Ada seseorang yang sangat dekat dengan Soeharto pada saat kepemimpinan dia di masa Orde Baru. Dialah Mayor Jendral Sudjono Humardani yang merupakan staf pribadi Soeharto yang memegang urusan keuangan dan ekonomi.
Menurut buku biografi Liem Sioe Liong dengan judul ” Liem Sioe Liong’s Salim Group: The Business Pillar of Suharto’s Indonesia” yang ditulis oleh suami-istri Nancy Chng dan Richard Borsuk, Sudjono terkenal dekat dengan Soeharto. Bahkan, hanya dia yang mendapatkan izin masuk ke kamar Soeharto selain Ibu Tien. Selain menjadi staf pribadi Soeharto, Sudjono juga dikenal sebagai dukun yang handal dan merupakan penasihat spiritual Soeharto.
Sangking kuatnya pengaruh Sudjono kepada Soeharto, para jurnalis juga menjulukinya sebagai “Rasputin” Indonesia. Grigori Rasputin adalah ahli mistis dan orang terpercaya keluarga Nicholas II (Kekaisaran terakhir Rusia) pada tahun 1915an.
Sudjono juga merupakan orang yang membawa nama konglomerat Liem Sioe Liong kepada Soeharto sehingga mereka bisa bersahabat lebih erat di masa pemerintahannya.
Pandangan jurnalis asing tentang Sudjono memang unik. Selain menjulukinya sebagai “Rasputin” Indonesia, para jurnalis asing tersebut juga juga memandang Sudjono sebagai orang yang aneh, terutama untuk jurnalis asing yang tidak mengerti konsep mistis Jawa.
Bagaimana tidak? Sudjono sering menyambut tamu dengan kaki telanjang di ruangan yang hanya diterangi oleh cahaya lilin. Salah satu jurnalis pernah menulis: “Dia (Sudjono) pernah menerima duta besar negara Barat di ruangan yang gelap, dengan beberapa barang yang sepertinya mengandung kekuatan gaib menguar di cahaya yang remang-remang; dia mengenakan semacam kostum Jawa dan berjalan-jalan dengan kaki telanjang”.
Salah satu julukan yang diberikan kepada Sudjono adalah “Menteri Urusan Mistis”.
Namun, bila ditilik ke belakang, hubungan antara Soeharto dan Sudjono memang sudah lama terjalin. Keduanya adalah murid spiritual Romo Diyat. Pada suatu waktu, Romo Diyat pernah berpesan kepada Sudjono untuk menjaga Soeharto yang diramalkan akan menjadi orang hebat.
Soeharto sendiri mengecilkan peran Sudjono. Dia membantah menjadikan Sudjono sebagai guru spiritualnya. Menurut Soeharto, ilmunya tak kalah dengan Sudjono. Selama ini dia hanya mendengarkan saja tanpa melaksanakan apa-apa yang disarankan Sudjono.
Hal itu disampaikan Soeharto dalam buku biografinya yang berjudul “Soeharto: My Thoughts, Words and Deeds; An Autobiography”
“Saya mendengar orang-orang mengatakan bahwa dia mengetahui ilmu mistis lebih dari saya, namun Djono dulu sering sungkem ke saya. Dia menganggap saya sebagai senior yang mempunyai lebih banyak mengetahui soal mistis.
Beberapa orang mengatakan ilmu mistis adalah suatu hal yang bisa dipelajari dari guru. Namun, untuk saya, ilmu mistis adalah cara untuk dekat dengan Tuhan Yang Maha Esa. Memang benar Djono sering datang dan bertemu saya membawa buku catatannya. Dia percaya dengan pengajaran spiritual dan dalam kapasitas tersebut, dia sering menasihati saya.
Saya hanya mendengarnya agar dia bahagia, namun tidak saya anggap semua yang dia katakan. Saya menganalisis dan berpikir mengenai hal tersebut apakah masuk akal atau tidak. Jika masuk akal, masuk nalar, maka saya menerimanya. Jika tidak, saya tidak akan mengikuti nasihatnya. Jadi bagi siapa yang berpikir bahwa Djono adalah guru mistis saya, maka dia salah.” (Merdeka)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar