Senin, 07 Juli 2014

TNI Dapat Pesan Jelang Pilpres dari Separatis Papua

KSAD Jenderal Budiman mengimbau agar masyarakat tidak terprovokasi.

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman. (VIVAnews/Muhamad Solihin)
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat, Brigadir Jenderal Andika Perkasa, mengatakan pihaknya menerima laporan dari Panglima Daerah Militer (Pangdam) XVII Cenderawasih Papua, Mayor Jenderal TNI Christian Zebua. Isinya, terkait teror jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) di Provinsi Papua.
Menurut Andika, laporan itu disampaikan langsung oleh Christian kepada Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Budiman melalui teleconference, Minggu kemarin, 6 Juli 2014.
"Pesan itu isinya mereka (pelaku teror) mengajak semua kelompok masyarakat untuk golput atau tidak mencoblos saat Pilpres 2014," ujar Andika saat dihubungi VIVAnews, Jakarta, Senin 7 Juli 2014.

Dalam pesan singkat itu para kelompok separatis juga mengancam akan menyerang pos Polisi dan pos TNI AD.

Dengan adanya laporan tersebut, KSAD Jenderal Budiman langsung menginstruksikan agar para personel meningkatkan kewaspadaan dan tetap menjaga keamanan di Papua.

"KSAD juga mengatakan kondisi (di Papua) secara keseluruhan masih aman," kata Andika.

Terkait hal itu, untuk pengamanan Pemilihan Presiden 2014, sesuai Telegram Panglima TNI No TR/316/2014 tanggal 2 April 2014, kekuatan personel khusus di Komando Daerah Militer (Kodam) XVII di Papua dan Papua Barat akan diterjunkan sekitar 2.340 personel.

Jenderal Budiman, kata Andika, juga mengimbau agar masyarakat tidak terprovokasi jelang pilpres 9 Juli nanti.

Minggu, 06 Juli 2014

Mata Kuliah Bela Negara Wajib Ditempuh Mahasiswa UPN “Veteran” Jatim

Sebagai lembaga pendidikan tinggi binaan Kementerian Pertahanan, Menhan pengapresiasi sekaligus bangga, bahwa  UPN “Veteran” Jawa Timur tidak saja mengemban tugas Tri Dharma perguruan tinggi, tetapi juga mempunyai komitmen dan melaksanakan berbagai upaya mengembangkan dan meningkatkan kompetensi lulusannya memiliki ciri khusus “Bela Negara” sebagai  muatan lokal. Salah satunya, Pendidikan Bela Negara menjadi Mata Kuliah tersendiri sebagai prasyarat yang wajib ditempuh oleh mahasiswa.

Hal itu dikatakan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Sabtu (5/7) dalam Orasi Ilmiahnya pada Rapat Terbuka Senat memperingati Dies Natalis LV Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Jawa Timur, di Gedung Serba Guna Giri Loka Surabaya. Dalam orasi ilmiahnya, Menhan juga menyampaikan “Selamat” kepada Rektor dan seluruh Civitas Akademika UPN ”Veteran” Jawa Timur yang telah berusia 55 tahun.

Sebagai sebuah lembaga pendidikan, UPN ”Veteran” Jawa Timur memiliki kontribusi yang tidak sedikit dalam memajukan dunia pendidikan tinggi sebagai salah satu pilar untuk dapat mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Seperti yang dikatakan Nelson Mandela (2003) bahwa “Education is the most powerful which you can use to change the world”.

Dari perspektif pertahanan, kontribusi ini dipandang sebagai bagian penting dari proses pembangunan pertahanan negara. Mengingat Perguruan Tinggi sebagai institusi di garis depan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sekaligus juga memiliki peran sebagai wahana untuk pembangunan Iptek pertahanan (knowledge and technology based for defence).  Bela Negara pada hakekatnya adalah cinta air, sadar akan bangsa dan negaranya, dan rela berkorban apabila diperlukan untuk bangsa dan negaranya. Dengan demikian setiap lulusannya tidak hanya memiliki penguasaan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta ketrampilan yang dimiliki, tetapi juga di dalam jiwanya tertanam nilai dan semangat kejuangan untuk membela negara. Ini sejalan dengan apa yang tertuang dalam Pasal 27 ayat 3 dari UUD 1945.

Dari rangkaian perjalanan upaya yang telah dilakukan oleh UPN “Veteran” Jawa Timur, Menhan mendukung penuh UPN “Veteran” Jawa Timur sebagai “Kampus Bela Negara”. UPN “Veteran” Jawa Timur juga diharapkan menjadi pilot project bagi pengembangan kampus UPN “Veteran” Yogyakarta dan UPN “Veteran” Jakarta yang telah sama-sama berkomitmen untuk turut serta mengemban visi dan misi Kementerian Pertahanan, khususnya dalam mewujudkan sumber daya manusia potensi pertahanan nirmiliter.

Sementara itu Rektor UPN “Veteran” Jawa Timur Prof.DR.Ir Teguh Soedarto,MP dalam sambutannya menjelaskan bahwa mata kuliah Bela Negara,  dijadikan sebagai mata kuliah wajib bagi mahasiswa semester III, memiliki bobot 3 sks, untuk  2 sks dilaksanakan dikelas, dan 1 sks dalam bentuk outbond.

Untuk bidang penelitian dan pengabdian pada masyarakat, implementasi belanegara diarahkan pada kegiatan kuliah kerja nyata,  mahasiswa dan dosen dipacu untuk bisa  menghasilkan inovasi teknologi. Produk Teknologi Tepat Guna (TTG) tersebut didistribusikan di berbagai  daerah di Indonesia sesuai potensi daerah masing-masing. Menurut Rektor UPN “Veteran” Jawa Timur, melalui  kegiatan tersebut setidaknya karakter mahasiswa akan terbentuk, diharapkan pendidikan bela negara ini akan tertanam dalam diri mahasiswa sehingga dapat  mendarmabaktikan dedikasinya sebagai pionir-pionir pembangunan.

KASAD: “MENWA KOMPONEN PENTING MEWUJUDKAN SISHANNEG”


KASAD: “MENWA KOMPONEN PENTING MEWUJUDKAN SISHANNEG”

Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), Jendral TNI Budiman, bertindak selaku Inspektur Upacara pada peringatan 55 Tahun Menwa Mahawarman Jawa Barat di Lapangan Kampus ITB, jl Ganesa, Bandung pada Sabtu (14/6) pukul 08.00 Dalam amanatnya Kasad menyampaikan bahwa Resimen Mahasiswa (Menwa) merupakan komponen pendukung (komduk) yang memiliki kedudukan penting dalam mewujudkan Sistem Pertahanan Negara yang tangguh hingga momen peringatan tersebut seyogyanya dimanfaatkan untuk menyegarkan dan mengembangkan lebih lanjut rasa kebanggaan serta kecintaan Menwa terhadap bangsa dan negara Indonesia tercinta.
Adapun kegiatan tersebut dihadiri oleh para pejabat Pemprov Jawa Barat, perwakilan perguruan tinggi se-Jawa Barat, Dankodiklat TNI AD, Pangdam III/Siliwangi, para asisten Kasad, para Komandan Balakpus, Civitas Korps Nasional Menwa Indonesia, Civitas Korps Mahawarman Jawa Barat, dan peserta upacara sekitar 300 anggota Menwa dari 12 batalyon yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Jawa Barat.
Kegiatan dilanjutkan Seminar nasional di Aula Timur ITB dengan Tema “Cyber War Attack” yaitu Kewaspadaan dan Implementasi Kebijakan Nasional Menghadapi Cyber War Attack Kasad selaku narasumber menegaskan bahwa kepercayaan pada SDM maupun bahan baku lokal dalam pembangunan infrastruktur cyber technology/ warfare untuk memperkuat sistem pengamanan berskala nasional sebagai perisai menghadapi gencarnya serbuan-serbuan teknologi asing yang bertujuan melemahkan pertahanan NKRI.
Menurut Budiman dalam Riset dan pengembangan teknologi cyber warfare serta sumber energi alternatif pun, , konsisten dijalankan dengan melibatkan para peneliti unggulan plus bahan baku asli Indonesia,”Semua konten lokal kita terbukti unggul di kelasnya.” Kata Jendral TNI Budiman.
Seiring kemajuan Teknologi Pertahanan, Cyber War menjadi salah satu unsur Potensi gangguan keamanan dari Negara lain. Dalam mempersiapkan kemungkinan yang terjadi di masa depan, Kepala Staf TNI AD (Kasad), Jenderal TNI Budiman akan merubah pola Recruitment Prajurit TNI AD.
Mulai tahun ini “Recruitment TNI AD akan diitikberatkan pada kualitas intelektual Tinggi bagi calon Prajurit. Mulai dari Tamtama, Bintara dan Perwira” Dikatakan Kasad, Jenderal TNI Budiman saat menjadi Narasumber di Seminar Kewaspadaan dan Implementasi Kebijakan Menghadapi Cyber War di Aula Timur ITB, Bandung,
Pada akhir seminar, Kasad juga menegaskan bahwa untuk dapat menempati posisi Komponen Cadangan dalam Sistem Pertahanan Nasional, para anggota Menwa harus memenuhi kualifikasi militer tertentu yang prosedurnya tergantung pada para pembuat kebijakan. Namun, menurutnya, satu hal terpenting adalah bahwa para anggota Menwa hendaknya konsisten mengasah potensi intelektual mereka agar dapat mengimplementasikan rasa cinta Tanah Air secara lebih cerdas dan konstruktif untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang tangguh di masa depan. Salah satu implementasinya adalah penguasaan teknologi yang berhubungan dengan perangkat cyber security.
(Pendam III/Slw). TNI AD

Rheinmetall L/44 120mm: Senjata Pamungkas MBT Leopard 2A4 Revolution TNI AD

Nama MBT (main battle tank) Leopard kembali menjadi trending topic, setelah sosok tank buatan Jerman ini menjadi bahasan dalam debat Capres Prabowo vs Jokowi beberapa waktu lalu. Lepas dari polemik pada perdebatan, satu yang pasti bahwa Indonesia segera akan kedatangan tank battle proven, menjadikan Korps Kavaleri TNI AD dapat membusungkan dada serta tampil percaya diri diantara negara-negara tetangga, setelah selama ini tertinggal dibanding Malaysia, Singapura dan Australia yang sudah mengoperasikan MBT lebih dulu.
Publik di Tanah Air, khususnya di Jakarta dan Surabaya sudah diperlihatkan sosok Leopard 2A4, tampil perdana di khalayak dalam defile HUT TNI Oktober 2013 silam, yang dilanjutkan demo statis pada Pameran Alutsista TNI AD di lapangan Monas. Kenyataan memang hadirnya Leopard banyak membetot perhatian, maklum sedari Republik ini berdiri belum pernah ada tank seberat 57 ton yang memperkuat alutsista militer Indonesia. Tapi perlu dicatat, yang jadi maskot dari serial kedatangan keluarga Leopard bukanlah yang diperlihatkan di lapangan Monas, masih ada yang lebih gahar dengan desain futiristik, yakni varian upgrade dari 2A4, yakni Leopard 2A4 Revolution. Karena dibeli Indonesia, identitasnya bisa dipersingkat jadi Leopard 2 Ri, tank ini baru tampil sekali dalam ajang Indo Defence 2012 di Kemayoran.
Pengembangan paling nyata dari Revolution adalah pada perangkat proteksinya, yang menggunakan lapisan komposit Advanced Modular Armor Protection (AMAP). Lapisan pelindung ini terdiri atas materi nanokeramik serta titanium dan baja alloy, yang diklaim memberikan kemampuan perlindungan yang jauh lebih baik. Karena sifatnya yang modular alias bisa dibongkar pasang, pengguna bisa memilih variasi kemampuan proteksi sesuai kebutuhan, seperti untuk menangkal granat berpeluncur roket (RPG) atau untuk peledak improvisasi (IED).
Leopard 2 A4 TNI AD
Leopard 2 A4 TNI AD
Leopard 2A4 Revolution dalam Indo Defence 2012,
Leopard 2A4 Revolution dalam Indo Defence 2012,

Dengan sifat modularnya itu pula, seandainya lapisan proteksi itu rusak dihajar serangan musuh, perangkat itu bisa dibongkar untuk diganti baru. Dengan tambahan lapisan proteksi itu, ada konsekuensinya yaitu bobot tank yang bertambah hingga menjadi lebih kurang 60 ton, dibandingkan varian 2A4 yang sekitar 57 ton. Namun dari aspek mesin, Revolution tetap menggunakan tipe mesin yang sama dengan 2A4 yaitu diesel turbocharge MTU MB837 Ka501 yang berkekuatan 1.500 hp (tenaga kuda), yang membuatnya bisa mencapai kecepatan hingga 72 km per jam di medan yang rata. Dengan upgrade tersebut, dari segi harga Leopard Revolution jauh lebih mahal dari varian 2A4 yaitu US$1,7 juta per unit. Sementara varian 2A4 harganya “hanya” dipatok US$700 ribu. Dalam proyek pengadaan Leopard, jumlah tank yang akan dikirim dari Jerman sebanyak 153 unit, terdiri dari tank Leopard Revolution sebanyak 61 unit, tank Leopard 2A4 sebanyak 42 unit, dan sisanya tank IFV Marder sebanyak 50 unit.
Meski tampilan jauh beda, ada lagi kesamaan antara Leopard 2A4 dan Leopard 2A4 Revolution, yakni pada senjata pamungkas, alias senjata utama, yakni meriam L/44 smoothbore kaliber 120 mm buatan Rheinmetall. Kemampuan meriam menjadi poin terpenting dalam MBT, mengingat inilah penentu kemenangan dalam pertempuran. Adopsi meriam L/44 menjadi poin penting bagi kesenjataan kaveleri TNI AD, karena L/44 juga dipakai oleh MBT M1 Abrams dari AS, Type 90 dari Jepang, dan K1A1 dari Korea Selatan. Dengan diadopsi oleh beberapa MBT ternama, khususnya oleh M1 Abrams, menjadikan rekor battle proven meriam ini tak perlu diragunakan lagi, ajang Perang Teluk, Perang Irak, dan Perang Afghanistan menjadi pembuktian meriam ini.
Desain pelontar granat asap dan senapan mesin kaliber 12,7 mm cukup modern, senjata dioperasikan secara remote.
Desain pelontar granat asap dan senapan mesin kaliber 12,7 mm cukup modern, senjata ini dioperasikan secara remote.
leopard_2_mbt_revolution_v1_by_siregar3d-d611qxr
leopard_2_mbt_revolution_v2_by_siregar3d-d611v6k
Pertahankan Sistem Loading Amunisi Manual
Secara umum, awak Leopard terdiri dari pengemudi, komandan, penembak, dan pengisi peluru. Ada beberapa pendapat pro dan kontra mengenai penggunaan sistem pengisian manual versus autoloader. Pengisi peluru memang makan tempat dalam tank yang sempit. Kecepatan pengisiannya bisa jadi kalah dibawah sistem autoloader walaupun ini bisa dilatih terus-menerus sampai menyamai atau melebihi kecepatan autoloader.
Sementara itu, adopsi seorang tenaga pengisi peluru bisa jauh lebih handal ketimbang sistem autoloader yang mekanikel. Dalam skenario, pengisi peluru sejatinya mampu memilih jenis-jenis peluru sesuai perintah komandan, dibandingkan sistem autoloader yang menggunakan isian yang baku, amunisi apa yang pertama masuk, maka itulah yang akan ditembakkan berikutnya. Selain itu, dalam kondisi terjadi amunisi tidak berhasil ditembakkan, sistem autoloader membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengeluarkan peluru dari breech (pangkal laras) jika dibandingkan dengan adanya awak pengisi peluru.
Leopard 2A4 Revolution dengan meriam L/44 kaliber 120 mm.
Leopard 2A4 Revolution dengan meriam L/44 kaliber 120 mm.
Desain utuh laras meriam.
Desain utuh laras meriam.
Beberapa varian meriam kaliber 120 mm buatan Rheinmetall untuk MBT.
Beberapa varian meriam kaliber 120 mm buatan Rheinmetall untuk MBT.
Laras meriam L/44
Laras meriam L/44

Dalam situasi pertempuran, prosesi pengisian peluru dimulai dengan perintah yang disuarakan oleh komandan lewat interkom. Komandan biasanya cukup menyebut salah satu dari jenis amunisi yang diinginkan, pastinya disesuaikan dengan jenis sasaran yang akan disikat. Contohnya “HEAT! Sabot! DM! Pengisi peluru mengambil amunisi yang ia pilih dengan terlebih dahulu membuka pelindung ruang amunisi dengan meneka sakelar, dan kemudian mengambil amunisi yang diperintahkan komandan. Ia mengisikan peluru ke dalam pangkal laras dan menunggu sampai juru tembak atau komandan memutuskan menembak meriam.
Setelah suatu tembakan berhasil dilakukan, tutup pangkal laras akan terbuka secara otomatis. Saat itu sisa asap mesiu memenuhi ruangan dan mungkin membuat pusing dan mata berkunang-kunang. Tidak ada kelongsong amunisi yang tersisa, karena hampir seluruhnya terbakar habis saat dipantik secara elektrik, menyisakan piringan stump untuk dibuang.
Simulator kubah Leopard 2A4.
Simulator kubah Leopard 2A4.

Meriam ini bisa menggunakan semua varian peluru standar NATO, dan tank ini mampu membawa amunisi sebanyak 42 butir. 15 peluru sudah dalam kondisi siap tembak tersimpan di kubah meriam, sementara sisanya tersimpan di bagian dalam bodi.

Identifikasi Sasaran
Seorang komandan tank Leopard punya kemampuan untuk mengidentifikasi sasaran dan lingkungan disekitarnya dalam segala kondisi berkat kendali penembakkan buatan Krupp-Atlas Elektronik yang mengintegrasikan day optic dengan sistem thermal imaging. Komandan membaca kondisi dan mengidentikasi sasaran melalui periskop yanb berputar 360 derajat. Setelah memilh sasaran, komandan bisa memutar kubah sampai selaras dengan pandangan yang diidentikasi. Langkah berikutnya, komandan menyebutkan sasaran yang di identifikasi pada juru tembak. Komandan bisa melihat tampilan yang dilihat pada optik HZF disisi penembak, sehingga bisa menyelaraskan perintahnya dan menghasilkan respon lebih cepat.
Setelah juru tembak menerima idetifikasi sasaran dari komandan dan laras sudah mengarah ke sasaran, ia menempelkan wajahnya ke optik bidik HZF yang punya dua setelan, siang dan malam. Setelah siang punya 12x pembesaran, sementara untuk malam dengan pembesaran 4x dan 12x. Untuk mode siang, lensanya dilengkapi filter laser sehingga tak mempengaruhi laser beritensitas tinggi yang digunakan untuk membutakan optik. Hebatnya, untuk mencegah kotoran menghalangi lensa di luar, tersedia tombol cuci yang mengalirkan air untuk membersihkan lensa.
03leopard2revolution
Beberapa visual kompartemen di dalam kubah Leopard 2A4.
Visual sistem kendali penembakkan pada Leopard.
Kompartemen komanda,
Kompartemen komandan,
Periskop untuk intai sasaran.
Periskop untuk intai sasaran.

Untuk setelan malam, ada dua setingan tampilan, dengan white thermal input dan black thermal input. Dalam kondisi black thermal, obyek yang menghasilkan panas akan berpendar dalam warna hitam, sehingga memudahkan penembak dalam melihat sasaran. Mengidentikasi sumber panas, bahkan dari panas tubuh manusia, menjadi hal yang mudah. Saat juru tembak mengarahkan bidikan ke sasaran yang tertampil, laser range finder bekerja mengukur jarak ke sasaran dan menyampaikan ke sistem EMES-15 yang mengolah dan menyajikan data jarak serta informasi lainnya disisi bawah tampilan sasaran.
Kemampuan laser range finder Leopard bisa mengukur sasaran sampai jarak 9.900 meter. Masih dalam proses penembakkan, juru tembak atau komandan tetap memfokuskan matanya pada sasaran dan terus menjaga agar crosshair ada di tengah titik yang diberikan oleh penembakan dengan bantuan joystick. Selagi penembak berkonsentrasi, computer juga terus bekerja dan melakukan koreksi elevasi dan azimuth yang dibutuhkan, terutama dalam kondisi tank sedang melaju dimana jarak dengan sasaran tentu terus berubah. Begitu sasaran telah benar-benar dikunci, juru tembak tinggal menekan tombol fire, dan selanjutnya amunisi 120 mm akan melesat secepat kilat menghantarkan maut ke sasaran.
Bagi Rheinmetall, keberadaan meriam L/44 dianggap cukup mumpuni untuk menghadapi sasaran dengan jarak tembak dikisaran 2.000 meter. Ditambah lagi, untuk kontur medan di Indonesia, jarak 2.000 meter bolehlah dianggap cukup optimal, karena kontur dan vegetasi medan di Indonesia nyaris tak pernah menyediakan kesempatan kontak pada jarak tersebut. Jadi pilihan Revolution untuk tetap mengadopsi meriam L/44 kaliber 120 mm dipandang sudah tepat.
Leopard 2A4 Evolution milik Singapura, juga menggunakan meriam L/44.
Leopard 2A4 Evolution milik Singapura, juga menggunakan meriam L/44.

Untuk tambahan daya gempur dan pertahanan diri ringan, tank yang diawaki 4 orang ini juga dilengkapi senapan mesin berat kaliber 12,7 mm yang dioperasikan dengan remot kontrol/RCWS (remote control weapon system) sehingga awak tank tak perlu muncul keluar untuk mengoperasikannya. Sepucuk senapan mesin kaliber 7,62 mm juga terpasang sejajar dengan meriam.

Amunisi
Dirunut dari pasar di industri meriam tank, Rheinmetall kini menjadi pemimpin dalam penjualan amunisi 120 mm. Dalam hal ini, ternyata bukan hanya kualitas amunisi saja yang menjadikan Rheinmetall unggul. Rheinmetall berani memberikan garansi bagi amunisi-amunisi yang dibeli oleh konsumennya selama kondisi ideal terpenuhi. Untuk membantu konsumen mencapai kondisi ideal, Rheinmetall mengembangkan alat pemantau yang disebut Databox, alat ini mampu merekam segala kondisi dan pengaruh lingkungan secara akurat, termasuk indicator warning bila kondisi minimal tidak terpenuhi. Databox juga ditambahi sensor kejut yang dapat mengukur apabila amunisi yang tersimpan mengalami goncangan berlebih yang dapat mempengaruhi kondisinya saat ditembakkan.
Amunisi kaliber 120 mm.
Amunisi kaliber 120 mm.
Penempatan amunisi pada kubah.
Penempatan amunisi pada kubah.
leopard 2 tank
Kompartemen penyimpanan amunisi cadangan. (dilihat dari belakang bodi).
Kompartemen penyimpanan amunisi cadangan. (dilihat dari belakang bodi).

Rheinmetall berani menjamin bahwa amunisi buatannya selalu bisa di daur ulang (recycling) menjadi amunisi baru, tentunya dengan sejumlah tambahan biaya. Hal ini menjadi solusi ekonomis bagi negara yang anggarannya pas-pasan. Dalam paket Leopard 2A4 Revolution yang dibeli Indonesia, dipastikan bahwa seluruh opsi amunisi yang diproduksi Rheinmetall akan diboyong. Sebut saja mulai dari APFDS (armor piercing fin stabilized discarding sabot) DM33/DM43, amunisi HEAT (high explosive anti tank) seperti DM11/DM12, dan amunisi latih. (Sam)

Spesifikasi Meriam Rheinmetall L/44
Kaliber : 120 mm
Berat laras : 1.190 kg
Berat meriam keseluruhan : 3.317 kg
Panjang laras : 5,28 meter
Kecepatan luncur proyektil : 1.580 sampai 1.750 meter per detik
Jangkauan tembak maksimum : 4.000 meter dengan amunisi DM63 dan 8.000 meter dengan amunisi LAHAT

Penerbangan Uji Fungsi F-16 Peace Bima Sena II Berhasil


Pelaksanaan Functional Check Flight atau Uji Fungsi pesawat F16C-52ID ber nomor ekor TS 1625 telah sukses dilaksanakan pada tanggal 21 April 2014. Pesawat berkursi tunggal ini merupakan pesawat pertama yang telah selesai melaksanakan program regenerisasi di Depo Regenerisasi Hill AFB. Proyek yang dinamakan Peace Bima sena II yang memakan waktu hampir 14 bulan ini dimulai sejak bulan April 2013. Penerbangan Uji Fungsi  dilaksanakan untuk memastikan semua sistem yang terintregrasi bisa beroperasi dengan baik.
Sebelumnya Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), Marsekal TNI I.B Putu Dunia didampingi Atase Udara RI di Washington DC, Kol Pnb Benedictus B Koessetianto dan Technical Liaison Officer Mayor Tek. Subagyo telah melaksanakan kunjungan kerja selama 2 hari di Depo Regenerasi Hill AFB, Utah pada tanggal 4-5 April 2014. Dalam kunjungan tersebut Kasau menerima laporan dari Maj Gen Brent Baker, Komandan Kompleks Logistik tentang pelaksanaan regenerasi F-16 C/D-52ID dalam Proyek Peace Bima Sena II di Hill AFB.  Dalam kesempatan tersebut Kasau melaksanakan inspeksi ke hangar tempat regenerasi pesawat dilaksanakan. Kasau juga melihat langsung pesawat pertama (TS 1625) yang telah selesai melaksanakan upgrade dan modifikasi. Kasau menyampaikan harapan agar regenerasi dapat dilaksanakan secara optimal sesuai jadwal yang telah direncanakan.
Pengadaan 24 pesawat F16 C/D-52ID merupakan kerjasama antara Pemerintah AS dan Indonesia berdasarkan kontrak yang ditandatangani pada tanggal 17 Januri 2012. Pelaksanaan regenerasi meliputi structural/airframe upgrade 24 pesawat Block 25 agar mempunyai usia pakai lebih lama, serta modernisasi sistem avionic dan engine. Diharapkan program regenerasi akan meningkatkan kemampuan struktur pesawat sehingga dapat dioperasikan hingga mencapai masa usia pakai (service life) optimal. Disisi lain modernisasi avionic dan engine pesawat akan memiliki kemampuan tempur yang setara dengan F-16 block 52.
Selain pengadaan 24 pesawat F-16, kontrak kerjasama juga meliputi pengadaan spare parts, support equipment, training, JMPS (Joint Mission Planning System), RIAIS (Rackmont Improve Aivonic Intermediate System ), AME (Alternate Mission Equipment) dan PMEL (Precision Measurment Equipment Laboratory). Dua puluh empat pesawat F-16 C/D-52ID yang terdiri dari lima pesawat F-16 D berkursi ganda dan 19 pesawat F-16 C berkursi tunggal akan dikirimkan secara bertahap ke Indonesia. Enam orang penerbang Skadron Udara 3 sudah mulai melaksanakan pelatihan “Differential Training”  di Tucson Arizona  mulai tanggal 30 Juni-14 Juli 2014. Selanjutnya dua penerbang akan ikut ferry flight tiga pesawat pertama dari Utah-Alaska–Guam–Madiun dengan air refueling sepanjang perjalanan yang direncanakan berangkat tanggal 15 Juli hingga tanggal 20 Juli 2014 tiba di Lanud Iswahjudi, Madiun Jawa Timur.
Pengadaan 24 F-16 C/D-52ID tersebut akan melengkapi Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi dan Skadron Udara 16 Lanud Rusmin Nuryadin untuk menambah kekuatan tempur  TNI Angkatan Udara sebagai tulang punggung kekuatan dirgantara (Air Power) kita demi menjaga Keamanan Nasional Indonesia.(tni-au.mil.id)

Dua Armada Wilayah Tempur Baru

Sebuah KRI sandar di Armatim, Surabaya. Foto : Taufik suarasurabaya.net

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) segera membentuk armada wilayah baru yang akan dibentuk di Makassar, Sulawesi Selatan dan Sorong, Papua.
Saat ini kekuatan tempur TNI Angkatan Laut baru bertumpu pada dua armada wilayah, yakni Barat atau Armabar yang berada di Jakarta, dan Timur atau Armatim berada di Surabaya.
“Nanti Armabar tetap di Jakarta, dan Armatim kita ubah menjadi Armada Besar, sedangkan untuk Armada Tengah kita bentuk di Makassar dan Armada Timur kita tempatkan di Sorong,” kata Laksamana Muda Suyitno, Asisten Logistik KASAL, di sela-sela peluncuran Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 meter di Dermaga Ujung PT PAL, Jumat (4/7/2014).
Menurut Laksda Suyitno, lokasi Makassar dan Sorong dipilih karena memiliki geopolitik yang tepat dan strategis. Tujuan lain, untuk mempertegas kedaulatan Indonesia di kawasan, terutama wilayah tengah dan timur yang dirasa masih kurang pengamanannya.
Dengan pembangunan dua armada wilayah baru ini, TNI AL nantinya akan menggunakan pembagian sistem alih bina atau pembagian kekuatan tempur yang dimiliki. Dengan kata lain, sejumlah kapal perang calon penghuni armada baru akan didatangkan dari armada Surabaya dan Jakarta.
Saat ini jumlah kapal perang milik TNI AL ada 150-160 unit. Namun, Untung menegaskan, jumlah kapal perang tersebut tidak akan dibagi rata untuk mengisi tiga armada wilayah. Penambahan armada baru juga akan diikuti dengan penambahan divisi pasukan marinir.
Sementara itu, terkait alutsista, TNI AL saat ini juga terus melakukan modernisasi dengan membangun di galangan-galangan dalam negeri. Di PT PAL misalnya, saat ini sedang merampungkan pesanan 16 KCR 60 meter dan 16 KCR 40 meter.
SIGMA 10514 Guided Missile Frigate (photo DSNS)
SIGMA 10514 Guided Missile Frigate (photo DSNS)

Tak hanya itu, sebuah kapal besar penghancur kapal rudal berukuran 105 meter saat ini juga sedang di bangun bekerjasama antara PT PAL dengan galangan asal Belanda.
TNI AL juga sedang memesan beberapa kapal selam dari Korea dengan cara transfer teknologi. “Dua kapal selam dibangun di korea, nanti satunya dibangun di PT PAL,” kata dia.(kelanakota.suarasurabaya.net)

PT PAL Rampungkan KCR 60 KRI Halasan

 Direksi PT PAL dan petinggi TNI AL di depan KCR 60 PT PAL. (photo : Taufik suarasurabaya.net)

Direksi PT PAL dan petinggi TNI AL di depan KCR 60 PT PAL. (photo : Taufik suarasurabaya.net)

PT PAL kembali rampungkan sebuah kapal perang jenis Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 meter. Kapal ini melengkapi dua kapal sebelumnya yang telah rampung dibangun. Bahkan satu KCR 60 meter juga telah diserahterimakan ke TNI Angkatan Laut pada 28 Juni 2014 dan diberi nama KRI Sampari.
Untuk Kapal kedua, saat ini dalam tahap uji coba dan diberinama KRI Tombak, sementara kapal ke-tiga yang bernama KRI Halasan, Jumat (4/7/2014) secara resmi diluncurkan menandai rampungnya pembuatan. Peluncuran ditandai dengan memasukkan kapal untuk pertama kalinya ke lautan yang berada di Dermaga Ujung, PT PAL Surabaya.
Peluncuran kapal ke-tiga kali ini dilakukan oleh jajaran Dewan Komisaris PT PAL dan jajaran petinggi TNI AL. “Setelah hari ini peluncuran, mungkin bulan depan KCR ini juga kami serah terimakan,” kata Syaiful Anwar, Direktur Desain dan Teknologi PT PAL.

KCR 60 meter produksi PT PAL ini memiliki spesifikasi :
- Panjang keseluruhan (LOA) : 60 M
- Panjang garis air (LWL) : 54.82 M
- Lebar (B) : 8.10 M
- Tinggi pada tengah kapal (T) : 4.85 M
- Berat muatan penuh (Displacement) : 460 Ton
- Kecepatan : berlayar 15 Knot, Jelajah 20 Knot dan max 28 Knot.
- Dilengkapi persenjataan canggih, berupa Meriam dan Peluncur Rudal seri C705 dan 802
- Jumlah penumpang 55 Orang- Ketahanan berlayar 9 Hari- Mesin pendorong 2 x 2880 kw
Selain produksi KCR, PT PAL sebenarnya juga telah berhasil memproduksi 43 kapal patroli, baik berukuran 28 meter hingga 57 meter pesanan Kementerian Pertahanan.
Sementara itu, Laksamana Muda TNI Suyitno, Aslog KASAL mengatakan tiga kapal KCR 60 ini bukanlah yang terakhir di pesan di PT PAL.
“Kami saat ini masih pesan lagi dengan total nanti ada 16 KCR 60 meter pesan di PT PAL serta 16 KCR 40 meter,” kata Laksamana Muda Suyitno.
Pembangunan KCR ini, kata dia, merupakan langkah awal untuk kemandirian alutsista khususnya bagi TNI AL. Harapannya pada tahun 2024 mendatang, TNI benar-benar sudah mandiri dalam membangun seluruh persenjataannya. (suarasurabaya.net)