Minggu, 05 April 2015

Polri Cek DNA Teroris yang Tewas di Sulteng

 
poso-2

Polri akan mengecek DNA jenazah terduga teroris yang tewas setelah terlibat baku tembak antara Detasemen Khusus 88 Antiteror dengan kelompok teroris Santoso, Jumat (3/4/2015) lalu. “Kita akan cek DNA jenazah yang tertembak di Poso,” ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Rikwanto melalui pesan singkat, Minggu (5/4/2015).
Sejauh ini, lanjut Rikwanto, polisi menduga bahwa jenazah tersebut adalah Sabar Subagyo atau yang lebih dikenal sebagai Daeng Koro. Selama ini Daeng Koro dikenal sebagai tangan kanan gembong teroris paling dicari di Indonesia, Santoso. “Diduga kuat memang Daeng Koro, tapi kan harus ada kepastiannya. Maka itu kita cek DNA-nya,” ujar Rikwanto.
Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror terlibat kontak tembak dengan sejumlah orang tidak dikenal, yang diduga kelompok Santoso, Jumat (3/4/2015). Kontak tembak terjadi sekitar pukul 12.00 Wita di Pegunungan Sakina Jaya, Desa Pangi, Kecamatan Parigi Utara, Kabupaten Parimo, Sulawesi Tengah. Satu orang tewas dalam kontak tembak itu. (Baca: Polri: Densus 88 Kontak Tembak di Sulteng, 1 Orang Tewas)
Peristiwa bermula saat warga melaporkan ada enam orang tak dikenal di rumahnya, usai melaksanakan salat Jumat. Warga itu kemudian melapor ke Markas Polres Parimo. Tim Densus 88 Antiteror langsung melakukan penyisiran ke arah lokasi. Tim melihat ada sekitar 12 orang tak dikenal.
Anggota Densus 88 sempat melakukan tembakan peringatan ke selusin orang tak dikenal itu. Kemudian, terjadi balasan hingga menimbulkan kontak tembak selama satu jam. Kelompok bersenjata tersebut kemudian melarikan diri ke arah pegunungan (Kompas.com).

Kronologi Baku Tembak di Poso Diduga Tewaskan Daeng Koro

poso-3

Baku tembak antara pasukan gabungan dan kelompok bersenjata jaringan Santoso cs terjadi pada 3 April 2015 pukul 15.10 Wita. Pasukan gabungan dari Brimob, Polres Parimo, dan Densus 88 Antiteror yang dipimpin Kapolres Parigi AKBP Novia Jay terlibat baku tembak dengan kelompok bersenjata di Desa Sakina Jaya, Kecamatan Parigi Utara, Kabupaten Parimo, sejak pkl 15.00 Wita.
Baku tembak ini terjadi setelah Asrina, 50 tahun, petani di Desa Pangi, Dusun 1, Kecamatan Parigi Utara, Kabupaten Parigi Moutong, kedatangan sekelompok orang di pondoknya.
Berikut ini kronologi baku tembak yang menewaskan satu orang yang diduga dari gembong teroris Poso, Sabar Subagyo alias Mas Koro Daeng Koro.

Pukul 08.00 Wita
Saat berkebun, Asrina didatangi enam orang bersenjata untuk meminta makan. Sementara ibu Asrina memasak makanan, enam orang bersenjata itu membantu membersihkan kebun.

Pukul 10.15 Wita
Ulman, suami Asrina, menyusul ke kebun setelah mengurus ternak sapi. Sebelum sampai di pondok, Ulman melihat jejak sepatu. Karena merasa curiga, ia lalu melihat keadaan pondoknya. Ulam melihat orang tak dikenal memakai sorban. Ia kemudian lari turun menemui warga untuk menjelaskan keadaan di pondoknya.

Pukul 11.10 Wita
Aparat kepolisian langsung bergerak menuju pondok untuk mengecek laporan tentang keberadaan kelompok bersenjata. Polisi kemudian mengepung pondok itu.

Pukul 15.10 Wita
Aparat kepolisian melakukan penyergapan, dan kelompok bersenjata melakukan perlawanan.

Pukul 16.30 Wita
Terdengar suara ledakan di sekitar pondok sampai pukul 17.30 Wita. Baku tembah masih terjadi.

Pukul 17.35 Wita
Kapolda tiba di pondok pukul 19.30 Wita. Pasukan dari satuan Brimob tiba di sekitar pondok untuk membantu serta melakukan penyisiran. Mereka menemukan seorang korban tewas yang diduga Sabar Subagyo alias Mas Koro Daeng Koro. Pasukan terus memburu kelompok lain yang berhasil melarikan diri. (Temp0.co).

H&K MP5SD-2: Senjata Serbu Kopassus dalam Operasi Woyla

1
Saat ini boleh dikata setiap unit pasukan elit TNI mengandalkan jenis SMG (Sub Machine Gun) MP5 buatan Heckler & Koch, Jerman, utamanya untuk melaksanakan raid dan peperangan jarak dekat. Tapi harus diakui, bahwa hadirnya MP (MaschinenPistole) 5 di militer Indonesia tak lepas dari sepak terjang Kopassus (Komando Pasukan Khusus), terkhusus pada aksi Sat-81 Gultor. Lewat insiden pembajakan pesawat DC-9 “Woyla”Garuda Indonesia di bandara internasional Don Muang, Bangkok, Thailand pada Maret 1981, debut MP5 mampu menorehkan tintas emas bersama aksi heroik prajurit Korps Baret Merah.
Karena digunakan cukup masif di berbagai satuan elit, varian MP5 yang beredar di TNI lumayan banyak ragamnya. Dan uniknya, MP5 yang digunakan TNI tak semuanya buatan Jerman, ada yang merupakan produksi Turki, Pakistan, dan Libya. Bagi pasukan elit, MP5 sangat lekat, selain kemudahan dalam penggunaan, bongkar pasang untuk penambahan pernak perniknya pun cukup banyak variasinya. Salah satu yang jadi andalan MP5 adalah kemampuan peredam, guna kepentingan penyerbuan secara senyap. MP5 punya dua opsi untuk peredam, pertama dengan peredem terintegrasi , dan kedua, peredam pada bayonet mount (bayonet lug) yang bisa dilepas pasang.
MP5SD-2
MP5SD-2
5
Dalam aksi pembebasan pesawat Woyla Garuda, Kopassus untuk pertama kalinya menjajal kebolehan MP5, dan mengingat kebutuhan operasi saat itu, yang digunakan adalah MP5 dengan dukungan peredam, salah satunya varian MP5SD (Schall Dampfer – peredam suara)-2. Mengutip dari buku “Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando – Sintong Panjaitan” karya Hendro Subroto, disebutkan menjelang operasi pembebasan ada lima pucuk MP5SD-2 yang diimpor langsung dari Jerman, dibeli langsung lewat jalur pribadi oleh Letjend Benny Moerdani.
Benny Moerdani yang kala itu menjabat Asintel Hankam/Asintel Kopkamtib mendatangkan MP5 karena terinspirasi keberhasilan SAS yang menggunakan MP5 dalam operasi Nimrod pada tahun 1980. Sebelumnya MP5 juga naik pamornya saat digunakan pasukan anti teror Jerman GSG-9 dalam operasi pembebasan pesawat Lufthansa di Mogadishu, Somalia. Dalam tempo yang relative singkat, unit anti teror Kopassus harus menguasai MP5 yang saat itu terbilang barang baru.
2
Ada yang menarik dalam persiapan operasi, saat uji coba, Sintong Panjaitan dan anak buahnya diberi kesempatan menembakkan MP5SD-2 ke sebuah tanggul. Ternyata seluruh tembakan itu macet. Mendengar perkembangan tersebut, Benny Moerdani sangat terkejut. Boleh jadi peluru low velocity kaliber 9 mm tidak cocok disimpan terlalu lama di tempat berkelembaban tinggi. Atau, peluru yang dibagikan sudah kadaluwarsa. Kemudian digunakan peluru low velocity yang di datangkan dari Jerman Barat.Dan dengan peluru yang paling baru, peluru dapat meluncur dan meletus dengan sempurna. Begitu juga saat hari H, salah satu pembajak tewas lewat terjangan proyektil dari MP5SD-2 Kopassus.

MP5SD-2
Dilihat dari label yang diberikan pihak vendor, SD adalah varian MP5 yang dilengkapi peredam terintegrasi. Status peredam teritengrasi sama dengan yang disandang SMG buatan Korea Selatan Daewoo K7. MP5SD hadir dalam pilihan popor tarik dan popor tetap. Varian ini mulai hadir pada tahun 1974. MP5SD-2 adalah sub varian yang mengusung jenis popor tetap.

Sat-81 Gultor Kopassus dengan beberapa varian MP5. Perhatikan posisi pasukan paling kiri menyandang MP5SD-2.
Sat-81 Gultor Kopassus dengan beberapa varian MP5. Perhatikan posisi pasukan paling kiri menyandang MP5SD-2.
Prajurit DenJaka Marinir TNI AL juga menggunakan MP5SD.
Prajurit DenJaka Marinir TNI AL juga menggunakan MP5SD.
Generasi terbaru yang juga digunakan Kopassus, MP5SD-6
Generasi terbaru yang juga digunakan Kopassus, MP5SD-6

Varian MP5SD dengan peredam dapat melontarkan 700 proyektil per menit. Kecepatan luncur proyetil menuju sasaran mencapai 285 meter per detik, dengan jarak tembak efektif 100 meter. Amunisi dapat dikemas dalam magasin 15 atau 30 peluru. Dalam penggunaan, MP5SD-2 punya tiga pilihan mode, yakni safe, semi auto, dan full auto. Senjata yang bekerja dengan pola operasi delayed roller locked bolt ini dapat dipasangi aneka alat bantu bidik, selain secara standar menggunakan iron sight. Kopassus kini telah menggunakan varian terbaru dari MP5SD, yakni MP5SD-6, dimana dalam satu menit bisa terlontar 800 proyektil, varian terbaru ini menggunakan popor tarik. (Sam)

Spesifikasi MP5SD-2
– Asal : Jerman
– Pabrik : Heckler & Koch
– Kaliber : 9 mm x 19
– Modes of fire : 0 – 1 -3 – full auto
– Kecepatan tembak : 700 peluru per menit
– Kecepatan proyektil : 285 meter per detik
– Jarak tembak efektif : 100 meter
– Magasin : 15 atau 30 peluru
– Pembidik : iron sight

Sabtu, 04 April 2015

Dapat info makam Hitler di dekat pusara Bung Tomo, Risma bingung

Adolf Hitler (ist)

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengaku bingung menerima informasi kalau pendiri Partai NAZI, Adolf Hitler dimakamkan di Surabaya, Jawa Timur. Tepatnya, di Kompleks Pemakaman Umum (TPU) Nagel.
Makam tokoh diktator asal Jerman di masa Perang Dunia II itu disebut-sebut berada di sebelah barat pusara Soetomo, atau Bung Tomo, tokoh Perang 10 November 1945 di Surabaya.
Kata Risma, di pusara, yang diduga tempat persemayaman Hitler itu, tertulis nama dokter Pooh asal Jerman, yang setelah ditelusuri adalah dokter yang pernah bertugas di RSUD dr Sutomo Surabaya.
Wali kota perempuan pertama di Kota Pahlawan ini mengaku, menerima informasi keberadaan yang disinyalir milik Hitler itu, dari seseorang yang dipanggilnya dengan Cak Nun.
“Ada yang ngasih tahu saya, tepatnya orang itu adalah Cak Nun. Cak Nun itu yang ngasih tahu apa ada dokter asal Jerman yang meninggal dan dimakamkan di Ngagel?,” kata Risma di sela menghadiri acara HUT ke 9 salah satu media online di Surabaya, Rabu (1/4).
Ya kalau betul itu memang makamnya Hitler, lanjut Risma, ya berarti dia hanya mengganti namanya saja (dr Pooh). “Setalah dapat informasi itu, kita langsung cari tahu dengan mendatangi langsung lokasi dan mencari makamnya. Ternyata memang ada. Dia itu dokter di rumah sakit dokter Sutomo. Di situ ditulis dengan nama dr Pooh,” sambungnya.
Terkait kebenaran makam Hitler di Ngagel itu, Risma tidak berani memastikannya. “Kalau soal data atau catatan kematian makam itu, kita sudah ada, tapi belum kita teliti, apa benar itu makam Hitler atau memang makam dokter Pooh asal Jerman,” tandasnya.
<!–nextpage–>
Kematian tokoh bergelar Fuhrer und Reichskanzler itu, memang sampai saat ini masih misteri. Ada yang menyebut Hitler tewas bunuh diri dalam bangker di Berlin, Jerman pada 30 April 1945, ada juga yang mengatakan dia meninggal di Argentina, ada pula yang menyebut Brasil, dan di Amerika Selatan.
Hitler sendiri, pada masa Perang Dunia II dikenal sebagai politisi Jerman dan Ketua Partai NAZI atau Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei (NSDAP dalam Bahasa Jerman), Partai Pekerja Jerman Sosialis Nasional.
Politisi kelahiran Austria ini, pernah menjabat Kanselir Jerman pada 1933 sampai 1945 dan menjadi diktator Jerman dengan bergelar Fuhrer und Reichskanzler sejak Tahun 1934 sampai 1945. Hitler menjadi tokoh utama NAZI, Perang Dunia II di Eropa, dan Holocaust.
Hitler adalah veteran Perang Dunia I dengan banyak gelar. Ia bergabung dengan Partai Pekerja Jerman (pendahulu NSDAP) pada tahun 1919, dan menjadi ketua NSDAP tahun 1921. Tahun 1923, ia melancarkan kudeta di Munich yang dikenal dengan peristiwa Beer Hall Putsch. Kudeta yang gagal tersebut berujung dengan ditahannya Hitler.
Di penjara, Hitler menulis memoarnya, Mein Kampf (perjuanganku). Setelah bebas Tahun 1924, Hitler mendapat dukungan rakyat dengan mengecam Perjanjian Versailles dan menjunjung Pan-Jermanisme, antisemitisme, dan anti-komunisme melalui pidatonya yang karismatik dan propaganda Nazi.
Setelah ditunjuk sebagai kanselir pada tahun 1933, ia mengubah Republik Weimar menjadi Reich Ketiga, sebuah kediktatoran satu partai yang didasarkan pada ideologi Nazisme yang totalitarian dan otokratik. (Merdeka)

Lanud Atang Sendjaja Siap Dijadikan Lokasi Wisata Edukasi Dirgantara

Ilustrasi (ist)

Komandan Pangkalan Udara Atang Sendjaja, Marsma TNI Dedy Permadi mengatakan, masyarakat yang ingin berwisata edukasi kedirgantaraan bisa datang ke Lanud Atang Sendjaja di Bogor, Jawa Barat.
“Di sini masyarakat bisa berwisata sambil belajar mengenal pesawat terbang milik TNI AU dan mendapatkan pembinaan potensi dirgantara,” kata Komandan Lanud ATS Marsma TNI Dedy Permadi di Kemang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (3/4/2015).
Ia mengatakan, selain mendapatkan wisata edukasi tentang kedirgantaraan, masyarakat juga bisa menyalurkan hobi di lapangan olah raga. Serta bagi masyarakat yang mempunyai hobi burung berkicau, Lanud ATS Bogor telah menyiapkan lapangan untuk pameran burung berkicau.
“Masyarakat bukan hanya bisa mengenal jenis burung tetapi pertandingan burung berkicau bisa menciptakan ekonomi kreatif,” kata dia.
Ia mengatakan, selama fasilitas yang dimiliki Lanud ATS Bogor digunakan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, Lanud ATS akan terus memberikan dukungan.
“Jadi jangan takut ke Lanud ATS. Karena Lanud ATS bukan milik TNI AU tetapi milik rakyat,” ujarnya.
Ia mengatakan, inilah ciri utama TNI AU sebagai bagian dari perwujudan TNI manunggal rakyat. Lanud ATS akan bekerjasama denga Pemerintah Kabupaten Bogor menciptakan desa wisata dan UKM yang menjadi program pemerintah pusat dalam meningkatkan perekonomian rakyat.
“Kalau sudah kenal seperti ini, silahturami antara TNI dan masyarakat akan terjalin dengan baik,” katanya.
Semua fasilitas milik Lanud ATS Bogor bisa dimanfaatkan oleh masyarakat yang penting untuk kesejahteran masyarakat serta memberi rasa aman dan nyaman.
Sementara itu, Wahyu Country, panitia pameran burung berkicau mengaku sangat berterima kasih kepada Lanud ATS Bogor yang telah menfasilitasi pameran dan lomba burung berkicau. Lanud ATS manunggal rakyat itu terbukti ternyata fasilitas milik negara bisa dinikmati oleh rakyat. “Jadi untuk wisata tidak usah pergi jauh cukup datang ke Lanud ATS karena ada,” kata dia.
Heru, pemilik obat pembasmi kutu burung berlogo A55 AGOGO berhasil mengambil kesempatan untuk mengembangkan usaha kecil menengah. Terbukti, obat kutu berkualitas baik sangat diminati penghoby burung berkicau.
“Terima kasih ATS telah memberikan ruang gerak kepadasaya untuk meningkatkan perekonomian keluarga,” ucap Heru.(kompas)

Kelompok bersenjata Poso sempat memaksa warga memasak

Kelompok bersenjata Poso sempat memaksa warga memasak
Pencarian Teroris Dua Regu Pasukan Brimob bersenjata lengkap melakukan pengejaran terhadap terduga kelompok sipil bersenjata di sekitar gunung Patingkea desa Tamadue, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Senin (29/12). (ANTARA FOTO/Zainuddin MN) ()
 
Kelompok sipil bersenjata Poso yang terlibat kontak tembak dengan polisi di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Jumat (3/4), sempat menyandera seorang wanita dan memaksanya untuk memasak.

Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah AKBP Hari Suprapto di Palu, Sabtu, mengatakan kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 10.00 WITA, sesuai penuturan saksi yang melaporkan hal itu ke aparat terdekat.

Kelompok bersenjata yang berjumlah 12 orang tersebut diduga melarikan diri dari kejaran aparat gabungan di wilayah hutan di Kabupaten Poso.

Setelah beberapa hari dalam pelarian, kelompok bersenjata yang diduga kehabisan perbekalan makanan itu mencari makanan di rumah warga yang berada di sekitar hutan yang dilalui.

Keberadaan mereka tercium aparat, setelah warga melaporkan adanya orang tak dikenal sambil menenteng beberapa pucuk senjata api.

Akhirnya, pada sekitar pukul 14.30 Wita, aparat Polres Parigi Moutong dan tim Densus 88 Antiteror tiba di lokasi.

Polisi awalnya meminta segerombolan orang asing tersebut untuk menyerahkan diri namun dibalas dengan tembakan dan lemparan bom rakitan.

Kontak tembak akhirnya terjadi dalam waktu sekitar 45 menit, dan menewaskan satu orang dari kelompok bersenjata.

Kelompok bersenjata tersebut akhirnya melarikan diri ke tengah hutan. Diduga ada beberapa orang dari kelompok bersenjata yang terluka akibat baku tembak itu.

Saat ini jenazah korban penembakan sudah dievakuasi di RS Bhayangkara Palu yang berjarak sekitar 120 km dari lokasi baku tembak.

Polisi memastikan hanya satu korban tewas dalam kejadian itu, dan kini petugas mengejar kelompok teroris yang dipimpin Santoso itu.

Dalam kejadian itu, polisi mengamankan senjata api organik jenis M16 dan sebuah senjata rakitan berikut amunisinya.
 

Santoso terus diburu, Polisi temukan M16

Santoso terus diburu, Polisi temukan M16
Pencarian Teroris Dua Regu Pasukan Brimob bersenjata lengkap melakukan pengejaran terhadap terduga kelompok sipil bersenjata di sekitar gunung Patingkea desa Tamadue, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Seniin (29/12). Mereka melakukan penyisiran guna mencari persembunyian kelompok Santoso cs yang sebelumnya telah menembak mati seorang warga sipil pencari Damar yakni, Garataudu (51) dan menyandera Harun Tobimbi (39) atas laporan saksi mata Viktor Polaba (32) yang berhasil melarikan diri saat kejadian tersebut. (ANTARA FOTO/Zainuddin MN) ()
 
Polisi menemukan dua senjata api laras panjang jenis M16 dan sebuah senapan rakitan di lokasi baku tembak antara polisi dan kelompok bersenjata di Pegunungan Sakina Jaya, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Jumat (3/4), yang menewaskan satu orang.

Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigjen Pol Idham Azis yang dihubungi dari Palu, Sabtu, mengatakan senjata tersebut diduga kuat milik komplotan sipil bersenjata yang dipimpin Santoso.

Pasukan polisi saat ini terus mengejar kelompok Santoso yang jumlah diperkirakan 12 orang.

Belasan orang itu terendus aparat berkat laporan masyarakat yang melihat sejumlah orang asing sedang berada di gubuk milik petani.

Warga tersebut kemudian lapor ke polisi, dan selanjutnya dilakukan pengejaran. Polisi awalnya meminta segerombolan orang asing tersebut untuk menyerahkan diri namun dibalas dengan tembakan dan lemparan bom rakitan.

Kontak tembak akhirnya terjadi dalam waktu sekitar 45 menit, dan menewaskan satu orang dari kelompok bersenjata.

Kelompok bersenjata tersebut akhirnya melarikan diri ke tengah hutan. Diduga ada beberapa orang dari kelompok bersenjata yang terluka akibat baku tembak itu.

Saat ini jenazah korban penembakan sudah dievakuasi di RS Bhayangkara Palu yang berjarak sekitar 120 km dari lokasi baku tembak.

Saat ini sekitar 700 personel Brimob Kelapa Dua Mabes Polri masih berada di wilayah Sulawesi Tengah untuk membantu menangkap Santoso dan anak buahnya.

Sementara ribuan pasukan TNI juga masih menggelar latihan perang di sekitar Gunung Biru, Kabupaten Poso, yang diduga kuat adalah lokasi persembunyian Santoso dan kawanannya.

Akibat latihan perang tersebut, kelompok sipil bersenjata itu melarikan diri masuk hutan di wilayah Parigi Moutong hingga terendus aparat.
 

Jumat, 03 April 2015

Ini Dia Momen Saat Peluru Pasukan Kopassus Habisi 5 Pembajak Pesawat

Kopassus
Operasi pembebasan sandera DC-9 Woyla mengangkat nama Kopassus TNI AD ke jajaran pasukan elite dunia. Saat itu sebenarnya TNI belum punya pasukan khusus yang benar-benar siap untuk misi antiteror. Namun terbukti mereka mampu menjalankan tugas dengan baik.
Tak ada satu pun sandera yang terluka dalam misi ini. Lima orang pembajak berhasil ditembak mati. Keseluruhan operasi tanggal 31 Maret 1981 ini hanya berlangsung tiga menit.
Keberhasilan ini membuat dunia terperangah. Mereka tak menyangka pasukan Indonesia bisa melakukan operasi khusus yang selama ini baru dilakukan militer negara maju.
Sebenarnya tak cuma pihak asing yang ragu. Kepala Operasi Pembebasan Sandera Letjen Benny Moerdani pun memperkirakan keberhasilan timnya 50:50.
Satu hal yang terungkap, Benny ternyata sudah menyiapkan 17 peti mati dalam operasi itu. Hal itu sesuai dengan perkiraan Benny bakal jatuh banyak korban dalam misi pembebasan sandera.
“Ternyata perkiraan ini meleset, karena seusai operasi penanggulangan teror, hanya diperlukan lima peti jenazah bagi pembajak,” kata Letkol Sintong Panjaitan yang memimpin operasi tersebut.
Sintong Panjaitan menceritakan peristiwa tersebut dalam buku biografinya, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando. Buku ini ditulis Hendro Subroto dan diterbitkan Penerbit Buku Kompas tahun 2009.
Lima pembajak yang ditembak adalah Abdullah Mulyono, Wendy Mohammad Zein, Zulfikar, Mahrizal dan Abu Sofyan.
Dalam operasi tersebut, Abdullah Mulyono sempat berusaha merebut senjata tim penyerbu. Namun dia ditendang keluar dan tergelicir lewat peluncur. Mulyono segera ditembak sub tim yang berjaga di bawah hidung pesawat.
Sementara itu Wendy Mohammad Zein ditembak di dekat pintu darurat. Pembajak lainnya, Zulfikar, berusaha melarikan diri lewat sayap pesawat. Namun dia dipergoki dan tewas dihantam peluru M-16 tim yang berjaga di luar pesawat.
Perlawanan paling seru diberikan Mahrizal, dia sempat menembak jatuh anggota tim antiteror Capa Ahmad Kirang. Tembakan itu melukai perut bawah Kirang. Mahrizal juga menembak seorang lainnya, namun mengenai rompi anti peluru. Pasukan Komando segera membalas dengan tembakan senapan MP5 hingga Mahrizal tewas di dekat Pramugari.
Satu yang terakhir, Abu Sofyan, berniat meloloskan diri. Dia ikut turun bersama para penumpang yang dievakuasi keluar pesawat. Namun seorang penumpang mengenali Abu Sofyan dan berteriak.
Abu Sofyan berlari menjauhi pesawat. Namun dengan sigap pasukan antiteror segera menembaknya. Dia tewas seketika.
Keberhasilan misi itu diwarnai duka. Capa Ahmad Kirang dan Kapten pilot Herman Rante yang tertembak tewas beberapa hari kemudian di rumah sakit. Keduanya dimakamkan di Taman Pahlawan Nasional. Kopassus mendirikan monumen Ahmad Kirang di Markas Sat-81 Gultor Cijantung.(merdeka)