Rabu, 02 April 2014

Skenario Terburuk MH370

911 attack
Malaysia Airlines MH370 korban teroris? Memang kesimpulan belum mengerucut pada solusi yang tepat dan benar-benar dapat dipertanggung jawabkan, karena belum ada data faktual yang menurut aturan harus ditemukan dahulu black box. Lantas bagaimana kalau black box tidak ditemukan? Banyak yang meragukan dengan teori penulis tentang konspirasi terkait jaringan terorisme internasional.  Bahkan yang ramai menjadi berita mengasyikkan adalah teori konspirasi Diego Garcia yang katanya melibatkan Amerika Serikat.
Semua boleh saja membuat teori, hanya waktu nanti yang akan menentukan, karena pesawat Air France (AF447) yang jatuh di Samudera Atlantik tahun 2009 juga baru ditemukan setelah dua tahun kemudian. Apakah juga ini semacam serangan seperti peristiwa 911? Waktulah yang akan menjawab, unit CIA dari AS dan MI6 dari Inggris serta juga Unit Intelijen Tiongkok kini sudah diterjunkan di Malaysia.
Penulis mempunyai pengalaman terkait serangan teroris di Jakarta, Indonesia dan karena Allah belum menghendaki, maka penulis diselamatkan melalui isteri tercinta dari serangan bom bunuh diri di Hotel JW Marriott pada Tahun 2003. Penulis membuat artikel dengan judul "Allah Menyelamatkan Penulis Dari Bom Marriott", (http://ramalanintelijen.net/?p=1516).
Pagi ini Rabu (2/4/2014), artikel penulis terkait MH370 ditayangkan di media arus utama (Koran Sindo) pada halaman Opini Nasional. Dengan segala keterbatasan yang ada, serta minimnya fakta, penulis mencoba memberikan sumbang pikiran dari sisi intelijen, yang mungkin bermanfaat dalam menemukan MH370. Inilah PDF yang penulis salin dari Sindo.

Skenario Terburuk MH370

Oleh       : Marsda (Pur) Prayitno Ramelan, Pengamat Intelijen
Sumber : Koran Sindo (2 Maret 2014)

Sudah 25 hari sejak Sabtu, 8 Maret 2014, pesawat Boeing 777 milik perusahaan Malaysia Airlines (MAS) dengan nomor penerbangan MH370 menghilang dalam penerbangannya dari Kuala Lumpur ke Beijing, Tiongkok.
Hingga kini belum satu pun data solid yang diutarakan sehingga bencana yang terjadi merupakan sebuah kegagalan dari teknologi tinggi yang kadang tidak diperkirakan sebelumnya. Demikian banyak para ahli dari pelbagai disiplin ilmu seperti ahli penerbangan, pabrik, aparat keamanan, hingga dukun yang dikerahkan hanya untuk menemukan apa yang sebenarnya terjadi pada pesawat hebat tersebut. Maka muncullah bermacam ragam spekulasi.
Dari beberapa informasi kunci yang agak dan dapat dipercaya serta masukan dari beberapa teman purnawirawan TNI AU satu lichting di Akabri Udara 1970 (Purboyo), dengan bekal pengetahuan keudaraan yang terdiri atas operasi penerbangan, intelijen, navigasi udara serta tempur udara, disusun analisis berupa skenario terburuk. Pemerintah Malaysia belum memastikan MH370 hilang disebabkan aksi pembajakan, tetapi Perdana Menteri Malaysia Najib Razak saat konferensi pers di Malaysia, Sabtu (15/3/2014), menyatakan pesawat Boeing 777-200ER milik maskapai MAS sengaja dibelokkan dan dimatikan radar transpondernya.

Teknik Penerbangan dan Manuver Ekstrem
Dari pantauan Air Defence Radar TUDM, MH370 setelah di posisi wpt IGARI (01:21) berbelok ke kiri terus terbang ke arah Barat sampai wpt VAMPI, berbelok ke Timur Laut ke wpt GIVAL (selatan Phuket) berbelok ke Barat Daya ke wpt IGREX terus masuk airways P628 yang merupakan jalur Timur Tengah dan Eropa. Radar militer kemudian kehilangan jejak. Menurut pendapat rekan penulis (Marsda Pur Sribujono, mantan Navigator C-130), berarti ada orang yang menguasai pesawat dan expertisedalam penerbangan.
Dia sangat paham sistem avionik dan navigasi serta mengubah isian wpt dan tidak menimbulkan kecurigaan radar militer Malaysia. Rute yang dilewati rata-rata mengikuti garis batas-garis batas flight information region (FIR), membuat ragu ATC, karena posisi tersebut membuat ragu siapa yang berhak mengontrol. Saat pertama mematikan transponder di wpt IGARY merupakan peralihan FIR Kuala Lumpur dan FIR Ho Chi Minh, kemudian wpt Vampi di FIR Malaysia dan Indonesia, saat pesawat di wpt GIVAL dekat dengan Phuket Thailand dan IGREX di wilayah Andaman Nicobar.
Manuver ini untuk mengesankan apabila terpantau radar militer Indonesia (Kohanudnas), pesawat bukan merupakan ancaman menjauh ke Timur Laut. Pilot paham akan ketegasan Indonesia menangani black flight (Lasa X). Sesampai di IGREX pilot pesawat bisa bebas menerbangkan pesawat karena tidak menghadapi kemungkinan terlacak radar militer negara mana pun. Yang pasti MH370 menghindari India karena National Guard-nya sangat ketat. Menurut BBC, Satelit Inmarsat yang menangkap ”ping” yang dipetakan merupakan dua jalur alternatif ke arah Selatan.
Pada perkiraan awal cruising speed 400 knots sehingga diperkirakan pesawat crash pada area sekitar 2.500 km di sebelah Barat Perth. Ternyata ditemukan bahwa kecepatan konstan adalah 450 knot sehingga jatuhnya pesawat menjadi lebih dekat ke Perth (1.850 km). Dengan informasi ini, Pemerintah Malaysia mengumumkan pesawat diketahui jatuh di daerah terpencil di barat Perth, tidak ada yang selamat. Beberapa satelit menemukan benda-benda diarea pencarian, tapi ternyata yang ditemukan adalah rumput laut dan sampah. Australian Maritime Safety Authority( AMSA) dalam keterangan persnya, Jumat(28/3/ 2014), menyatakan pencarian digeser lebih dekat ke Perth karena pesawat terbang lebih cepat.

Penilaian dari Sisi Intelijen
Penulis sejak mengetahui terjadinya pengalihan penerbangan, dimatikannya transponder dan ACARS, mencurigai dan mengaitkan hilangnya pesawat dengan adanya tindakan ekstrem. Karena pesawat terus diterbangkan dengan manuver presisi, kesimpulan sementara yang terkuat adalah terjadinya pembajakan udara. Setelah transponder dimatikan dan kemudian arahnya diubah, MH370 menjadi sebuah objek yang disebut sebagai black flight. Saat itulah berlangsung pembajakan. Dari fakta pesawat diterbangkan ke ketinggian 45.000 ft dan jatuh secara dramatis ke ketinggian 23.000 ft, pesawat penulis perkirakan mengalami high speed stall, jatuh setinggi 22.000 ft (sekitar 7 km).
Pada saat itu berlaku hukum G negative, yaitu bagi mereka yang on board, darah akan secara cepat mengalir ke kepala, dan menimbulkan pendarahan baik di hidung, mulut telinga maupun mata. Pembuluh darah di kepala bisa pecah dan menyebabkan orang tewas. Apabila ini terjadi, mereka yang berada di pesawat siapa pun dia akan langsung pingsan dan bukan tidak mungkin tewas. Pilot (yang menerbangkan pesawat) selamat dan dia mampu melakukan manuver recovery pada ketinggian 23.000 ft. Setelah PM Najib mengumumkan penguasaan pesawat oleh seseorang, aparat keamanan Malaysia melakukan pengumpulan data penumpang, semua dinyatakan bersih, tidak terkait dengan teroris.
Berarti awak pesawat (khususnya pilot) yang kemudian dicurigai membajak. Karena hanya dialah yang mampu menerbangkan pesawat dengan manuvernya. Dari penelusuran ke rumah kapten pilot Zahari Ahmad Shah WN Malaysia( total jam terbang 18.365 jam) yang bergabung dengan MAS sejak 1981 dan kopilot Fariq Ab Hamid, WN Malaysia (2.763 jam terbang), polisi menemukan sebuah simulator Boeing 777 yang setelah diselidiki ada penghapusan data pada tanggal 3 Februari 2014. Simulator diketahui mampu melakukan simulasi emergency serta tempur.
Penulis berpendapat, kapten pilot yang sangat berpengalaman pernah melakukan latihan darurat stall dan bagaimana melakukan manuver recovery. Tampaknya ini yang terjadi, dengan demikian semua penumpang, termasuk kopilot dan kru mungkin mengalami G negative dan bukan tidak mungkin langsung lumpuh atau bahkan meninggal. Kasus stall MH370 tampaknya sama seperti kasus Air France AF447 yang jatuh dalam rute Brasil ke Paris tahun 2009.
Pesawat jatuh di Samudera Atlantik, menewaskan 228 penumpang dan kru. Setelah penyelidikan mahal selama dua tahun, puing Airbus akhirnya ditemukan. Dari hasil pemeriksaan rekaman suara dan data pesawat di black box, penyelidik Prancis menyebutkan pilot gagal mengantisipasi dan memahami situasi stall sehingga tidak melakukan manuver recovery, akibatnya pesawat jatuh. Perbedaannya, stall MH370 disengaja, dan pilot mampu melakukan recovery.

Penilaian Sisi Terorisme
Penggunaan istilah terorisme dalam kasus hilangnya MH370 tampaknya belum dapat diterima karena pada umumnya semua menunggu ditemukannya black box yang dikatakan merupakan kunci dari kasus. Dalam kasus ini Pemerintah Malaysia menyatakan bahwa pesawat diambil alih, artinya telah terjadi pembajakan. Pembajakan apabila menjadi sebuah motif bisa terkait dengan kriminal, minta uang tebusan, pembebasan seseorang yang ditahan, akan tetapi apabila terkait dengan jaringan terorisme internasional artinya pembajakan untuk tujuan menyerang dan melakukan bunuh diri.
Penulis berpendapat bahwa pembajakan MH370 agak erat hubungannya dengan serangan Al-Qaeda. Di Malaysia walaupun tidak diangkat ke permukaan terdapat jaringan radikal yang berafiliasi dengan Al-Qaeda, hanya mereka tidak dapat bergerak karena ketatnya Internal Security Act (ISA). Pada beberapa tahun lalu, dua tokoh Al Qaeda yang beroperasi di Indonesia (Dr Azhari dan Noordin M Top) adalah warga Malaysia yang melatih teroris Indonesia untuk menyerang Amerika Serikat dengan bom bunuh diri. Yang mereka serang adalah simbol AS dan sekutunya.
Fakta yang memperkuat, pada bulan September 2013, saat peringatan ke 12 serangan 911, yang jatuh tanggal 11 September 2013, Ayman al-Zawahiri (pimpinan Al-Qaeda pengganti Osama bin Laden) mengeluarkan fatwa agar kaum muslim menyerang AS. Konflik antara AS-Al-Qaeda belumlah selesai, mereka masih ada dan akan menyerang pada waktu, tempat, dan situasi yang tidak diperkirakan. Serangan 911 adalah pembajakan pesawat oleh 18 teroris yang sangat mengejutkan AS, di luar perkiraan. Kini timbul pertanyaan, apabila terkait dengan teroris, mengapa pesawat Malaysia yang dibajak dan apa kaitan dengan AS.
Sesuai dengan teori terorisme, mereka melakukan aksi untuk melakukan misi sebagai instrumen pengadilan atau menyampaikan pesan. Kasus MH370 nampaknya sebuah penyampaian pesan kepada AS serta sekutu-sekutunya, mereka masih ada dan mampu berbuat sesuatu yang mampu menaklukkan teknologi tinggi. Teroris menyerang Boeing777, simbol AS. Sudah tiga pekan, 28 negara dengan teknologi canggih, pengerahan kapal laut dan pesawat terbang serta satelit hebat, belum juga mampu menemukan pesawat. Jadi ini sebuah serangan psikologis.
Kini AS menerjunkan CIA yang dikenal sebagai organisasi peniadaan teroris, Inggris menerjunkan MI6, dan Tiongkok menerjunkan agen-agen intelijennya. Tampaknya semakin disadari bahwa benar ada teroris di belakang ini. Kini mereka mencari bukti atau fakta. Kita jangan menafikan teori abu-abu, penyebab ekstrem harus dijejaki kebelakang, kejahatan tidak selalu sempurna, pasti ada jejak yang ditinggalkan. Simulator adalah salah satu jejaknya. Perlu diperdalam, bukan tidak mungkin dan akan lebih menakutkan apabila simulator pernah digunakan untuk melatih teroris lainnya untuk kembali membajak Boeing 777.
Kesimpulannya, hilangnya MH370 dibajak dan sengaja diarahkan ke kawasan terpencil dengan laut yang ganas dan dalam. Tujuannya untuk menghilangkan black box agar kasus ini tetap menjadi sebuah misteri. Ini semua membuktikan serangan demikian terencana dan terstruktur. Yang jelas sebelum black box ditemukan, akan banyak negara Barat dan para pengguna Boeing 777 akan gundah dan resah. Kita mungkin tidak akan pernah tahu, ada sebuah skenario yang mengerikan di balik ini semua. Hanya mereka belum mau memunculkan diri, itulah terorisme. ●

Progress Pengembangan Alutsista Buatan Dalam Negeri

 

alutsista buatan dalam negeri
alutsista buatan dalam negeri

Assalamualaikum wr wb. Selamat pagi, request permission to rejoin formation:D
Rame diskusi soal industri alutsista dalam negeri. Secara ringkas, plan dan progress pengembangan alutsista buatan dalam negeri antara lain sebagai berikut
A. Matra Darat:
  1. Tank medium, target bobot max 30 ton, 120 mm smooth bore gun, composite armor, active protection system (in progress, 35% completed)
  2. Sistem roket kendali dan nir kendali multi laras untuk artileri medan dengan jarak jangkau 40-80 km (in progress, 85% completed)
  3. Sistem peluru kendali balistik jarak pendek (< 300 km) berplatform truk roda ban (in progress, 50%completed)
  4. Sistem peluru kendali balistik jarak menengah ( < 2000 km) berplatform truk roda ban (in progress, 30% completed)
  5. Sistem peluru kendali balistik antar benua (10.000 – 15.000 km) berplatform kereta api (in progress, detailed engineering design based on SS-24 system, platform vehicle sample obtained and currently being re-designed)
  6. Sistem peluru kendali anti pesawat udara multi pemandu jarak sedang berplatform truk roda ban (in progress, 40% completed)
  7. Sistem peluru kendali anti pesawat udara multi pemandu jarak jauh berplatform truk roda ban (in progress, 30% completed, design based on S300PMU1 system)
  8. Sistem manajemen tempur dan logistik terpadu (integrated battle and logistic management system, enable field commander to coordinate large scale combat units and battle assets in multi spectrum engagements)
  9. Sistem alkom (alat komunikasi) tahan jamming dan terenkripsi.
  10. Sistem radar kontra artileri medan.
B. Matra Laut
  1. Kapal Cepat Rudal Trimaran 74+94m (littoral combat vessel designed) and 120 m (ocean going heavy corvette)
  2. Kapal Perusak Kawal Rudal/frigate kelas Sigma (design mengacu pada kapal perusak kelas DZP, sistem manajemen tempur racikan Thales + LEN berbasis CAWCS, dilengkapi radar SMART-L dengan kemampuan integrasi dengan sistem radar INDRA 2 (low frequency radar – stealth detection capable), dan sistem rudal ASuM dan SAM buatan dalam negeri)
  3. Kapal selam Changbogo class (design U214, VLS/non VLS variant)
  4. Kapal LHD 30.000 ton capable of delivering 1 BTP (batalyon tim pendarat) + 30 medium tanks + 14 helos.
  5. Sotong family UUV (unmanned underwater vehicle), 2 variants currently developed and deployed. a. Variant 1, codenamed Sotong: equipped with 120kg internal shaped charge warhead with magnetic fuze, able to submerge up to 250 m, utilizing passive sonar for tracking surface targets, and fully automated sequence of engagements. b. Variant 2, codenamed Cumi: torpedo carrying vehicle, details undisclosed
  6. Sea Ghost multipurpose mini submersible vehicle, 2 variants currently deployed, details strictly undisclosed.
  7. Rudal anti kapal berdaya jangkau 90, 180, dan 250 km.
C. Matra Udara
  1. Indonesian Fighter Xperimental (IFX), 4,5th and 5th Gen fighter base design, incorporate semi stealth features, internal weapons bay, AESA radar, advanced EW capability.
  2. J-10B-based fighter, using Lyulka AL-41F turbofan engine, PESA radar.
  3. Rudal AAM berdaya jangkau 20, 60, dan 180 km berpemandu IR dan radar aktif.
  4. Rudal ASM berdaya jangkau 30 dan 100 km, berpemandu TV, dan IR.
  5. Smart Bomb berpemandu laser. Sistem AEW & C (license based).
PLus ada beberapa item lain yang strictly confidential, belum waktunya disingkap.
Demikian, selamat berdiskusi, hehehe…. (By Narayana)

DPR: Pertahanan Udara Rawan – Peralatan Militer Indonesia Belum Dimodernisasi


DPR menilai sebaran radar pertahanan milik TNI AU sangat terbatas. Karenanya, jumlah 20 radar perlu diperbanyak demi menjaga wilayah udara NKRI.
Belum lagi banyak radar yang berusia cukup tua sehingga perlu diremajakan. “Sebenarnya ini belum cukup karena banyak yang harus diperbaiki atau diganti,” kata anggota Komisi I DPR Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati ketika dihubungi, Selasa (1/4).
Ia mengungkap hasil analisis Komisi Pertahanan banyak ruang kosong yang tidak terkover radar militer. Hal itu tentu riskan kalau dibiarkan terus berlanjut. Pasalnya, bisa saja sebuah benda asing lewat begitu saja tanpa terdeteksi ketika melewati wilayah udara NKRI.
“Pengadaan radar harus diperbanyak mengingat sistem pertahanan udara kita rawan intervensi asing,” kata politikus Partai Hanura itu.
Susaningtyas menyadari, luasnya wilayah NKRI memang membutuhkan komitmen kuat dari pemerintah untuk memperkuat alutsista TNI AU. Hanya saja, Kemenhan menghadapi kendala lantaran tidak disokong anggaran besar.
Dia menyarankan agar Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) diberi wawasan Nusantara demi mendukung peremajaan alutsista. Dengan cara itu, sambung dia, pemenuhan radar militer baru yang canggih dapat direalisasi. “Betul anggaran alutsista kita terbatas. Bappenas harusnya juga memiliki visi pertahanan.”
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq mengatakan Indonesia belum memodernisasi peralatan radar militer pantai dan udara. Sebab menurutnya Indonesia masih berfokus pada pengadaan alutsista utama (senjata dan kendaraan tempur).
“Untuk Angkatan Udara alutsista pendukungnya masih radar lama dan belum semua pangkalan udara militer dilengkapi radar,” kata Mahfudz Siddiq ketika dihubungi Republika, Senin (31/3).
Mahfudz mengatakan sebagian besar radar militer Indonesia sudah tidak berfungsi optimal. Ini karena radar yang digunakan sudah tidak moderen. Menurut Mahfudz anggaran alutsista sebesar Rp 120 triliun selama 2009 sampai 2014 tidak  memadai.
“Memang diakui dalam rencana strategi (renstra) 2014 belum bisa biayai radar militer,” ujarnya.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera ini mengusulkan agar ada peningkatan anggaran alutsista periode 2014–2019. Mahfudz mengatakan modernisasi radar militer udara dan pantai sudah tidak bisa ditunda. Pasalnya lalulintas udara dan perairan Indonesia sudah semakin padat.
“Saya usulkan belanja alutsista periode berikut Rp 200 triliun,” katanya.
Mahfudz menolak belanja alutsista TNI tidak tepat guna. Dia menjelaskan fungsi alutsista tidak optimal karena belanja alutsista tidak dilakukan dalam paket menyeluruh. Mahfudz mencontohkan, saat membeli pesawat Sukhoi, Indonesia tidak sekaligus membeli persenjataan Sukhoi. “Pembeliannya bertahap karena keterbatasan anggaran,” ujarnya. (ROL)

Cintailah Industri Strategis Indonesia

merah_putih_v16 copy
Alutsista kebanggaan buatan dalam negeri
Alutsista kebanggaan buatan dalam negeri
Percepatan Minimum Essential Force (MEF) yang dibangun Kemenhan tidak hanya fokus impor dari luar negeri, tapi juga dengan produsen-produsen dalam negeri. Keseriusan Kemenhan bisa dilihat dnegan penandatangan nota kesepahaman (MoU) dengan sejumlah industri alutsista dalam negeri yang dilakukan pada Maret 2012 silam.
“Jumlah kontraknya mencapai Rp 1,3 triliun,” ujar Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro saat itu.
Perusahaan yang dilakukan MoU adalah PT Dirgantara Indonesia, PT Palindo Marine, PT Pindad, PT Infra RCS Indonesia dan PT Sari Bahari. Selama ini kita telah mengetahui pengembangan BUMN Industri strategis seperti PT DI melalui kerjasama pembuatan alat militer bersama pihak produsen luar negeri seperti pesawat CN-295, CN-235, Helikopter Bell 412, Cougar EC-725, Fennec AS-555, dll.
Lalu ada PT Pindad dengan berbagai macam senjata ringan hingga ke kendaraan lapis baja roda biasa seperti Anoa, Komodo, Rantis 4×4 maupun roda rantai seperti rencana membuat MBT dan tank kelas ringan/sedang yang mampu menjadi andalan dalam kondisi geografis kita. Dalam MoU itu juga ada beberapa alutsista strategis seperti pembuatan Rocket FFAR, Radar/ECDIS, serta pembuatan peluru kendali.
Pembuatan FFAR atau Fin Folding Aerial Rocket ini buatan PT DI hasil Transfer of Technology (ToT) dari produsen asal Eropa, Lesca dengan bersandar lisensi dari Belgia. Ada dua tipe yang dikembangan PT DI yaitu RD 701 berbasis FFAR MK 4 dan RD 7010 berbasis MK 40. Saat ini untuk pengembangan sudah hampir 100%. Sedangkan hulu ledaknya sudah 100 persen buatan lokal dibantu Lapan dengan sistem Doublebase atau basis ganda, sehingga FFAR buatan dalam negeri bisa setara dengan produk-produk luar.
Rocket FFAR buatan dalam negeri - Hulu ledak 100% komponen lokal
Rocket FFAR buatan dalam negeri – Hulu ledak 100% komponen lokal
Spesifikasi
Diameter : 70 mm (2.75 inchi)
Panjang : 120 cm
Berat : 8.4 Kg
Jarak efektif : 3,400 m
Berat Warhead : 2.7 Kg
Untuk radar/ECDIS (Electronic Chart Display and Information System) atau sistem informasi navigasi laut sesuai dengan Organisasi Maritim Internasional (IMO) juga sudah dibuat oleh PT Infra RCS Indonesia. Untuk ECDIS ini murni hasil anggaran pengembangan dari PT Infra. Selain itu PT Infra juga telah mengembangkan Electronic Support Measures (ESM) dan rencana pengembangan bersama WECDIS dengan TNI AL.
INFRA
INFRA
Selain Infra, ada juga dari BUMNIS yaitu PT. LEN Industri seperti Radar Processing dan Display Console untuk teknologi Modern radar dan Legacy radar. Selain Radar/ECDIS PT LEN juga mengembangkan atau memproduksi Combat Management System (CMS), Transoder TPO TLM-01 (untuk kapal selam), Len Cryptosys (Modem Enkripsi asli buatan dalam negeri), peralatan komunikasi radio portable (Manpack)/Base Station/Vehicle, dll.
Surveillance & Reconnaissance
Surveillance & Reconnaissance Device
image002
peralatan komunikasi radio portable (Manpack), Base Station, Vehicle
Sedangkan Peluru kendali, berdasarkan Rencana Strategis 2010-2014 Konsorsium Roket untuk TNI AD memerlukan RX-100 yang Alhamdulillah telah behasil yaitu R-Han 122 (a) tinggal uji tabel tembak, TNI AL RX-122 sama yaitu R-Han 122b dengan jarak dibawah 40 km-tinggal uji Tabel dan RX-320 pengembangan bersama litbang TNI AL dengan jarak 70 Km atau lebih.
sotong42
sotong 42
Sotong 42-tail
Sotong. Image: ryanmesin.wp
Ranjau Laut
Ranjau Laut
Smart Bomb - Dislitbang
Smart Bomb – Dislitbang
RX-320 - sejenis Exocet dengan jarak 180 km
RX-320 – sejenis Exocet dengan jarak 180 km

Untuk RX-320 ini direncanakan untuk mengganti Exocet dan telah dilengkapi Infrared Seeker Head. Dan terakhir untuk TNI AU ada RX-70 dengan jangkauan 7.9 km dan ini juga sudah dikembangkan untuk dicantel di pesawat tempur kita.
Diharapkan Alutsista ringan maupun kelas berat ini bisa mengisi tiga matra TNI agar terciptanya MEF pertama bisa diwujudkan. Untuk MEF kedua ada rencana pengembangan dalam negeri juga seperti Tank Medium, APC Amphibious, RX-320 sejenis Exocet dengan jarak 180 km, PSU kelas sedang, Kapal Selam bersama DSME, Kapal Perang PKR/Frigate bersama DSNS Belanda, dll.
Cintailah produk-produk dalam negeri…
Salam (Jalo).

Senin, 31 Maret 2014

TNI AU tunggu pesawat tempur generasi 4,5



Peremajaan dan modernisasi arsenal perang TNI AU terus dilakukan, di antaranya pesawat tempur pengganti F-5E/F Tiger II yang sekarang tergabung di Skuadron Udara 14, yang berasal dari generasi 4,5 atau 4,5++.

Di antara kontestan yang telah masuk ke dalam daftar pasti pengajuan adalah Sukhoi Su-35 Flanker E (Rusia), JAS-39 Gripen (Swedia), Dassault F1 Rafale (Prancis), dan Boeing-McDonnel Douglas F/A-18E/F Super Hornet (Amerika Serikat). Pengadaan arsenal baru TNI AU itu sesuai Perencanaan Strategis Pertahanan Indonesia Tahap III.

"Kami masih menunggu evaluasi dari Kementerian Pertahanan dan Markas Besar TNI. Jika ditanya, kami menginginkan generasi 4,5," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto, di Yogyakarta, Minggu.

F-5E/F Tiger II didatangkan langsung dari pabriknya di Amerika Serikat pada awal dasawarsa '80-an, dengan skema pembelian foreign military sales.

TNI AU saat itu adalah pengguna perdana Tiger II di ASEAN dengan kekuatan satu skuadron udara penuh (16 unit).

Angkatan Udara Kerajaan Thailand menjadi negara kedua, yang malah membeli lebih banyak lagi Tiger II itu, dan mengembangkan kemampuan pesawat tempur kelas interseptor itu.

TNI AU sebetulnya bukan tidak mengembangkan kemampuan dan usia pakai F-5EF Tiger II itu, karena sempat ada Program MACAN yang diluncurkan pada akhir dasawarsa '90-an.

Selain Thailand, Angkatan Udara Iran secara sempurna bisa mengembangkan Tiger II mereka.

Dassault F1 Rafale merupakan pesawat terbang tempur bermesin ganda dengan rancangan unik di dunia, berkelas multi peran --Prancis menyebut ini sebagai omnirole capability-- termasuk reconnaissance dan surveillance hingga kemampuan meluncurkan bom nuklir.

Dikembangkan dalam hanya tiga varian (B,C, dan M), komonalitas dan kompatibilitas serta kemudahan perawatan plus pengoperasian menjadi nilai tambah pesawat tempur bersayap delta dengan sayap kanard di depan bawah kokpit.

Sistem avionika dan penginderaan serta persenjataannya memakai teknologi kelas paling canggih di kelasnya, di antaranya integrasi sistem dengan pusat pengendali dan sesama penempur di udara.

Adapun JAS-39 Gripen bersayap delta buatan SAAB Swedia, diketahui memiliki kemampuan tempur multiguna-interseptor berkecepatan di atas 2 Mach, dengan teknologi terkini dan menjadi salah satu arsenal andalan NATO.

JAS-39 Gripen merupakan penyempurnaan JAS-35 Vigen dan JAS-37-Drakken, dan bisa menjadi pamungkas dalam superioritas udara dari Swedia yang dikenal dengan produk-produk berkualitas tinggi itu.

Angkatan Udara Kerajaan Thailand menjadi pengguna perdana JAS-39 Gripen ini di ASEAN, sementara di dunia telah dipergunakan Angkatan Udara Kerajaan Swedia, Angkatan Udara Afrika Selatan, dan Angkatan Udara Hungaria.

Sementara Boeing F/A-18E/F Super Hornet adalah pesawat tempur bermesin ganda yang didedikasikan untuk bertempur secara multiperan.

Dia juga dipergunakan di Angkatan Udara Singapura, yang diimbuhi teknologi lebih canggih ketimbang versi ekspor lain dari pabrikannya.

Sukhoi Su-35 Flanker E buatan  Komsomolsk-on-Amur Aircraft Production Association adalah pengembangan dari Su-27 Flanker yang ditingkatkan manuverabilitasnya dari kokpit berkursi tunggalnya dan bermesin jauh lebih kuat dari pendahulunya.

Pertama kali mengudara pada 1988, Angkatan Udara Rusia memakai Su-35 Flanker E (semula dikenal sebagai Su-27M) tim aerobatik mereka, Vityyasii Ruskiyii (Ksatria Rusia), menggantikan MiG-29.

TNI AU sudah sangat akrab dengan sistem Su-27 Flanker ini karena telah memiliki satu skuadron udara berisikan mereka, yaitu Skuadron Udara 11, yang berpangkalan di Pangkalan Udara Utama Hasanuddin, Makasssar. 

LHD dan peran strategisnya guna mendorong kekuatan Maritim TNI AL

mistral-warships
Mistral Perancis, pilihan utama bagi TNI AL. Selain sudah teruji, TNI punya pengalaman bertransaksi dengan Perancis.

About LHD
Amphibious Assault Ship atau lebih asyik disebut Landing Helicopter Dock (LHD) adalah sejenis kapal perang yang dilihat dari bentuknya mirip seperti Alter Ego nya Kapal Induk/AirCraft Carrier. Kapal jenis ini dirancang dengan kemampuan serbaguna (multipurpose) seperti mengangkut kendaraan-kendaraan amfibi, Helikopter ,pesawat tempur berkemampuan STOVL seperti AV-8 Harrier,F-35B Lightning II hingga helikopter kawin silang MV-22 Osprey. Tak banyak negara yang mengoperasikan LHD di angkatan lautnya, jumlahnya masih bisa dihitung jari, semisal Amerika (Wasp Class), Perancis (Mistral Class), Korea Selatan (Dokdo Class), Jepang (Hyuga Class), Spanyol (Juan Carlos Class) dan Australia (Canberra Class).
Dalam perkembangan ditubuh AL Amerika Serikat, LHD dapat dimodifikasi menjadi Landing Helicopter Assault (LHA) dimana LHD jenis ini lebih dikhususkan untuk mengangkut alutsista berstatus otensif (menyerang). Untuk pertahanan diri, LHD dapat dilengkapi dengan sejumlah Defensive System misalnya Anti-Torpedo Towed Defense System (Nixie), Close in Weapon Sytem dan Active missile decoy system (ex Nulka) atau bisa juga mendapatan kawalan (escort) dari beberapa Frigate dan Kapal selam layaknya Carrier.

Why Need LHD?
Berkat Pesona yang dipancarkan LHD pulalah, membuat Rusia mengambil keputusan yang mengejutkan dunia militer saat itu. Rusia negara pengekspoer senjata terbesar didunia justru untuk pertama kalinya membeli alutsista diluar negaranya yakni LHD Mistral buatan Perancis. Kabar pembelian ini sempat menghebohkan sekutu Perancis di Nato dan Amerika serikat. Bukan tanpa alasan Rusia memlih Mistral, selain meningkatkan kekuatan armada laut hitam Rusia, Mistral juga memangkas waktu pergelaeran pasukan amfibi dari hitungan jam ke hitungan menit.
Selain disebut sebagai kapal induk helikopter, LHD juga termasuk Bâtiments de Projection et de Commandement (BPC), kapal komando dan proyeksi kekuatan. kapal BPC akan dilengkapi dengan fasilitas komunikasi canggih yang membuat kapal BPC bisa menjadi kapal komando dan mampu menjalankan operasi gabungan multinasional.
LHD dengan kekuatan penuh, kehadirannya bak monster laut.
LHD dengan kekuatan penuh, kehadirannya bak monster laut. Lihatlah alutsista yang diangkut, ngeri.

Menilik apa yang dilakukan AL Rusia dalam memodernisasi armada lautnya, Indonesia sebagai negara kepulauan juga sudah semestinya memilki tujuan mengembangkan kekuatan AL dengan memakai Alutsista yang sangat strategis. Apalagi kini, Nusantara tengah terkepung pangkalan militer asing yang menyebar melingkar bak sebuah cincin, ditambah negara tetangga selatan yang sebentar lagi akan mengoperasikan LHD Canberra Class dan sejumlah kapal Destroyer maka sebagai negara terbesar di kawasan, Indonesia khususnya TNI AL senantiasa mewaspadai setiap gerakan modernisasi dikawasan dengan berbagai bentuk dan tujuannya. Berikut beberapa keunggulan bila TNI Angkatan Laut bila memiliki kapal LHD dalam jajaran Alutsistanya :
  • Meningkatkan daya pergelaran kekuatan TNI secara umum, dimana sebuah LHD dengan bobot 20.000an ton mampu mengangkut ribuan personil, Helikopter, watercraft termasuk dengan semua senjata, amunisi, kendaraan dan logistik. Sehingga jika dilakukan Operasi Amfibi atau pendeployan pasukan marinir dapat di lakukan secara masif dalam waktu yang tak terlalu lama. Sangat cocok dengan kondisi geografi dan geopolitik wilayah NKRI yang terdiri dari banyak pulau sebagai sebuah medan laga.
  • Mendukung poin diatas, LHD dapat menjadi pusat komando operasi gabungan TNI AL dengan teknologi yang lebih canggih sesuai perannya sebagai BPC (Bâtiments de Projection et de Commandement )
  • LHD juga sangat luar biasa untuk mengemban misi kemanusiaan, kemampuan angkut yang luar biasa besar ,Tim penyelamat dan pasokan logistik untuk para korban bencana dapat didistribusikan dengan lebih efektif.
  • Memberikan efek penangkal / Deterens sehingga tugas pengawasan dan pengamanan perairan nusantara berserta ZEE lebih bertaji serta menjadi prestige tersendiri jika memilikinya.
LHD spanyol, JuanCarlos beserta akesorisnya yang memukau.
LHD spanyol, JuanCarlos beserta akesorisnya yang memukau.
Tantangan untuk memiliki kapal LHD bagi TNI AL :
  • Ketersediaan anggaran dan prioritas kebutuhan, untuk saat ini mungkin peran kapal komando dan penanganan bencana (non perang) bisa ditambal oleh kapal jenis LPD yang sudah dioperasionalkan TNI AL.
  • Selain problem klasik anggaran, siapun tahu bahwa LHD adalah Alutsista yang sangat strategis, bila sudah memiliki dana belum tentu ada negara produsen LHD yang memberikan lampu hijau. Pilihan negara produsen LHD yang mungkin masih bisa ditembus adalah Perancis dan Spanyol, bisa tidaknya tergantung kemampuan berdiplomasi yang cerdas dan strategis tanpa merugikan salah satu pihak.
  • Reaksi negara kawasan yang terhadap upaya Indonesia memiliki kapal LHD, apalagi bila masih dalam tahap penjajakan muncul reaksi memanas dari negara tetangga, maka perlu upaya khusus untuk meredam gejolak ini sehingga tidak melebar menjadi ajang perlombaan senjata dikawasan (Arm Race).
  • ‘amunisi’ LHD yang harus dimiliki, seperti helikopter tempur, ASW, transport dan kendaraan amfibi menjadi beban tersendiri, apalagi bila ‘amunisi’ ini masih belum dipersiapkan dengan matang seperti merk helikopter yang dipilih, dsb.
  • The Last, Biaya Operasionalnya yang tentu saja akan sangat mencengangkan, dalam hal ini semua kembali pada kondisi ekonomi dan keuangan negara.
At least, meski terlihat sulit diwujudkan untuk saat ini, tetapi memiliki sebuah kapal LHD beserta isinya bukanlah Kemustahilan. Berharap saja, Kemhan dan TNI AL akan melirik dan mewacanakan pembelian LHD dalam daftar MEF mendatang mengingat teknologi dan ancaman militer terus berkembang dinamis. Kita tunggu saja penerus pemerintahan Presiden SBY kelak, semoga akan tetap konsisten untuk meneruskan program modernisasi Alutsista ini, termasuk terus berupaya meningkatkan kemandirian Alutsista bersama BUMN strategis negeri ini.
Bersama LHD, Jales veva Jaya mahe.

Alutsista Misterius TNI dan Kegelisahan Negara Tetangga

575282_20140103080749

Intro
Adanya ajang perlombaan senjata (Arms Race) diantara kawasan yang belum tercipta sebuah aliansi adalah hal yang wajar. Memasuki abad 21, kawasan Asia khususnya Asia Pasifik mulai dimeriahkan dengan perlombaan kepemilikian Alutsista (Alat utama sistem Persenjataan) Canggih, ini tak lepas dari meningkatnya suhu perekonomian dunia yang kini bermigrasi dari Eropa/Amerika ke Asia. Negara negara yang paling antusias dalam kompetisi adu senjata biasanya terdorong oleh adanya permusuhan terselubung atau karena ada ancaman yang sangat serius dari negara sekitarnya, diantaranya Iran, China, India, Korea Selatan, Jepang, Malaysia, Singapura, Pakistan, Vietnam, Australia dan Indonesia. Jika diantara negara ini berencana atau tengah membeli Alutsista Strategis, maka negara sekitarnya akan turut terkompor untuk melakukan hal yang seirama, Jenis Alutsista tandingannya berbeda beda tergantung pada kebijakan politis dan anggaran yang dimiliki.
Terkadang, ajang perlombaan senjata ini dapat dianggap sebagai situasi yang riskan berpotensi meng unstabilkan kedamaian dan keseimbangan kawasan. Beberapa negara berpandangan, bahwa aktivitas saling unjuk gigi senjata strategis sangat tidak direkomendasikan karena akan timbul konsekuensi-konsekuensi yang tak diharapkan, seperti yang tadi dituliskan, mengancam kestabilan dan ketenangan kawasan. Sehingga, Negara tersebut memilih mengambil kebijakan yang bersifat unpublicated, top secret, dan terselubung terkait rencana atau kepemilikan Alutsista Strategis. Kebijakan inilah yang sepertinya dikerjakan oleh militer Indonesia (TNI) semenjak program pengadaan Alutsista (Minimum Essential Forces) Dicanangkan Pemerintahan Presiden SBY.

Alutsista Rahasia TNI
Tak semua pengadaan senjata utama TNI dipublikasikan pada khalayak umum demi menjaga sebuah kepentingan khusus dan strategis, salah satunya adalah menutupi kekuatan TNI yang sebenarnya dengan tujuan membingungkan pihak asing yang ingin bermain main dalam mengganggu kedaulatan dan integritas nasional Republik Indonesia. Program merahasiakan kekuatan strategis TNI tersebut disinyalir berhasil membuat gerah salah satu negara tetangga kita, secara kilat kementrian pertahanan negara tersebut mengadakan program reboisasi Alutsistanya seperti pembelian kapal LHD, Destroyer, Pesawat tempur canggih dan sebagainya. Secara kasat radar, hal ini terindikasi sebagai upaya antisipatif negara tersebut terkait keberadaan alutsista canggih TNI yang sengaja sangat dirahasiakan keberadaannya.
ERNOULT571179
Flashback sejenak ketika Pemerintahan Presiden Megawati berkuasa dan Pemerintahan Jilid satu Presiden SBY, dimasa itu tengah ramai pemberitaan insiden pelanggaran kedaulatan Indonesia oleh negara asing, pengklaiman wilayah dan penerbangan illegal (Black Flight). Kekuatan pertahanan Indonesia serasa ditampar, pasca Reformasi dan riuhnya konflik horizontal dibeberapa daerah, perhatian terhadap kondisi Alutsita TNI belum terlalu intens. Modernisasi dan pengadaan alutsista masih terkesan lambat, sehingga kebutuhan Alutsista TNI masih saja dibawah garis memadai. Dimasa kedua Pemerintahan SBY semuanya berubah, program MEF dicanangkan dengan rapi dan pasti. Insiden-insiden pelanggaran kedaulatan berangsung berkurang drastis, gerakan MEF dapat dianggap berhasil menggetarkan pihak asing, rakyat khususnya warga para military enthusiast bersuka cita. Dimasa MEF inilah kemudian beredar banyak bisikan gaib dan gossip tentang aktvitas rahasia Kementrian Pertahanan/TNI terkait pembelian Alutsista Menakutkan yang masuk dalam daftar kebijakan sangat dirahasiakan. Keberadaan Alutsista ini menjadi topic/bahan perbincangan ramai yang memikat diforum forum militer, saling tebak dan analisa yahud menyeruak dimana mana. Alutsista Ghaib, itulah sebutannya. Barangnya dirasa ada tapi wujudnya dirasa tidak ada. Wonderful !
Conclusion

Pertanyaan yang sangat menarik adalah Benarkah TNI memiliki Alutsista Strategis yang menakutkan lawan? Apa saja Alutsista tersebut?. Dari informasi yang beredar dijagad maya, Alutsista super rahasia tersebut adalah Jet Tempur Canggih, Sistem Pertahanan Udara (SAM) dan Kapal Selam. Penerawangan awam, Jet Tempur yang dimaksud adalah Sukhoi SU35 atau Dassault Rafale, SAM S-300, TD2000 atau HQ-16, Kapal Selam Kilo terbaru atau U216. Ane sendiri berharap bahwa Alutsista ghaib TNI tak hanya ini saja, melainkan ada Pesawat peringatan Dini (AEW&C), Kapal LHD  hingga Kapal Destroyer Aegis Type. Last, entah benar atau tidak informasi ini, yang pasti saat ini Militer Indonesia kembali disegani dikawasan. Rakyat yang penting tahu dan merasakan bahwa Negara ini dilindungi dengan sangat luar biasa, rasa kebanggaan dan nasionalisme semakin berkibar dengan memiliki angkatan bersenjata yang mumpuni.