Rabu, 08 Januari 2014

Matahari Alutsista 2014

Meski matahari Januari lebih sering diselimuti awan hujan dan jarang menampakkan diri namun matahari kecerahan mengisi banyak mata hati yang menggembirakan asa, sembari menyenandungkan hymne alutsista berirama mars.  Matahari 2014 adalah rekapitulasi nilai kebanggaan menggagahkan diri hulubalang republik dan sekaligus penutup daftar belanja alutsista dalam program MEF I yang membungakan mata hati kita.  Tahun ini sesungguhnya merupakan grand final pertunjukan aneka ragam alutsista berteknologi baik produksi dalam negeri maupun beli utuh dari negara tangguh alutsista.
Alutsista produksi dalam negeri misalnya Roket R-Han berdaya tembak 30 km, panser Anoa, kapal cepat rudal (KCR)40 m, KCR 60 m, kapal patroli cepat, landing ship tank (LST), landing plattform dock (LPD), kapal bantu cair minyak (BCM), pesawat CN235 MPA.  Sedangkan alutsista produksi bersama dengan negara lain misalnya pesawat CN295 dengan Spanyol, heli Bell 412EP dengan AS, kapal selam Changbogo dan panser Anoa Canon dengan Korsel, rudal C705 dengan Cina.  Sementara yang beli murni adalah jet tempur Sukhoi Family, Golden Eagle, Super Tucano, Light Fregat, Leopard, tank Amfibi, kapal selam Kilo dan lain-lain.
Jet Tempur Sukhoi di Batam
Dari semua proyek pengadaan beragam alutsista segala matra itu, pemuncak dahaga yang disiramkan ke segenap pemuja hulubalang dan pecinta NKRI adalah pembelian alutsista strategis yaitu kapal selam Kilo dan jet tempur Sukhoi SU35.  Coba kita trace ke awal cerita sepanjang 4 tahun terakhir ini.  Mulanya pengadaan 24 jet tempur F16 blok 52 tahun 2011 menggema dan berpolemik.  Kemudian pengadaan 3 kapal selam Changbogo, menggelitik dan kontroversi sebab AL tak mau dibelikan kapal selam “ecek ecek”. Lalu pengadaan Main Battle Tank Leopard Jerman membanggakan tapi juga penuh pro dan kontra.  Akhirnya pengadaan kapal selam Kilo dan jet tempur Sukhoi SU35 membuat “stadion” forum militer menggema dan bertepuk tangan menyambut keputusan monumental dan tidak ecek-ecek lagi dari pengambil keputusan Kemhan dan Mabes TNI.
Sesuai rencana puncak pertunjukan alutsista yang akan ditampilkan pada ultah TNI 5 Oktober 2014 nanti, berbagai jenis alutsista berteknologi tempur modern dipertontonkan kepada rakyat bangsa sekaligus diharapkan menjadi closing ceremony yang membanggakan dari pemerintahan SBY.  Itulah sebabnya agar semua matra dapat mempertontonkan alutsistanya maka lokasi perayaan HUT TNI digelar di pangkalan utama TNI AL Surabaya.  Di pangkalan angkatan laut terbesar di Asia Tenggara itu kita bisa akan melihat MBT Leopard, Tank Marder, MLRS Astross, artileri Caesar Nexter, artileri KH-178 dan KH-179, rudal Starstreak, rudal Mistral, rudal QW3, Heli Bell 412 EP, Heli Apache, Heli Mi17, Heli Mi35, Heli Cougar.  Jet tempur F16 blok 52, Golden Eagle, Super Tucano, Sukhoi Family.  Dari matra laut disajikan KCR 40, KCR 60, Light Fregat, Kapal Selam, LPD, Korvet, tank amfibi BMP3F, RM Grad dan lain-lain.
Tank Amfibi BMP-3F
Program asupan alutsista di MEF I sesungguhnya mampu memberikan nilai kebanggaan pada bingkai kebangsaan meski secara kualitas dan kuantitas pemenuhan isian persenjataan TNI belum sampai pada tahap akreditasi A.  Alutsista MEF I sesungguhnya masih dalam kategori akreditasi B namun bagaimanapun ini adalah langkah awal yang mengagumkan sebelum nilai kesetaraan diperoleh dalam MEF II lima tahun berikutnya.  Pencapaian nilai kesamaan dalam mutu dan teknologi alutsista sangat diperlukan karena perang modern ke depan adalah kecepatan dan ketepatan pencet tombol dan keampuhan remote control penggunaan alutsista. 
Kalau pencapaian kesetaraan itu bisa kita capai maka sesungguhnya kita telah memenangkan pertandingan meski pertandingan itu tidak diadakan.  Mengapa, karena indikator pendukung kekuatan militer seperti jumlah penduduk, kekayaan sumber daya alam, militansi warga, besarnya wilayah tidak tertandingi oleh negara di sekitar kita.  Perkuatan mutu dan teknologi alutsista sesungguhnya merupakan kekuatan penghadang dan bumper untuk tidak mudah masuk arena pertempuran total karena dia adalah nilai penggentar itu.  Militer yang kuat sesungguhnya menjadi indikator penggentar, penggertak dan pencegah konflik menuju perang terbuka khususnya antar negara jiran. Kekuatan militer menjadi kekuatan tawar tinggi dalam peran diplomatik.
Jet Tempur Sukhoi SU35
Indonesia memang harus memilih.  Pilihan memperkuat militer dan alutsista selama 4 tahun terakhir ini merupakan pengembangan dari konsep pemikiran visioner orang nomor satu di negeri ini.  Bahwa masa depan kawasan ini dan Asia Pasifik adalah dinamika yang sangat memungkinkan terjadinya gesekan panas berbau mesiu.  Beberapa insiden di Laut Cina Selatan (LCS)dan Laut Cina Timur (LCT) adalah bukti bahwa perebutan sumber daya energi laut dalam untuk pasokan energi menjadi inspirasi adanya penumpukan dan pergeseran kekuatan militer dan dari regional lain. Indonesia belum terlambat memulai perkuatan militernya. Diharapkan dengan MEF II antisipasi  untuk menyongsong tahun 2020 sudah disiapkan dimana cuaca ekstrim bisa saja terjadi di depan halaman rumah yang bernama LCS atau bahkan di halaman rumah sendiri misalnya Ambalat dan Arafuru.
Militer dengan alutsista berteknologi adalah kebutuhan mutlak.  Kehidupan berbangsa dan bernegara yang berkesinambungan adalah karena adanya kehadiran instrumen militer di setiap jalan nadi perjalanan berbangsa.  Militer itu tetap berperan meski tidak ada perang karena militer adalah pelapis kekuatan struktur dan bangunan kenegaraan. Jadi militer dan negara adalah senyawa, bukan campuran.  Senyawa adalah melekat dan tak mampu mengurai sedangkan campuran mudah berpisah dan hanya kuat karena diaduk. Negara yang mengabaikan kekuatan militernya justru lambat laun akan mengurangi kewibawaan negara bangsa itu.  Negara yang militernya kuat dan profesional akan mampu menolak segala ancaman dan bahkan semakin memperkuat nilai kesenyawaan tadi.  Nilai itu adalah nilai kewibawaan, harga diri dan matahari bangsa.
 

2014 target 42 persen MEF TNI dicapai



 KRI Nanggala-402 dalam persiapan sandar setelah kembali dari perbaikan menyeluruh di Korea Selatan. Sistem manajemen tempur dan operasi digital baru diterapkan pada kapal selam itu. TNI AL berencana menambah jumlah dan sistem kesenjataan kapal selamnya, yang kemungkinan besar berasal dari Rusia. (ANTARANews/Ade P Marboen)

2014 akan datang banyak persenjataan TNI untuk ketiga matranya, baik bersumber dari Barat, Timur, ataupun sesama negara Asia, yang menjadi bagian dari target pencapaian Kekuatan Esensial Minimum (MEF) 42 persen. 

Target itu bagian dari Rencana Strategis I TNI yang telah dirumuskan sejak beberapa tahun lalu. Di Asia Tenggara, belanja militer Indonesia cukup rendah ketimbang tetangga-tetangganya, demikian juga dengan usia teknologi sistem kesenjataannya. 

"MEF pada 2013 telah lampaui target 28,7 persen. Pada 2014 diharapkan mencapai 40-42 persen," kata Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, usai membuka Rapat Pimpinan TNI 2014, di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu.

Hampir 300 perwira tinggi dari tiga matra hadir dalam rapat pimpinan tahunan TNI itu, yang oleh Moeldoko dinyatakan cukup berbeda dari berbagai rapat pimpinan yang dilakukan selama ini. Tiga kepala staf matra TNI hadir, yaitu Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI IB Putu Dunia, dan Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Budiman.

Sejak triwulan pertama 2013, berbagai persenjataan baru TNI telah "diperagakan" secara terbuka kepada masyarakat Indonesia. Di antaranya penggelaran arsenal yang terjadi di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta. 

Dalam daftar belanja pasti TNI persenjataan dari luar negeri pada 2012-2014, terdapat nama EMB-314 Super Tucano, Sukhoi Su-37 dan Su-30 MKI Flankers, tank 2A4 Leopard, meriam lapangan berat Caesar, hingga kapal-kapal selam kelas U-209 Tipe 1500 lisensi Jerman yang dibuat di Korea Selatan. 

Khusus untuk kapal selam, masih akan dikaji pengadaan dari Rusia, sebagai runtutan kebijakan pertahanan maritim sejak awal 2000. TNI AL belum pada keputusan final apakah akan membeli kapal selam baru sama sekali, menerima hibah dari Angkatan Laut Rusia, atau perpaduannya. 

TNI AL menghendaki sistem kesenjataan kapal-kapal selam itu tidak cuma pada torpedo bawah permukaan laut, melainkan juga peluru kendali bawah permukaan laut ke darat dan laut. 

Moeldoko menjelaskan, pada 2013 indikator TNI cukup terbilang baik pada bidang keuangan, karena pencapaian yang diraih Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Sementara di bidang operasi saat ini hampir di setiap daerah kondisinya terbilang baik dan kondusif.

"Tentu kondisi kondusif tidak begitu saja muncul. Ada penguatan di bidang intelijen, teritorial, dan lain-lain. Di perbatasan, kami lakukan operasi yang melibatkan TNI AD, TNI AL maupun TNI AU sehingga tidak muncul friksi-friksi masalah di perbatasan," paparnya.
Mengenai sejumlah peristiwa di Papua yang telah menelan korban prajurit TNI, Moeldoko sangat menyayangkan, karena pendekatan kesejahteraan sudah dilakukan di Papua dalam bentuk operasi bakti TNI, bukan dalam bentuk operasi militer.

"Namun, kelompok bersenjata tetap melakukan langkah-langkah tidak baik. Tidak fair kalau TNI diam saja menanggapi tindakan tersebut," kata dia.

Terkait hubungan TNI dengan Kepolisian Indonesia sendiri, kata dia, relatif baik, meski sejumlah insiden antara anggota TNI dan Kepolisian Indonesia pada 2013.

"Walaupun, di tingkat bawah sering terjadi gesekan-gesekan. Tetapi, sepanjang prajurit masih bisa dibina, akan tetap dibina. Kalau tidak bisa dibina, lebih baik keluar," kata dia.

Pada gelanggang internasional, Moeldoko mengungkap berbagai pujian yang diberi lembaga internasional atas kinerja TNI dalam berbagai misinya. Di antara pujian yang diungkap itu dari Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, atas peran serta aktif kontingen TNI di medan penugasan menjaga perdamaian di Lebanon, Kongo, Haiti, dan lain-lain. TNI selalu bisa diterima di kedua belah pihak yang bertikai.
 

Australia Nilai TNI tidak Mampu Kendalikan Perairan Indonesia

Tentara Nasional Indonesia (TNI) dinilai tidak mampu mencegah pelanggaran perairan oleh tiga kapal perang Australia pada 19 Desember 2013.

Pelanggaran perairan Indonesia oleh kapal perang Australia terjadi lagi
pada 6 Januari 2013. Itu pun tidak dicegah aparat keamanan Indonesia.

Kapal perang Australia masuk ke perairan Indonesia hingga 7 mil dari
pesisir Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, untuk mengiring kembali perahu pengangkut imigran yang berlayar ke negara itu.

Penilaian pihak Australia itu disampaikan salah satu imigran, Rabu (8/1). "Tentara Australia bilang tentara Indonesia itu kecil. Tidak mampu berbuat apa-apa," kata Mohamed  Abdirashid, 18, imigran asal Somalia.

Ia mengisahkan, selama pelayaran melintasi perairan Indonesia menuju Australia, lampu kapal perang tersebut dipadamkan termasuk pada malam hari. Pemadaman lampu tersebut bertujuan mengelabui aparat keamanan Indonesia.

"Kami berlayar hampir dekat ke Pulau Rote kemudian melihat perahu di kejauhan. Kami mengira itu kapal perang Indonesia, ternyata bukan," ujarnya. Oleh kapal yang ternyata milik Australia, Abdirashid diminta untuk terus jalan karena Pulau Rote sudah dekat.

Sementara itu, Ketua Yayasan Peduli Timor Barat Ferdi Tanoni mendesak Pemerintah Indonesia khususnya TNI agar tegas kepada Australia. Pasalnya, keberadaan kapal perang Australia di perairan Indonesia yang tanpa izin merupakan pelecehan. 

"Tindakan Australia menghalau para imigran sampai perairan Indonesia merupakan pelecehan yang harus diambil tindakan tegas oleh Jakarta," katanya.

Imigran Timur Tengah yang dihalau kapal perang Australia kembali ke
Indonesia sebanyak dua kali. Pertama pada 19 Desember 2013 sebanyak 47 orang. Kedua pada 6 Januari 2014 sebanyak 45 orang sehingga total
imigran yang ditampung di sebuah hotel di Kota Kupang sebanyak 93 orang.

Kepala Imigrasi Kupang Silvester Sililaba mengatakan imigran ditampung di hotel karena Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Kupang saat ini penuh.

Metrotvnews.

Proyek KFX/IFX Lanjut Lagi


Menteri Pertahanan Poernomo Yusgiantoro menjamin proyek jet tempur KFX/IFX yang bekerja sama dengan Korea Selatan resmi dilanjutkan. Kabar gembira ini disampaikan di sela-sela Rapat Pimpinan Pertahanan Negara hari ini (7/1/2014) di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta.

Pemerintah Korsel mengkonfirmasi hal ini pada tanggal 3 Januari 2014 lalu setelah sebelumnya menghentikan untuk sementara proyek jet tempur ini. "Kemarin kita hanya menunggu kepastian Korsel karena adanya perubahan pemerintah. Setelah parlemen baru me-review, ternyata mereka oke jadi kita lanjut tanpa ada perubahan apapun," ujarnya.

Menhan menargetkan purwarupa KFX/IFX akan selesai di masa Rencana Strategis (Renstra) kedua mendatang atau sekitar tahun 2016-2020. Hal ini diaminkan oleh Wakil Menhan Sjafri Sjamsoedin, menurutnya saat ini kedua negara masih menjalani studi kelayakan untuk jet tempur ini.

"Targetnya tahun 2015 kita bisa masuk Engineering Manufacturing Development. Design Center di PT DI mulai saat ini juga resmi bekerja kembali," jelasnya.
 

Rapim Kemhan, dari KFX hingga Apache dan Panther

"Program pesawat tempur KFX/IFX kita lanjutkan". Demikian pernyataan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, sesaat setelah membuka Konferensi Pers Rapat Pimpinan Kementrian Pertahanan tahun 2014, di Aula Bhineka Tunggal Ika, Kementrian Pertahanan, Selasa (08/01) siang. Menhan juga menjelaskan kelanjutan program kerja sama pembuatan pesawat tempur ini dipastikan lanjut setelah parlemen serta pemerintah Korea Selatan memastikan kelanjutannya. Lebih lanjut menurut Menhan, penundaan yang terjadi disebabkan adanya pergantian kekuasaan di negeri Ginseng itu.

Lalu Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsuddin juga menambahkan lebih detail. Untuk kelanjutan program ini, Korea Selatan menyediakan dana senilai US$ 20 Juta, sementara Indonesia wajib menyediakan dana US$ 5 Juta. Dana ini dianggarkan pada tahun 2015, untuk membiaya riset lanjutan yang kini memasuki tahap Enginering Manufacturing Design (EMD). Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemhan pun tersenyum saat ARC menyambangi dalam acara tersebut. Namun, sayangnya ia sendiri belum mau berbicara secara detail mengenai perkembangan KFX/IFX.
Di dalam arena konferensi pers itu, redaksi ARC juga mendekati Kabaranahan Kemhan, Laksda Rachmad Lubis. Darinya muncul lah penjelasan mengenai pengadaan alutsista yang tengah berjalan. Salah satunya, ia menjelaskan bahwa pembelian Heli Apache sudah final dan tanda tangan kontrak. Namun lantaran menggunakan skema FMS, Kabaranahan tidak mengetahui persis detailnya. "Tapi kami usahakan agar oktober 2014, barangnya sudah tiba", demikian tegas Laksda Rachmad Lubis.

Selain itu, Perwira tinggi matra laut ini juga mengabarkan, proses pengadaan heli Anti Kapal Selam sedang dalam tahap finalisasi. Heli yang dipilih pun dipastikan baru dan dari jenis Panther buatan Eurocopter. Pasalnya menurutnya, ini berkaitan dengan sumber pendanaan. "Soalnya dulu kita menganggarkan untuk pembelian 11 heli bekas, namun keduluan oleh negara lain", jelas Kabaranahan.  Nah, semoga saja semua proses berjalan lancar tanpa gangguan suhu politik yang akhir-akhir ini makin tinggi.

ARC. 

Selasa, 07 Januari 2014

PT DI Hadirkan Tiga Heli Hasil Kerja Sama Strategis dengan Eurocopter



Kendati baru melayani pasar dalam negeri, PT Dirgantara Indonesia langsung menghadirkan tiga jenis heli hasil kesepakatan strategis dengan Eurocopter, yang di antaranya sudah diserahkan ke pemesannya.
Ketiga jenis heli tersebut adalah AS365 N3+Dauphin yang digunakan Basarnas, kemudin heli serupa untuk versi militer yakni AS565 Panther, dan EC725 Cougar yang lebih dikenal dengan Super Puma. Kehadiran tiga jenis heli itu tak terlepas dari pesanan yang dilayangkan Kemenhan dan Basarnas.
Berdasarkan data PT DI, TNI AU akan membeli empat unit Cougar, TNI AL dengan 11 unit Panther, dan empat Dauphin oleh Basarnas dengan dua unit di antaranya sudah diserahterimakan belum lama ini.
Menurut Jubir PT DI, Sonny Saleh Ibrahim, pihaknya tak merakit secara penuh heli-heli tersebut. Langkah tersebut tidak terlepas dari kesibukan internal PT DI dalam mempersiapkan pasar yang akan dibidik.  "Heli-heli itu datang dalam bentuk major component kemudian di-asembli di PT DI termasuk avionic, radio, dan radar. Semuanya masih knockdown," katanya.
Dijelaskan Sonny,  PT DI saat ini tengah fokus membangun asembli line untuk CN-295, Cougar, dan N-219, dan tambahan hanggar aircraft service yang baru. PT DI, imbuh, tidak bisa sekaligus menggarap semuanya dikarenakan keterbatasan resource.
"Kendati demikian, kesanggupan kami menghadirkan heli-heli tersebut adalah sekaligus melihat reaksi pasar untuk Dauphin dan Panther, kendati baru sebatas Kemenhan dan TNI," tandasnya.
Lebih dari itu, PT DI ingin memantapkan perannya sebagai kontraktor komponen fuselage (badan) dan tail boom (bagian ekor) heli tersebut ke Eurocopter. Komponen-komponen itu digunakan untuk menjawab kebutuhan heli tersebut di seluruh dunia.

Kowal Terlibat Misi Perdamaian PBB

Foto : Dispenal

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Dr. Marsetio bertindak sebagai Inspektur Upacara (Irup) pada upacara militer Peringatan HUT ke-51 Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal), di Markas Besar Angkatan Laut (Mabesal), Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (6/1).

Menurut KSAL, dalam perjalanan dan pengabdiannya sebagai prajurit hingga mencapai usia 51 tahun, Kowal telah membuktikan kiprahnya dengan baik dalam melaksanakan tugas di staf maupun di medan operasi. Hal tersebut diaplikasikan antara lain dengan keikutsertaan Kowal dalam misi perdamaian dunia yang tergabung dalam Pasukan UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) dan MONUC (Mission the I’organisation des Nations Unies en Congo).

Pada bidang olahraga, Kowal ikut berpartisipasi dalam event kejuaraan Terjun Payung Olimpiade Militer Dunia ke-5 di Rio de Janeiro Brasil, kejuaraan Taekwondo Olimpiade Militer (CISM) di Vietnam, Sea Games Futsal di Myanmar, dan meraih medali emas pada Kejuaraan Dayung di Bali, Pekan Baru dan Tanjung Pinang. Prajurit Kowal juga meraih prestasi sebagai juara tiga Kempo Randori Putri di PON ke-17 Kalimantan Timur serta meraih juara dua kejuaraan Bola Volly di Kejurnas Bali.

“Hal tersebut merupakan salah satu bentuk konstribusi positif Kowal dalam pengabdiannya kepada TNI Angkatan Laut, bangsa dan Negara,” kata KSAL Laksamana TNI Dr. Marsetio.

Kowal sendiri genap berusia 51 tahun pada 5 Januari 2014. Peringatan HUT Kowal tahun ini mengangkat tema “Dengan Semangat Kebersamaan Kita Tingkatkan Kualitas Pembinaan Personel Kowal, Guna Meningkatkan Profesionalisme Prajurit Berkelas Dunia”.

Selain melaksanakan upacara pada puncak peringatan HUT ke-51 Kowal, telah melaksanakan berbagai kegiatan seperti ziarah dan tabur bunga di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, 19 Desember 2013 yang melibatkan 300 personel Kowal se-wilayah Jakarta. Kegiatan lainnya adalah olahraga bersama dipimpin oleh KSAL di Gedung Serba Guna Mabesal pada 31 Desember 2013 dengan melibatkan 700 personel Kowal.

Perwira Penerangan HUT ke-51 Kowal, Kapten (KH/W) Hestuning dalam siaran persnya, mengatakan upacara militer pada puncak peringatan HUT Kowal bertujuan untuk mengenang kembali sejarah kelahiran Kowal pada tanggal 5 Januari 1963 sekaligus sebagai momentum yang tepat untuk menggelorakan tekad dan semangat serta cita-cita luhur wanita Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut juga dilaksanakan penganugerahan tanda jasa kepada personel Kowal yang telah memberikan dedikasi luar biasa kepada bangsa dan Negara. Mereka yang tanda jasa yaitu Mayor Laut (KH/W) Riana Dewi Mariana, S.Pd menerima Satya Lencana Santi Dharma karena dedikasinya telah bergabung dengan UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon), dan penerima Satya Lencana Wira Nusa, Sertu PDK/W Maria De Fatima karena dedikasinya yang telah bertugas di wilayah pulau terluar.

Pada upacara ini, Letkol Laut (S/W) Erna Fauziah, S.E, yang sehari-harinya berdinas di Dinas Keuangan Angkatan Laut (Diskual) bertindak sebagai Komandan Upacara pada Peringatan HUT ke-51 Kowal tahun 2014.

Upacara tersebut melibatkan 600 prajurit Kowal, yang dibagi dalam dua batalyon pasukan, terdiri dari dua kompi Perwira Menengah, satu kompi Perwira Pertama, satu kompi Bintara Tinggi, dan empat kompi Bintara.

Seusai upacara dilanjutkan dengan acara syukuran dan ramah tamah yang dimeriahkan dengan lagu-lagu daerah, Standing Up Comedy Mudy Taylor, dan tarian nusantara.

Dalam kesempatan tersebut, KSAL memberikan penghargaan kepada perwakilan atlet TNI AL yang berprestasi dan juga tali asih kepada beberapa mantan Kowal.

Hadir pada acara tersebut, antara lain Ketua Umum Jalasenastri Ny. Penny Marsetio selaku Ibu Catraratnanggadi Jalakanyasena, para Pangkotama Wilayah Barat, Pejabat Teras Mabesal, dan Pengurus Pusat Jalasenastri.

Kontingen Garuda XX-J kembali dari Kongo

 
Masa tugas Kontingen Garuda XX-J/MONUSCO dalam misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Stabilisasi di Republik Demokratik Kongo berakhir pada Desember 2013. (ANTARA/R. Rekotomo)

Satuan Tugas Kompi Zeni TNI Kontingen Garuda XX-J/MONUSCO kembali ke Tanah Air  setelah selesai menjalankan tugas bersama misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Stabilisasi di Republik Demokratik Kongo.

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko pada Senin menyambut kedatangan 175 anggota TNI yang dalam satu tahun terakhir bergabung dengan Mission de l'Organisation des Nations Unies Pour la Stabilisation en Republique Democratique du Congo (MONUSCO) tersebut di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur.

"Selalu saya sampaikan prajurit TNI yang bertugas di luar negeri selalu berikan kebanggaan bagi Indonesia. Setiap saat saya dapat apresiasi dari komandan sektor yang ada di sana dan dari sekjen PBB ini sungguh membahagiakan," kata Moeldoko.

"Bagi Indonesia misi tersebut memiliki dimensi politis dan strategis untuk kepentingan bangsa dan negara," katanya.

Ia mengatakan, Indonesia akan meningkatkan peran dalam menjaga keamanan dan perdamaian dunia berdasarkan prinsip-prinsip yang telah disepakati seluruh anggota PBB.

Moeldoko menjelaskan pula bahwa sebagai salah satu negara yang menyetujui inisiatif perdamaian global (Global Peace Operations Initiative/GPOI), Indonesia punya visi untuk mengembangkan peran dalam upaya penciptaan perdamaian.

Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) atau Indonesia Peace And Security Center (IPSC) di  Sentul, Bogor, Jawa Barat, ia melanjutkan, merupakan bagian strategis dalam upaya peningkatan kapasitas TNI dalam upaya untuk menjaga dan memelihara perdamaian.

"Gunakan catatan keberhasilan dan hasil evaluasi misi Satgas Zeni Konga XX-J MONUSCO sebagai referansi penguatan PMPP TNI dan satuan terkait lainnya, khususnya pada civic mission," katanya.

Menurut dia, saat ini PBB menghadapi tantangan untuk menutup gap antara permintaan dan penawaran untuk memenuhi kebutuhan personel dan materiil pada berbagai misi pemeliharaan perdamaian.

Kini, lanjut dia, PBB mengembangkan misi multidimensional yang melibatkan militer dan sipil untuk menjaga dan memelihara perdamaian di pascakonflik.

Satuan Tugas Kontingen Garuda XX-J yang terdiri atas 151 anggota TNI Angkatan Darat, 19 TNI Angkatan Laut dan lima TNI Angkatan Udara juga bergabung dengan misi yang bersifat multidimesi di Kongo.

Pasukan yang dikomandani oleh Letkol Czi Irfan Siddiq itu antara lain membangun jembatan penghubung desa, memperbaiki bangunan penjara dan membangun jalan antara Dungu-Ngilima sepanjang 40 kilometer selama di Kongo.

Pesawat SU-35 Semakin Mendekat


TNI Inginkan Pesawat Sukhoi SU-35
TNI Inginkan Pesawat Sukhoi SU-35

Panglima TNI Jenderal Moeldoko ingin menambah pesawat tempur untuk Angkatan Udara dana salah satu pesawat tempur yang diincar adalah Sukhoi SU-35. “Tapi ini baru tahap diskusi, kalau maunya Panglima sih iya,” Ujar Jenderal Moeldoko, sambil tersenyum kepada wartawan di Lapangan Markas Besar TNI di Cilangkap, Jakarta, 6 Januari 2014.
Moeldoko mengaku sudah berdiskusi langsung dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro. Menteri Purnomo pun setuju upaya menambah kekuatan tempur Angkatan Udara Indonesia.
Pesawat tempur Sukhoi SU-35 adalah pesawat kelas berat penghubung generasi keempat dan kelima. Saat ini Indonesia baru mempunyai satu skuadron atau 16 unit pesawat campuran Sukhoi SU-27 dan dan SU-30 yang bermarkas di Makassar, Sulawesi Selatan.
Selain Sukhoi SU-35, Moeldoko juga membidik pesawat tempur buatan Amerika Serikat. Namun, mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu belum mau menyebut rinci pesawat tempur apa saja yang masuk incarannya. “Apakah F-16 atau produk terbaru lainnya, Insya Allah kami bisa (membeli pesawat tempur lagi).”
Tahun ini, TNI Angkatan Udara bakal menerima belasan pesawat baru dan bekas berbagai jenis. “Ada pesawat tempur jet, pesawat tempur baling-baling, dan pesawat angkut,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto saat dihubungi Tempo, Sabtu, 4 Januari 2014.
Dari jajaran pesawat tempur jet adalah F-16 blok 24 hibah dari Amerika Serikat. Menurut Hadi, sebelum bulan Oktober 2014 Angkatan Udara bakal menerima delapan dari 24 unit pesawat hibah yang diperbaiki lagi sistem avioniknya. Sesuai rencana pesawat F-16 bakal “tinggal” di Skuadron 16, Pekanbaru, Riau.
Angkatan Udara juga bakal menerima secara bertahap pesawat tempur bermesin jet T-50 Golden Eagle buatan Korea Selatan. Dari satu skuadron atau 16 unit pesawat yang dipesan baru delapan unit yang diterima Indonesia. Pesawat inilah yang bakal digunakan untuk melatih pilot-pilot tempur TNI AU menggantikan pesawat Hawk 100/200.
 A Sukhoi Su-35 fighter aircraft takes part in a flying display, during the 50th Paris Air Show, at the Le Bourget airport
Kapal Selam Kilo
Panglima TNI Jenderal Moeldoko juga berencana mengirim tim ke Rusia pada akhir bulan ini. Tim ini ditugaskan menemani perwakilan Kementerian Pertahanan untuk membicarakan kemungkinan pembelian kapal selam Kilo Class buatan Negeri Beruang Merah tersebut. “Kami akan lihat dan dalami dua pilihan,” ujar Jenderal Moeldoko.
Dua pilihan tersebut adalah kemungkinan membeli kapal selam Kilo Class produksi baru atau membeli bekas dengan skema hibah. Meski begitu, Moeldoko tetap berharap pemerintah bisa membeli kapal selam Kilo Class produksi baru. “Mudah-mudahan saja, kalau kondisi anggaran pemerintah bagus,” kata dia.
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Marsetio sebelumnya pernah menyebut ketertarikannya memboyong kapal selam jenis Killo Class dan Amur Class buatan Rusia. Namun, dia belum bisa menentukan kapal selam mana yang bakal diboyong ke Tanah Air.
Laksamana Marsetio telah menyambangi Rusia tahun lalu. Dia tertarik dengan kemampuan kapal selam Kilo Class. Kapal yang diproduksi 1990-2000 itu tergolong canggih karena mampu menembakkan rudal dari dalam laut ke permukaan. Rudal yang diluncurkan pun punya jangkauan jauh, yakni 300 kilometer. “Indonesia belum punya kapal selam seperti ini,” kata Marsetio (Tempo.co/ INDRA WIJAYA)

Senin, 06 Januari 2014

Aparat tak berdaya hadapi sipil bersenjata di Papua



Aksi penembakan yang dilakukan Kelompok Sipil Bersenjata (KSB) di Papua terus terjadi tanpa bisa dihentikan Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) maupun aparat keamanan.

Sepanjang 2013 ada 19 orang tewas, sembilan di antaranya TNI dan satu polisi. Bahkan di awal 2014, tepatnya 4 Januari sore, KSB kembali menyerang pos polisi di Kulirik, Puncak Jaya, Papua.

"Dua Brimob yang ada di pos itu melarikan diri saat diserang, sehingga delapan pucuk senjata api milik Brimob dirampas KSB," kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane, lewat rilisnya kepada Sindonews, Senin (6/1/2014).

IPW mencatat, dari 2009 hingga awal 2014, terus terjadi aksi kekerasan bersenjata di Papua. Tahun 2009 hingga 2010 ada 41 orang tewas, baik sipil maupun aparat keamanan. Tahun 2011 hingga 2012, korban sipil 26 orang dan aparat 14 orang.

"Jika dilihat datanya memang ada penurunan. Tapi yang memilukan adalah, negara tidak dapat membasmi kelompok sipil bersenjata di Papua yang menyebabkan korban tewas terus berjatuhan," ungkapnya.

Menurut Neta, terus berulangnya peristiwa penembakan di Papua ini mengindikasikan, adanya pembiaran terhadap aksi kekerasan di wilayah itu. Fakta ini tak sejalan dengan kebijakan
membangun Papua yang damai.

"Kecewa dengan sistem keamanan yang dibangun di Papua. Pemerintahan SBY tidak hanya gagal menjamin rasa aman warga Papua, tapi juga tidak pernah memberikan kepastian hukum, seperti menangkap pelaku penembakan misterius dalam empat tahun terakhir," ucap Neta.

Lebih lanjut dia mengatakan, bahkan aksi penembakan yang menewaskan delapan anggota TNI di Pos TNI di Puncak Jaya pada 21 Februari 2013 tak kunjung terungkap dan tertangkap pelakunya hingga saat ini.

"Semua seakan terbiarkan. Padahal, peristiwa demi peristiwa penembakan itu sangat merendahkan martabat bangsa, seakan kehadiran aparat keamanan di Papua semakin tak berdaya," pungkasnya.

BNPT: Ada ancaman teroris di Pemilu 2014


Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mensinyalir adanya ancaman terorisme saat Pemilu 2014. Hal itu buntut dari penggerebekan terduga teroris di Ciputat, Tangerang Selatan, dua hari lalu.

"Suka tidak suka, harus diperkirakan itu ada ancaman (di Pemilu 2014). Kalau kita bilang tidak ada ancaman, nanti polisinya tidur semua," kata Kepala BNPT Ansya'ad Mbai saat ditemui usai salat Jumat di Gedung KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Jumat (3/1/2014).

Dia mengatakan, demokrasi menjadi musuh utama aksi terorisme dan pemilu menjadi sarana dalam berdemokrasi. "Musuh utama mereka ini kan demokrasi. Pemilu itu kan sarana demokrasi," tutupnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, baru-baru ini Detasemen Khusus (Densus) 88 menggerebek sebuah rumah kontrakan yang dijadikan tempat perlindungan oleh orang-orang yang diyakini sebagai kelompok teroris di wilayah Ciputat, Tangerang Selatan.

Dalam penggerebekan yang berlangsung sekira 9 jam tersebut, Densus 88 melumpuhkan enam orang terduga teroris dalam kondisi tewas.


Sindonews.

Simulator Sukhoi TNI AU Indonesia


Sukhoi SU-27 dan SU-30 TNI AU bersama F/A-18 Hornet RAAF
Sukhoi SU-27 dan SU-30 TNI AU bersama F/A-18 Hornet RAAF

Kementerian Pertahanan melanjutkan rencana pembelian simulator kemudi pesawat tempur Sukhoi TNI Angkatan Udara dengan pagu anggaran yang ditetapkan sebesar US$ 45 juta atau sekitar Rp 540 miliar. ”Pagu tersebut hanya untuk satu unit simulator Sukhoi,” ujar Kepala Badan Perencanaan Pertahanan Kementerian Pertahanan Laksamana Muda Rachmad Lubis, Rachmad kepada Tempo, Kamis, 2 Januari 2014.
Laksamana Muda Rachmad Lubis mengatakan, Kementerian Pertahanan tengah memproses evaluasi dokumen penawaran simulator Sukhoi. Selanjutnya, pemaparan oleh peserta lelang. Rachmad enggan menyebutkan pihak-pihak yang sudah mengajukan penawaran ke Kementerian Pertahanan. Namun dia membenarkan jika PT Dirgantara Indonesia masuk sebagai penawar simulator Sukhoi dari dalam negeri.
Dari pemaparan setiap produsen simulator, Kementerian akan menyeleksi dan menuangkan dalam daftar peringkat peserta lelang. Setelah itu dipilih beberapa produsen simulator berdasarkan urutan peringkat tertinggi. Tahapan selanjutnya akan ditinjau fasilitas produksi dari beberapa peserta yang paling potensial.

Su-34 cockpit simulator and 'attack'
Su-34 cockpit simulator and ‘attack’

Pertimbangan pihak Kementerian dalam penentuan pemenang adalah berdasarkan kemampuan produsen memproduksi simulator yang paling menyerupai kemampuan asli pesawat tempur Sukhoi. Pertimbangan lainnya, lama waktu pembuatan dan pengiriman serta jaminan purnajual. Termasuk alih teknologi apabila pemenangnya dari luar negeri.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro sebelumnya mengungkapkan rencana pemerintah membeli simulator kemudi pesawat tempur buatan Rusia, Sukhoi SU-27 dan SU-30. Kementerian Pertahanan tengah memilah produsen simulator Sukhoi dari tiga negara yang bisa memproduksinya, yakni: Rusia, Cina, dan Kazakstan.
Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia, Andi Alisjahbana, menyarankan pemerintah tidak membeli simulator pesawat tempur Sukhoi dari luar negeri. Ia mengatakan, misi utama simulator banyak berisi pelatihan-pelatihan menjalankan misi pesawat tempur dan banyak yang bersifat universal. ”Di dalamnya adalah doktrin tempur TNI AU,” kata dia.
Menurut Andi, semua negara pengguna pesawat tempur Sukhoi memilih membuat sendiri simulator kemudinya, dengan pertimbangan untuk melindungi rahasia negaranya. Contohnya, kata dia, Cina dan Malaysia yang membuat sendiri simulator kemudi pesawat tempur buatan Rusia itu.

PLAAF  Su-30MKK Flight Simulator
PLAAF Su-30MKK Flight Simulator

Adapun Rizal Dharma Putra, pengamat militer, menilai harga simulator kemudi pesawat tempur Sukhoi yang akan dibeli pemerintah terlampau mahal. Menurut dia, jika pemerintah tetap membeli simulator berbiaya tinggi tersebut, harus diperhitungkan langkah jangka panjangnya. Sebab, pesawat tempur yang Indonesia punya bukan cuma Sukhoi. ”Indonesia punya pesawat tempur F-16, F-5 Tiger, dan pesawat tempur latih T-50 Golden Eagle,” kata Rizal saat dihubungi Tempo, Kamis, 2 Januari 2014.
Menurut Rizal, pemerintah terlalu membuang duit jika membeli satu jenis simulator pesawat tempur, sementara penggunaan pesawat tempur Indonesia berbagai jenis. Rizal melanjutkan, kepemilikan satu skuadron atau 16 pesawat Sukhoi SU-24 dan SU-30 Indonesia belum perlu untuk membeli simulator.
Jika nekat beli simulator Sukhoi, dia melanjutkan, pemerintah harus konsisten ketika membutuhkan penambahan pesawat tempur. Pemerintah mau tak mau harus membeli pesawat tempur jenis Sukhoi lagi.
Menanggapi hal itu, Kementerian Pertahanan membantah jika dikatakan bahwa harga simulator kemudi pesawat tempur Sukhoi itu kemahalan. Menurut Kementerian, pagu anggaran US$ 45 juta untuk satu unit simulator Sukhoi sudah sesuai harga pasaran. ”Simulator yang rumit, risiko tinggi dengan kecepatan supersonik, harganya pun hampir sama dengan pesawat asli,” kata Rachmad. Karena alasan itu, kata dia, pemerintah baru berani membeli simulator setelah pesawat tempur Sukhoi SU-24 dan SU-30 yang dimiliki TNI Angkatan Udara genap satu skuadron atau 16 unit. 

Rabu, 01 Januari 2014

AK-47, Senapan Laris yang Tak Pernah Dipatenkan

Mikhail Kalashnikov, perancang senapan AK-47, meninggal pada usia 94 tahun, Senin (23/12/2013) waktu setempat. Senjata rancangannya sudah terjual lebih dari 100 juta unit, tetapi kekayaan tak menyinggahinya. AK-47 tak pernah dipatenkan di tataran internasional.

Izmash, pabrik pembuat senapan ini, pun kerap mengeluhkan hilangnya potensi pendapatan pabrik itu karena beredarnya produk bajakan yang dibuat di luar negeri.

Kalashnikov pun nyaris tak pernah mendapatkan keuntungan finansial dari eksploitasi senjata racangannya, dan hidup sederhana di Izhevsk, sebuah kota di kawasan pegunungan Ural berpenduduk sekitar 630.000 orang.

Pabrik Izmash masuk ke masa sulit setelah anjloknya pesanan senapan seusai runtuhnya Uni Soviet. Situasi ini mendorong Kalashnikov melakukan pendekatan pribadi ke Presiden Rusia, Putin.

 Michael Kalashnikov dan senjata varian modern AK-47 yang dia rancang. Kalashnikov meninggal pada usia 94 tahun, Senin (23/12/2013) waktu setempat. Gambar ini diambil pada 15 April 2006.

Pendekatan itu mendatangkan hasil. Pada Agustus 2013, Izmash berganti nama menjadi Kalashnikov, dengan harapan nama itu akan menjaring pelanggan.
Istri Kalashnikov, Yekaterina, meninggal lebih dulu pada 1977. Pasangan ini memiliki empat anak, dengan tiga orang bertahan hidup dan bekerja pada proyek yang tak jauh-jauh dari proyek ayahnya.

Kematian Kalashnikov diumumkan langsung oleh kantor kepresidenan di wilayah Udmurtia, tempat dia tinggal dan bekerja selama ini.

Kalashnikov sudah ibarat pahlawan di negara bekas Uni Soviet, sekalipun senjata rancangannya identik dengan pembunuhan yang bahkan terkesan serampangan. Dia pun menjadi salah satu simbol kebanggaan masa lalu militer Moskwa.

"Dia meninggal di Izhevsk, sebuah kota industri (berjarak), 1.300 kilometer di timur Moskwa," kata Viktor Chulkov, juru bicara pemimpin Udmurtia, Alexander Volkov.

Lahir di sebuah desa Siberia sebagai anak ke-17 dari sebuah keluarga pada 10 November 1919, Kalashnikov memiliki masa kecil yang tragis. Ayahnya dideportasi sebagai "kulak" (petani makmur) di bawah diktator Soviet, Joseph Stalin, pada 1930 .

Terluka selama pertempuran berdarah dengan pasukan Nazi di Bryansk pada 1941, Kalashnikov diberi cuti enam bulan. Pada masa cuti itulah dia mendapatkan pemikiran soal versi pertama AK-47.

Atasan Kalashnikov yang melihat bakatnya mendorong karyanya. Pada 1945, rancangan Kalashnikov sudah dibuatkan prototipe untuk kompetisi. Desain yang kemudian direkomendasikan untuk tentara Rusia merupakan rancangan 1947.

Setahun kemudian, Kalashnikov ditugaskan ke pabrik senjata Izmash di Izhevsk, pabrik yang sudah dikenal sejak masa kekaisaran. Dia ditugaskan di bagian produksi senjata.

Senapan rancangan Kalashnikov dengan cepat diakui keandalan dan kekokohannya untuk digunakan bahkan di medan tempur yang sulit.

Selama 205 tahun, pabrik Izmash tetap menjadi salah satu produsen utama senjata Rusia. Perusahaan ini pun menjadi salah satu ikon nasional.

Lebih dari 100 juta senapan Kalashnikov terjual di seluruh dunia yang dilibatkan dalam beragam perang termasuk di Irak, Afganistan, dan Somalia. Bahkan gambar berisi AK-47 dengan fitur bayonet tertera dalam bendera nasional Mozambik.

Mengenal TAO, Unit Penyadap Top di NSA

Mengenal TAO, Unit Penyadap Top di NSA
 
Salah satu markas Badan Keamanan nasional (NSA) Amerika Serikat berada di Lackland Air Force Base, San Antonio, Texas. Lebih dari 2.000 pekerja berada di kantor cabang NSA itu.
Pada 2005, NSA mengambil alih bekas pabrik chip komputer milik Sony yang berada di sebelah barat kota. Pengambilalihan pabrik Sony ini menjadi ekspansi besar-besaran NSA setelah insiden serangan WTC pada 11 September 2001.
Majalah Jerman Spiegel menulis salah satu unit yang bermaskas di situ adalah the Office of Tailored Access Operations atau TAO. Ini adalah regu penyadap elite di tubuh NSA.
Berdasar dokumen yang dibocorkan mantan kontraktor NSA Edward Snowden, TAO merupakan 'pasukan' yang bergerak di bidang digital yang terlibat dalam banyak operasi penting badan intelijen AS. Operasi TAO mulai kontra terorisme berupa serangan siber hingga spionase tradisional.
Data yang diungkap Snowden itu juga mengungkap alat-alat yang dipakai TAO untuk menyadap dan mengeksploitasi kelemahan pad aindustri teknologi informasi, dari Microsoft hingga Cisco dan Huawei, untuk menghasilkan serangan yang terukur dan efisien.
Seorang sejarawan yang khusus menulis sejarah NSA Matthew Aid mengatakan TAO ini mirip komunitas intelijen AS yang ajaib. 'Mendapatkan yang tidak bisa didapatkan' adalah semboyan TAO. Unit ini berkerja pada target paling sulit AS.
"Ini bukan masalah kuantitas, tapi kualitas intelijen yang lebih penting," demikian mantan Kepala TAO seperti ditulis dalam laporan Spiegel yang dilansir ABC News, Minggu (29/12/2013).
Data itu juga menyebut TAO dikembangkan dengan menempatkan pondasi pada operasi jaringan komputer dan mendukung serangan jaringan komputer. Selama pertengahan dekade yang lalu, TAO sukses mengakses 258 target di 89 negara. Pada 2010 juga terlibat dalam 279 operasi di penjuru dunia.
TAO dilahirkan pada 1997. Kala itu populasi dunia yang telah memiliki nakses internet masih 2 persen. Sebagian besar manusia masih belum mengenal Facebook, bahkan Youtube atau Twitter. Pada saat itu, karyawan TAO dipindahkan ke kantor NSA di Fort Meade, Maryland. TAO kemudian ditempatkan pada sayap terpisah. Tugasnya jelas: bekerja sepanjang waktu untuk menemukan cara untuk meretas lalu lintas komunikasi global.
Pada mulanya, TAO merekrut karyawan yang pada umumnya lebih muda dari pegawai NSA. Yang direkrut adalah pecandu internet. Badan ini berkembang sangat pesat. Sekarang ada unit TAO di Wahiawa, Hawaii, Fort Gordon, Georgia, pada pos NSA di pangkalan AU Buckley dekat Denver, Colorado. Kantorr pusatnya di Fort Meade, dan tentu saja juga di San Antonio.
 

Latgab TNI 2014 Digelar di Kepulauan Riau

/index.php?option=com_content&view=article&id=0&Itemid=51

Latihan Gabungan TNI bertajuk "Multilateral Naval Exercise Komodo 2014" digelar jajaran TNI di Kepulauan Riau dijadwalkan Maret-April 2014.
Rencana itu disampaikan Komandan Pasmar-1 Brigadir Jenderal TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso dalam rilisnya, Rabu (1/1)
Dalam apel gabungan yang dihadiri Kepala Staf Pasmar-1 Kolonel Marinir Bambang Suryo Aji dan 5.000 prajurit Marwiltim untuk evaluasi terhadap kegiatan selama tahun 2013 itu, orang nomor satu di jajaran Marwiltim itu menilai prajurit Marwiltim selama tahun 2013 telah mengukir keberhasilan yang membanggakan.
"Antara lain, kalian sukses saat terlibat dalam Latgab TNI 2013 mulai dari Geladi Posko hingga manuver lapangan di Banongan dan Sangatta, serta penyiapan sarana dan prasarana pendukung latihan yang berada di Pusat Latihan Tempur Korps Marinir Baluran, Situbondo yang disaksikan Presiden dan Wapres," katanya 
Bahkan, prajurit Korps Marinir khususnya prajurit Marwiltim juga sukses dalam penyelenggaraan upacara pengangkatan Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko sebagai warga kehormatan Korps Marinir di lapangan tembak Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya.
"Keberhasilan dan kesuksesan dalam melaksanakan tugas tersebut merupakan bentuk profesionalisme dan loyalitas kalian sebagai prajurit pasukan pendarat," tegasnya.
Untuk tahun 2014, Komandan Pasmar-1 menyampaikan beberapa penekanan dari Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) A. Faridz Washington.
Penekanan itu antara lain, perlunya meningkatkan kemampuan profesinalisme dengan membekali diri dengan olahraga beladiri, dan meningkatkan pengawasan terhadap seluruh anggota untuk mengurangi terjadinya pelanggaran.
Selain itu, menciptakan rasa memiliki terhadap barang-barang inventaris negara/dinas dan menghidupkan latihan ketrampilan perorangan dasar.
"Untuk tahun anggaran 2014, TNI akan melaksanakan beberapa kegiatan pertengahan Januari yaitu latihan kesenjataan terpadu (Latsendu), uji fungsi dan penyerahan tank amfibi BMP-3F dan kompetisi menembak Artileri dan Kavaleri di Pusat Latihan Tempur Korps Marinir Baluran, Situbondo," katanya.
Pada bulan Maret 2014, Presiden RI akan meresmikan Batalyon Infanteri-10 Marinir di Setoko, Batam dan Latihan Gabungan TNI 2014 akan dilaksanakan di Kepulauan Riau pada bulan Maret-April 2014.

Indonesia Dilarang Perang

Indonesia terus memodernisasi dan memperkuat armada perangnya terkait dengan ancaman militer dari negara tetangga yang semakin meningkat. Untuk wilayah Kalimantan misalnya, TNI mulai menghadirkan Main Battle Tank Leopard 2A6, Meriam Caesar 155mm, Peluncur Roket Multi Laras, Skuadron Helikopter Serbu, Pesawat Tempur, Korvet, Frigat, Penguatan Batalyon Tempur dan masih banyak lagi.
Namun theater perang ini hanya bisa bertahan dalam satu hari saja, jika perang terjadi. Memasuki hari kedua, mesin-mesin perang itu lumpuh karena tidak memiliki bahan bakar.
Dirut Pertamina Karen Agustiawan mengatakan, jika Indonesia sampai perang, pasokan BBM hanya cukup untuk satu hari saja. “Korea punya simpanan BBM di bawah tanah yang di atasnya hanya hamparan rumput selama 6 bulan, Amerika juga lebih lama lagi setahun, jadi Amerika punya pasokan yang sangat cukup untuk perang,” kata Karen pada Kuliah Umum di Fisip Universitas Indonesia, Jumat (8/6/2012).
“Indonesia tidak usah perang, karena BBM nya cuma cukup 1 hari saja,” ujar Karen.


Jika tidak ada perang dan kehidupan berjalan normal, pasokan BBM Indonesia hanya 22 hari. Untuk itu saja, Pertamina harus mengendapkan uang Rp 29 triliun. Uang Pertamina yang mengendap di depo-depo dalam 1 hari mencapai Rp 1,3 triliun.
“Itu belum termasuk cost of fund, belum lagi untuk membayar tagihan ke Pemerintah, Pertamina harus menunggu jeda selama 1 bulan, makanya saya hampir tiap hari melototi cost of fund. Dan semua itu ditanggung Pertamina. Betapa super body-nya Pertamina,” tandasnya.
Betapa rapuhnya negara kita ini, karena jika terjadi perang maka BBM yang tersedia, hanya bisa bertahan untuk satu hari. Tentu asumsi perang di sini, adalah perang semesta dan tidak bisa kita asumsikan perang itu hanya terjadi di pulau atau wilayah tertentu di Indonesia.



Terima kasih ibu Karen Agustiawan, telah mengingatkan Indonesia tentang kelemahan lubang hitam yang strategis ini. Namun terlepas dari stok BBM yang terbatas itu, banyak persoalan di Pertamina yang memang tidak transparan. Misalnya: hingga kini publik tidak mengetahui berapa harga minyak yang dibeli dan dijual ke luar negeri. Angka ini tidak pernah dibuka dengan terang.
Sejak dulu kita mendengar statement bahwa minyak mentah Indonesia berkualitas bagus, sehingga lebih mahal jika dijual ke luar negeri daripada diolah sendiri. Apakah pernyataan itu masih relevan di tahun 2012 ini ?. Pertanyaan ini harus dijawab Pertamina.
Pemerintah juga menjadi bagian dari persoalan. Pertamina menyimpan saham 45 % di Sumur Minyak Cepu- jawa Tengah. ExxonMobil 45% dan Pemerintah Daerah 10 %. Namun Pemerintahan SBY menetapkan operator sumur minyak itu jatuh ke ExxonMobil. Padahal Pertamina sempat berteriak-teriak agar mereka yang menjadi operator.
Apakah kita tahu, berapa barel minyak yang dihasilkan perharinya oleh sumur minyak di Cepu – Jawa Tengah ?. Kok bisa-bisanya pemerintah menetapkan ExxonMobil selaku operatornya. Kecuali jika Pertamina mengatakan tidak sanggup.
Cadangan minyak nasional saat ini 4,39 miliar bbl dengan cadangan potensial 3,69 miliar bbl. Pengamat minyak Kurtubi memprediksi, dalam 20 tahun cadangan minyak kita akan habis.



Untung saja negeri ini dikaruniai kekayaan yang berlimpah. Aerospace Rusia bekerjasama dengan perusahaan migas Russia yang beroperasi di Indonesia telah menemukan 17 zona cadangan minyak baru di Indonesia dengan prakiraan cadangan 3,4 miliar bbl.
Cadangan minyak itu terletak di laut dengan jumlah yang sangat besar. Antara lain : 400 juta bbl terletak di antara Sumatera – Kalimantan, 600 juta bbl antara Jawa – Kalimantan dan yang terbesar 1,500 juta bbl di sekitar laut Arafuru.
Jika cadangan minyak ini bisa dieksplorasi oleh pemerintah, maka cadangan migas nasional akan cukup sampai 50 tahun. Cukup untuk waktu yang diperlukan bagi mengembangkan energi alternatif lainnya.
Penelitian Rusia ini memakai teknologi setelit yang disebut Distant Earth Screening Technology (DEST). Teknologi DEST bekerja dengan mendeteksi frekuensi yang keluar dari perut bumi. Ketika frekuesi tersebut menembus bumi dan melewati berbagai macam lapisan termasuk mineral dan minyak, maka frekuensi tersebut terdistorsi dan kemudian di analisa oleh sebuah algoritme untuk dapat mengetahui apa saja yang terkandung dalam perut bumi tersebut.


Distant Earth Screening Technology

Dasar dari teknologi DEST adalah metoda structure-metric yang di temukan oleh ilmuwan Russia, Fivensky Yuri Ivanovich, PhD dari Moscow State Univeristy pada tahun 1996. Pada tahun 2002 metode ini diberikan pengakuan oleh Russian Academy of Science. Teknologi DEST saat ini menjadi teknologi utama dalam melakukan eksplorasi migas di Russia, karena membutuhkan waktu survey lebih cepat (3 bulan) dan jauh lebih murah.

Dengan temuan ini diharapkan pemerintah bisa membenahi sistem dan struktur Energi Nasional yang lebih komprehensif dan transparan. Hal ini untuk mencegah apa yang disampaikan Dirut Pertamina Karen Agustiawan bahwa, pasokan BBM Indonesia hanya cukup untuk satu hari, jika terjadi perang. Betapa lemahnya posisi seperti itu untuk Indonesia


Kilang Minyak di Balikpapan, Kalimantan Timur
Kilang Minyak di Balikpapan, Kalimantan Timur

Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo mengatakan jika Indonesia perang dengan negara lain, maka hanya akan bertahan paling lama 3 hari. Indonesia akan kalah perang dengan negara lain hanya dalam waktu 3 hari, lantaran Indonesia tidak memiliki ketahanan energi yang cukup baik. Lain jika dibandingkan dengan negara yang memiliki ketahanan energi yang baik.
Zero strategic kita. Kita nggak punya ketahanan energi, kalau Indonesia ini diblokir sana sini, kapal perang kita punya, pesawat tempur kita punya, tapi mau diisi bahan bakarnya pakai apa? Pakai air ?” tegas Susilo di acara Penyerahan Surat Penugasan Kepada Badan Usaha Pelaksana Penyediaan dan Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Tahun 2014, di Kantor Kementerian ESDM, Selasa (31/12/2013).
“Kalau suatu saat kita perang, dalam 3 hari kita bisa meninggal,” imbuhnya.
Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral, Susilo Siswoutomo (photo: bisnis.liputan6.com)
Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral, Susilo Siswoutomo (photo: Antara)

Susilo mengungkapkan Indonesia tidak punya cadangan BBM yang disimpan secara khusus jika terjadi hal darurat seperti bencana alam atau terjadi perang. ”Cadangan BBM kita nol! Bandingkan dengan Malaysia yang punya 30 hari, Jepang dan Korea 50 hari, Singapura 50 hari,”.
Susilo menambahkan yang dimiliki Indonesia saat ini adalah cadangan operasional yang digunakan setiap hari, yang disediakan badan usaha yang menyalurkan BBM subsidi, tersebar di SPBU-SPBU dan Depo BBM. ”Cadangan operasional itu pun hanya 17 hari, bandingkan dengan Malaysia yang punya 25 hari, Singapura 50 hari, Korea 50 hari,” .
Sungguh tragis. Negeri penghasil minyak, tidak punya cadangan minyak.

JKGR.

TNI AL serahkan miniatur KRI ke museum

KASAL Laksamana TNI Marsetio (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio menyerahkan 22 miniatur kapal perang TNI AL berikut pedang kehormatan dan buku tentang TNI AL ke Museum Jenderal TNI (Purn) Soesilo Soedarman di Cilacap, Jateng, guna menambah koleksi museum.

Koleksi sejumlah miniatur kapal perang tersebut diserahkan KSAL Laksamana TNI Marsetio kepada Ketua Dewan Kurator Museum Soesilo Soedarman, Indroyono Soesilo di Mabesal Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa.

"Kami mendapatkan kehormatan kedatangan keluarga besar Soesilo Soedarman. Pemberian miniatur kami harap bisa lebih memberikan nuansa kemaritiman di Museum," kata KSAL.

Koleksi miniatur kapal-kapal perang TNI AL di dalam museum itu, selain untuk mengenang jasa almarhum Soesilo Soedarman kepada TNI AL juga diharapkan dapat lebih membangkitkan semangat dan jiwa bahari anak-anak bangsa, khususnya para generasi muda.

Indroyono Soesilo yang juga putra Soesilo Soedarman, yang secara simbolik menerima tambahan koleksi museum, menuturkan, dengan diserahkannya miniatur dapat menambah koleksi dan menjadi kebanggan tersendiri bagi masyarakat Cilacap secara khusus.

Almarhum Jenderal (Purn) Soesilo Soedarman semasa pengabdiannya sangat dekat dengan kelautan dan TNI AL. Antara lain, menjabat sebagai Komandan Divisi Taruna Akabri pertama (1966-1968) mendampingi Komandan Jenderal Akabri, Laksda Rachmat Sumengkar yang mencakup Akabri bagian darat, laut, udara, kepolisian.

Saat menjabat Ketua G-3/Personil Hankam (1973-1978), Soesilo Soedarman mendorong dibangunnya Laboratorium Kedokteran Gigi (Ladokgi) TNI AL di Jakarta. Almarhum jua pernah menjabat Komandan Jenderal Akabri (1978-1981) dimana KSAL adalah salah satu taruna AAL-nya.

Soesilo Soedarman lahir di Desa Nusajati, Maos, Cilacap, Jawa Tengah, pada 10 November 1928. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar di Kecamatan Maos, Soesilo Soedarman melanjutkan pendidikan Taman Siswa di Yogjakarta dan menjadi salah satu murid Ki Hadjar Dewantara.

Usai menamatkan pendidikan Sekolah menengah, Soesilo Soedarman masuk pendidikan Akademi Militer Yogyakarta Angkatan I dan dilantik sebagai perwira berpangkat Letnan Dua oleh Presiden RI Soekarno.