Tahun depan jadi momen yang ramai dengan kehadiran alutsista gress TNI, di segmen helikopter dipastikan akan hadir AS565 MBe Panther, helikopter AKS (Anti Kapal Selam) untuk Puspenerbal TNI AL, sementara dari matra darat, helikopter tempur sangar AH-64D Apache Block III Longbow (aka – Guardian) dari Boeing untuk pesanan Puspenerbad TNI AD juga akan mulai berdatangan. Lewat proram FMS (Foreign Military Sales) yang dikucurkan tahun 2012 lalu, Indonesia memang akan mendapatkan delapan unit AH-64D Apache yang jadwal kedatangannya di Tanah Air pada tahun 2017.
Sebagai sistem senjata canggih yang terintegrasi penuh, AH-64D Apache yang didatangkan ke Indonesia tentu dalam wujud paket lengkap. Dengan nilai kontrak senilai US$1,42 miliar, selain delapan unit helikopter, TNI AD juga akan menerima 19 mesin T-700-GE-701D (16 sudah dalam kondisi terinstall dan 3 unit mesin sebagai cadangan). Tiap AH-64D menggunakan dua unit mesin. Dalam paket semiliar dollar juga termasuk 9 Modernized Target Acquisition and Designation Sight/Modernized Pilot Night Vision Sensors, 4 AN/APG-78 Fire Control Radars (FCR) dengan Radar Electronics Units (Longbow Component), 4 AN/APR-48A Radar Frequency Interferometers, 10 AAR-57(V) 3/5 Common Missile Warning Systems (CMWS) dengan 5th Sensor and Improved Countermeasure Dispenser, 10 AN/AVR-2B Laser Detecting Sets, 10 AN/APR-39A(V)4 Radar Signal Detecting Sets, dan 24 Integrated Helmet and Display Sight Systems (IHDSS-21).
Sementara dari sisi persenjataan, nantinya Puspenerbad tak lagi ketinggalan dari Singapura, pasalnya telah di order 32 unit peluncur rudal Hellfire M299A1. Logistik rudalnya pun dipersiapkan sampai 140 unit Hellfire AGM-114R3. Plus tentu bekal amunisi 30 mm untuk kanon M230 chain gun, logistik, spare part, dan pelatihan semua sudah terangkum dalam paket FMS. Sebagai itikad baik, saat HUT TNI ke-69 di Dermaga Ujung, Surabaya, empat unit Apache pinjaman dari US Army ikut serta dalam defile udara.
AH-64 Apache US Army dan Mi-35P TNI AD.
Sebagai helikopter termpur dengan letalitas tinggi, keluarga heli Apache jelas sarat perangkat sensor dan senjata yang serba jempolan. Apache menjadi pelopor penggunaan IHADSS (Integrated Helmet and Display Sight System). Dan dikemudian hari, IHADSS menjadi platform sistem sensor dan senjata yang favorit dipasang di beragam heli tempur modern. Selain AH-64 Apache, IHADSS kini diadopsi heli tempur Eurocopter Tiger, A1289 Mangusta, dan CSH-2 Rooivalk. Khusus tentang IHADDS dan koneksinya dengan kanon M230, telah kami kupas secara khusus pada artikel dibawah ini. AH-64D Apache Longbow Block III, punya identitas lain sebagai AH-64E Apache Guardian. Label inilah yang kemudian populer di Indonesia.
Baca juga: IHADSS – Sensasi Teknologi “Blue Thunder” Untuk AH-64E Apache Guardian TNI AD
AN/APG-78 Fire Control Radars
Adanya modul radar yang berada tepat diatas poros bilah baling-baling utama menjadi ikon tersendiri bagi AH-64D Apache Longbow. Ini yang secara visual tegas membedakan antara varian lama, AH-64A Apache. Radar ini pada hakekatnya bagian dari sistem Longbow, sistem yang dibesut patungan antara Lockheed Martin dan Northrop Grumman, yang menawarkan integrasi pada sistem radar dan rudal Hellfire.
AN/APG-78 masuk ke dalam jenis radar pengendali tembakkan. Radar ini berjalan di frekuensi Ka band 35Ghz untuk fungsi deteksi, lokasi, klasifikasi dan prioritas pada sasaran taktis. Jarak jangkau radar AN/APG-78 mencapai radius 8 km. Sistem radar ini memang dipersiapkan untuk mampu mengendus kehadiran musuh meski dalam cuaca buruk dan operasinya mendukung pada medan berbukit. (Samudro)