Pemimin Tentara PNG, Brigjen Gilbert Toropo. ©2015 Merdeka.com
Penculikan dua Warga Negara Indonesai oleh militan bersenjata di Papua Nugini berakhir. Dua korban, Sudirman dan Badar, berhasil dibebaskan setelah tentara Papua Nugini menjelajah hingga hutan pendalaman dekat Vanimo.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan, kontak antara tentara PNG dan OPM sebetulnya sudah terjalin sejak beberapa hari lalu. Kamis (17/9) siang waktu setempat, tentara dan militan sepakat bertemu di lokasi rahasia.
“Namun saat tentara PNG sudah di tempat, lokasi di mana mereka janjian, justru pihak penyandera tidak datang,” kata pria akrab disapa Tata itu saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (18/9).
Militer PNG memutuskan menyergap para militan. Pada pukul 19.00 WIB, terjadi pengejaran singkat. Setengah jam kemudian operasi diakhiri. “Kita mendapat laporan dari lapangan, bahwa mereka berhasil mengambil dua WNI kita dengan tidak melakukan kekerasan yang berlebihan,” imbuh Tata.
Indonesia mengapresiasi tindakan cepat yang dilakukan oleh militer PNG. Seandainya militan memenuhi janji bertemu, bisa saja tentara tidak dilibatkan sama sekali. Demikian pula TNI, kata Tata, yang sudah bersiaga di perbatasan akhirnya tidak terlibat dalam operasi pembebasan.
“Dari awal mereka mengedepankan negosiasi dan persuasi untuk bisa membebaskan. Jadi memang dari awal pihak png tentaranya walaupun mereka sudah stanby tapi tidak menggunakan kekerasan,” urainya.
Operasi pembebasan dua WNI itu dipimpin langsung oleh Panglima Angkatan Bersenjata Papua Nugini (PNGDF) Brigadir Jenderal Gilbert Toropo.
Dalam laporan yang dilansir ABC Australia, Toropo mengatakan beberapa perempuan yang terlibat dalam kelompok militan itu menyerahkan dua sandera secara sukarela. “Tidak ada tembakan senjata yang dilepaskan,” ungkapnya.
Mayoritas anggota kelompok penculik itu berhasil kabur. Sudirman dan Badar sekarang telah aman di Konsulat RI Kota Vanimo. Hari ini keduanya sudah dalam perjalanan menuju Kota Jayapura.
Adapun dalam pernyataan sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno L.P
Marsudi mengatakan militan itu adalah kelompok yang selama ini sering
menyuarakan tuduhan adanya pelanggaran HAM di Papua. Tapi Retno tidak
merinci apakah benar penculik adalah bagian dari Organisasi Papua
Merdeka. (Merdeka)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar