Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menyambut
baik dukungan anggaran dari DPR RI. Maklum, TNI memang lagi butuh duit
untuk pengadaan helikopter serbu Apache buatan Amerika Serikat dan
pesawat angkut sedang Hercules C-130 bekas milik Royal Australian Air
Force (RAAF). Apalagi anggaran itu berupa anggaran on top yang dipastikan tidak akan mengganggu kebutuhan anggaran reguler TNI.
"Kemarin memang tengah dipikirkan untuk uang mukanya. Karena
pengadaan (Apache dan Hercules) itu, kan, pengadaan 2014-2017. Kalau DPR
sudah memberi dukungan anggarannya, tentu ini akan lebih baik," ujar
Moeldoko di sela-sela raker di Komisi I DPR RI, Kamis (17/10).
Panglima TNI menjelaskan, instansinya butuh heli serbu Apache itu
minimum enam unit. Sementara pesawat angkut Hercules sebanyak empat
unit.
"Untuk pengadaan Apache, kita perkirakan akan mulai tiba di Tanah Air
pada 2014 mendatang sebanyak dua unit. Sisanya akan menyusul sampai
2017," ujar Moeldoko.
Sebelumnya, anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Golkar yang juga
anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR, Fayakhun Andriadi menjelaskan,
setelah Komisi I menyelesaikan pembahasan anggaran indikatif Kementerian
Pertahanan (Kemenhan) Tahun Anggaran 2014, pembahasan anggaran
selanjutnya dilakukan di Banggar.
"Saat ini pembahasan anggaran Kemenhan di Banggar sudah hampir selesai, tinggal beberapa poin saja," ujar Fayakhun kepada JurnalParlemen Senin (14/10).
Fayakhun menambahkan, secara umum Banggar telah memberikan lampu
hijau untuk anggaran Kemenhan TA 2014 sekitar Rp 83 trilliun. "Dimana
pagu indikatif Kemenhan TA 2014 sebelumnya sebesar 80,497 tiliun,"
ujarnya.
Tidak hanya itu, kata Fayakhun, Banggar juga telah memberikan dukungan untuk ajuan menggunakan anggaran on top sekitar Rp 6 triliun untuk membeli Apache dan Hercules eks RAAF. Itu dilakukan dalam rangka percepatan MEF (Minimum Essential Forces) Kemenhan /TNI TA 2014.