Minggu, 25 Mei 2014

TNI AD Kembangkan Pemindai Jarak Jauh untuk Awasi Perbatasan

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat mengembangkan sejumlah peralatan berteknologi untuk mengawasi kawasan perbatasan dengan negara tetangga.

Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Budiman mengatakan dari hasil riset, pihaknya bisa mengembangkan stasiun transmiter atau "Open Base Transmitter Statiton" (BTS) dan multirotor (alat pemindai jarak jauh) yang bisa digunakan untuk pengawasan dari jarak jauh.

"Kami sudah melakukan riset pengembangan sehingga yang semula pengamanan perbatasan dengan manual dan prajurit, ke depan mudah-mudahan menggunakan peralatan dari hasil riset," kata dia di Gianyar, Bali, Sabtu (24/5).

Pihaknya akan memprioritaskan pengembangan teknologi itu tahun 2014 dan ditargetkan bisa digunakan secara lengkap tahun 2015.

Peralatan seperti Multirotor itu akan diprioritaskan pada tiga negara yang berbatasan langsung dengan daratan Indonesia di antaranya Papua Nugini, Timor Leste, dan Malaysia.

"Kami mulai membeli sebagian hasil riset yang mulai kami produksi terutama yang murah tetapi bermanfaat untuk digunakan terlebih dulu," ucapnya. Sementara itu pada pulau terluar, pihaknya telah menempatkan personel dengan kegiatan patroli terbatas.

Indonesia setidaknya berbatasan langsung dengan 10 negara baik kawasan darat dan laut yakni Malaysia, Singapura, Timor Leste, Vietnam, Papua Nugini, Australia, Thailand, India, dan Filipina.

ROL. 

PT DI Optimistis Pesawat N219 Laku Keras

 
PT Dirgantara Indonesia (DI) menyatakan pesawat N219 dirancang lebih unggul sekaligus lebih murah dibanding pesawat lain di kelasnya sehingga diyakini mampu bersaing dan laku keras di pasar global.
"N219 kita buat agar bisa cepat diserap pasar. Jadi harus murah, tapi unggul di kelasnya," kata Manager Program PT Dirgantara Indonesia Budi Sampurno dalam acara yang digelar Ikatan Alumni Program Habibie (Iabie) Monthly Talk Show Series 2014 di Jakarta, Sabtu (24/5).

Ia mengatakan, harga N219 hanya US$ 5 juta dolar AS per unit padahal pesaingnya Twin Otter, Dornier-228 dan Y12 dari Tiongkok harganya US$ 5,5 juta sampai US$ 7 juta, sementara banyak negara yang memiliki kondisi alam pegunungan atau kepulauan yang landasan pesawatnya pendek 500 meter.
Seluruh struktur N219, ujar dia, menggunakan teknologi yang sudah dikuasai lebih dulu di CN235 dan N250 dan tak menggunakan teknologi advance, sehingga rsiko kegagalannya kecil, waktu pengembangan lebih singkat dan biaya lebih rendah.

Dari segi komponen, N219, lanjut dia, juga menggunakan komponen yang digunakan pesawat-pesawat lainnya di pasar global, namun diintegrasikan dan disesuaikan, sehingga purna jual mudah.
"Mesinnya double engine dari perusahaan PWC Kanada yang sudah dipakai oleh 75 persen pesawat di pasar global, sistem avioniknya canggih merk Garbin G-1000 yang bisa single pilot dan mudah dioperasikan, sedangkan sistem propelen (sistem pendorong) dari Hartzell," katanya.

Budi mengatakan, saat ini N219 masih dalam tahap desain, namun mulai Juli 2014 akan memasuki pembuatan komponen empat unit yang akan digunakan untuk "static" dan "fatigue test" serta uji terbang untuk memperoleh sertifikasi kelayakan.
"Jadi akhir 2016 kami harap N219 sudah memperoleh sertifikat kelayakan dan 2017 bisa diproduksi massal dengan target produksi 12 pesawat per tahun," katanya.

Selain itu, N219 juga dirancang menjadi pesawat yang nyaman bagi penumpang karena tinggi kabin 170 cm dibanding para pesaingnya sekitar 150 cm, dan mampu membawa beban sampai 2.300 kg dibanding pesaingnya 1.800 kg serta aman," katanya.
Dalam kesempatan itu Iabie juga menghadirkan teleconference dengan mantan Presiden BJ Habibie yang sedang berada di Jerman dan bertanya-jawab dengan para alumni program beasiswa di masa Habibie.

Habibie Minta Bank BUMN Dukung Pembiayaan Industri Dirgantara

Industri dirgantara nasional kembali menggeliat dengan dirancangnya pesawat N219 oleh PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan pesawat R-80 oleh PT Regio Aviasi Industri (RAI). Pembiayaan menjadi komponen penting yang mendukung keberlangsungan pembuatan pesawat.

Mantan Presiden RI BJ Habibie menegaskan kedua proyek pembuatan pesawat tersebut harus dituntaskan hingga "terbang." Oleh karena itu, perbankan menurutnya dapat menjadi pihak yang mengucurkan pembiayaan proyek.

"Bank BUMN, seperti Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) dukung pembiayaan. Gubernur BI Pak Agus (Agus DW Martowardojo) juga Sekarang bagaimana proyek R-80 dan N219 bisa berhasil," kata Habibie dalam pembicaraan video dari Muenchen, Jerman, Sabtu (24/5/2014).

Menurut Habibie, pemangku kepentingan dapat meniru kondisi di Tiongkok dimana proyek-proyek industri maupun infrastruktur dibiayai oleh perbankan. Selain itu, tingkat bunga kredit atas pembiayaan proyek tersebut pun relatif rendah.

"Caranya supaya yang diutamakan bukan kriteria mekanisme bagaimana pembiayaan kredit dari bank atau pemerintah. Diberikan kredit itu penting. Sistem perpajakan Indonesia harus pro produksi dalam negeri, karena mengandung kerja keras," ujar Habibie. 
 
MI. 

Industri Roket dan Rudal Indonesia Prancis

RBS 15 (photo: Roxel)
RBS 15 (photo: Roxel)
24/05/2014. Satu lagi kabar baik bagi Industri Pertahanan dalam negeri. ARC mendapat kabar, sudah ditandatanganinya MoU kerja sama pembangunan pabrik propelan antara PT.DAHANA dengan Roxel serta Eurenco dari Prancis. Pengumuman kerja sama itu sendiri akan diumumkan oleh Kementerian Pertahanan dalam waktu dekat.
Dalam kerjasama ini, semua pihak sepakat membangun pabrik propelan di kawasan Subang Jawa Barat. Pabrik seluas 50 hektar ini, nantinya dibangun di area PT. Dahana dan akan memakan waktu pembangunan selama 4 tahun. Diharapkan, ground breaking pertama pabrik propelan nasional akan berlangsung sebelum HUT TNI 5 oktober mendatang. Produk yang dihasilkan nantinya akan diserap oleh industri pertahanan, terutama bahan baku untuk membuat peluru, roket dan peluru kendali.
Rudal Anti-Kapal Permukaan Sea Skua (photo: Roxel)
Rudal Anti-Kapal Permukaan SeaSkua (photo: Roxel)
Roxel sendiri merupakan penghasil propelan ternama asal Prancis. Hampir semua Roket dan Rudal buatan eropa barat menggunakan propelan buatan Roxel. Roxel juga dipercaya sebagai pembuat “boost dan sustain motors” berbagai roket: Exocet, Mistral, Rapier, Aster, VL Mica, VL Seawolf, Starstreak, Marte, Sea Skua, Otomat, RBS-15 dan banyak lagi.
GMLRS rocket firing from HIMARS (photo: Roxel)
GMLRS rocket firing from HIMARS (photo: Roxel)
Roxel juga pembuat dari booster peluru yang diluncurkan dari kapal selam Stromshadow, air to air Asraam, Magic 2, Anti-Tank Milan, PARS 3 dan berbagai jenis misil dan roket lainnya.
Kabarnya Roxel juga akan memasok propelan Munisi Kaliber Khusus untuk PT.Pindad
Aster 15 Surface to Air
Aster 15 Surface to Air

Sementara Eurenco merupakan perusahaan yang mengembangkan, memproduksi dan menyediakan aneka ragam bahan energetik untuk pertahanan dan pasar komersial. Termasuk untuk bahan isian propelan dan hulu ledak meriam, hingga rudal anti tank.
Upaya kemandirian di bidang propelan ini sendiri merupakan salah satu program utama KKIP. Industri propelan merupakan salah satu industri strategis menuju kemandirian di bidang Roket serta Peluru Kendali. Sehingga cita cita Roket serta Rudal nasional kini semakin mendekati kenyataan.

ARC. 

Jaga Perbatasan dan Terus Perkuat Alutsista

Tanning Datuk, Kalimantan Barat (photo: satuharapan.com)
Tanning Datuk, Kalimantan Barat (photo: satuharapan.com)

Sengketa lahan antara Indonesia-Malaysia untuk wilayah Tanjung Datuk, Kecamatan Paloh, Kalimantan Barat, kini dalam status quo. Tapi Malaysia, baru-baru ini, mengusiknya dengan mencoba membangun mercusuar di wilayah sengketa itu, bahkan proyek tersebut sampai melanggar batas wilayah RI.
“Kurang lebih ada sekitar satu mil — sesuai perhitungan TNI — masuk ke wilayah NKRI,” ungkap Panglima TNI Jenderal Moeldoko, di sela-sela kunjungan kerja di Markas Kodam IV/Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (23/5).
Namun, kini TNI memastikan tidak ada lagi aktivitas pembangunan tiang pancang suar oleh Malaysia di Tanjung Datuk. TNI telah mengambil sikap tegas dengan menghentikan ulah lancung negeri jiran itu dan ‘mengusir’ seluruh pekerjanya.
“TNI telah mengambil langkah-langkah tegas untuk mempertahankan kedaulatan negara,” kata Moeldoko.
Langkah-langkah politik, menurut Jenderal Moeldoko, akan dilakukan pemerintah Indonesia dengan melayangkan protes atas sikap yang ditunjukkan negeri jiran itu.
Astros 2
Astros 2

Ujicoba Astros II
Bertempat di São Paulo Brasil, Tim dari Kementerian Pertahanan berkunjung ke Avibras, Sao Paulo yang memproduksi Astros II, Kamis (22/5). Tim dipimpin Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemenhan Laksda Rachmad Lubis. Rombongan diterima Presiden Avibras Sami Youssef Hassuani, Direktur Pengembangan Bisnis Internasional Leandro Villar, dan Manajer Pengembangan Bisnis Hans Kristensen.
Sami Youssef Hassuani mengatakan pemesanan atau pembelian Astros II bukan cuma kerja sama bisnis.
“Ini lebih dari sekadar kerja sama bisnis, tetapi juga kerja sama telnologi, dan kerja sama pertahanan antara Brasil dan Indonesia karena meski kami perusahaan swasta, angkatan bersenjata Brasil mendukung kami,” kata Hassuani, seperti dilaporkan wartawan Media Indonesia Usman Kansong dari Sao Paulo, Brasil.
Dalam rombongan Kemenhan, turut serta staf Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan, Bappenas, dan wartawan.
Astros 2
Astros 2
image
Astros 2 TNI (photo: defense-studies.blogspot.com)
Astros 2 TNI (photo: defense-studies.blogspot.com)
image
“Ini adalah bentuk keterbukaan informasi agar rakyat tahu untuk apa uang negara digunakan, juga dalam rangka good governance dan clean government,” jelas Laksda Lubis kepada pihak Avibras.
Rombongan Kemenhan berkesempatan melihat langsung tahap-tahap produksi Astros II. Pekan depan akan dilakukan uji coba Astros II dan akan disaksikan Wamenhan Sjafrie Syamsoeddin.(Republika.co.id dan Metro TV).

JKGR. 

AASAM 2014, TNI AD Jagonya

Indonesian sniper team Private M. Mulyana and 2nd Sergeant M. Mansur shoot at Robotic Smart Targets from Marathon Targets during Match 203 for Sniper Panoramic. The match is fired from any supported position at stationary and moving targets between 150 and 1000m. Robotic Smart Targets from Marathon Targets were used for the first time at this year's Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM).
Indonesian sniper team Private M. Mulyana and 2nd Sergeant M. Mansur shoot at Robotic Smart Targets from Marathon Targets during Match 203 for Sniper Panoramic. The match is fired from any supported position at stationary and moving targets between 150 and 1000m. Robotic Smart Targets from Marathon Targets were used for the first time at this year’s Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM).
Tim petembak TNI AD kembali mengukir prestasi membanggakan sebagai juara umum pada kejuaraan menembak tingkat internasional, Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2014, dengan perolehan medali 32 emas, 15 medali perak dan 20 medali perunggu, di Australia pada tanggal 5 hingga 16 Mei 2014.
Sedangkan urutan ke 2 ditempati tim petembak tuan rumah Australia dengan perolehan medali 6 emas, 15 perak dan 20 perunggu. Adapun diurutan ketiga ditempatkan tim petembak dari tentara Brunai Darusallam dengan perolehan medali 5 emas, 4 perak dan 1 Perunggu.
 Team Shot: the shooters from Brunei are tough competition every year. All the best for 2014!

Team Shot: the shooters from Brunei are tough competition every year. All the best for 2014!
 Team Shot: the Royal Australian Air Force 23 Squadron firers have been impressing on the range this year. Good luck RAAFies!

Team Shot: the Royal Australian Air Force 23 Squadron firers have been impressing on the range this year. Good luck RAAFies!
 Scores: MATCH 47: LSW Individual Aggregate, International

Scores: MATCH 47: LSW Individual Aggregate, International
image
image
Gelar sebagai juara umum yang diraih TNI AD ini merupakan yang ke 7 kalinya diperoleh secara berturut-turut dari tahun 2008 hingga 2014. Pada pelaksanaan tahun 2014 kali ini diikuti oleh 16 tim petembak dari tentara Negara di kawasan Asia Pasifik yaitu Indonesia, Australia, Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jepang, Fhilipina, Thailand, Timor Leste, Papua Nugini, Singapura, Brunai Darussalam, New Zealand, New Caledonia, Papua Nugini dan Tonga.
image
Philippines Army Shooting Team member Technical Sergeant Eric B. Guiniling, at the Mechanical Target Range (MTR), fires his 5.56mm M16 A2 assault rifle in the prone unsupported position with sling during Match 12. Match 12 is an advanced application of fire where firers engage their targets at ranges from 100m to 300m from all conventional positions both supported and unsupported.
Team Shot: British Army soldiers from the 2nd Battalion, Royal Gurkha Rifles, (l-r) Rifleman Deepak Gurung, Lance Corporal Suye Gurung, LCPL Bal Bakadur Gurung, Signaller Pardeep Gurung and Rifleman Niran Rai. Hope you've enjoyed the competition!
Team Shot: British Army soldiers from the 2nd Battalion, Royal Gurkha Rifles, (l-r) Rifleman Deepak Gurung, Lance Corporal Suye Gurung, LCPL Bal Bakadur Gurung, Signaller Pardeep Gurung and Rifleman Niran Rai. Hope you’ve enjoyed the competition!
Singapore's Corporal Muhamad Firdalis Bin Tarmid fires his SAR 21 in the keeling unsupported position at the 100m mound during Match Four. Match Four is designed for individuals to supply basic application of fire at 100m employing snap fire with position changes after a 100m run. The run is to induce a level of stress and fatigue on the competitors.
Singapore’s Corporal Muhamad Firdalis Bin Tarmid fires his SAR 21 in the keeling unsupported position at the 100m mound during Match Four. Match Four is designed for individuals to supply basic application of fire at 100m employing snap fire with position changes after a 100m run. The run is to induce a level of stress and fatigue on the competitors.
1st Battalion, Royal Australian Regiment, sniper team Corporal (CPL) Brodie Keating and Private (PTE) Luke Barnes win the 'Matty Lambert Memorial Trophy' for best ADF Sniper Pair at AASAM 2014. The pair also came third in the overall standings.
1st Battalion, Royal Australian Regiment, sniper team Corporal (CPL) Brodie Keating and Private (PTE) Luke Barnes win the ‘Matty Lambert Memorial Trophy’ for best ADF Sniper Pair at AASAM 2014. The pair also came third in the overall standings.
Kasad Jenderal TNI Budiman dalam acara menerima laporan kembali tim petembak bertempat di Mabesad, Kamis (22/5), menyampaikan ucapan selamat datang di tanah air dan ucapan terima kasih atas prestasi membanggakan, yang telah dipersembahkan kepada TNI Angkatan Darat, bangsa dan Negara.
Menurut Kasad, keberhasilan ini membuktikan kepada Angkatan Darat negara sahabat, bahwa TNI Angkatan Darat senantiasa membangun diri menjadi tentara modern yang profesional, tentara yang hanya fokus pada tugas pokoknya sebagai alat pertahanan yang tangguh dan patut dibanggakan rakyatnya.
Indonesian Army Shooting Team member Private Yudha Hany Cahyadin keeps occupied as he wait for his turn to shoot at this year's Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM).
Indonesian Army Shooting Team member Private Yudha Hany Cahyadin keeps occupied as he wait for his turn to shoot at this year’s Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM).
Indonesian Army Shooting Team member Private Yudha Hany Cahyadin at this year's Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM).
Indonesian Army Shooting Team member Private Yudha Hany Cahyadin at this year’s Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM).
Indonesian Army Shooting Team member Lance Corporal (LCPL) Mansur keep his team occupied with a bit of ball skills, as they wait for their detail to shoot at this year's Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM).
Indonesian Army Shooting Team member Lance Corporal (LCPL) Mansur keep his team occupied with a bit of ball skills, as they wait for their detail to shoot at this year’s Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM).
image
 l-r. US Army's sniper team Sergeant Jason Fairchild and Staff Sergeant Mitchell Shaw, competing in Match 201, the Sniper Snap. The match tests the sniper team in rapid target acquisition. Targets appear from 200 to 1,000m. The match is only one of seven matches over five days of competition for the best international sniper team which is part of this year's Australian Army Skill at Arms Meeting

l-r. US Army’s sniper team Sergeant Jason Fairchild and Staff Sergeant Mitchell Shaw, competing in Match 201, the Sniper Snap. The match tests the sniper team in rapid target acquisition. Targets appear from 200 to 1,000m. The match is only one of seven matches over five days of competition for the best international sniper team which is part of this year’s Australian Army Skill at Arms Meeting
image
image
Lomba tembak Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) merupakan ajang lomba tembak tahunan yang diselenggarakan oleh Angkatan Darat Australia sejak tahun 1984 dan untuk pertama kalinya dibuka untuk kontingen petembak Internasional pada tahun 1988.
 The Japanese Cheer Squad - these competitors had a day off from shooting today so showed their support to their team members during the machine gun pairs match. ???????

The Japanese Cheer Squad – these competitors had a day off from shooting today so showed their support to their team members during the machine gun pairs match. ???????
 Team Shot: The Chinese shooting team have proven tough competition in their first year competing at AASAM! ???? (Good luck)!

Team Shot: The Chinese shooting team have proven tough competition in their first year competing at AASAM! ???? (Good luck)!
 Team Shot: the British Army Shooting Team at AASAM. Thanks for the brilliant bagpipe display from Pte Fraser Hall - awesome stuff! Photo by Sergeant Brian Hartigan

Team Shot: the British Army Shooting Team at AASAM. Thanks for the brilliant bagpipe display from Pte Fraser Hall – awesome stuff!
Photo by Sergeant Brian Hartigan

 Portrait: Private Melissa Elias, 8th Signals Regiment. Photo by Sergeant Brian Hartigan
Portrait: Private Melissa Elias, 8th Signals Regiment. Photo by Sergeant Brian Hartigan

Adapun materi yang diperlombakan adalah materi perorangan maupun tim pada nomor senapan, pistol, senapan otomatis (SO) dan gabungan senapan dan SO. Senjata yang digunakan prajurit TNI AD pada kejuaraan AASAM adalah produk dalam negeri yaitu produk PT Pindad (Persero) antara lain senapan serbu SS2-HB (Heavy Barrel), senapan Mesin SM-2 dan SM-3 serta pistol G2 versi Elite. (tniad.mil.id / Facebook Aasam 2014 / Sergeant Brian Hartigan).

JKGR. 

Sabtu, 24 Mei 2014

Polda Papua Dalami Penyelundupan Senjata dari Filipina Selatan

Ilustrasi Penyeludupan Senjata (IST)

Kepolisian Daerah Papua masih mengembangkan kasus penyelundupan senjata dari Filipina Selatan dan Papua Niugini yang diungkap Tim Khusus Polda Papua, Februari hingga awal Mei lalu.
Kapolda Papua Irjen Polisi Tito Karnavian menjelaskan, terungkapnya jaringan perdagangan senjata dari Mindanao, Filipina Selatan melalui Pulau Sangihe Talaud, Sulawesi Utara, ketika seorang pria berinisial JM tertangkap membawa ratusan amunisi bersama 3 pucuk senjata, jenis Armalite AR-15, Revolver dan FN di Pelabuhan Sorong, 6 Mei lalu.
Dari hasil pemeriksaan terungkap bahwa tersangka JM diduga merupakan jaringan kelompok bersenjata di Kabupaten Puncak Jaya.
“Saya belum dapat menyebutkan nama kelompok tersebut, karena kami masih mengembangkan kasus ini. Yang pasti JM sudah mengetahui jalur perdagangan senjata melalui Pulau Sangihe Talaud ke Philipina Selatan karena sebelumnya ia berhasil menyelundupkan 3 atau 4 pucuk senjata. Saat ini kasus ini sudah ditangani bersama Mabes Polri,” urai Tito di Jayapura, Kamis (22/5/2014).
Polda Papua juga sedang mengusut dugaan keterlibatan oknum pejabat salah satu Kabupaten di Pegunungan Tengah Papua dan diduga mendanai pembelian senjata tersebut.
“Kami baru memiliki satu alat bukti, dan kami masih mencari bukti lain keterlibatan oknum pejabat tersebut,” jelas Tito.
Sebelum pengungkapan kasus penyelundupan senjata dari Philipina Selatan, Tim Khusus Polda Papua, menangkap RT yang membawa puluhan amunisi dari Papua Niugini di Pelabuhan Jayapura, 26 Februari lalu.
Dari pengungkapan kasus tersebut, menurut Tito untuk membuktikan bahwa pasokan senjata kepada kelompok-kelompok sipil bersenjata diwilayah Pegunungan Tengah Papua tidak hanya dari hasil rampasan namun juga melalui perdagangan ilegal dengan pihak asing.
“Kelompok sipil bersenjata yang sering melakukan aksi kriminal penembakan umumnya mendapat senjata dari rampasan terhadap aparat yang lengah seperti di Pos Kulirik, Puncak Jaya. Selain itu, mereka juga sudah mulai memasok persenjataan dari luar negeri melalui jalur perdagangan senjata ilegal,” ungkap Tito.

Sumber: Kompas

TNI Hentikan Pembangunan Mercusuar Malaysia

Mercusuar Malaysia di perairan Indonesia mengganggu kedaulatan negara.

Pembangunan mercusuar oleh Malaysia di wilayah perairan Indonesia.
Pembangunan mercusuar oleh Malaysia di wilayah perairan Indonesia. (Istimewa)
Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Moeldoko menyatakan secara tegas menolak pembangunan mercusuar oleh Malaysia di wilayah perairan Indonesia, tepatnya di kawasan Tanjung Datuk, Kecamatan Paloh, perbatasan Kalimantan Barat.

Bahkan TNI, lanjut Moeldoko, telah mengusir pekerja bangunan agar menghentikan kegiatan pembangunan mercusuar. TNI meminta pemerintah Indonesia juga melayangkan protes atas pembangunan mercusuar itu.

"Pembangunan mercusuar itu telah masuk satu mil di wilayah perairan Indonesia. Karena telah mengganggu kedaulatan bangsa dan negara, tidak ada pilihan lain kecuali bersikap tegas dengan menghentikan pembangunan mercusuar itu," kata Moeldoko di Markas Kodam IV Diponegoro Semarang.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri RI telah menerima laporan resmi dari TNI Angkatan Laut soal adanya kegiatan pembangunan mercusuar di Tanjung Datu oleh Malaysia.

Berdasarkan hasil koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait, bahwa lokasi pembangunan tiang pancang suar memang berada di dalam garis landasan kontinen RI berdasarkan perjanjian Indonesia-Malaysia tahun 1969.

Sebelumnya, Panglima Kodam XII/Tanjungpura Mayor Jenderal TNI Andi Ibrahim Saleh mengatakan pihaknya menemukan bukti bahwa Malaysia sudah membangun pancang-pancang mercusuar di wilayah RI.

Bahkan, mereka tidak segan-segan mengusir nelayan RI yang hendak mencari ikan. Andi mengatakan, kapal maritim Malaysia mengganggu kegiatan nelayan setempat mencari ikan.

"Sejak dulu nelayan kita mencari ikan di situ, tapi dengan keberadaan kapal itu di situ memasang pancang kaki Mercusuar rakyat tidak berani lagi datang ke situ,” jelasnya.

Akhirnya TNI menurunkan kapal laut mereka untuk merapat ke sana. Saat pasukan TNI menyambanginya, kapal Malaysia langsung kabur. “Sekarang kapal kami sudah berada di sana dan kapal Maritim Malaysia dengan kapal Tongkang nya sudah meninggalkan lokasi," kata Andi.