Jumat, 07 Maret 2014

Rantis Berpeluncur Roket Terbaru Diuji coba

Inilah pertama kalinya kendaraan taktis (Rantis) 5 ton 6x6 "peluncur roket" produksi Balitbang Kemhan beraksi. Rantis berikut roketnya ini beraksi di kawasan pantai santolo indah pameungpeuk, garut jawa barat pada kamis (06/03).

(photo: Kemhan)

Rantis hasil karya anak bangsa ini berhasil meluncurkan 2 buah roket RHAN 1220 produksi bersama konsorsium roket nasional tanpa kendala apapun. Dengan sudut elevasi 50 derajat dan azimut 250 mengarah ke laut selatan roket mampu meluncur sejauh 14 kilometer.Bersamaan dengan itu, RHAN- 1220 B yang merupakan varian baru dari RHAN dengan kaliber 122, juga berhasil diluncurkan dari laras GRAD pada peluncur Perkasa.

Menurut Kepala pusat Peneltian dan pengembangan litbang alat peralatan pertahanan (kapuslitbang Alpalhan Balitbang kemhan) Brigjen TNI yul Afiandi, Rantis 5 ton 6x6 peluncur roket  ini merupakan produksi dalam negeri yang dihasilkan dari penelitian Balitbang Kemhan bekerjasama dengan Pindad dan mitra kerja swasta lainnya.Sebelum digunakan dalam kagiatan peluncuran, rantis tersebut juga sudah diadakan uji coba kelayakan berbagai medan di wilayah jawa barat. Meski sudah berhasil meluncurkan roket, Rantis ini tetap akan dikembangkang lebih lanjut baik dari sisi kendaraan ataupun peluncur roket.

ARC. 

EKSISTENSI STASIUN RADIO PHB AURI PC-2 PLAYEN DALAM SERANGAN UMUM 1 MARET 1949

 

Stasiun Radio PHB AURI PC-2 yang berada di Playen memiliki peran strategis dalam catatan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia. Melalui  stasiun radio AURI itu, nota-nota dan radiogram berita-berita tentang perjuangan bangsa Indonesia, terutama radiogram Serangan Umum 1 Maret 1949 yang dikenal dengan “Enam Jam di Yogya” sampai ke perwakilan RI di New Delhi dan diterima PBB. Hasilnya Yogyakarta diserahkan kembali kepada Pemerintah RI. 

Kurang lebih 37 km arah selatan kota Yogyakarta, tepatnya di Desa Banaran, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat sebuah monumen bersejarah yang memiliki catatan penting dalam perjuangan bangsa Indonesia pasca Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Monumen tersebut kini dikenal dengan nama Monumen Stasiun Radio PHB AURI PC-2 Playen. Monumen ini dibangun pada tahun 1982 oleh Yayasan 19 Desember 1948, dan diresmikan pada 10 Juli 1984 oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono IX.

Keberadaan dan aktivitas Stasiun Radio PHB AURI PC-2 Playen dimulai pada awal Januari 1949, ketika Opsir Udara III Boedihardjo dibantu Basir Surya dan Sersan Udara Soeroso, masing-masing Komandan dan Kepala Bagian PHB Pangkalan Udara Gading, Wonosari membangun sebuah stasiun radio rahasia di Dusun Banaran, Kecamatan Playen. Tipe radio pemancar yang dipakai saat itu adalah People Cooperation, dengan callsign PC-2.
Pada awalnya radio PHB AURI ini ditempatkan di Desa Bandung yang letaknya berdekatan dengan Pangkalan Udara Gading, Wonosari. Setelah Kota Yogyakarta diduduki Belanda, seiring dengan kegiatan pergerakan politik, militer, dan komunikasi dalam perjuangan, peralatan PHB AURI ini kemudian dipindahkan ke Desa Banaran, Playen, Wonosari Gunungkidul. Pemilihan lokasi didapat berkat  jasa SU Soeroso, yang pada waktu itu menjabat sebagai Kepala Bagian PHB Pangkalan Udara Gading. Stasiun ini berkedudukan di rumah Ibu Prawirosetomo yang memiliki anak bernama Martono dan seorang gadis yang membantu para gerilyawan dalam menyelamatkan peralatan radio peninggalan Jepang ini dari serangan Belanda.

Di tempat baru ini instalasi radio disesuaikan dengan kondisi setempat. Pembangkit listriknya disembunyikan di sebuah tungku tanah dan ditutupi kayu bakar, sedangkan antenanya dibentangkan antara dua batang pohon kelapa dan dipasang hanya pada malam hari saat akan melakukan siaran. Pada pagi hari perlengkapan tersebut disembunyikan, sehingga aktivitas siaran ini tidak diketahui Belanda. Pemancar dan penerimanya diletakkan di dalam dapur dekat kandang sapi milik Prawirosoetomo. Pembangkit listriknya disembunyikan di sebuah lubang dalam tanah dan ditutupi kayu bakar. Kamuflase yang dilakukan pada saat itu dianggap sudah mencukupi, dan yang paling mendukung aktivitas tersebut adalah kekompakan penduduk setempat dalam menyimpan rahasia keberadaan PHB AURI  Playen selama Yogyakarta diduduki Belanda.

Kekompakan dan dukungan penduduk setempat dirasa sangat membantu tugas penyiaran dalam merahasiakan keberadaan Stasiun Radio PHB AURI PC-2 Playen. Terutama istri Pawirosetomo dan kedua anaknya, yang selalu membantu para pejuang/gerilyawan. Kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan pertukaran informasi tentang berbagai kegiatan pejuang di Jawa maupun di Sumatera serta menyiarkan keberhasilan perjuangan ke luar negeri. Nota-nota yang sifatnya rahasia, pengirimannya disalin dengan huruf sandi. Dengan demikian, aktivitas perhubungan radio dapat berlangsung secara aman dan lancar.

Aktivitas dan peranan radio AURI ini berfungsi aktif saat para pejuang AURI mulai menggunakan dan menguasai beberapa mobile transmitter, yang secara terus-menerus melakukan monitoring jalannya perjuangan kemerdekaan. Alat perhubungan ini digunakan sebagai sarana untuk melakukan komunikasi antargerilyawan dan pengiriman berita antara pemimpin dari daerah dengan pemerintah maupun komunikasi dengan dunia internasional.

Stasiun Radio PHB AURI PC-2 yang berada di Playen memiliki peran strategis dalam catatan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia. Melalui  stasiun radio AURI itu, nota-nota dan radiogram berita-berita tentang perjuangan bangsa Indonesia, terutama radiogram Serangan Umum 1 Maret 1949 yang dikenal dengan “Enam Jam di Yogya” sampai ke perwakilan RI di New Delhi dan diterima PBB, sehingga Yogyakarta harus diserahkan kembali kepada Pemerintah RI. 

Melalui Stasiun Radio PHB AURI yang mengudara dari rumah sederhana milik keluarga Pawirosetomo di Playen, eksistensi perjuangan bangsa Indonesia yang berhasil mengusir Belanda dari Yogyakarta tersiar ke mancanegara. Sehingga dunia internasional mengetahui eksistensi Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI).  Bahkan tokoh perjuangan Mr. Sjafruddin Prawiranegara pernah berkomentar, “Andai saja waktu itu tidak ada PHB AURI, maka eksistensi perjuangan Pemerintah Republik Indonesia mungkin tidak akan pernah diketahui dunia internasional”.

Terbentuknya PHB AURI PC-2 Playen
Pada tanggal 17 Desember 1945, Panglima Divisi III Yogyakarta secara resmi menyerahkan wewenang dan tanggung jawab bidang keudaraan kepada TKR Jawatan Penerbangan. Sejak itu pula kegiatan dalam menghimpun kekuatan udara mulai meningkat. Urusan komunikasi dan personel dipercayakan kepada Sabar Wiryonomukti yang kemudian ia menghimpun teman-temannya yang berpengalaman di bidang radio komunikasi. Di antaranya terdapat nama Opsir Udara III Boedihardjo yang diberi tugas menyiapkan sumber daya manusia, khususnya untuk Dinas Perhubungan atau PHB-AURI. Boedihardjo kemudian mengajak 16 siswa Sekolah Radio Telegrafis dari Bugis Malang, untuk dijadikan tenaga inti PHB-AURI. Dengan datangnya Adi Soemarmo Wirjokoesoemo, mantan Flight Radio Operator dari The Netherland East Indies Air Force (NIA), kinerja dan eksistensi PHB-AURI menjadi semakin baik.

Pada 9 April 1946, diterbitkan Penetapan Pemerintah Nomor 6 tentang Pembentukan Angkatan Udara, yang menetapkan Raden Surjadi Suryadarma sebagai Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) dengan dua orang wakil, yaitu R.Soekarnaen Martokoesoemo dan Adisoetjipto. Dua tahun kemudian, Opsir Udara III Boediardjo diangkat menjadi Kepala Jawatan Perhubungan AURI.

Pada saat penyerbuan Belanda ke Yogyakarta, 19 Desember 1948, untuk menduduki ibukota negara serta menangkap pemimpin bangsa, Wakil Presiden Mohammad Hatta pernah mengirimkan sebuah pesan berbentuk radiogram. Pesan tersebut kemudian disampaikan Sabar Wijoyomukti ke seluruh stasiun radio AURI yang ada di Indonesia, melalui stasiun radio AURI yang berada di Terban Taman Yogyakarta. Bunyi pesan tersebut adalah :
“PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DI YOGYA DIKEPUNG MUSUH DAN TIDAK DAPAT MELAKUKAN TUGAS KEWAJIBANNYA (KOMA) TETAPI PERSIAPAN TELAH DIADAKAN UNTUK MENERUSKAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DI SUMATERA (TTK) APAPUN YANG TERJADI DENGAN ORANG-ORANG PEMERINTAH YANG ADA DI YOGYAKARTA (KOMA) PERJUANGAN DITERUSKAN (TTK HBS)”.

Selesai pengiriman berita tersebut, untuk menghilangkan jejak dan melindungi para pejuang dari serbuan Belanda, stasiun radio perhubungan AURI yang berada di Terban Taman Yogyakarta tersebut kemudian dihancurkan Opsir Udara III Boediardjo. Para pejuang kemudian kembali bergerak ke luar kota menghimpun kekuatan untuk bergerilya melanjutkan perjuangan. Di Desa Dekso, Kulonprogo, tempat para pejabat militer berkumpul dan berkoordinasi, didirikan Markas Besar Komando Djawa pimpinan Nasution, yang kemudian dikenal dengan sebutan MBKD. Sedangkan di Sumatera berdiri Markas Besar Komando Sumatra (MBKS) di bawah Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang dipimpin oleh Mr. Syafruddin Prawiranegara.
Setelah bergabung dalam MBKD, Opsir Udara III Boediardjo yang saat itu menjabat sebagai Kepala Perhubungan AURI berusaha meyakinkan Pimpinan MBKD, bahwa ia dapat melakukan hubungan komunikasi dengan Markas Besar Komando Sumatera dan markas komando lainnya. Pada waktu itu AURI memiliki sekitar 39 stasiun radio perhubungan lain yang tersebar di berbagai tempat di Indonesia.

Salah satu jasa radio PHB-AURI PC-2 Playen yang monumental adalah keberhasilannya menyiarkan berita tentang Serangan Umum 1 Maret 1949. Siaran berita itu dilaksanakan pada pukul 02.00 WIB tanggal 2 Maret 1949 ke seluruh jaringan radio AURI yang akhirnya sampai ke Perwakilan RI di New Delhi dan diterima PBB. Dengan adanya kerjasama yang baik antara Pemerintah RI dan Pemerintah India, nota-nota penting untuk perwakilan Indonesia di PBB pusat disalurkan melalui Kotaradja (sekarang Banda Aceh) ke India dan diteruskan ke Amerika. Sehingga perwakilan RI di PBB, LN Palar senantiasa dapat mengikuti perkembangan berita perjuangan di Indonesia.

Radiogram berita Serangan Umum tersebut dikirimkan oleh Sersan Basukihardjo, seorang operator stasiun PHB AURI PC-2 Playen, dan diterima oleh Sersan Udara Kusnadi operator radio Bidar Alam. Keesokan harinya, pada 3 Maret, berita tersebut dilaporkan Opsir Udara III Dick Tamimi dan Umar Said kepada Ketua PDRI Mr. Sjafruddin Prawiranegara.  Berita tersebut segera diteruskan ke stasiun-stasiun radio “NBM” Tangse, “ZZ” Kototinggi. Melalui radio “NBM” Tangse berita dikirim ke stasiun radio “SMN” di Rangoon kemudian dilanjutkan ke New Delhi dan perwakilan RI di PBB di Washington, Amerika. Pejabat perwakilan RI di PBB membeberkan berita itu di depan sidang Dewan Keamanan PBB pada 7 Maret 1949, sehingga membuka mata dunia tentang eksistensi perjuangan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaannya.

Radiogram Serangan Umum
Salah satu radiogram yang menjadi topik dalam kelanjutan diplomasi antara Republik Indonesia dan Belanda di PBB, adalah diterimanya radiogram serbuan pasukan Indonesia di siang hari ke Yogyakarta pada tanggal 1 Maret 1949. Sampai dengan hari ini tidak banyak yang mengetahui pengirim gerilya yang mengirim radiogram berita, mengenai serbuan Pasukan Indonesia ke Yogyakarata keluar negeri, yang akhinya sampai ke Perwakilan RI di New Delhi dan PBB.

Radiogram Serangan Umum Tentara Republik ke Kota Yogyakarta yang diterima Stasiun Radio AURI "UDO" di Bidar Alam, dikirim oleh Opsir Udara III Dick Tamimi langsung kepada Ketua Menteri Syafruddin pada pagi hari 3 Maret 1949. Setelah diterima dan dibaca, Ketua Menteri menginstrusikan agar radiogram tersebut segera dikirim ke New Delhi dan New York sesuai alamat. Bapak Danu Sekretaris PDRI dan Teuku Hassan Menteri Dalam Negeri kebetulan berada di rumah Ketua Menteri, sewaktu Tamimi menghadap Ketua.

Radiogram berita tersebut diterima oleh Stasiun Radio "UDO" pada larut malam 3 Maret 1949 menjelang pagi hari tanggal 4 Maret 1949. Telegrafis yang menerima adalah telegrafis Koesnadi. Radiogram tersebut dikirim dari Stasiun Radio PHB AURI PC-2 Playen, Yogyakarta oleh telegrafis Sersan Mayor Udara Basukiharjo. Seperti biasa radiogram-radiogram ke luar negeri dikirim melalui Stasiun Radio PHB AURI "NBM" Tangse. Radiogram mengenai 1 Maret 1949 tersebut di Tangse diterima oleh Sersan Udara Nurbaman.

Khusus mengenai radiogram Serangan Umum 1 Maret 1949 tersebut dibuat oleh MBKD Pusat Pimpinan Angkatan Darat di Banaran. Radiogram tersebut dikirim dengan kurir ke Stasiun Radio "POP" PHB  AD di Desa Dukuh, sekitar 3 Km dari Banaran. Pimpinan stasiun radio tersebut adalah Perwira Angkatan Darat bernama Koesoemo Dartojo. Radiogram lalu dikirim (istilahnya pada waktu itu diketok) ke Stasiun Radio PHB-AURI PC-2 Playen. Dari Stasiun Radio AURI tersebut radiogram seterusnya dikirim ke Bidar Alam, nama sebuah desa yang ditempati Pimpinan Pusat PDRI Mr. Syafruddin Perwira Negara melalui Stasiun Radio PHB AURI UDO dan selanjutnya dikirim ke luar negeri melalui jalur radio seperti diuraikan di atas.

Berita-berita pertempuran disiarkan melalui Radio Siaran biasa, seperti halnya berita mengenai masuknya Tentara RI ke Yogyakarta, menjadi berita penting pula bagi Radio Siaran biasa. Radio Siaran Belanda misalnya, dengan versinya menyiarkan berita tersebut paling dahulu, kemudian Radio Siaran Luar Negeri yang biasanya mendahului Radio Siaran dalam negeri. RRI Jawa Tengah sebagai Radio Siaran RI juga tidak ketinggalan menyiarkan berita tersebut.

Sedangkan Stasiun Radio AURI yang bukan merupakan Radio Siaran dan pada waktu itu melayani pemerintah baik di Jawa maupun di Sumatera bahkan ke luar negeri (Ranggoon), mengirim berita 1 Maret dengan surat radiogram resmi dari Pemerintahan Sipil Militer di Jawa ke Perwakilan RI baik yang berada di New Delhi maupun di PBB. Sementara radio-radio Siaran seperti Radio Siaran NICA di Jakarta, BBC di London, ABC di Australia, serta lain-lain menyiarkan warta berita melalui Radio Siaran lebih dahulu sebelum radiogram yang ditujukan ke suatu alamat, seperti halnya radiogram mengenai Serangan Umum 1 Maret 1949.

Sebelum radiogram sampai di Perwakilan-perwakilan RI di PBB atau New Delhi, kota-kota tersebut sudah mendengar terlebih dahulu berita mengenai Serangan Umum 1 Maret 1949 melalui berbagai radio siaran seperti tersebut di atas. Pejabat-pejabat RI di luar negeri baru mengambil aksi setelah menerima radiogram resmi yang dikirim oleh Pemerintah RI di Indonesia (Jawa/Sumatera), dengan kata lain bukan bersumber dari berita Radio Siaran berupa warta berita. Radiogram mengenai Serangan Umum 1 Maret 1949 yang dimaksud, dikirim dari Playen ke UDO PDRI Bidar Alam, dan melalui Stasiun Radio AURI di Tangse dan Kotaraja dikirim ke Ranggoon dan dari Ranggoon selanjutnya ke New Delhi dan PBB.

Menurut tulisan Aboe Bakar Lubis yang pada Perang Kemerdekaan RI II menjabat sebagai salah seorang Staf Penerangan Perwakilan Republik Indonesia di New Delhi dalam bukunya Kilas Balik Revolusi pada halaman 316 dan 318 dikatakan sebagai berikut:

Pertama, Pendirian PDRI, diperoleh melalui radio yang diterima dari Ranggoon dan diteruskan ke New Delhi yang kemudian diteruskan ke Paris tempat Dewan Keamanan berada dan kepada seluruh dunia. (Kolonel Sus M. Akbar Linggaprana)

Ini alasan Panglima TNI bentuk Grup D Paspampres



 Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko pada 3 Maret 2014 saat memeriksa pasukan ketika menjadi inspektur upacara pengesahan validasi organisasi dan tugas Paspampres di Mako Paspampres Tanah Abang, Jakarta.(ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan pembentukan Grup  D Pasukan Pengamanan Presiden merupakan salah satu upaya meningkatkan standarisasi pengamanan bagi para mantan presiden dan wakil presiden.

"Dengan adanya organisasi ini jadi jelas, pengendaliannya Paspampres. Kebutuhan-kebutuhan mereka dicukupi oleh Panglima TNI. Daripada sekarang, ada mantan presiden sekian orang, mantan wapres sekian orang," kata Panglima TNI kepada wartawan di Kantor Presiden Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan tengah menunggu jawaban dari Megawati Soekarnoputri, B.J Habibie, dan mantan Wapres Jusuf Kalla mengenai pengamanan dari Grup D.

"Sangat personal, kalau bilang tidak perlu tidak apa-apa. Yang penting tugas kami sudah menyiapkan, secara aturan sudah disiapkan. Kalau beliau-beliau tidak perlu, tidak apa-apa," katanya.

Opsi Laut Cina Selatan Bagi Indonesia

Armada perang USN (photo: Jayme Pastoric)
Armada perang USN (photo: Jayme Pastoric)
Indonesia memiliki potensi untuk membela kepentingan maritim , tapi untuk saat ini akan membutuhkan partner.
Selama beberapa tahun terakhir China telah terus meningkat ketegasan di Laut Cina Selatan. Klaim terbaru atas hak mengelola hasil perikanan atas sebagian besar wilayah ini membuat negara-negara lain di kawasan alasan khawatir bahwa China akan segera mencoba menerapkan Identifikasi Zona Pertahanan Udara ( ADIZ ) di Laut China Selatan sambil mencoba untuk menegaskan klaim nine-dash line yang kontroversial. Hal ini akan menempatkan yurisdiksi Cina berada tepat di lepas pantai sebagian besar negara Asia Tenggara.
Sementara ketika negara-negara yang terancam dengan klaim China khawatir terhadap ancaman terhadap kedaulatan mereka, beberapa memiliki sarana untuk menantang itu, terutama pada ancaman kedaulatan mereka sendiri. Indonesia mungkin adalah negara yang bisa melakukannya dengan bantuan sekutu yang substansial. Indonesia juga memiliki sumber daya untuk mendanai angkatan lautnya untuk mempertahankan teritorial perairannya. Meskipun demikian , masih harus dilihat apakah Indonesia bisa memanfaatkan potensi ekonomi dan mengubah dirinya menjadi kekuatan regional yang berpengaruh.
Sudah muncul indikasi serius bahwa China mungkin mencoba untuk menerapkan ADIZ atas Laut Cina Selatan dalam waktu dekat. Seorang perwira senior dari Akademi Militer Rakyat China Tentara Pembebasan Angkatan Laut, Li Jie, telah menggulirkan isu pada tanggal 21 Februari, dalam menanggapi pernyataan militer Amerika yang mengatakan bahwa China berencana untuk menerapkan ADIZ atas Laut Cina Selatan pada tahun 2015. Li menjawab bahwa penerapan ADIZ di LCS diperlukan untuk kepentingan jangka panjang China.

Potensi Indonesia
Baik PDB maupunn PDB per kapita Indonesia tumbuh kuat selama 10 tahun terakhir, dengan PDB meningkat lebih dari 400 persen menjadi $878.000.000.000 pada tahun 2012 dan PDB per kapita melonjak menjadi $3.557 pada tahun 2013. Kenaikan per kapita tetap terjadi meskipun pertumbuhan populasi hampir 40 juta orang. Ini akan berarti bahwa pemerintah memiliki populasi dan pendapatan dasar yang sehat dan menghasilkan potensi pendanaan militer.
Minyak, gas , dan industri pertambangan telah menjadi pendorong utama keberhasilan ekonomi Indonesia. Namun, industri ini tidak bebas masalah, dan beberapa dari masalah tersebut diakibatkan oleh kebijaksanaan pemerintah Indonesia sendiri. Ladang minyak negara itu akan jatuh tempo dan mungkin sudah melewati masa puncak produksi. Namun, cadangan gas Indonesia masih besar, dan kebangkitan industri Coalbed Methane ( CBM ) berpotensi sangat menguntungkan.
Masalah yang dihadapi industri primer di Indonesia sudah pasti membatasi pilihan pemerintah untuk menangani masalah-masalah keamanan regional. Sektor minyak dan gas memiliki kerangka peraturan stabil yang menarik investasi, tapi ladang migas yang sudah setengah menuju habis dan peningkatan konsumsi domestik berarti keuntungan menurun. Minyak dan gas menyumbang 22 persen dari pendapatan pemerintah pada tahun 2011. Jika angka itu terus turun maka sumber baru harus ditemukan, atau dana bagi pendanaan militer akan juga menurun. Indonesia sudah memeras pendapatan pemerintah sebanyak dari sumber pendapatan ini dengan cukup bijaksana, dengan penerapan tarif pajak efektif sebesar 44 persen pada 2013. Dengan menurunnya produksi minyak, gas alam yang akan diandalkan hingga sumber energi yang signifikan berikutnya dapat dikembangkan.
Dengan diperkirakan menguasai 6 persen dari cadangan global, CBM bisa menjadi penggerak berikutnya bagi Indonesia dalam investasi energi. Cadangan CBM Indonesia diperkirakan dua kali lebih besar dari cadangan gas alamnya. Tapi industri ini, bagaimanapun masih baru. BUMN Bukit Asam mengklaim Tanjung Enim dapat menghasilkan cukup CBM setiap hari untuk memasok pembangkit listrik 200MW pada tahun ini. Namun, kesepakatan dengan perusahaan utilitas masih merupakan perkiraan. Bahkan dengan regulasi pasar yang menguntungkan dan formasi geologi, industri ini tidak akan segera menjadi bagian penting dari perekonomian Indonesia dalam waktu dekat.
Iklim regulasi seputar industri pertambangan di Indonesia menimbulkan masalah besar lain. undang-undang pertambangan yang kontroversial tahun 2009 mulai diberlakukan sedikit demi sedikit pada tanggal 12 Januari 2014, mengharuskan perusahaan tambang untuk memperkaya mineral di Indonesia dan tidak mengirim bahan mentah segera setelah dikeruk. Tujuannya adalah untuk menjaga keuntungan pertambangan di dalam negeri bukan mengekspor kekayaan negara. Namun, sebagian besar perusahaan asing utama sangat khawatir tentang aplikasi peraturan yang tidak merata di seluruh komoditas, serta ambiguitas apakah kontrak sebelumnya akan juga ikut terpengaruh.
Dua perusahaan pertambangan terbesar di Indonesia, Freeport dan Newmont, mengklaim peraturan batu itu akan membuat mereka terpaksa memberhentikan ribuan pekerja dan hilangnya miliaran pendapatan ekspor. Mereka mengancam untuk mengajukan tuntuan hak kontrak-kontrak sebelumnya sebelum pemberlakuan undang-undang baru pada arbitrase internasional. Manambah masalah yang ditimbulkan oleh undang-undang baru adalah melemahnya harga komoditas dan kurangnya infrastruktur untuk memperkaya dan mengangkut mineral ke pasar. Target penerimaan pajak sektor pertambangan adalah $90.5 miliar pada tahun 2013, namun per September baru $56 miliar yang tercapai. Sektor pertambangan negara mendapat $ 3.37 miliar untuk periode waktu yang sama, 25,7 persen penurunan YoY.
Kelas konsumen yang terus tumbuh adalah potensi penggerak lain untuk perekonomian Indonesia. Populasi ini diperkirakan akan tumbuh menjadi 150 juta orang selama 10 tahun ke depan. Tidak saja merangsang perekonomian Indonesia, juga diharapkan menjadi faktor stabilisasi agar tidak tergantung pada harga komoditas. Salah satu alasan ketahanan ekonomi Indonesia terhadap tapering yang dilakukan Federal Reserve AS, dikaitkan dengan semakin berkembangnya kelompok konsumen ini.
Jika bisa terus tumbuh, kelas konsumen akan menjadi bagian penting dari perekonomian Indonesia. Namun, hal tersebut tidak secara langsung jadi keuntungan bagi pertambahan anggaran pemerintah sampai setidaknya akhir dekade ini (2020). Memperoleh keuntungan dari pertumbuhan kelas konsumen dalam bentuk nyata ketersediaan dana untuk upgrade besar-besaran angkatan laut akan membutuhkan antara lima sampai sepuluh tahun. Artinya, pemerintah tidak dapat bergantung pada sumber pendapatan ini untuk membiayai kebutuhan militer secara langsung saat ini.

Opsi Aliansi
Tanpa adanya kebebasan anggaran untuk membangun angkatan laut yang akan mampu mempertahankan perairan teritorialnya, Indonesia hanya mempunyai beberapa pilihan tersisa untuk pertahanan. ASEAN telah jelas terlihat tidak membantu dalam hal ini, karena bahkan setelah China menerapkan hukum baru pelarangan mencari ikan di LCS, ASEAN tidak mampu berbuat sesuatu kecuali mengeluarkan merekomendasikan solusi diplomatik untuk masalah tersebut.
Beberapa negara-negara di wilayah ini mempunyai kapasitas angkatan laut yang cukup signifikan untuk bekerja dengan Indonesia menyediakan alat pencegah yang efektif bagi agresi, dengan dua pengecualian : Australia dan Jepang.
Meskipun ada masalah dalam hubungan Indonesia – Australia, muncul dari isu pencari suaka dan akibat bocornya kejadian Australia memata-matai musyawarah perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat, namun tidak merupakan ancaman strategis untuk hubungan kedua negara. Namun, isu-isu seperti ini menghambat kerjasama selama postur China tidak terang-terangan militeristik. Jika China memutuskan untuk menerapkan ADIZ di Laut Cina Selatan, hubungan saja bisa berubah. Australia tidak memiliki klaim teritorial di Laut Cina Selatan, namun China dengan dukungan militer mengklaim hak atas jalur laut paling berharga di dunia, tercatat 50 persen dari pengiran kapal tanker minyak dunia merupakan ancaman bagi Australia, terutama karena Australia mengirimkan cadangan gas alam dan ekspor yang meningkat lewat jalur laut tersebut.
Sayangnya untuk Indonesia, ketegangan dalam hubungan ini berarti bahwa aliansi dengan Australia hanya mungkin terjadi jika dipicu oleh sebuah insiden cukup besar yang akan memaksa menyelaraskan kepentingan mereka. Kondisi semacam itu berarti bahwa aliansi apapun anatar Indonesia-Australia akan terlambat, dan China mungkin sudah mendiktekan arah peristiwa dan mengambil keuntungan strategis.
Jepang memiliki kebutuhan dan alasan strategis mendesak untuk membantu setiap negara Asia Tenggara untuk ikut menjadi counterbalance bagi China. ADIZ Cina di Laut Cina Timur dan sengketa pulau-pulau Diaoyu/Senkaku telah membuat Jepang sangat sensitif terhadap sikap keras Cina. Jepang juga punya kekhawatiran terhadap keamanan jalur perdagangan energi mereka yang dikirim melalui Laut Cina Selatan.
Namun, konstitusi Jepang tidak memungkinkan Pasukan Bela Diri Jepang untuk melakukan sesuatu kecuali melindungi wilayahnya sendiri. Perdana Menteri Shinzo Abe dan partai LDP yang berkuasa ingin mengubah konstitusi untuk memungkinkan militer Jepang untuk membantu melindungi sekutunya Perubahan Pasal Jepang 9 akan membuat aliansi militer formal dengan bangsa Asia Tenggara akan sangat menarik. Namun potensi kemungkinan pemerintah Jepang mampu mengubah konstitusi bukanlah sesuatu yang strategi militer yang Indonesia bisa andalkan, terutama mengingat betapa kontroversialnya perubahan postur militer Jepang baik di dalam negeri Jepang sendiri maupun di kawasan.
Hal ini membuat AS jadi satu-satunya negara lain yang bisa menjadi sekutu Indonesia dalam waktu dekat dan secara substansial dapat mempengaruhi perilaku Cina di Laut Cina Selatan. AS telah mengatakan kepada Filipina bahwa mereka akan menempatkan lebih banyak kapal di teater LCS. Namun, AS mempunyai banyak kepentingan di seluruh dunia. Dorongan dan tindakan nyata militer AS ke Laut Cina Selatan hanya akan terjadi jika Cina lebih agresif daripada tindakan mereka saat ini. Bahkan ADIZ baru akan tidak akan signifikan mengubah postur AS tanpa “insiden” yang signifikan dalam teater untuk memaksa AS bertindak terhadap China.
Penekanan pentingnya “Poros Asia” oleh AS tidak berarti berupa tindakan langsung. Dalam jangka pendek AS akan membiarkan peristiwa-peristiwa terjadi, dan kemudian baru bereaksi sesuai dengan hal tersebut untuk menjaga keseimbangan kekuasaan di wilayah.
Ini berarti Indonesia tidak dapat sepenuhnya bergantung pada AS untuk membangun kehadiran nyata, atau bahkan kemitraan dengan kawasan, sebelum kedaulatan wilayah Indonesia dilanggar secara signifikan. Diperlukan aktor regional lain dengan motivasi yang sama dan juga punya potensi kerugian dari agresivitas Cina. Kemungkinan Indonesia akan sulit untuk bisa meyakinkan negara lain di kawasan untuk melakukan aksi segera terhadap agresi Cina, tapi itu adalah satu-satunya pilihan dalam jangka pendek dan menengah. (Clint RichardsThe Diplomat)
Clint Richards adalah manajemen risiko berbasis di Tokyo dan konsultan geopolitik.

Desain KF-X Masih Diperdebatkan



KF-X Single & Twin-engine

Setelah penundaan selama satu dekade, Program tempur Korea akan segera resmi berjalan dengan penawaran oleh perusahaan mitra dijadwalkan bulan depan. Namun, memutuskan konsep desain untuk berlanjut dengan desain – single atau twin-engine – muncul sebagai hal yang paling mencolok dalam perdebatan pembangunan pesawat tempur code name KF-X ini.
Saat ini, Badan milik negara untuk Pengembangan Pertahanan (Agency for Defense Development/ADD), sefaham dengan keinginan Angkatan Udara, mengklaim bahwa pesawat tempur masa depan Korea seharusnya bermesin ganda, pesawat baru, mengusulkan desain berlabel C103.
KF-X C103 Twin-Engine

Di sisi lain, The Defense Acquisition Program Administration (DAPA ), telah mempromosikan versi bermesin tunggal, bernama C501, yang merupakan turunan dari pesawat tempur ringan Korea Aerospace Industries (KAI) FA-50, alasannya pesawat akan lebih murah dan lebih mudah untuk dikembangkan dan dibangun daripada preferensi ADD.
KF-X, yang ditujukan untuk pembuatan jet tempur “F-16 +” dengan bantuan kontraktor pertahanan global untuk mengisi kesenjangan pesawat tempur pada dekade berikutnya, telah tertunda akibat keterbatasan anggaran dan keraguan atas kelayakannya.
Program yang diprakarsai oleh almarhum mantan Presiden Kim Dae – jung pada Maret 2001, memiliki strategi dasar yang diselesaikan pada bulan April 2010 dan ADD melakukan penelitian akhir tentang kelayakan program pembangunan antara tahun 2011 dan 2012. Angkatan Udara Korea berencana mendapatkan 120 jet baru untuk menggantikan armada F-4 dan F-5 yang sudah tua melalui proyek pesawat tempur ini.
Pada bulan Januari, 20 miliar won ($18.7 juta) dari anggaran pertahanan untuk tahun 2014 telah dianggarkankan untuk menentukan desain serta mesin, dan DAPA mengatakan akan mulai menerima tawaran dari produsen untuk berpartisipasi dalam program ini pada bulan April.
KF-X C501 Single Engine

Angkatan Udara Korea meyakini pesawat bermesin ganda memiliki performa tempur yang lebih baik serta keamanan yang lebih baik.
“Pesawat bermesin ganda memang lebih mahal, tetapi dapat membawa muatan berat dengan jarak yang lebih jauh,” kata Greg Waldro, managing editor Flightglobal Asia sebuah situs penerbangan dan industri kedirgantaraan.
“Selain itu, pesawat tempur bermesin ganda memberikan margin keamanan yang lebih besar jika pilot kehilangan satu mesin (rusak), kemungkinan pesawat masih bisa kembali ke pangkalan dengan satu yang tersisa. “ Angkatan Udara juga lebih suka versi bermesin ganda untuk kemungkinan upgrade di masa depan.
“C103 adalah pesawat generasi 4.5 semacam Eurofighter Typhoon, dapat dengan mudah ditingkatkan untuk pesawat tempur generasi kelima, sedangkan C501 adalah generasi 4, “kata seorang analis penerbangan lokal secara anonim.
ADD punya ruang lega untuk weapons bay dalam desain C103, yang akan menghasilkan pesawat tempur low- observable
Analis tersebut mengatakan bahwa jika Korea memilih pesawat bermesin ganda untuk program KF-X, pesawat tempur tersebut pada akhirnya akan dapat menggantikan F-16 dan F-15 Angkatan Udara Korea di masa depan. ”Jika tidak, KF-X hanya akan berakhir sebagai pengganti F-4 dan F-5,” katanya.
Sejauh ini, Angkatan Udara Korea hanya menggunakan pesawat Amerika, sehingga terganggu oleh campur tangan AS dalam penjualan internasional dan upgrade.
Angkatan Udara mengatakan pesawat tempur baru akan bebas dari hambatan itu. KAI FA-50 didasarkan pada pesawat latih T-50 supersonik, dikembangkan bersama dengan Lockheed Martin.
“Keuntungan terbesar adalah Korea akan dapat mengekspor tanpa ijin ekspor (dari Amerika Serikat), ” kata Yang Uk, seorang peneliti senior di Forum Pertahanan dan Keamanan Korea. ”Pesawat ini akan membantu Angkatan Udara menghemat biaya operasional dan pemeliharaan juga.”
Selain itu, Angkatan Udara mengatakan bahwa pengembangan pesawat tempur sekelas F-16 akan menjadi tidak berarti karena pesawat KF-X akan memasuki layanan dari 2023, dengan negara-negara tetangga seperti China dan Jepang menampilkan jet siluman canggih J-20 dan F-35.
“Dalam hal strategi dan pembangunan militer, mengingat lingkungan operasional dari 2030-2050, Angkatan Udara percaya bahwa pesawat tempur bermesin ganda adalah pilihan yang lebih baik, ” kata seorang perwira Angkatan Udara. ”Namun, satuan tugas kementerian pertahanan yang akan menentukan, dan kami akan mengikuti keputusan tersebut”
Menurut KAI, C501 akan dibangun berdasarkan FA-50, meskipun akan lebih besar, tapi Yang mengatakan bahwa rencana up-sizing dinilai tidak layak.
“Jika C501 dibangun berdasarkan FA-50, KAI harus mendesain ulang aerodinamis pesawat, yang akan menimbulkan beban keuangan yang besar, ” katanya. ”Jika demikian, tidak akan ada banyak perbedaan antara C501 dan C103 dari segi biaya dan waktu pengembangan”
Namun, menurut Korea Institut Sains dan Teknologi Evaluasi dan Perencanaan ( Korea Institute of Science and Technology Evaluation and Planning/KISTEP) pada bulan November, desain bermesin tunggal akan dikenakan biaya ? 6.4 tiliun untuk pembangunannya, berbanding dengan  8.6 triliun Won untuk pesawat bermesin ganda. Selain itu, evaluasi biaya operasional dan pemeliharaan pesawat bermesin tunggal adalah sekitar 1 triliun Won lebih murah, bersama dengan penyebaran sebelumnya – 10,5 tahun untuk model bermesin ganda dan 8,5 tahun untuk versi tunggal.
“KAI adalah sebuah perusahaan yang terdaftar (publik), sehingga mereka harus mempertimbangkan untuk mencari keuntungan dari KF-X , ” kata analis penerbangan.
Richard Aboulafia, wakil presiden Teal Group yang berbasis di Virginia, percaya bahwa pasti ada pasar untuk desain pesawat tempur baru berat medium terjangkau dalam dekade mendatang. Lockheed Martin diperkirakan untuk menutup lini produksi F-16 di sekitar tahun 2015. ”KF-X harus mengikuti langkah pesawat tempur medium sukses sebelumnya seperti seri F-16 dan Dassault  Mirage,” katanya .
Aboulafia juga mengatakan bahwa keputusan untuk membuat KF-X desain twin-mesin akan sangat merusak prospek ekspor. ”Dua mesin tempur besar akan membuat KF-X terlalu besar dan mahal untuk sebagian besar pasar ekspor pesawat tempur, ” katanya.
“Di sisi lain, jika dua mesin kecil pesawat sipil diadaptasi untuk digunakan tempur, yang akan membuat KF-X underperforming dan tidak memadai, seperti yang dialami pesawat tempur Ching Kuo buatan Taiwan.” Dalam hal kinerja tempur, jumlah mesin bukan merupakan faktor konklusif .
“Mesin adalah bagian penting dari sebuah pesawat tempur, tapi itu hanyalah salah satu aspek dari sistem sistem. Diterapkan dengan tepat, baik pesawat tempur bermesin tunggat atau bermesin ganda dapat sangat efektif dalam pertempuran.” Kata Waldron .
James Hardy, Editor Asia-Pasifik dari IHS Jane Defense Weekly, menganggap preferensi Angkatan Udara pada pesawat bermesin ganda adalah “ironis” mengingat bahwa mereka pernah menolak F-15 bermesin ganda dan memilih F-35 yang bermesin tunggal di kompetisi FX III tahun lalu.
“Pesawat mesin tunggal tidak lagi dilihat sebagai lebih rendah untuk sebagian besar misi- lagipula F-35 adalah pesawat tempur bermesin tunggal, seperti juga F-16 dan Saab Gripen,” katanya.
Mr.Yang mengatakan bahwa tidak ada definisi yang jelas untuk KF-X dan yang telah menyebabkan perdebatan tanpa henti. ”Jika pesawat dari KF-X mencapai Status tempur siluman, itu adalah jet tempur kelas tinggi sekarang ini, tapi itu hanya aka jadi pesawat tempur level menengah di 2025-26. Tidak ada standar yang jelas untuk pesawat kelas menengah,” katanya.
“Saya percaya bahwa KAI akan mampu memproduksi pesawat berkemampuan tinggi, jika mendapatkan lebih banyak dana. Jika pemerintah benar-benar ingin melihat dampak ekonomi dari KF-X, harusnya program ini menjadi proyek nasional.”
DAPA ingin peserta untuk secara opsional membayar 20 persen dari biaya pembangunan KF-X, yang akan mencegah KAI dari mengembangkan pesawat bermesin ganda yang membutuhkan upaya yang lebih teknis. Selain itu, badan pengadaan senjata akan meminta kompensasi atas keterlambatan dalam deployment, kata analis tak diketahui identitasnya.
“Jika keputusan untuk memilih maju dengan desain mesin ganda, pemerintah harus meringankan beban keuangan perusahaan, ” katanya. (Kang Seung-woo – Korea Times)

Gudang Amunisi Satuan Komando Pasukan Katak Meledak



Situasi pasca ledakan. media.viva.co.id
Jakarta – Gudang Amunisi Satuan Komando Pasukan Katak, Kawasan Armada Barat di Pondok Dayung meledak pada Rabu (5/3) sekitar pukul 10.30 WIB. Petugas Polres KPPP pelabuhan Tanjung Priok, Ateng, membenarkan adanya kejadian itu. Kata dia, insiden itu terjadi sekitar pukul 11.00 tadi.
Lokasi Ledakan - Googe
Lokasi Ledakan – Google Earth
Kapolres KPPP Pelabuhan Tanjung Priok Ajun Komisaris Besar Asep Adi Saputra mengaku sudah berada di lokasi. “Saya urus dulu TKP-nya,” kata dia.
Menurut informasi di lapangan, saat ini korban dilarikan ke sejumlah rumah sakit. Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul menyatakan masih menacari data persitiwa itu
Menurut para pekerja di PT Indonesia Power, ledakan tersebut membuat kaca kantor pecah berhamburan. ”Kaca seluruh jendela kantor bergetar hebat, bahkan kaca ruang merokok di kantor kami pecah. kami sempat panik,” kata Surya Ashari, salah satu karyawan PT Indonesia Power.
Korban ledakan Gudang Peluru TNI AL, Tanjung Priok, dibawa ke RS TNI AL Mintoharjo, Benhil, Jakarta Pusat. Hingga pukul 12.44 WIB sudah ada tujuh korban yang dibawa ke rumah sakit milik angkatan laut itu.
Menurut pantauan media setiap satu ambulans membawa satu korban luka. Beberapa korban mengalami patah kaki dan diperban.Ada satu korban yang tubuhnya penuh debu dan luka di wajah. Prajurit TNI AL itu terlihat menahan sakit.
Korban Ledakan – photo: Merdeka.com

Selain itu, ada satu anggota Provos yang ikut menjadi korban. Tidak terlihat luka dari luar namun dia mengerang menahan sakit. Sebanyak 25 anggota TNI Angkatan Laut menjadi korban akibat ledakan gudang peluru di kawasan pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu 5 Maret 2014.
Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda, Iskandar Sitompul, mengatakan, umumnya korban terkena pecahan kaca, kayu, dan genteng.
“Sampai sekarang tidak ada korban sipil, karena itu daerah terisolir,” kata Iskandar. “Mungkin saja di tempat lain ada,” tambahnya. Menurut Iskandar, lokasi ledakan berada di tempat latihan dan ada lapangan tembak Pasukan Katak TNI AL. Di lokasi itu terdapat gudang amunisi. Iskandar menjelaskan, gudang amunisi itu meledak pukul 10.30 WIB.
“Kebetulan lokasi terisolir, Pondok Dayung seperti danau kecil, di danau kecil itu orang masuk susah, dan ada kapal angkut kecil untuk menyeberang, sehingga korban adalah petugas,” jelasnya.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto mengatakan, ledakan dahsyat di lokasi Komando Pasukan Katak (Kopaska) Kawasan Armada Barat, Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu 5 Maret 2014 berdekatan dengan Markas Direktorat Kepolisian Perairan (Pol Air) Polda Metro Jaya.
Rikwanto memastikan, jika anggotanya ikut menjadi korban dalam peristiwa itu. “Selain anggota TNI ada juga anggota Polri yang terluka. Namun jumlah belum dapat disampaikan karena masih dalam proses pendataan,” ujar Rikwanto.
Puluhan personel TNI Angkatan Laut berjaga di depan ruang UGD. Tidak ada yang boleh memasuki ruang UGD selain petugas. (Metro, ROL, Merdeka)
#Update image. 06/03/2014
Bangunan rusak berat terkena dampak ledakan di gudang amunisi Pangkalan TNI Angakatan Laut III di Dermaga Pondok Dayung, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (5/3). Kompas/Lucky Pransiska (UKI) 05-03-2014

(5/2).(ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

photo liputan6.com

JKGR. 

Koarmatim Gelar Kekuatan Alutsista


Koarmatim akan gelar kekuatan Alutsista (photo:Koarmatim)
Koarmatim akan gelar kekuatan Alutsista (photo:Koarmatim)

Komando Armada RI Kawasan Timur akan menggelar kekuatan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) TNI Angkatan Laut dalam waktu dekat. Gelar Alutsista TNI AL bertempat di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya Jawa Timur
Seluruh peralatan tempur digelar mulai senjata strategis kapal perang, antara lain Peluru Kendali (Rudal) C-802, C-805, Exocet, Torpedo, berbagai macam roket anti serangan udara dan anti kapal selam serta meriam Penangkis Serangan Udara (PSU).
Persenjataan Korps Marinir kendaraan tempur amphibi berupa Tank BMP-3F yang baru saja dibeli dari Rusia, Tank LVT-7 buatan Amerika Serikat, kendaraan tempur Tatra, roket multi laras RM 70-Grad, Kendaraan Amphibi Pengangkut Artileri (Kapa), serta beberapa Tank Aphibi lainnya dan Meriam Howitzer 105 mm.
Digelar juga senjata dan matrial khusus milik pasukan khusus Angkatan Laut dari Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska), Intai Para Amfibi (Taifib) Marinir, Detasemen Jalamangkara (Denjaka) TNI AL, peralatan selam penyelam tempur TNI AL dan peralatan khusus milik Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal).
Koarmatim akan pamerkan rudal C 705 dan C 805
Koarmatim akan pamerkan rudal C 802, C 805 dan lainnya
Di Dermaga Koarmatim bersandar berbagai jenis kapal perang terbaru milik TNI AL, yakni Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) jenis Ship Geometrical Modularity Approach (Sigma), Kapal Cepat Rudal (KCR) buatan dalam negeri kelas Beladau, kapal angkut matrial dan personel jenis Landing Platform Dock (LPD) buatan PT. Pal Indonesia, dan kapal amfibi.
Kemudian kapal perang jenis korvet, frigate, destroyer, vanspeijk, kapal patroli cepat rudal (Fast Patrol Boat) buatan PT. PAL Indonesia, Kapal Cepat Rudal dan Kapal Cepat Torpedo (KCT), kapal Penyapu Ranjau dan Buru Ranjau (BR), kapal bantu, Kapal Selam Kelas Kilo buatan Jerman dan berbagai macam kapal perang lainnya.
Dalam gelar Alutsista ini TNI AL juga mendemontrasikan kemampuan unsur laut dan udara dalam mendukung operasi laut peperangan anti kapal selam. Demonstrasi peperangan laut diawali dengan sailing pas kapal perang oleh enam kapal perang yang tergabung dalam Divisi satu terdiri dari kapal perang jenis Sigma, Kapal Cepat Rudal dan kapal patroli cepat. Kemudian enam kapal Divisi dua terdiri dari kapal perang jenis Sigma, Kapal Cepat Rudal dan kapal patroli cepat serta sailing pass delapan kapal Divisi tiga terdiri Landing Craft Utility (LCU) (LCVP) Combat Boat dan Sea Rider.
Operasi laut terintegrasi antara lain kapal perang dan unsur udara diawali dengan penyebaran ranjau laut oleh pesawat udara jenis Cassa U-612 ke perairan lawan kemudian penembakan roket multi laras anti kapal selam RBU-1000 dari KRI Tjiptadi-381 dan peluncuran torpedo anti kapal selam dari Helikopter Bolcow BO NV-410 yang terbang dari atas geladak KRI Sultan Iskandar Muda-367.
Demontrasi selanjutnya yakni simulasi pembebasan sandera di KRI Banda Aceh-593 yang melibatkan pasukan khusus TNI AL gabungan Kopaska dan Taifib dibarengi dengan penerjunan pasukan (free fall) dari pesawat Cassa U-617, serta penyerbuan dari laut dengan kendaraan tempur air cepat Sea Rider.
Tak ketinggalan demonstrasi fly pass pesawat udara terdiri dari empat pesawat jenis Bonanza, dua pesawat TB10 dan TB9, empat Nomad, dua CN-235, lima Cassa, empat Heli Bell dan satu Heli Panther.
Kesiapan unsur Gelar Alutsista ditinjau langsung oleh Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H., M.Hum., didampingi Komandan Guspurla Koarmatim Laksamana Pertama TNI Aan Kurnia, S.Sos., Komandan Pasmar-1 Surabaya Brigjen TNI Mar Siswoyo Hari Santoso, serta pejabat TNI AL lainnya. (Dispenarmatim).