Ada empat jet T-50i yang akan terbang menuju Madiun.
(VIVAnews/Muhamad Solihin)
Jet tempur T-501 "Golden Eagle" milik TNI
Angkatan Udara yang akan menuju Bandara Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur,
mendarat darurat di Penerbad Bandara Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah,
akibat mengalami kendala pada indikator generator. Pesawat buatan Korea
ini baru 10 hari tiba di Indonesia.
Menurut Kepala Dinas Penerangan Umum TNI Angkatan Udara, Marsma Hadi Tjahjanto, ada empat jet T-50i Golden Eagle yang terbang menuju Madiun. Satu pesawat terpaksa memisahkan diri dari rombongan karena indikator genarator pesawat menyala.
"Bukan karena mesin mati. Pesawat ini hanya memiliki satu mesin, tapi ada indikator sistem kelistrikan yang menyala. Pesawat mengalami kendala di Pemalang, Jawa Tengah," katanya.
Menurut Hadi, pesawat bisa saja terus terbang hingga ke Madiun bila dalam kondisi perang, tapi dalam kondsisi normal saat ini dan untuk keamanan, pesawat harus turun di Semarang.
"Pesawat ini kami terbangkan karena landasan baru bisa dibuka akibat erupsi Gunung Kelud. Tiga pesawat terus ke Madiun, satu turun di Semarang sekitar pukul 08.30 WIB," katanya lagi.
Hadi mengungkapkan setelah tiba di Halim Perdanakusumah pada Kamis 13 Februari 2014 pagi dari Korea, jet ini memang tidak masuk hanggar karena keterbatasan tempat.
"Iya baru dari Korea kemarin, pesawat itu tidak dimasukkan dalam hanggar, kemungkinan ada kelembaban udara. Ada indikator yang menyala," katanya.
Saat ini T-50i Golden Eagle yang mendarat darurat sudah diparkir dan sedang dalam pengecekan. Bila tidak ada kendala akan kembali terbang ke Pangkalan Udara Iswahjudi.
"Kita akan cek dengan tester yang sedang dibawa dari Madiun dengan Hercules. Bila tidak ada kendala, sore bisa langsung terbang," katanya.
Sebagai pesawat tempur, T-50i Golden Eagle dilengkapi mesin General Electric F404-GE-102 yang mampu menghasilkan daya dorong 17.700 pounds dengan after burner dan 11.000 pounds dengan tenaga mil power. Bahkan, bila dibutuhkan, kecepatan maksimal bisa mencapai 1,5 mach atau 1,5 kali kecepatan suara.
Dalam konfigurasi lengkap pada bobot maksimal 27.322 pounds (14 ton) pesawat ini mampu dengan mudah menanjak hingga ketinggian mencapai 55.000 kaki dari permukaan laut.
Desain dan penampilannya sekilas mirip F16. Sebagai pesawat tempur, T-50i memiliki kelincahan, kepraktisan, dan kemampuan persenjataan untuk digunakan sebagai misi multirole. Sanggup bertempur di udara dan cukup mematikan terhadap sasaran bawah. Total kapasitas angkut persenjataan sekitar 10.500 pounds atau 15 ton.
Pesawat ini juga dilengkapi cannon gatling internal 3 laras general dynamics 20 mm yang mampu menyemburkan 2.000 peluru per menit. Canon ini ditempatkan di sisi kiri kokpit. Lima external station pada bagian under fuselage dan under wing serta dua missile laucher rail pada wing tip untuk membawa semua jenis bom, rudal maupun roket.
Menurut Kepala Dinas Penerangan Umum TNI Angkatan Udara, Marsma Hadi Tjahjanto, ada empat jet T-50i Golden Eagle yang terbang menuju Madiun. Satu pesawat terpaksa memisahkan diri dari rombongan karena indikator genarator pesawat menyala.
"Bukan karena mesin mati. Pesawat ini hanya memiliki satu mesin, tapi ada indikator sistem kelistrikan yang menyala. Pesawat mengalami kendala di Pemalang, Jawa Tengah," katanya.
Menurut Hadi, pesawat bisa saja terus terbang hingga ke Madiun bila dalam kondisi perang, tapi dalam kondsisi normal saat ini dan untuk keamanan, pesawat harus turun di Semarang.
"Pesawat ini kami terbangkan karena landasan baru bisa dibuka akibat erupsi Gunung Kelud. Tiga pesawat terus ke Madiun, satu turun di Semarang sekitar pukul 08.30 WIB," katanya lagi.
Hadi mengungkapkan setelah tiba di Halim Perdanakusumah pada Kamis 13 Februari 2014 pagi dari Korea, jet ini memang tidak masuk hanggar karena keterbatasan tempat.
"Iya baru dari Korea kemarin, pesawat itu tidak dimasukkan dalam hanggar, kemungkinan ada kelembaban udara. Ada indikator yang menyala," katanya.
Saat ini T-50i Golden Eagle yang mendarat darurat sudah diparkir dan sedang dalam pengecekan. Bila tidak ada kendala akan kembali terbang ke Pangkalan Udara Iswahjudi.
"Kita akan cek dengan tester yang sedang dibawa dari Madiun dengan Hercules. Bila tidak ada kendala, sore bisa langsung terbang," katanya.
Sebagai pesawat tempur, T-50i Golden Eagle dilengkapi mesin General Electric F404-GE-102 yang mampu menghasilkan daya dorong 17.700 pounds dengan after burner dan 11.000 pounds dengan tenaga mil power. Bahkan, bila dibutuhkan, kecepatan maksimal bisa mencapai 1,5 mach atau 1,5 kali kecepatan suara.
Dalam konfigurasi lengkap pada bobot maksimal 27.322 pounds (14 ton) pesawat ini mampu dengan mudah menanjak hingga ketinggian mencapai 55.000 kaki dari permukaan laut.
Desain dan penampilannya sekilas mirip F16. Sebagai pesawat tempur, T-50i memiliki kelincahan, kepraktisan, dan kemampuan persenjataan untuk digunakan sebagai misi multirole. Sanggup bertempur di udara dan cukup mematikan terhadap sasaran bawah. Total kapasitas angkut persenjataan sekitar 10.500 pounds atau 15 ton.
Pesawat ini juga dilengkapi cannon gatling internal 3 laras general dynamics 20 mm yang mampu menyemburkan 2.000 peluru per menit. Canon ini ditempatkan di sisi kiri kokpit. Lima external station pada bagian under fuselage dan under wing serta dua missile laucher rail pada wing tip untuk membawa semua jenis bom, rudal maupun roket.