Jumat, 19 Desember 2014

TOPX4-B132: Prototipe Quadcopter UAV dari Dislitbang TNI AD

IMG_20141215_133534
Setelah berhasil meluncurkan Wulung UAV (Unmanned Aerial Vehicle) atau drone dalam wujud pesawat udara, kini TNI kembali bergerak dengan menggarap prototipe drone dalam wujud quadcopter (quadrotor helicopter). Quadcopter dengan penggerak empat rotor baling-baling, mampu bermanuver layaknya helikopter, termasuk melakukan hovering. Debut drone quadcopter ini ditampilkan secara khusus di stand Dinas Penelitian dan Pengembangan (Dislitbang) TNI AD pada Pameran Alutsista TNI AD 2014 di Lapangan Monas (12 – 15 Desember 2014).
Ada beberapa drone quadcopter yang ditampilkan, umumnya dirancang untuk tugas intai dengan kelengkapan kamera digital. Namun, ada prototipe yang paling diunggulkan, yakni TOPX4-B132. Selain dimensinya paling besar, TOPX4-B132 mampu membetot perhatian pengunjung, pasalnya drone ini mampu dipasangi senjata pada bagian bawahnya. Senjata yang dibopong memang masih sebatas pistol sekelas FN kaliber 9 mm dengan jarak tembak efektif 50 meter. Bila kendali drone dilakukan lewat konsol remote control, maka untuk kendali pistol dilakukan lewat kacamata khusus. Lewat kacamata khusus ini, arah bidikan pistol dapat disesuaikan dengan arah gerakan kepala operator. Teknologi ini mengingatkan pada adopsi teknologi IHADSS (Integrated Helmet and Display Sight System) pada helikopter tempur AH-64 Apache.
Untuk keperluan membidik sasaran, pada bagian atas pistol terdapat sinar infra red untuk menjejak posisi sasaran. Kemudian di bagian bawah pistol terdapat lensa kamera untuk menghasilkan visual imaging target ke kacamata si operator.
Pistol dibekali sinar infra red dan lensa kamera.
Pistol dibekali sinar infra red dan lensa kamera.
IMG_20141215_133517
Kacamata bidik.
IMG_20141215_133349
Secara umum, quadcopter ini punya bobot 8,4 kg dengan bobot muatan maksimal 3 kg. Tenaganya disokong dari baterai lithium polymer 6s 2 x 12.000 mAh. Dari kekuatan baterai tersebut, TOPX4-B132 dapat terbang dengan kecepatan maksimal 90 km per jam. Sementara tinggi terbang maksimal sebatas 1.000 meter. Untuk lama terbang, sangat bergantung pada berat beban yang dibawa. Secara teori bisa mengudara 45 menit, namun dengan membawa pistol lama terbang sekitar 20 menitan.
Quadcopter ini dapat dikendalikan lewat konsol remote control, atau bisa juga terbang otomatis dengan automatic waypoint berdasarkan koordinat GPS (Global Positioning System). Sensor yang digunakan selama mengudara adalah akselerometer, gyroscope, kompas, barometer, dan GPS. Dari spesifikasinya, quadcopter ini dapat merekam hingga radius 5 km. Juga dapat membawa dan menjatuhkan benda di koordinat yang dikehendaki.
IMG_20141215_133444
Antena GPS.
Antena GPS.
Beginilah kira-kira operasional operator drone quadcopter.
Beginilah kira-kira aksi operator drone quadcopter.

Untuk bisa operasional, jelas TOPX4-B132 masih butuh banyak penyempurnaan. Kemampuan lama terbang, ketahanan terhadap angin, dan kemampuan angkat beban, menjadi poin penting yang harus ditingkatkan. Secara teori, quadcopter ini hanya mampu menahan terpaan angin 25 km per jam. Kemampuan menahan terpaan angin menjadi isu penting terkait dengan akurasi bidikan pada senjata yang dipasang. Quadcopter TOPX4-B132 merupakan hasil rancangan bersama antara Dislitbang TNI AD dan Universitas Surya. (HANS)

Spesifikasi Quadcopter TOPX4-B132:
  • Panjang : 132 cm
  • Tinggi : 55 cm
  • Bahan frame : Fiber carbon 2 mm
  • Jenis motor : Alumunium Rectangular Hallow
  • Baling-baling : T motor U8 135 KV
  • Berat dengan baterai : 8,4 kg
  • Beban maksimal : 3 kg
  • Lama terbang : 45 menit
  • Pengendali : Remote control dan automatic waypoint
  • Tenaga : lithium polymer 6s 2 x 12.000 mAh
  • Media Data : Kamera foto/video

Tidak ada komentar:

Posting Komentar