Dalam gelar kekuatan setingkat baterai (kompi), alutsista MLRS (Multiple Launch Rocket System) ASTROS (Artillery Saturation Rocket System) II Armed TNI AD setidaknya membutuhkan pergerakan 13 kendaraan khusus (ransus). Lakon utamanya memang kendaraan peluncur AV-LMU (Universal Multiple Launcher), namun ada beberapa ransus lain yang berperan vital dalam sistem baterai ASTROS, diantara yang langsung terkait launcher adalah keberadaan kendaraan pembawa/re-supply amunisi yang disebut AV-RMD.
Saat rangkaian ransus ASTROS II berjalan beriringan, nampak sulit membedakan antara AV-LMU dan AV-RMD. Antar rangkaian ransus ASTROS, mengusung platform truk yang sama yakni Tectran VBT-2028 6×6 dengan mesin diesel Mercedes OM442 delapan silinder berkekuatan 280 hp. Begitu pun antar ransus ASTROS II juga dipasangi SMB (Senapan Mesin Berat) M2HB 12,7 mm. Perbedaan baru kentara saat ransus AV-LMU menaikan posisi peluncur untuk moda siap tembak.
Menurut Avibras, pakem satu baterai ASTROS II yang ideal adalah 6 unit AV-LMU yang didukung 6 unit AV-RMD dan satu lAV-VCC yang bisa ditempatkan di level batalyon. AV-VCC dilengkapi peralatan komunikasi untuk mengkoordinasikan sampai tiga baterai ASTROS II. Paketnya makin lengkap lagi jika unit kendali penembakan AV-UCF juga diturunkan. Dilengkapi radar dan komputer penembakan, AV-UCF berperan sebagai FDC (Fire Direction Center) bagi unit AV-LMU. Jika mau komplit bisa diikutkan dua kendaraan recovery/repair untuk memperbaiki kerusakan. Tiap baterai bisa melontarkan roket yang mencakup 200km2 bila seluruh roket, termasuk munisi isi ulang.
Nah, khusus AV-RMD sebagai pembawa logsitik amunisi di setting untuk tiap unitnya dapat memasok untuk kebutuhan dua kali reload. Roket-roket yang ada dimuat dalam kontainer yang ‘tinggal’ dimuat ke dalam kotak peluncur di atas sasis ASTROS II lewat dukungan integrated crane. Sistem pengisian ulang (reloading) munisi Astros ini sangatlah mudah, untuk satu set munisi yang dibawa oleh satu kendaraan AV-RMD dapat di reload ke AV-LMU hanya dalam hitungan waktu 8 hingga 12 menit.
Ada 4 macam roket yang dipersiapkan Avibras, yang semua motor roketnya ditenagai oleh double-base propellant. Kaliber terkecilnya adalah 127mm SS-30, yang terpasang sebanyak 32 tabung per kotak peluncur. Roket berhulu-ledak HE (High Explosive) dengan panjang 3,9m dan berbobot 68kg sebuahnya ini mampu menjangkau sasaran sejauh 30km.
Roket kedua, SS-40, memiliki kapasitas maksimal 16 roket dalam satu tabung peluncur. Selongsong roketnya memiliki empat sirip (fins) dengan panjang 4,2m dan berbobot 152kg sebuahnya. Jarak jangkaunya antara 15-35 km. Soal hulu ledak, SS-40 cukup fleksibel. Jika mau HE ada, bila memilih munisi cluster/ bomblet (tandan) DP (Dual Purpose) anti material dan personil juga tersedia. Khusus untuk munisi bomblet, dimensinya adalah 39x13cm, dengan sumbu impak mekanis. Tiap bomblet dilengkapi pita-parasut yang berfungsi menahan dan menstabilkan arah jatuhnya.
Kategori ketiga, ada SS-60 yang merupakan pengembangan dari SS-40. Punya sosok lebih besar sepanjang 5,6m dan berbobot 595kg, konsekuensinya SS-60 bisa menampung 65 bomblet. Jangkauannya antara 20-60km dengan waktu tempuh 117 detik untuk mencapai jarak maksimal 60 km. Dalam satu kendaraan peluncur, dapat memuat hingga 4 roket SS-60.
Roket terakhir, yaitu SS-80, lahir belakangan pada 1995, dengan sosok yang tak jauh beda dengan SS-60. Daya jangkaunya yang mencapai 90 km dimungkinkan berkat propelan baru. Selain itu, SS-80 bisa dimuati senjata kimia mematikan, walaupun jenis roket yang terakhir ini belum pernah dipergunakan dalam pertempuran aktual. Tak berhenti di 4 kaliber diatas, Avibras juga mengembangkan SS-150 dengan muatan 4 unit roket kaliber 300 mm, jangkauan tembak minimumnya 29 km dan maksimum 150 km. (Bayu Pamungkas)