Jumat, 21 November 2014

Kontra Intelijen Perang Cyber & Proxy -Sticky

image
Seiring dengan pesatnya teknologi informasi, aliran data strategis harus diwaspadai dengan hadirnya aplikasi gratis yang begitu mudah bagi pengguna untuk memberikan data strategis miliknya, tanpa disadari. Era perang proxy menuntut kejelian intelijen untuk menutup celah-celah tersebut.

1. Informasi Geospasial/Topografi
Tawaran aplikasi sketchup dengan sayembara membuat 3D gedung-gedung kota-kota di dunia digenerate dari gambar citra satelit perlu diwaspadai. Dengan data geospasial tersebut, pihak tertentu dengan mudah merencanakan dan mengenal medan perkotaan maupun perbukitan, melakukan measurement logistic route, heavy vehicle movement dan sebagainya, dalam perang kota maupun perang di medan perbukitan, dengan mencari bunker/shelter alusista dengan cara memasukkan string bentuk spesifik senjata tersebut terhadap hasil citra satelit.
image
2. Data Pribadi
Data pribadi yang dapat diakses melalui smartphone dan media social memungkinkan untuk dipakai sebagai raw data analisis:
1. Potensi kekuatan ekonomi
2. Psikologi sosial
3. Pertahanan
4. Hak-hak intelektual & blue print
5. Penyadapan tokoh-tokoh penting; perlu diwaspadai penyadapan kepada ahli-ahli teknologi pertahanan (PT.DI, PAL, LAPAN, KFX-IFX). Data-data yang diperoleh dari media social, dengan mudah diubah menjadi angka-angka statistic dan diagram kesimpulan.
 *Kiriman dari I Azhar, sebagai bahan diskusi.

SKATEK 042 LANUD IWJ, MAMPU RAWAT T-50i Golden Eagle


http://www.lanud-iswahjudi.mil.id/galeri/img_gambar/159976.jpg
Para teknisi Skatek 042 Lanud Iswahjudi sedang melaksanakan pemeliharaan pesawat T-50i Golden Eagle
Pen Lanud Iwj, Magetan (20/11/14). Skadron Teknik 042 Lanud Iswahjudi mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pembinaan pemeliharaan alut sista serta komponen-komponennya, terkait hal tersebut Skatek 042 Lanud Iwj yang saat ini dikomandani Letkol Tek Ahmad Khaidir, telah mampu melaksanakan pemeliharaan pesawat T-50i Golden Eagle, Kamis (20/11/14).
Seiring berjalannya waktu pesawat T-50i Golden Eagle, TT 5001 sudah mencapai 200 jam terbang sehingga perlu melaksanakan pemeliharaan Phase Inspection di Skatek 042 Lanud Iswahjudi. Dalam melaksanakan pemeliharaan pesawat T-50i Golden Eagle, ditangani langsung oleh teknisi dari Skatek 042 yang telah melaksanakan trainning dalam mendukung pemeliharaan pesawat T-50i Golden Eagle.
Perlu diketahui bahwa Pesawat T-50i Golden Eagle, merupakan alutsista terbaru TNI Angkatan Udara, dalam hal perawatan diperlukan tranfer teknologi dari negara asalnya yaitu Korea Selatan. Untuk itu para teknisi TNI Angkatan Udara dikirim ke Korea guna menyerap ilmu tentang perawatan pesawat T-50i Golden Eagle.
Kita patut berbangga, berkat kerja keras dan keuletan serta terbatasnya waktu saat menyerap/ tranfer teknologi pesawat T-50i Golden Eagle, para teknisi Skatek 042 Lanud Iswahjudi, telah mampu melaksanakan pemeliharaan secara mandiri, tanpa teknisi dari Korea selatan.

Lanud IWJ

—————————————————————————————————————————————————————————

LANUD ISWAHJUDI ADAKAN LATIHAN PENEMBAKAN AIR TO GROUND


http://www.lanud-iswahjudi.mil.id/galeri/img_gambar/868778.jpg
Personel Armament dari Skadron Udara 15 sedang melakukan pemasangan bom latih asap BDU 33, di Shelter Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi

Untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme menembak dari udara ke darat (Air to Ground), Penerbang Lanud Iswahjudi mengadakan latihan ketepatan menembak selama empat hari mulai tanggal 17 sampai dengan 20 November 2014 di AWR Pulung, Ponorogo, Rabu (19/11/14).
Dalam latihan penembakan ini, Lanud Iswahjudi melibatkan pesawat tempur T-50i Golden Eagle dari Skadron Udara 15 yang dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 15 Letkol Pnb Marda Sarjono. Pesawat tersebut bombing menggunakan bom latih asap BDU 33 serta peluru 20 mm, dengan sasaran berupa lingkaran sedang target berupa layar.
Dengan latihan penembakan diharapkan para penerbang tempur Lanud Iswahjudi akan semakin profesional dalam menembak dari udara ke darat, yakni mampu menembak sasaran dengan tepat.
Hal tersebut merupakan latihan profisiensi rutin yang dilaksanakan secara berkala dengan melibatkan seluruh penerbang tempur.

Lantern Iron 15 Yontaifib Marinir

Latihan Bersama Lantern Iron 15
Latihan Bersama Lantern Iron 15

Komandan Pasmar-2 Brigadir Jenderal TNI (Mar) Denny Kurniadi mewakili Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Laut (Asops Kasal) Laksamana Muda TNI Arief Rudianto membuka Latihan Bersama Lantern Iron 15. 2441, tahun 2014, di Pusat latihan Tempur (Puslatpur) Antralina, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (19/11/2014).
Dalam amanat Asops Kasal yang dibacakan Danpasmar-2 menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan latihan bersama antara Indonesia dan Amerika serikat yang dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuaan dan kemampuan teknik maupun taktik operasi khusus, baik aspek darat maupun aspek laut bagi personel Batalyon Intai Amfibi (Yontaifib) Korps Marinir.
“Sebagaimana kita ketahui bersama, dengan mencermati perkembangan situasi keamanan global dunia saat ini yang semakin kompleks dengan munculnya berbagai ancaman dari Negara mana saja dan dengan sasaran lintas negara, sehingga mendorong pemikiran negara-negara untuk menjalin kerjasama keamanan guna mengatasi hal tersebut”, ungkapnya.
Seluruh peserta latihan diminta membangun rasa saling menghormati dan selalu menjalin hubungan baik berdasarkan rasa persaudaraan prajurit Korps Marinir. “Saya yakin dan percaya, sumbangsih dan kerja keras saudara selama melaksanakan latihan ini akan meningkatkan hubungan baik antar kedua negara”, tegas Asops Kasal mengakhiri amanatnya.
Hadir pada acara tersebut Asintel Dankormar Kolonel Marinir Imam Sopinggi, Asops Kaspasmar-2 Kolonel Marinir Sugiyanto, S.Sos., Danpuslatpur Antralina Letkol Marinir Manurung, Paban Sops Kasal Mayor Mar Busro, serta jajaran Muspika Kabupaten Sukabumi.
Sedikitnya 97 prajurit gabungan Yontaifib Korps Marinir dan U.S Marsoc di bawah pimpinan Komandan Satuan Tugas Latihan Danyon Taifib-2 Mar Mayor Marinir Samson Sitohang akan melaksanakan latihan bersama dengan sandi Lantern Iron 15. 2441, di Puslatpur Antralina, pelabuhan Ratu dan sekitarnya. Adapun materi latihan yang akan berlangsung dari tanggal 19 November hingga 19 Desember 2014 ini meliputi operasi darat dan operasi laut. 

(Dispen Kormar).

Tank Leopard Revolution Yonkav-8

MBT Leopard Revo RI
MBT Leopard Revo RI

Indonesia telah memiliki tank kelas berat Leopard 2A4, namun untuk menambah kekuatan, Indonesia juga memesan tank Leopard dengan spesifikasi lebih canggih yang disebut Leopard Revolution Indonesia.
“Leopard II Revolution Indonesia memang teknologinya di atas tipe 2A4 tapi tidak bisa di-upgrade lagi. Yang tipe 2A4 masih bisa di-upgrade,” kata Komandan Batalion Kavaleri 8/2 Tank Mayor Kavaleri Valian Wicaksono di kantornya, Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (20/11/2014).
Struktur cangkang luar tank ini menyerupai tank-tank siluman. “Nantinya akan ada 41 unit Leopard II Revolution Indonesia,” ujar Mayor Valian.
Kelebihan tank ini ada pada sistem kanonnya yang mampu mendeteksi musuh dan kawan secara otomatis. Kemudian moncong kanon kaliber 120 mm dapat mengunci musuh bahkan mengikuti suhu panas kendaraan tempur musuh.
“Identifikasi friend or foe itu semacam radar, jadi sudah terintegrasi bisa membaca kedudukan kawan dan musuh. Ada night visionnya juga heat lock,”.
Kelebihan teknologi ini membuat tank Leopard II RI memiliki kecepatan bidik melebihi tank-tank lainnya. Prajurit di dalam kubah kanon hanya tinggal mengarahkan binokular ke arah kendaraan tempur musuh dan kanon pun mengikutinya. Akan tetapi, tank Leopard II RI baru digunakan pada tahun depan karena masih dalam proses pengerjaan.
Mayor Valian menyatakan kemampuan tempur tank Leopard canggih itu di atas kemampuan tank Leopard Singapura. “Untuk saat ini, kemampuan Leopard II RI di atas tank Leopard yang digunakan Singapura,”.
Spesifikasi lainnya dari tank Leopard II RI tidak disebutkan oleh Valian. Pada dasarnya, kemampuan tank 62 ton canggih itu tak akan jauh berbeda dengan tank Leopard tipe 2A4 seperti mampu menembakan kaliber 120 mm hingga 125 mm dengan jarak efektif 4 Km.
“Ditunjang sistem keseimbangan pada turret sehingga menembak sasaran bisa sambil bergerak, dilengkapi automatic firing control system dan balistic computer untuk meningkatkan kecepatan dan akurasi tembakan,”.
Tank Leopard memiliki 4 awak yang terdiri dari komandan kendaraan yaitu seorang perwira, pengemudi, gunner dan loader. Setiap awak mendapatkan pelatihan untuk 4 posisi tersebut sehingga jika kehilangan satu posisi, Leopard tidak ‘pincang’.
“Kapasitas 47.000 cc, RPM 2.600/min dengan tenaga kuda 1.497 hp. Mengarung (berjalan di bawah air) tanpa persiapan hingga kedalaman 1,2 meter, dengan snorkel bisa mencapai kedalaman 4 meter,”.
Kecepatan maksimum Leopard mencapai 68 Km/jam untuk maju, jika mundur maka bisa mencapai 31 Km/jam. Dengan kapasitas BBM sebanyak 1.160 liter, Leopard bisa mengarungi daratan ratusan kilometer jauhnya.
“Kecepatan berputar kubahnya 360 derajat itu 9 detik, dengan persenjataan Rheinmetall 120 mm smoothbore gun L/44 dan 2 senjata mesin GPMG. Kekuatan seluruhnya di Yonkav 8/2 Tank, ada 41 unit Leopard, 19 tank support seperti komando, jembatan, recovery, engineer vehicle dan logistik,”.
Dengan keberadaan Leopard ini, bagi Valian, Indonesia mendapatkan 3 keuntungan. Keuntungan itu berupa keuntungan politis untuk keseimbangan kekuatan, keuntungan untuk mewujudkan efek penggentar dan meningkatkan posisi tawar serta wibawa bangsa Indonesia di dunia internasional.
“Di blok NATO ada 4 varian yang desainnya hampir mirip yakni Leopard II, Abrams, Challenger dan? Leclerc. 4 Varian ini hanya bisa diimbangi oleh tanknya Israel Merkava, tapi nggak mungkin menghadapi NATO kayaknya,”
?”Kalau Rusia, dia memang menang kemampuan bajanya yang sampai saat ini baja Rusia masih yang paling baik. Tapi Leopard menggunakan explosive reactive armor dengan ceramic add on plate dan composive protection sehingga mampu menahan hingga kaliber 40 mm,” tutup Mayor Valian. 

Kamis, 20 November 2014

Palu, Cikal Pusat Kekuatan Kapal Selam RI

 Rusia pamerkan mock up kapal selam dalam Indo Defence 2014 di Jakarta
Rusia pamerkan mock up kapal selam dalam Indo Defence 2014 di Jakarta

Letaknya yang strategis dan diapit teluk-teluk dalam, Kota Palu dicanangkan menjadi Kota Pangkalan Kapal Selam Indonesia, sejak era Presiden RI pertama, Bung Karno. Ketika itu, Indonesia memesan 12 kapal selam dari Uni Soviet.
Menurut Sumarkidjo Atmadji dalam buku Mission Acomplish, Teluk Palu yang dahulu dikenal dengan sebutan Teluk Peleng, merupakan tempat berlabuhnya empat kapal selam Indonesia dari Uni Soviet untuk menjalankan operasi Trikora, membebaskan Irian Barat dari Belanda.
Keempat kapal selam itu ialah KRI Cakra, KRI Nanggala, KRI Bramasta, dan KRI Tjandrasa. Namun, keberadaan Teluk Palu memang tidak pernah tercatat dalam buku sejarah. Rencana sejak zaman Bung Karno itu kembali diteruskan oleh TNI AL saat ini.
Sejak awal 2012, pembangunan pangkalan khusus kapal selam di Teluk Palu telah dimulai dan tahun 2013, pembangunan mencapai 90 persen. Dari hasil pembangunan itu, dua kapal selam Indonesia sudah bisa dirapatkan di sana.
Sementara itu, Kasal Laksamana TNI Marsetio, menuturkan, sebanyak 12 kapal selam akan didatangkan ke Indonesia dari Korea Selatan. Dalam program itu, setengahnya dikerjakan di Indonesia.
Pangkalan kapal selam TNI AL berada di lahan seluas 13 hektar di Kelurahan Watusampu, Kota Palu, itu sangat strategis untuk pengamanan wilayah NKRI, terutama Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II Selat Makassar hingga ke perbatasan dengan negara tetangga Malaysia di Laut Sulawesi.
Miniatur Poros Maritim
Rencana itu tentunya membuat bangga masyarakat Palu. Kota mereka akan menjadi pusat kekuatan kapal selam Indonesia. Ketua Lembaga Kajian Maritim dan Perikanan Universitas Al-Khairat Palu, Gafur, mengungkapkan keunggulan Palu sebagai basis pertahanan laut.
“Palu sangat cocok sebagai tempat pangkalan kapal selam, karena memliki teluk yang dalam dan terselubung, dan berada di beberapa palung dan pulau-pulau kecil,” kata Gafur.
Selain itu, Gafur menambahkan, keberadaan pangkalan kapal selam ini akan menjadi security belt di kawasan Indonesia Timur.
“Saat ini, di wilayah Palu khususnya, dan Indonesia Timur pada umumnya, sering terjadi gangguan keamanan, seperti teroris, separatis, illegal fishing, illegal logging, penyelundupan, dan narkoba. Semoga keberadaan pangkalan itu akan membuat kegiatan-kegaiatan itu menurun drastis,” ujarnya.
Lebih lanjut, Gafur menuturkan, Palu akan menjadi miniatur Poros Maritim Indonesia jika ditinjau dari potensi domain maritim terkait penguatan pertahanan maritim dan jalur perekonomian Sulawesi.
“Palu memiliki banyak potensi maritim. Saat ini, upaya pembangunan masyarakat pesisir dan perikanan semakin baik di Palu. Ditambah dengan pembangunan pelabuhan dan dermaga sudah menjadikan Palu sebagai jembatan antara Sulawesi Selatan ke Sulawesi Utara. Lalu dengan adanya pangkalan kapal selam dalam aspek pertahanan semakin memenuhi unsur-unsur poros maritim itu, yang kita lihat dari domain-domainnya,” tandasnya. (JurnalMaritim.com).

Gandeng Indonesia, Rusia Kembangkan Peluru Meriam BMP Terbaru

(Photo ilustrasi BMP-3F Marinir TNI AL)

Industri Rusia dan Indonesia tengah mempertimbangkan kemungkinan untuk mengembangkan peluru meriam 100 mm bagi kendaraan tempur infanteri generasi terbaru milik Rusia, BMP.
“Kami berharap dalam waktu dekat dapat memasuki tahap uji coba konstruksi bersama dengan Indonesia. Hal ini terkait dengan rencana pembuatan peluru meriam baru untuk BMP. Ini benar-benar bidang pekerjaan yang baru bagi institusi kami,” terang perwakilan resmi perusahaan Mechanical Engineering Research Institute (NIMI), salah satu anak perusahaan pemerintah Rusia Rostec, dalam pameran Indo Defence 2014.
“Tahap uji coba konstruksi mencakup pembuatan dokumen teknis grafis dan tertulis peluru meriam baru tersebut yang sesuai dengan spesifikasi dari pihak Indonesia, pembuatan prototip, serta pelaksanaan uji coba,” demikian tertulis dalam siaran pers Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Rusia mengutip pernyataan perwakilan NIMI.
Transfer teknologi dan pembuatan pabrik berlisensi di wilayah Indonesia pun bisa menjadi langkah lanjutan yang dapat meningkatkan hubungan kerja sama bilateral. “Pemberian lisensi tersebut akan membantu mempersiapkan kader-kader lokal untuk perindustrian militer Indonesia kelak,” ujar perwakilan NIMI tersebut.
Sebelumnya, Rusia sudah memenuhi dua kontrak untuk pengiriman 54 unit BMP-3F ke Indonesia.
BMP-3F adalah kendaraan tempur BMP-3 yang diperuntukan bagi operasi kelautan pasukan marinir, penjaga berbatasan dan garis pantai, pelaksanaan operasi militer di pesisir dan garis pantai, serta pendaratan pasukan amfibi. BMP-3F dipersenjatai oleh meriam 100 mm, senapan kaliber 30 mm, rudal, dan senapan mesin. BMP dirancang untuk dikendalikan tiga awak dan mengangkut tujuh orang.
Rusia memiliki catatan positif dalam upaya pengembangan senjata bersama dengan negara lain, salah satunya adalah kerja sama perusahaan asal Rusia Bazalt dengan Yordania, yang telah menghasilkan peluncur granat Khoshim. Selain itu, Rusia juga sukses bekerja sama dengan India dalam proyek pembuatan roket Bramos. Hal itu tertulis dalam situs resmi Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Federasi Rusia.
Pertama kali dipublikasikan dalam bahasa Rusia di VPK. 

TNI Bebaskan Jet Tempur ke Thailand

 Pesawat Hawk TNI AU
Pesawat Hawk TNI AU

Kasau Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia menerima kunjungan Kasau Thailand Air Chief Marshal Treetod Sonjace, di Mabesau Cinglangkap, Jakarta (18/11). Kunjungan kehormatan ini, dimaksudkan untuk memperkenalkan diri berkaitan sebagai Kasau Thailand yang baru dan mempererat hubungan baik yang selama ini telah terjalin antara TNI AU dengan Angkatan Udara Thailand.
Soal hubungan baik ini memang bukan basa basi belaka. Ada kisah menarik bagaimana TNI dan Thailand sama-sama memperdaya Amerika Serikat.
Saat itu Indonesia baru saja membeli 32 unit pesawat tempur Hawk 109/209 dari British Aerospace. Pesawat itu secara bertahap diterbangkan dari London ke Indonesia.
Pada periode 1990an, Indonesia masih diembargo oleh Amerika Serikat terkait kasus di Timor Timur. Padahal sebagian komponen pesawat Hawk ini dipasok oleh perusahaan AS. Sesuai aturan di Amerika, sekecil apapun komponen alutsista buatan AS harus sepengetahuan Pentagon jika berpindah tangan.
AS pun menggunakan pengaruhnya untuk menekan Inggris. Tiga pesawat Hawk dari London yang terbang menuju Indonesia harus berbalik arah menuju Bangkok, Thailand. Sebenarnya pesawat itu sudah mencapai Singapura dan sebentar lagi masuk wilayah udara Indonesia.
Hal ini dikisahkan dalam buku Mengawali Integrasi Mengusung Reformasi, Pengabdian Alumni Akabri Pertama 1970 yang diterbitkan Kata Hasta Pustaka tahun 2012.
Di Bangkok, tiga pesawat ini ditahan dan tidak boleh dikirimkan ke Indonesia. Situasi ini sangat buruk untuk Indonesia. Sudah belim mahal-mahal, malah kena embargo dan ditahan.
Maka pendekatan diplomasi dan intelijen dilakukan untuk melobi pejabat Thailand. Dua perwira tinggi TNI dikirim untuk membebaskan tiga pesawat tempur itu. Dir B Bais ABRI Brigjen Harianto Imam Santosa dan Aspam Kasau Marsda Tjutju Djuanda dikirim ke negeri Gajah Putih tersebut.
Pihak Thailand tak mudah melepaskan tiga pesawat itu karena ditekan Amerika Serikat. Apalagi pemerintah AS sudah mengirim permintaan resmi melalui nota diplomatik. Thailand adalah sekutu AS di Asia Tenggara selain Filipina.
Namun di sisi lain, pejabat militer Thailand juga punya hubungan pribadi yang sangat baik dengan para petinggi TNI. Akhirnya terciptalah kesepakatan unik yang cerdik yang menguntungkan Indonesia dan Thailand.
Suatu hari, ketiga pesawat jet tempur tersebut diberi ‘izin khusus’ untuk pemanasan di udara. Hal ini wajar karena pesawat sudah lama ditahan di pangkalan udara Thailand. Izin yang diberikan khusus untuk terbang di sekitar Laut China Selatan.
Pesawat pun disiapkan. Begitu izin diberikan, wuuuuzzzzz!! Pesawat langsung mengangkasa.
Namun ketiga pesawat itu tak menuju Laut China Selatan. Mereka malah menuju Pangkalan Udara Supadio di Pontianak. Ketiganya mendarat dengan selamat di wilayah Indonesia.
Pihak Thailand ‘pura-pura’ mengajukan protes atas pelanggaran tersebut. Namun pemerintah Indonesia juga ‘pura-pura’ tak terkait dengan pelarian pesawat Hawk itu.
Lucunya lagi pihak Pentagon juga ‘pura-pura tidak tahu’ atas kejadian itu. Rupanya sebenarnya mereka bersimpati pada Indonesia. Namun pihak AS terpaksa menjalankan tekanan politik dari pihak Kementerian Luar Negeri dan Kongres.
Kisah penyelamatan berakhir lucu dan unik ini berakhir. Hawk-Hawk dari Inggris ini masih memperkuat TNI AU sampai sekarang.