Rabu, 05 Februari 2014

Game Theory: Australia Indonesia China


Parade Militer China (photo: CNN)
Parade Militer China (photo: CNN)

Ketakutan Australia Melihat Ancaman dari Utara, Khususnya China dan Indonesia:
1. China Calon Penguasa Asia Pasifik:
a). Modal utama: China diyakini mampu meluncurkan ICBM / rudal balistik antar benua dari kapal selam mereka. Rudal tersebut salah satunya Julang (JL-2) dengan kapal selam bertenaga nuklir kelas Jin (tipe 094). Dengan kemampuan ini maka China dapat menghancurkan kota-kota di seluruh daratan Asia Pasifik, dan China pun diyakini mampu melakukan serangan mendadak terhadap kota-kota di Amerika Serikat dengan rudal nuklirnya.
Kapal selam canggih bertenaga nuklir China lainnya yaitu Ksia 092 type, Khan 091 type, Sheng 093 type dan terakhir kapal selam baru tipe 095 yang bisa membawa 24 rudal balistik dan China sampai tahun 2020 menargetkan memiliki kapal selam bermesin diesel sebanyak 50 unit.
b). Amerika Serikat pun menaruh hormat kepada Angkatan laut China. Sampai tahun 2020 Amerika Serikat -lewat Armada ke-7 yang membawahi Asia pasifik terdiri dari 6 kapal induk, puluhan kapal perusak, kapal penjelajak dan kapal selam- menekankan China dan AS menjadi mitra untuk menjaga keamanan maritim di kawasan Asia Pasifik.
c). China setuju tawaran AS tapi China minta imbalan, agar AS menghargai klaim China di kawasan LCS.
d). AS bingung karena di kawasan Asia Pasifik ada Sekutunya seperti Jepang, Korea Selatan, Singapura dan Filipina yang bersentuhan dengan claim China.
e). Di darat, China memikili rudal (ANGIN TIMUR) pembantai kapal induk yaitu rudal balistik Dong Feng 21 D (DF-21D) kode NATO CSS-5 Mod-4. Jarak jelajak 3000 km, kecepatan luncur 12.000 km/jam. Dan china terus memproduksi rudal ini khusus menghadapi musuh yang mempunyai kapal induk. Kekuatan angkatan laut lainnya:
1 Aircraft Carrier, 26 destroyers, 50 frigates, 3 SSBN, 5-7 SSN, 56 SSK, 58 amphibious warfare ships, 27 Large Landing Ships, 31 Medium Landing Ships, 200+ fast attack craft, dan lain-lain.

Diver Royal Australian Navy, Latihan di  the Pacific military exercise (photo: HUGH GENTRY / REUTERS)
Diver Royal Australian Navy, Latihan di the Pacific military exercise (photo: HUGH GENTRY / REUTERS)

2. Australia, Negara yang dibuku putihnya merasa selalu bejibun ancaman dari UTARA:
a). Australia selalu memandang ancaman dari utara, mulai dari Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan terutama dari China.
b). China dengan kemampuan yang dimiliki mulai dari milter dan ekonomi yang menakjubkan, membuat negara Australia selalu dalam ketakutan.
c). Australia mempunyai kesepakatan rahasia dengan Singapura, Jepang, Korea Selatan dan didukung oleh Amerika Serikat dalam menghadapi klaim wilayah China. Nah Australia selama ini memandang sebelah mata kekuatan ANGKATAN LAUT INDONESIA, dengan selalu menggelar kekuatan kapal selamnya dengan kapal selam Singapura bermain-main di wilayah Alur Laut Indonesia/ kedaulatan Indonesia. Singapura ditugasi menjaga ALKI 1 dan Australia bertugas menjaga ALKI 2 dari serbuaan kapal selam milik CHINA.
d). Nah di sini akhirnya menjadi BLUNDER bagi Australia, ternyata Indonesia sudah tahu permainan yang mulai dilakuakan Australia dan singapura mulai 5 tahun yang lalu. Dan Indonesia mulai 3 tahun belakangan sudah memperkuat angkatan bersenjatanya khususunya AU Dan AL. Dan sekarang mereka tidak bisa lagi bermain-main di wilayah kedaulatan NKRI khususnya di ALKI 1 dan ALKI 2.
Arogansi Australia yang bersikap memandang rendah Indonesia akan menjadi boomerang bagi Australia sendiri. Apalagi khusus soal pelanggaran perbatasan Indoensia masalah pengusiran manusia perahu. Hal ini membuat Amerika Serikat memperingatkan Australia. Karena Indonesia adalah negara besar dan ekonomi dan militer yang telah meningkat, melalui politik “million friends and zero enemy” politik bebas dan aktif, mempunyai kedekatan dengan semua negara termasuk CHINA dan RUSIA.
e). Kesombongan Australia yang sebenarnnya sama Amerika Serikat digunakan untuk mengantisipasi soal pengaruh klaim China akhirnya malah harus berhadapan dengan Indonesia yang oleh AS dianggap Negara KAWAN karena strategisnya wilayah NKRI dalam membendung pengaruh China. Salah satu bukti China tidak mengklaim wilayah NATUNA masuk klaim lCS.
f). AUSTRALIA lewat program MOTS (military off the sheft) yang dinamai SEA 1000 project merencanakan memiliki /memproduksi 12 kapal selam untuk menggantikan KS Collin pada tahun 2025 dan bertenaga nuklir. Diperkirakan pengembangan dan produksi Kapal selam tersebut memakan biaya tinggi senilai 36 miliar dollar. Selain kapal selam, Australia lewat program Australian air warfare destroyer sejak tahun 2000 dengan AS, Inggris, Perancis. Program tersebut menghasilkan destroyer HOBART yang beroperasi perkiraan tahun 2016.
g). Destroyer itu bahkan sudah dinamai: HMAS HOBART, HMAS BRISBANE, HMAS SYDNEY DAN HMAS CANBERRA (khusus bisa mengangkut helicopter).
h). Persenjataan Hobart diantaranya:
1).Peluncur rudal mutakhir 48-cell mark 41 VLS
2).RIM – 66 standart 2
3).RIM – 162 envolved Sea Sparrow
4).Dan Australia menginginkan untuk antisipasi situasi memanas dengan Indonesia atau China meminta AS untuk melengkapi MARK 41 melalui modifikasi peluncur pada destroyer terbarunya. Apabila benar dan ACC maka efek deteren yang ditimbulkan akan sangat besar di kawasan ini.
5). Dengan system radar Raytheon AN/SPY-ID (V) S dab AN/SPY-ID (V), pesawt tempur (misalnya Sukoi Indonesia) yang bermaksud menyerang Hobart bahkan sudah bisa dideteksi sekaligus ganti diserang pada jarak 150 km.
6). Untuk menghadapi Kapal Selam (KS) China dan KS Indonesia, destroyer Hobart memiliki sonar canggih (ultra electronics Maritim system modular multistatic variable depth sonar system) Ultra electronics series 2500 dan sagem C AMPIR IR
7). Australia , mengawinkan kekuatan laut dan udara, lewat kekuatan:
Anzac-class frigate 8 unit, Adelaide-class frigate 4 unit, Collins-class submarine 6 unit. Helikopter : ASW, S-70B-2 Seahawk 15 unit, MH-60R Romeo Seahawk terima 2 (pesan/kontrak 22 unit, Angkut MRH 90 2 unit.
Royal Australian Air Force: McDonnell Douglas F/A-18 Hornet jumlah 71 unit, Boeing F/A-18F Super Hornet jumlah 24 unit (sebagian konversi ke EA-18G Growler), Hawk 127 Lead-in fighter trainer jumlah 33 unit, Boeing 737 AEW&C E-7A Wedgetail jumlah 6 unit, AP-3C Orion Maritime patrol/Strike jumlah 19 unit. UAV IAI Heron jumlah 3 unit, Pesawat intai maritim P-8A Poseidon.

Kopaska TNI AL
Kopaska TNI AL

3. Kekuatan Indonesia
a). Sudah banyak diulas oleh teman-teman di warjag kekuatan TNI AL dan TNI AU dalam menghadapi situasi di kawasan ini.
b). Khusus LCS, Indonesia bisa menerapkan politik bebas dan aktif dapat merangkul China dalam: pengembangan armada kelautan, dalam hal penginderaan maritim persenjataan dan seterusnya. Dengan AS dapat merangkul dalam pengembangan kekuatan pertahannan khususnya kekuatan Udara (melalui hibah/upgrade F-16, pembelian Apache, pembelian javelin dan seterusnya) dan kerjasama dalam hal radar maritim. Indonesia harus bisa bermain cantik dengan dua kekuatan utama di Asia Pasifik dan menetralisir semua ancaman dan segala resiko yang timbul dari dua gesekan dua kekuatan tersebut.
c). Indonesia tidak perlu bersekutu dengan Jepang, Korea Selatan, Singapura dan AS dalam menghadapi China soal konflik LCS. Saya yakin China kandidat calon penguasa Asia Pasifik dengan kekuatan militer dan kekuatan ekonominya.
d). Khusus dengan Australia: saya tetap menyarankan Indonesia tidak memakai politik “million friends and zero enemy” politik bebas dan aktif. Nah pandangan itu ada saat ini dan harus mulai diubah.
Sudah saatnya Indonesia perlu memilah mana kawan mana lawan, bukan semua dianggap kawan, dan PASTI ADA NEGARA YG TDK SUKA DGN INDONESIA DAN MENGANGGAP KITA ADL MUSUH… jadi INDONESIA HARUS selalu siap dalam menjaga kedaulatan NKRI.
e). Dalam menghadapi kekuatan udara dan laut Australia, mulai dari Hobart class sampai dengan pesawat F-35, ditemani EA-18G Growler, pesawat intai maritim P-8A Poseidon, Indonesia harus siap dengan anggaran gabungan MEF 2 dan 3:
1. Pembelian SU-35 series 1 skuadron lokasi Lanud Iswahyudi.
2. Melanjutkan pembelian rudal sukoi tahap 2.
3. Melanjutkan pengadaan kecebong siluman dari Rusia yang sanggup menembakkan rudal balistik 300 km dan dapat menghancurkan Hobart class Australia.
4. Pengadaan pesawat peringatan dini berbadan besar buat AU.
5. Pengadaan bateri pengangkut rudal yakhont yang berlokasi darat.
6. Kerjasama dengan SAAB untuk produksi radar AEW&C CN 295 serta versi ASW (setidaknya lawan dari Poseidon), serta pengadaan medium fighter Gripen E/F minimal 2 skuadron dengan ToT jangka panjang untuk alternatif pengembangan dan produksi IFX.
7. Pengganti Ahmad Yani Class dengan real frigate (yang sekarang sudah mulai final mungkin seperti komentar saudara Satrio).
8. Rudal Krypton Kh-31P TNI AU mempunya jarak 110 km sedangkan Hobart class sanggup menembak pesawat dari jarka 150 km , maka Indonesia khususnya TNI AU harus mengandalkan rudal Kh-59ME: 200 km (110 nm) untuk menembak destroyer Hobart, diteruskan dengan yakhont dan ditutup oleh KS kita. Krypton cukup membungkam pesawat EA-18G Growler dan pesawat intai maritim P-8A Poseidon serta Boeing 737 AEW&C E-7A Wedgetail. Nah rudal-rudal ini harus diperbanyak jumlahnya.
9. Sekarang lagi digodok rudal pertahanan udara jarak sedang dan menengah, dan kandidat utama mulai dari PANTSIR S-1 untuk jarak sedang, system pertahan undara BUK-M2E untuk jarak menengah dan Rudal pertahanan Udara jarak jauh S-300 series, serta kandidat lain dari china.
10. Pengadaan satelit militer dan pembentukan pasukan cyber army.
11. Pengadaan UAV militer dalam negeri
12. Pembuatan roket kendali jarak jauh kerjasama Lapan dengan TNI.
13. Pengadaan Radar Vostok E.
14. In sya’a Allah dana MEF kita masih banyak dan cukup untuk semua pembelian di atas dan saya yakin ekonomi stabil dan trend terus meningkat. Hukum dan demokrasi meningkat maka anggaran pertahan akan meningkat pula. 

Mata Elang Satrad 226 Eltari

 
Radar Thomson TRS 2215 R TNI AU
Radar Thomson TRS 2215 R TNI AU

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia melakukan kunjungan kerja ke Lanud Eltari, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (3/2/2014). KSAU ingin melihat langsung kondisi Lanud Eltari, terkait: kesiapan operasi, personel, logistik dan kendala yang ada. Kunjungan kerja ini KSAU ini disambut langsung Komandan Lanud Eltari Kupang, Kolonel Penerbang Eko Dono Indarto, Dansatrad 226 Buraen, Mayor Lek Amzidil dan sejumlah pejabat lainnya.
Dari laporan ini diharapkan para pengambil keputusan tingkat Markas Besar Angkatan Udara dapat memperoleh informasi secara langsung dari satuan bawah, mengenai hal-hal yang perlu mendapatkan keputusan dan solusi atas permasalahan yang dihadapi.
KSAU Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia mengatakan Lanud Eltari, Kipan C Paskhas, dan Satuan Radar (Satrad) 226 Buraen merupakan kepanjangan tangan dari Markas Besar Angkatan Udara di wilayah selatan Indonesia yang memiliki peran penting dalam operasi udara di wilayah NTT, sekaligus sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas TNI Angkatan Udara. Oleh karena itu, Lanud Eltari dituntut untuk memiliki kesiapan personel, sarana dan prasarana pangkalan dan peralatan pendukung operasi.
KSAU mengatakan, Satrad 226 Buraen beroperasi satu kali dua puluh empat jam dan sepanjang masa sebagai mata bangsa Indonesia.
Situasi ini menjadikan Lanud Eltari sangat strategis. Untuk itu, dia mengharapkan para Komandan dapat membina dan melakukan pengawasan melekat kepada anggota mereka. Dengan demikian, para prajurit tampil menjadi profesional, tangguh, dan berdaya tempur tinggi serta mampu menjalankan tugas-tugas guna mendukung operasi serta memberikan santiaji tentang pentingnya soliditas sesama Angkatan Udara, TNI, Polri dan masyarakat sipil untuk mewujudkan motto “bersama rakyat TNI kuat”.
“Laporan Danlanud Eltari yang mempunyai wilayah tanggung jawab lebih luas dari Provinsi NTT, sesuai eskalasi ancaman memungkinkan ke depan akan digelar pesawat untuk melaksanakan operasi,” ujar KSAU dalam siaran pers Kadispenau, Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto.
Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia membenarkan masih mengalami kekurangan personel, namun kedepan secara bertahap akan dipenuhi. Meski begitu, KSAU mengingatkan bahwa hal ini bukan alasan untuk tidak dapat optimal dalam pelaksanaan tugas.
SatRad Satrad 226 Buraen, Kupang NTT
SatRad Satrad 226 Buraen, Kupang NTT

Radar Thomson TRS 2215
Satrad 226 mengoperasionalkan Radar Thomson TRS 2215 R buatan pabrik Thomson-CSF Airsys Bagneux, Perancis 1980 dan dioperasionalkan oleh Satrad tahun 1982. Radar ini adalah tipe radar mobile, sehingga selain melaksanakan tugasnya di home base, Radar juga mampu mobile ke daerah-daerah lokasi operasi maupun latihan. Radar ini sebagai Radar Early Warning/(EW (peringatan dini) dan Ground Control Interception /GCI (penuntun buru sergap).
Radar Thomson TRS 2215 R merupakan keluarga dari  E/F-Band air defence radar yang mampu menampilkan data azimuth, jarak dan ketinggian sasaran yang terdeteksi, serta dapat bekerja dalam segala cuaca baik siang maupun malam. Radar Thomson TRS 2215 dilengkapi dengan Secondary Surveilance  Radar, untuk membedakan pesawat kawan dan lawan.  Selain itu berfungsi juga sebagaiIdentification Friend and Foe (IFF).   Bagian-bagian Radar TRS 2215 meliputi, antena unit, transmitter unit, receiver processing unit, operational cabin, communication unit dan sumber tenaga listrik/ generator set.
Selain Indonesia radar radar TRS-2215 buatan Perancis ini juga dioperasikan oleh Siprus, Brazil, India, dan Tunisia. Radar TRS dengan E/F-band (2 to 4 GHz) fixed or mobile 3-D ini memiliki kemampuan:
Max Jangkauan Deteksi : 510 km
Max Ketinggian Deteksi : 30.500 meter
Data renewal rate : 10 detik
Elevation coverage: -3 to +30°
Antena TRS-2215
Dimensi : 5 m span x 5.5 m high
Aperture : 1.5° azimuth; 1.3-3.6° elevation
Gain: 38.5 dB
Beamwidths (3dB): 1.5° (azimuth); 2-4° (elevation)
Antena TRS 2230
Gain: 40 dB
Beamwidths (3 dB): 1.5° (azimuth); 1.3-3.6° (elevation)
Polarisation: circular, fixed
Rotation speed: 6 rpm
Satrad 226 Buraen bertugas menyelenggarakan fungsi pembinaan kesiapan operasional Radar dan komlek dalam rangka pertahanan udara serta melaksanakan tugas khusus/kegiatan lain sesuai kebijaksanaan dari Pangkosekhanudnas dalam mendukung tugas Kohanudnas.
Radar Thomson TRS 2215
Sebelumnya Satrad ini berada di bawah jajaran Kosekhanudnas IV dengan nama Satrad 241 Buraen. Namun karena secara geografis Satrad ini lebih dekat dengan Kosekhanudnas II Makassar, maka Satrad 241 Buraen dialihkodalkan ke Kosekhanudnas II Makassar dengan Keputusan Kepala Staf Angkatan Udara Nomor : Kep 438/V/2013 tanggal 28 Juni 2013 dan berdasarkan Kepusan Kasau Nomor : Kep/499/VIII/2013 berubah nama menjadi Satrad 226 Buraen. Pengalihkodalan ini dilaksanakan gar kemampuan deteksi dan ground control, kemampuan alat komunikasi radio pada semua jenis frekuensi Satrad akan lebih optimal dalam pelaksanaan operasi hanud.
Radar Thomson TRS 2215

Upgrade TRS 2215
pada Desember 2010, Perancis menggelontorkan uang sebesar 70 juta  (84.5 juta USD) kepada ThalesRaytheonSystems (TRS), untuk kontrak upgrade 10 radar darat yang menjadi bagian dari French Air Force’s SCCOA integrated air command-and-control system.
Kontrak ini meliputi upgrade midlife terhadap empat radar  high-altitude TRS 22XX dan enam radar medium-altitude TRS 2215, sekaligus membuat radar tersebut memiliki kemampuan 3D dan sesuai dengan aturan Uni Eropa tentang regulasi emisi elektromagnetik. Up grade oleh TRS ini juga meliputi upgrade radar dari dua hingga tiga negara lain yang tidak disebutkan namanya,
“Hal ini sangat penting karena kami memperkenalkan teknologi baru ke dalam radar ini menuju radar baru GM400″, ujar Direktus support and services TRS, Franck Hébert. Pekerjaan upgrade radar itu juga meliputi pembangunan radar baru Ground Master (GM), untuk memperpanjang masa aktif radar hingga tahun 2025.
Diupgradenya radar Perancis termasuk radar TRS 2215, membuat kemampuan deteksi radar French Air Force’s meningkat tajam, terutama untuk kebutuhan France’s air command and control system. 

Selasa, 04 Februari 2014

Kekerasan Papua karena masyarakat lebih terima TNI-Polri

Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko. (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
 
Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, punya ungkapan tersendiri soal kekerasan-kekerasan oleh Organisasi Papua Merdeka di Papua, yaitu karena masyarakat memilih lebih menerima kehadiran personel TNI dan polisi.Organisasi separatis ini diketahui sering mengacaukan keamanan dan ketertiban di provinsi Indonesia itu. "Tidak ada pihak luar yang ikut campur dalam hal tersebut, selain karena masyarakat Papua menerima kehadiran TNI dan Kepolisian Indonesia," katanya, di Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa.

Ia mengatakan saat ini gerakan separatis Papua masih dalam koridor keadaan tertib sipil atau dalam kondisi normal. "Kami belum perlu melakukan operasi tempur dan hanya melakukan pengamanan di daerah rawan," katanya.

Jika kondisi di Papua kini masih ada kekerasan, itu hanya bersifat gangguan kecil, juga pendekatan pada kelompok-kelompok tertentu pelaku kekerasan juga terus diintensifkan.

"Pendekatan terhadap kelompok tertentu sudah ada hasilnya. Yang saya harap, situasi jadi lebih kondusif dan jangan ada kekerasan," katanya.
 

Tim aerobatik Jupiter unjuk kebolehan di Singapore Air Show

The Jupiter Aerobatic Team dalam formasi Arrow Head saat tampil di Langkawi, Malaysia, beberapa waktu lalu. (TNI AU-The Jupiter Aerobatic Team)
Tim aerobatik TNI AU yang seluruh pilotnya instruktur penerbang militer, The Jupiters Aerobatic Team, hari ini mengangkasa dari Pangkalan Udara Utama TNI AU Adi Sucipto, Yogyakarta, menuju Bandar Udara Internasional Changi, Singapura, untuk unjuk kebolehan dalam Singapore Air Show 2014.

Eksibisi dan pameran perkembangan teknologi serta bisnis kedirgantaraan internasional itu digelar pada 11-16 Februari ini. Berbagai tipe dan jenis pesawat terbang --sipil dan militer-- akan dipamerkan, baik secara statis ataupun dinamis.

Para pabrikan dan pelaku bisnis penerbangan internasional juga membuka gerai di hanggar-hanggar bagian dari Bandar Udara Internasional Changi itu.

Khusus untuk The Jupiters, kontingen itu dipimpin langsung Komandan Pangkalan Udara Utama TNI AU Adi Sucipto, Marsekal Pertama TNI Agus Munandar, sebagai pembina mereka. The Jupiters memang didedikasikan pada lembaga pendidikan TNI AU.

Kata Jupiter itu kode panggilan udara bagi instruktur penerbang TNI AU, diikuti tiga angka sesuai urutan senioritas dan posisi struktural di skuadron udara, semisal Jupiter 031 atau Jupiter 674.

Rute yang ditempuh The Jupiters, Yogyakarta-Jakarta-Palembang-Singapura, berkekuatan delapan pesawat terbang latih turboprop multiguna KT-1B Wong Bee, dengan kelir panah putih berlatar merah rancangan mantan panglima Komando Pertahanan Udara Nasional TNI, almarhum Marsekal Muda TNI (Purnawirawan) Djoko Poerwoko.

Secara keseluruhan, personel yang terlibat dalam misi ke Singapura ini 59 orang. Kehadiran The Jupiters di Singapore Air Show 2014 bukan yang pertama kali di ajang kedirgantaraan internasional. Sebelumnya mereka hadir di Centennial of RTAF Founding Fathers Aviation 2012, memperingati 100 tahun penerbangan Thailand.

Setelah itu, mereka diundang di Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition 2013, Malaysia (Februari 2013), dan di Brunei Darussalam pada Bridex 2013-Brunei Darussalam International Defence Exhibition 2013 (Desember 2013).

Informasi Penerangan dan Kepustakaan Pangkalan Udara Utama TNI AU Adi Sucipto, menyatakan, The Jupiters dipimpin Mayor Penerbang Feri Yunaldi sebagai Flight Leader/Jupiter 1.

Formasi lain adalah Kapten Penerbang Ripdho Utomo (Right Wing/Jupiter 2), Kapten Penerbang Apri Arfianto (Left Wing/Jupiter 3), Mayor Penerbang Ari Susiono (Slot/Jupiter 4), Mayor Penerbang Sri Raharjo (Lead Synchro/Jupiter 5), dan Mayor Penerbang Marcellinus Dirgantara (Syncro/Jupiter 6).

Yunaldi menyatakan, mereka The Jupiters akan menampilkan 14 manuver akrobatik udara hasil latihan intensif dan disiplin ketat para instruktur penerbang TNI AU didukung personel pemeliharaan, unsur lain.

Formasi di udara itu antara lain, Jupiter Roll, Arrow Head Loop, Loop and Break Off, Twin Half Cuban-Jupiter Wheel, Tango to Diamond Loop, Mirror, Heart, Screw Roll, Roll Slide, Solo Spin, Five Card Loop, Jupiter Roll Back, serta diakhiri Loop and Bomb Burst.
 

Australia Beli Sekoci untuk Pencari Suaka


Sekitar 60 pencari suaka dilaporkan telah menghilang ke dalam hutan Indonesia ketika kapal mereka mendarat di pantai Indonesia, akibat dipulangkan Australia (photo: Karen Michelmore / AAP)
Sekitar 60 pencari suaka dilaporkan telah menghilang ke dalam hutan Indonesia ketika kapal mereka mendarat di pantai Indonesia, akibat dipulangkan Australia (photo: Karen Michelmore / AAP)
Sebuah sekoci yang digunakan oleh pihak berwenang Australia untuk mengirim pencari suaka ke Indonesia telah terdampar di pantai Jawa. Kapal orange canggih ini ditemukan oleh pihak berwenang Indonesia di pantai barat Jawa dan diyakini membawa sekitar 60 pencari suaka, menurut laporan dari News Limited .
Laporan itu mengatakan para pencari suaka tersebar ke dalam hutan Indonesia ketika sekoci/ lifeboat sampai ke darat. Lifeboat “yang tidak bisa tenggelam” merupakan salah satu dari 11 yang dibeli oleh pemerintah federal Australia dalam upaya untuk menghentikan pencari suaka mencapai Australia.
Perdana Menteri Tony Abbott menjelaskan gambar sekoci yang kandas di Indonesia bisa menahan/ mencegah para pencari suaka ke Indonesia, tetapi dia tidak mengakui jika kapal itu digunakan oleh pihak berwenang Australia untuk mengirim kembali para pencari suaka.
Ketika ditanya tentang laporan itu, Abbott mengatakan bahwa kebijakan perlindungan perbatasan Australia, telah membantu menghentikan aliran pencari suaka manusia perahu. Dia memberi keterangan kepada pencari calon pencari suaka, bahwa suaka ke Australia sekarang telah ditutup.
“Yah, terima kasih Pak , jalan mencari suaka telah ditutup … dan sejauh ini pemerintah tidak akan pernah membukanya kembali,” ujarnya kepada wartawan di Brisbane, Sabtu, 1 Februari 2014.
Kapal lifeboat tertutup penuh yang ditemukan pihak berwenang Indonesia adalah salah satu dari 11 yang dibeli oleh pemerintah Abbott dalam upaya untuk menghentikan pencari suaka mencapai Australia, ujar laporan itu .
Perahu dapat membawa hingga 90 penumpang dan ber-AC, dilengkapi dengan keamanan dan peralatan navigasi dan diisi dengan makanan dan air.
Kapal Patroli Perbatasan Australia menarik Sekoci berisi pencari suaka untuk dikembalikan ke laut Indonesia
Kapal Patroli Perbatasan Australia menarik Sekoci berisi pencari suaka untuk dikembalikan ke laut Indonesia
Seorang juru bicara Kementerian Imigrasi, Scott Morrison, menolak berkomentar tentang sekoci, dan mengatakan pemerintah tidak akan memberikan rincian tentang hal-hal operasional terkait dengan keamanan perbatasan.
Morrison sebelumnya telah menolak untuk mengkonfirmasi laporan pemerintah yang berencana untuk membeli sekoci (hard hull) untuk memerangi praktek pencari suaka yang menyabot kapal nelayan tua di laut.
Namun pada pertengahan Januari, Komandan Operation Sovereign Borders Angus Campbell telah mengkonfirmasi pembelian sekoci, namun menolak untuk mengatakan bagaimana sekoci itu akan digunakan.


Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa khawatir Australia bisa melangkah lebih jauh daripada sekedar memutar kapal kembali kapal dan berpotensi memfasilitasi pergerakan pencari suaka. (theguardian.com 1/2/2014).

Kapal Patroli Ronin Milik TNI AL


Komandan Lantamal III Brigadir Jendral Ikin Sodikin saat penyerahan kapal patroli keamanan laut di Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta, Senin (03/02/2014). Foto:VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

 
Anggota TNI Angkatan Laut Lantamal III mencoba kapal patroli keamanan laut Ronin di Pondok Dayung, Jakarta Utara, Senin (03/02/2014). Kapal tersebut merupakan produksi Galangan Bahari Tanjung Priok dengan panjang 10 m dan kecepatan hingga 35 knot.
 

Senin, 03 Februari 2014

Menggelar Kekuatan Pagar Teritori

Gelar kekuatan angkatan laut Indonesia kembali diperlihatkan dengan menggelar gugus tempur laut bersandi operasi Benteng Hiu 14, mulai bulan Februari 2014 di perbatasan laut Indonesia Malaysia di Kalimantan Utara.  Perairan yang menjadi salah satu hotspot NKRI ini memang harus terus dikawal ketat agar gangguan dan provokasi dari negeri jiran bisa dieliminasi sekaligus menunjukkan kekuatan harkat diri untuk tidak bermain api di kawasan kaya sumber daya mineral itu, Ambalat.  Gelar Benteng Hiu dipimpin oleh KRI jenis fregat Oswald Siahaan yang membawa rudal maut Yakhont. Anak buahnya terdiri dari KRI korvet anti kapal selam Lambung Mangkurat, kapal cepat rudal KRI Badik, kapal buru ranjau KRI Pulau Raas dan kapal patroli cepat KRI Badau dan KRI Salawaku. Kapal berjenis KAL, UAV dan kapal nelayan juga ikut bergabung sebagai satuan intelijen.
Sebenarnya ada dua gelar kekuatan di dua hotspot berbeda yang saat ini digelar. Yang satu lagi di kawasan laut Timor dan laut Arafuru. Di laut seberang Darwin itu TNI AL menggelar kekuatan armada laut untuk memastikan tidak ada keculasan negeri selatan untuk mencerobohi perairan teritori Indonesia.  Di luar dua gelar gugus tempur laut itu sebenarnya ada belasan KRI yang berpatroli di Natuna, selat Malaka, selat Singapura, selatan Jawa dan selat Sunda.  Itu adalah bagian dari tugas harian TNI AL untuk menjaga nilai negara kepulauan. Kemudian dalam sebulan ke depan Mabes TNI AL juga harus mempersiapkan 12-15 KRI untuk latihan gabungan angkatan laut bersama 16 negara lain di Natuna dan laut Cina Selatan.
KRI Oswald Siahaan sedang menembakkan rudal Yakhont
Itu semua bisa dilakukan karena angkatan laut Indonesia memiliki armada kapal perang yang memadai untuk melakukan penjagaan dan patroli.  Ada sekitar 160 KRI berbagai jenis yang dioperasikan.  TNI AL tahun ini akan mendapatkan belasan kapal perang baru, diantaranya 3 kapal perang light fregat Bung Tomo Class yang dibeli dari Inggris. Kapal ini sebenarnya pesanan dari Brunai tetapi tidak jadi diambil.  Jadi dibilang beli bekas juga tidak karena kapalnya masih baru, kapal baru tapi harganya harga kapal bekas.  Disamping 3 kapal tadi, ada juga pesanan 3 kapal perang jenis KCR (kapal cepat rudal) 60 m buatan PT PAL yang selesai seluruhnya tahun ini.  Kemudian penyerahan 3 KCR 40 m, 2 kapal perang jenis BCM (Bantu Cair Minyak) dan 3 kapal perang jenis LST (Landing Ship Tank) buatan galangan kapal swasta dalam negeri.
Peningkatan kuantitas dan kualitas KRI memang diperlukan, apalagi kekuatan armada RI akan disesuaikan dengan pembentukan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan yang dikenal dengan istilah Kogabwilhan. Sebagai negara kepulauan tentu pagar terluar Indonesia didominasi oleh perairan dan sangat wajar pula bila pagar laut ini diperkuat.  Ini juga bagian dari perubahan strategi “masuk dulu baru digebuk” menjadi “berani masuk digebuk”. Untuk angkatan laut, agar bisa masuk kategori “berani masuk digebuk” dicapai dengan penambahan kuantitas dan kualitas armada KRI dan persenjataannya.
Menyikapi kondisi kawasan yang dinamis dan menjurus pada kondisi tak terduga sebagaimana provokasi Australia di laut Selatan dan ambisi penguasaan laut Cina Selatan oleh negeri semilyar ummat, maka perkuatan daya gebuk angkatan laut Indonesia mutlak harus dipenuhi. Oleh karena itu sangat diperlukan kepemilikan kapal perang permukaan laut berkualifikasi fregat dan destroyer dan kapal selam berkualifikasi srigala.  Sejalan dengan itu sebaran pangkalan utama untuk menampung dan menjaga alutsista kapal perang diperlukan.  Menjaga kapal perang di pangkalan dari sabotase bawah laut dan serangan udara merupakan keharusan.  Jangan sampai punya banyak pangkalan tetapi telanjang tanpa perlindungan.
Jet tempur Sukhoi memayungi Jakarta
Pemikir strategis di Kemhan, Mabes dan TNI AL tentu sudah punya rancang bangun kekuatan armada angkatan laut lima sampai sepuluh tahun ke depan.  Sebagai negara kepulauan maka sudah seyogyanya angkatan laut dan angkatan udara diperkuat karena merupakan pagar pengaman garis depan. Perkuatan angkatan laut dan udara seharusnya merupakan prioritas karena kekuatan matra ini adalah indikator untuk menunjukkan nilai dan martabat teritori sebuah negara kepulauan.  Adalah wajar jika dalam lima tahun ke depan kita sudah harus memiliki tambahan armada laut dengan 2-3 destroyer dan 5-6 fregat serta 6-8  kapal selam srigala. 
Tambahan kekuatan angkatan laut ini juga seirama dengan tambahan skuadron tempur angkatan udara, misalnya dengan penambahan 2 skuadron Sukhoi Family.  Apalagi jika diperkuat dengan pesawat peringatan dini.  Ini secara kebutuhan dasar bukan hal yang muluk karena payung perlindungan untuk negara besar ini memang harus begitu.  Tujuannya tentu bukan untuk mengajak perang tetapi untuk menjaga nilai dan martabat teritori.  Bahwa ke depan ini memang akan terjadi sesuatu yang tak terduga berupa ancaman serius bagi kedaulatan NKRI.  Maka muulai sekarang memang harus berbenah secara lebih intens, lebih fokus dan lebih revolusioner alias lebih cepat lebih baik.
Perkuatan alutsista di MEF II diharapkan akan memberikan angin kesegaran bagi pengawal republik. Sekaligus mengurangi bahkan meniadakan omongan pelecehaan orang luar utamanya tetangga selatan yang selalu menganggap armada kapal perang Indonesia kalah kelas.  Sekarang memang masih kalah kelas tetapi kita meyakini dalam lima tahun ke depan sudah mendekati kesetaraan.  Tetangga selatan memang karakternya begitu.  Tetapi jika kita tetap teguh dalam program perkuatan alutsista utamanya dengan kesediaan membeli sejumlah destroyer, fregat, kapal selam srigala dan jet tempur mutakhir maka secara perlahan omongan pelecehan itu akan berkurang. 
Tetapi jangan lupa karakter orang atau negara yang suka melecehkan itu sebenarnya untuk menutupi kekurangan yang ada pada dirinya. Misalnya kekhawatiran eksistensinya terhadap ancaman dari utara. Tong kosong nyaring bunyinya kata peribahasa.  Dalam bahasa preman orang yang berkarakter suka melecehkan dan anggap enteng seperti ini perlu sekali waktu digebuk dengan bogem mentah supaya cangkemnya mingkem. Pengawal republik paham dengan hukum ini tapi tak perlu berlaku seperti preman itu. Permintaannya hanya satu: perkuat dulu dengan sejumlah alutsista gahar berteknologi, kemudian perhatikan apa yang akan terjadi, niscaya mereka akan tahu diri.