Roboh, Pratu Suparlan mengumpulkan sisa tenaganya mengambil 2 butir Granat di kantongnya, Pratu Suparlan mencabut Pin Granat, Dengan sigap...dan didahului lengkingan Allahuakbar !!!....digenggaman tanganx yg berisi 2 buah granat.....berlari serta meloncat berjibaku pas ditengah2 rimbunan Fretelin yang mengepungnya .....granat meledak....disertai gugurnya seorang prajurit pemberani dengan membawa bersama sejumlah musuh.

Melihat gugurx Pratu Suparlan, sisa Unit 5 orang yang sudah menguasai ketinggian, menyerang dan menembak kerumunan Fretelin dari ketinggian dengan bertubi-tubi. 3 orangpun gugur demikian juga dengan Pihak Fretelin, puluhan merenggang Nyawa, Pada saat itu Bala Bantuanpun Tiba ( Gabungan Kostrad dan Brimob ) membantu memukul mundur Fretelin kembali ke posisi markas mereka, pertempuran ini berlangsung hingga malam dan pertempuran pun terhenti.

Mayat bergelimpangan di mana-mana termasuk 7 orang Unit Pratu Suparlan, dari 9 orang, yang hidup hanya 2 orang yaitu Dan Unit dan Pratu Tamsil, jenazah jenazah itu dikumpulkan, termasuk Jenazah Pratu Suparlan yang sudah tidak utuh. Sedangkan dari Pihak Fretelin mereka kehilangan 83 orang milisinya alias tewas. Beberapa diantaranya ditangkap hidup hidup. Saat diinterogasi, anggota Fretelin ini hanya menceritakan bagaimana Pratu Suparlan bertempur sendiri sampai gugur.

KAMI TIDAK AKAN MENINGGALKAN REKAN KAMI WALAUPUN DALAM KEADAAN MATI

Oleh Karena heroiknya, Negara menganugerahkan kenaikan Pangkat kepada 7 orang Unit Suparlan yang Gugur dengan Kenaikan Pangkat satu Tingkat menjadi Prajurit Kepala, dan oleh Prabowo Subianto namanya diabadikan menjadi Nama Landasan Pacu di Pusdik Passus Batu Jajar menjadi "LANDASAN SUPARLAN"