Selasa, 28 Januari 2014

Saat Kopassus Menjamu Pangeran Arab Saudi


Relief berbentuk kubah masjid menjadi pusat perhatian di Balai Komando, Markas Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat Cijantung, Jakarta, Kamis (23/1). Relief tersebut menjadi latar belakang podium tempat meja sajian kehormatan.

Suasana siang itu didominasi warna merah dan kuning keemasan. Bunga-bunga anggrek Phalaenopsis langsing berwarna merah dan bunga terompet lili putih dirangkai menjuntai dengan vas tinggi di atas meja. Meja-meja panjang dengan piring-piring nasi briyani digelar, dipagari tiruan pohon kurma yang menjulang. Prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) sudah siap di meja makan dua jam sebelum makan siang dimulai.

Ada tamu istimewa, yaitu Wakil Menteri Pertahanan Arab Saudi Pangeran Salman bin Sultan Abdul Aziz al Saud. Sebelumnya, Pangeran Salman berkunjung ke Kementerian Pertahanan RI. Di Markas Kopassus, mantan astronot ini sempat mencoba menembak dengan senjata MP-5 dan pistol.

Kunjungan ini penting dalam hubungan kedua negara karena sejak 1950, baru kali ini seorang Wakil Menteri Pertahanan Kerajaan Arab Saudi berkunjung ke Indonesia. Sosok pangeran yang juga pilot pesawat tempur ini merupakan putra tertua Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi.

Dalam kunjungannya ke Indonesia, ia menandatangani kesepakatan kerja sama pertahanan, termasuk latihan antiteror, pendidikan, dan industri pertahanan. Kerja sama ini adalah kerja sama pertahanan pertama antara Indonesia dan Arab Saudi.

Salman mendapat kenang-kenangan berupa senapan serbu SS2-V1 buatan PT Pindad. Setelah menyaksikan demonstrasi tim Gultor Satuan 81 Kopassus dan panser Anoa, Salman menuju Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma dan sempat melihat-lihat pesawat angkut militer CN-295 dan CN-235 produksi PT Dirgantara Indonesia. Di Kopassus, ia mendapat kenang-kenangan pisau komando.

Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, Indonesia membuka peluang kerja sama industri pertahanan dengan Kerajaan Arab Saudi. Kunjungan ini merupakan kunjungan balasan setelah Sjafrie berkunjung ke negara tersebut, beberapa waktu lalu. Tentunya untuk memenuhi kebutuhan Arab Saudi yang beriklim panas, beberapa modifikasi, seperti pendingin udara, bisa ditambahkan pada peralatan Indonesia.

Seusai mengunjungi Kopassus, Salman mengatakan, ia berharap Indonesia menjadi makin maju. Sementara Wakil Kepala Staf TNI AD Letjen Munir mengatakan, Salman dan timnya dari Kementerian Pertahanan dengan jeli melihat kemampuan Kopassus.

”Mereka juga kan militer. Jadi, bisa melihat Kopassus kita disiplinnya tinggi. Dia juga sempat lihat Anoa. Semoga nanti belinya banyak,” kata Munir.
 
MI. 

Foto : 37 Unit Tank BMP-3F MARINIR

Sebanyak 37 unit kendaraan tempur amfibi Tank BMP-3F buatan Rusia kembali memperkuat Alutsista TNI AL. Puluhan kendaraan lapis baja itu masuk jajaran Resimen Kavaleri Marinir, setelah diserahkan secara remi oleh Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prof. Dr. Ir. Purnomo Yusgiantoro kepada jajaran Korps Marinir di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Marinir, Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Minggu (27/01).
 

 
 
 
 
 
 
 

13908231331836964039

139082317798369664

1390823198898307725

Genap Sudah BMP-3F Korps Marinir

Senin (27/01), puluhan tank amfibi BMP-3F melaju menyerbu musuh. Masing-masing tank andalan Korps Marinir TNI-AL itu menembakan senjata andalan mereka ke sasaran musuh. Para undangan yang terdiri dari Menteri Pertahanan, Panglima TNI, serta pejabat negara lainnya menahan nafas menyaksikan serunya simulasi tempur yang dilakukan oleh Korps Marinir. Video aksi seru Marinir itu sendiri bisa anda simak dibagian bawah artikel ini.

Simulasi tempur itu merupakan bagian dari acara serah terima BMP-3F dari Kementrian Pertahana kepada Korps Marinir TNI-AL. Sebanyak 37 unit tank BMP-3F diserahkan langsung oleh Menhan Purnomo Yusgiantoro, melengkapi 17 unit yang telah beroperasi sebelumnya. Selain 54 unit Tank BMP-3F, juga terdapat satu unit kendaraan recovery BREM-L.

Sebelum serah terima, dilakukan pelatihan pengoperasian BMP-F selama lima bulan, di Pusat Pelatihan Pabrik Kendaraan Tempur Kurganmashzavod, Kurgan, Rusia. Para prajurit Korps Marinir tiba pada pertengahan bulan Juni 2013 lalu dan selesai melaksanakan pelatihan pada bulan November 2013. Materi pelajaran yang diterimakan dalam bentuk teori di kelas, praktek lapangan di pabrik, serta praktek uji coba senjata, mengemudi di darat, laut, serta praktek melaksanakan evakuasi tank di Ground Test Facility yang berjarak sekitar 30 km di luar kota Kurgan, Rusia.

Selain itu dilakukan pula latihan pengetahuan tentang pengawakan dan mengoperasikan kendaraan tempur BREM-L sebagai kendaraan recovery dan kendaraan pendukung (supporting vehicle) untuk Tank Amfibi BMP-3F. Kendaaran tempur ini memiliki peralatan mulai dari crane kapasitas 11 Ton, peralatan las aluminium, potong plat, dan peralatan perbengkelan lainnya guna mendukung perbaikan dan pemeliharaan Tank Amfibi BMP-3F, sampai dengan bongkar pasang mesin, transmisi, dan senjata utama (100 mm beserta turret-nya).

ARC. 

T-50i Golden Eagle Indonesia Ready to Rock and Roll


T-50i Golden Eagle
T-50i Golden Eagle
Sebanyak 16 pesawat T-50i Golden Eagle pesanan Pemerintah Indonesia telah berada di Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur,  setelah dua pesawat terakhir Sabtu (25/1/2014), tiba di Lanud Iswahjudi, diterima Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, S.E.
t-50-4
Kedatangan kedua pesawat terakhir merupakan pengiriman tahap akhir setelah secara bertahap ke-16 pesawat T-50i Golden Eagle, diterbangkan secara ferry dengan rute Sacheon Korea Selatan-Kaohsiung Taiwan -Cebu Philipina-Sepinggan Balikpapan Kaltim-Iswahjudi Air Force Base, oleh Penerbang KoreanAerospace Industries (KAI) ke Indonesia, mulai September 2013.
t-50-6
Kedatangan pesawat T-50i Golden Eagle, yang diterbangkan secara ferry oleh penerbang MR. Kwon Huiman, MR. Lee Dongkyo, MR. Khang Cheol, MR. Shin Donghak dari Korea Selatan, mendapat penghormatan berupawater salute dan kesenian Reog Ponorogo, disaksikan Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, S.E., bersama vice president KAI Lee Seung Min, serta segenap pejabat di Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi.
t-50-i-tni
T-50i Golden Eagle TNI AU
Pihak Korea Selatan akan menyerahkan ke-16 pesawat Golden Eagle ke Pemerintah Indonesia bulan Februari 2014 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.
t-50-8
Selanjutnya ke-16 pesawat Golden Eagle tersebut dioperasikan Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi sebagai tambahan kekuatan udara dalam mengawal dan mengamankan NKRI.
t50i-2013-2
T-50i GOLDEN EAGLE TNI AU
Sesuai kontrak yang telah dibuat dalam waktu 2 tahun,  PT. KAI akan menyertakan  Teknical Representative, untuk mengawasi pelaksanaan operasional penerbangan,  sekaligus sebagai tempat konsultasi para Teknisi Skadron Udara 15 dalam merawat maupun hal-hal yang bersifat perbaikan. Teknisi Korea Selatan juga sebagai penghubung antara Operator di Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi dengan pihak Pabrik di Korea. (tni.mil.id)

Pesawat Tempur SU 35 Favorit Pengganti F 5


su-35-tni
Sukhoi SU 35
Pesawat tempur F-5 Tiger TNI Angkatan Udara akan memasuki masa pensiun dan segera dikandangkan tahun 2014. Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Ida Bagus Putu Dunia mengatakan telah membuat kajian soal opsi-opsi pesawat pengganti.
“Kajian tersebut sudah saya kirim ke Menteri Pertahanan dan Markas Besar TNI. Nanti akan diputuskan di sana,” kata Putu Dunia kepada wartawan di Markas Besar TNI Angkatan Udara, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin, 27 Januari 2014.
Pilot Indonesia Lihat Su 35 (photo: Gombaljaya)
Pilot Indonesia Lihat Su 35 (photo: Gombaljaya)
Dalam kajian tersebut, TNI Angkatan Udara merekomendasikan sejumlah pesawat tempur canggih pengganti F-5 Tiger. Antara lain pesawat tempur Sukhoi SU 35 buatan Rusia, F-16 Fighting Falcon di atas blok 24 buatan Amerika Serikat, F-15 Strike Eagle buatan Amerika Serikat, atau SAAB Gripen buatan Swedia.
TNI Angkatan Udara juga membuat peringkat dari pesawat-pesawat tersebut sesuai kebutuhan mereka. Pada urutan pertama adalah Sukhoi SU-35, disusul SAAB Gripen, dan terakhir adalah F-15 Strike Eagle. Dengan kata lain, pesawat tempur bikinan Rusia menjadi pilihan utama pengganti F-5 Tiger.
Menurut Putu, ketiga pesawat pengganti itu dipilih karena daya tangkal yang mumpuni, khususnya terhadap negara-negara tetangga. “Termasuk faktor persenjataan, perawatan, dan banyak faktor lain,” kata dia.
Putu menginginkan pemerintah segera membeli pesawat tempur pengganti F-5 Tiger pada periode 2015-2019. Idealnya, kebutuhan TNI Angkatan Udara sebanyak 16 unit atau satu skuadron. “Tapi kami kembalikan pada kemampuan keuangan negara,” kata dia.
Sukhoi SU 35 Rusia
Sukhoi SU 35 Rusia
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menginginkan pesawat tempur SU 35 sebagai pengganti F-5 Tiger. Menurut dia, pesawat buatan Rusia itu punya efek gentar yang tinggi di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik. Sedangkan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro ingin Angkatan Udara punya pesawat tempur canggih yang mampu menggendong rudal jarak jauh, seperti Brahmos buatan India. (tempo.co / INDRA WIJAYA)

Minggu, 26 Januari 2014

Ibu Tien bikin Taman Mini, Pak Harto menindak para penentangnya


 Ibu Tien Soeharto. ©2013 Merdeka.com/repro Museum Purna Bakti Pertiwi



Banyak tokoh besar, bahkan sekelas presiden sekalipun, yang tahan terhadap serangan dan kritik terhadap dirinya, tetapi tidak apabila kritik itu ditujukan kepada istri dan anak-anaknya. Seperti halnya penguasa Orde Baru selama 32 tahun, Presiden RI Ke-2 Mohammad Soeharto.

Dalam era kepemimpinan Soeharto, semua tahu peran Ibu Negara Fatimah Siti Hartinah Soeharto tidak kecil. Ibu Tien, demikian dia disapa, adalah Ketua Yayasan Harapan Kita (YHK), yang berdiri pada 28 Agustus 1968. Ibu Tien juga yang menggagas pembangunan miniatur Indonesia, yang diberi nama Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Konon, ide tersebut diilhami oleh pidato Presiden Soeharto tentang keseimbangan pembangunan antara bidang fisik-ekonomi dan bidang mental-spiritual. Oleh sebab itu, Ibu Tien kemudian mengusulkannya agar dibuat taman tersebut. Karena itu usulan istri, Soeharto agaknya tak bisa menolak.

Namun ketika TMII dibangun menjelang akhir 1971, dampaknya bisa ditebak. Soeharto banyak mendapat kritik dan perlawanan dari banyak orang. Demonstrasi digelar di banyak titik untuk menolak rencanan pembangunan tersebut. Lalu apa sikap Soeharto?

Sebagai presiden, dan tentunya sebagai seorang suami, Soeharto pasang badan terhadap isu, kritik, dan demonstrasi penolakan pembangunan TMII. Terhadap penolakan tersebut, dalam pidato tanpa teks sewaktu meresmikan Rumah Sakit Pusat Pertamina di Kebayoran Baru, Jakarta pada Kamis 6 Januari 1972, Pak Harto mengatakan sebagai berikut:

"Saya akan menghantam siapa saja yang mencoba melanggar konstitusi, dan saya akan mendapat dukungan dari ABRI. Kalau ada seorang ahli hukum yang mengatakan bahwa Presiden tidak bisa menindak orang yang tidak mengerti dan tidak mau mengerti, maka Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret 1966) bisa saya gunakan sebagai alasan karena mengganggu ketertiban umum." (buku 'Jejak Langkah Pak Harto', oleh Team Dokumentasi Presiden RI, penerbit Citra Lamtoro Gung Persada - 1991).

Dalam buku itu Soeharto juga menolak pendapat sementara kalangan yang mengatakan bahwa proyek yang merupakan miniatur Indonesia itu adalah proyek mercusuar. Ia juga membantah proyek ini menghisap uang rakyat dan membahayakan pembangunan, karena proyek ini akan dibiayai oleh dana-dana swasta.

Pada hematnya, kata Soeharto, proyek TMII telah dijadikan isu politik oleh orang-orang dan pelaku yang sama sejak tahun 1968. Isu politik tersebut dalam jangka pendek bertujuan mendiskreditkan pemerintah, dan dalam jangka panjang untuk mendepak ABRI keluar dari lembaga eksekutif. Usaha itu akan menghilangkan Dwifungsi ABRI dan menjadikan ABRI alat pertahanan keamanan saja. 'Dan saya tegaskan bahwa saya tidak akan melepaskan Dwifungsi ABRI".

Kalau tujuan aksi-aksi anti Taman Mini Indonesia itu untuk menyingkirkan Presiden, Pak Harto melanjutkan, jawabannya mudah. Karena ia adalah Kepala Negara yang dipilih melalui MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara), maka ia dapat diberhentikan secara konstitusional melalui sidang MPR.

"Kalau ada usaha menggantikannya secara inkonstitusional maka saya akan kembali mengambil sikap seperti pada 1 Oktober 1965, ketika menghadapi PKI (Partai Komunis Indonesia). Waktu itu yang mendukung saya hanyalah isteri saya, sedangkan Front Pancasila dan Angkatan 66 belum lahir."

Selanjutnya ia menjelaskan, proyek TMII mempunyai dua tugas pokok. Keluar, sebagai sarana memperkenalkan wajah Indonesia kepada bangsa lain; dan ke dalam, agar supaya rakyat Indonesia secara keseluruhan bisa melihat dan merasa bangga akan kebudayaan tanah airnya

Enambelas tahun kemudian, dalam bukunya berjuduk: Soeharto: Pikiran Ucapan dan Tindakan Saya, G.Dwipayana dan Ramadhan KH, menulis pernyataan Soeharto. "Saya dan isteri saya mempunyai cita-cita untuk membangun suatu pusat kebudayaan peninggalan nenek moyang kita yang akhirnya nanti bisa berfungsi sebagai tempat rekreasi, tempat pendidikan, dan juga tempat untuk mengembangkan kebudayaan."

Akhirnya, kata Soeharto, proyek yang kami cita-citakan itu terlaksana, dibangun mulai tahun 1975. Kritik terhadap ide kami itu muncul lagi. Namun, sebenarnya pihak yang mengkritik itu belum tahu tujuan kami. Mereka khawatir bahwa pembangunan itu akan membuat pemborosan saja dan tidak ada artinya.

"Padahal tujuan kami bukan seperti yang dikhawatirkan itu. Kenyataan, sekian tahun kemudian menunjukkan bahwa setelah Taman Mini Indonesia Indah itu jadi, pengkritik-pengkritik itu akhirnya mengakui manfaatnya."

Skadron 16 Siap Tampung F-16 Hibah Amerika Serikat

Skadron 16 Siap Tampung F-16 Hibah Amerika Serikat
Pesawat jet F-16. fas.org
 
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara hampir merampungkan pembangunan infrastruktur untuk menampung 16 pesawat tempur F-16 yang dibeli dari Amerika Serikat. Panglima Komando Operasional Angkatan Udara Satu Marsekal Muda Muhammad Syaugi mengatakan Skadron Udara 16 di Pekanbaru, Riau, siap menampung kedatangan pesawat legendaris bikinan Amerika Serikat tersebut.

"Hanggar, shelter, taxi way, dan infrastrukturnya di Pekanbaru sudah hampir selesai," kata Syaugi kepada wartawan di Markas Komando Operasional Angkatan Udara Satu, Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat, 24 Januari 2014.

Menurut Syaugi, Indonesia mendatangkan 24 pesawat tempur F-16 dari Amerika Serikat. Pengiriman pesawat itu dilakukan bertahap. Untuk Skadron 16, kata Syaugi, bakal ada 16 unit pesawat F-16 yang akan bermarkas di sana. Delapan unit pesawat F-16 bakal ditempatkan di Lanud Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur.

Mantan pilot pesawat tempur F-16, F-5 Tiger, dan Hawk 100/200 ini meyakinkan bahwa 24 pesawat F-16 blok 25 sudah dibekali senjata seperti rudal. "Kalau pesawat tempur tak ada senjatanya namanya pesawat angkut," katanya sembari tertawa.

Syaugi berharap tambahan pesawat tempur F-16 mampu memperkuat pengamanan wilayah udara Indonesia, khususnya kawasan barat dan utara, termasuk kawasan Selat Malaka. Sebab, sampai saat ini wilayah tersebut hanya dijaga oleh pesawat tempur Hawk 100/200 yang sudah terbilang uzur.