Sabtu, 23 April 2016

Kendaraan Pertahanan Udara TNI AU Mulai Dikirim

uro vamtec

Pengiriman batch pertama kendaraan URO Vamtac 4×4 ST5 ke Indonesia sebagai bagian dari program pertahanan udara ForceShield Indonesia, sedang berlangsung, 20/4/2016

Seorang juru bicara dari Thales dikonfirmasi oleh Shephard di Defence Services Asia 2016 menyatakan bahwa PT URO dalam tahap awal pengiriman batch pertama dari “jumlah kendaraan yang signifikan”.

Launcer Rapid Ranger
Launcer Rapid Ranger

Thales adalah kontraktor utama untuk program kendaraan Vamtac yang akan dilengkapi dengan peluncur Rapid Ranger dan rudal pertahanan udara Starstreak. Sebuah sumber mengatakan kepada Shephard bahwa sistem ini dalam tahap integrasi dan sekitar 20 kendaraan akan dikirimkan.

Kendaraan Vamtac hanya salah satu komponen dari jaringan pertahanan udara ForceShield yang akan melengkapi lima baterai pertahanan udara Indonesia.

Unsur-unsur lain termasuk radar Ground Master 200, sistem pengendalian tembakan dan kendaraan Land Rover yang dilengkapi Lightweight Medium Launcher dan Starstreak. Integrasi ini sedang diselesaikan oleh mitra industri lokal, PT Len Indonesia.

vamtac 2


Sebuah kendaraan Vamtac 4×4 kendaraan yang cocok dengan Rapid Ranger dan Starstreak pernah ditampilkan di stand URO pada pameran DSA di Malaysia, tapi sebelum pameran dimulai rudal Starstreak telah dicabut dan logo Thales RapidRanger pada peluncur ditutupi terpal.

Sangat mungkin partner industri Thales di Malaysia, Weststar anak dari perusahaan Global Komited, tidak senang sistem yang mereka diintegrasikan ke kendaraan GK-M1, ditampilkan pada chassis lain.

Juru bicara Thales mengatakan, terserah kepada pemerintah dari produsen, untuk memilih kendaraan yang mereka inginkan dan peluncur Starstreak akan diintegrasikan ke kendaraan tersebut.

Radar Ground Master 200
Radar Ground Master 200
Sebuah sumber mengatakan kepada Shephard bahwa ‘batch kecil’ kendaraan Vamtac juga sedang dikirim ke Singapura, tapi tidak bisa mengkonfirmasi jumlahnya. Perusahaan URO adalah agen pemasaran kendaraan Vamtac ke Malaysia, Indonesia dan Singapura.

Tentara Malaysia sudah memiliki lebih dari 100 kendaraan Vamtac yang dibeli dalam kontrak yang ditandatangani pada tahun 2008-2009 yang mencakup 25 sistem pertahanan udara Igla, 60 kendaraan pembawa senjata dan 18 kendaraan yang menarik meriam ringan 105mm dan pasokan peluru artileri.

Sumber : Shephardmedia

Pemerintah Berkomitmen Tingkatkan Anggaran Pertahanan

apache-33

“Kita harap di tahun 2019 bisa mendekati Rp 250 triliun untuk anggaran pertahanan”

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan ingin menaikkan anggaran pertahanan Indonesia, khususnya untuk pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista).

“Anggaran pertahanan kita selalu di bawah satu persen dari GDP, pernah lebih (satu persen) tapi turun lagi. Kini akan kita usahakan untuk naik,” ujar Luhut di Universitas Indonesia, Rabu, 20/4/2016.

Menurut Luhut, saat ini pengeluaran anggaran pertahanan masih terlalu banyak dihabiskan untuk belanja pegawai, sedangkan proporsi alutsista masih kurang.

Menko Polhukam menyatakan akan menyiasatinya dengan meningkatkan kerja sama pertahanan, melalui sistem transfer teknologi (ToT) dengan negara mitra pembelian alutsista sehingga kemampuan mereka bisa ditiru Indonesia.


“Anggaran pertahanan akan ditingkatkan terus. Kita naikkan dari 0,85 persen ke satu persen, hingga nanti bisa mencapai di atas satu persen. Kita harapkan di tahun 2019 bisa mendekati Rp250 triliun untuk anggaran pertahanannya,” ujar Luhut.

Luhut Pandjaitan juga berjanji menaikkan upah anggota TNI dan pertahanan agar tidak timpang dengan tingkat pendapatan nasional.

“Walaupun alutsista kita naikkan tapi untuk pegawai juga diusahakan naik. Misal anak saya pangkat mayor di Kopassus (gajinya) hanya Rp6 juta per bulan. Dia kalah dengan pegawai bank yang bisa Rp10jt per bulan,” ujar Luhut.

Menurut Luhut, sebagai negara besar, Indonesia tidak bisa membiarkan ada kesenjangan dalam pegawai pertahanan dan dia berjanji melakukan perubahan yang lebih baik di bidang pertahanan.

Sumber : Antara

TNI Berencana Bangun Pangkalan Militer di Pulau Morotai


TNI Akan Jadikan Pulau Terdepan sebagai “Kapal Induk” (1)

Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jenderal Gatot Nurmantyo, melakukan kunjungan ke Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara, Selasa (19/04).

Kunjungan itu dilakukan sesuai instruksi Presiden Joko Widodo, yaitu dalam rangka penguatan TNI di pulau-pulau terluar yang menjadi perbatasan wilayah Indonesia. Selama ini, pulau-pulau terdepan kurang mendapat perhatian, padahal pulau itu menjadi kunci bagi Indonesia.

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo beserta rombongan saat meninjau Runway 27 bandara Leo Wattimena Morotai, Maluku Utara, Selasa (19/04). (Wahyu Aji)
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo beserta rombongan saat meninjau Runway 27 bandara Leo Wattimena Morotai, Maluku Utara, Selasa (19/04). (Wahyu Aji)

Panglima TNI mengatakan bahwa hasil temuannya akan dijadikan evaluasi untuk menambah kekuatan di daerah perbatasan. Tak hanya menambah jumlah dan kemampuan personel, TNI juga akan memanbah sarana dan prasarana yang ada. Sebagai langkah awal, TNI segera meningkatkan gelar kekuatan dan kemampuan di daerah-daerah tersebut.


Upaya yang dilakukan oleh TNI itu demi menjaga dari berbagai kemungkinan ancaman yang datang. Agar efektif, TNI akan menjadikan pulau-pulau yang ada sebagai kapal induk.

Dalam kunjungan itu, Jenderal Gatot juga melakukan peninjauan ke lokasi pembangunan satuan TNI di Morotai, di antaranya adalah runway 27 dan 09, tugu baling-baling, rumah sakit TNI AU, Army dock (dermaga), dan mengecek kapal Satuan Keamanan Laut (SATKAMLA).

Sumber : Tribunnews dan Pos Kota

Selasa, 19 April 2016

Ada lagi ladang ganja di perbatasan RI-Papua Nugini

Ada lagi ladang ganja di perbatasan RI-Papua Nugini
ilustrasi - Satgas Pengamanan Perbatasan Indonesia-Papua Nugini (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
 
Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-PNG dari Yonif 406/CK Pos Kalimao kembali menemukan ladang ganja di sekitar Kampung Kalipapar, Distrik Waris, Kabupaten Keerom, Papua.

"Ladang di tengah hutan itu ditanam 23 pohon ganja siap panen ditemukan pada Senin (18/4) oleh tim yang sedang melaksanakan patroli rutin," kata Komandan Pos Kalimao Lettu Inf Buyung Asmoro ketika dihubungi dari Jayapura, Papua, Selasa.

Sebelumnya, awal bulan ini, satgas tersebut menemukan ladang yang ditanami 38 pohon ganja dengan tinggi 1-2,5 meter.

Ladang ganja itu ditemukan tak jauh dari Pos Kalimao atau hanya berjarak 1,4 kilometer, sedangkan penemuan itu berdasarkan informasi dari warga setempat.

Ladang ganja kedua tersebut ditemukan saat tim patroli yang dipimpin Buyung tugas rutin patroli dengan sembilan prajurit.

Buyung menjelaskan seorang anggotanya melihat ladang tanaman lombok dan tomat.

"Namun ada juga anggota yang melihat tanaman menyerupai pohon ganja, sehingga meminta izin untuk mengecek dan memastikan apakah yang dilihat itu benar pohon ganja," katanya.

Setelah dicek untuk memastikan, ternyata apa yang dilihat dan diperkirakan itu benar. Ada sejumlah pohon ganja yang ditanam di sekitar ladang atau kebun yang ditemukan itu.

"Saya langsung perintahkan anggota untuk menghitung berapa jumlah pohon ganja yang ditemukan, sekaligus dicabut untuk diamankan dan dibawa ke Pos Satgas Pamtas 406/CK guna diserahkan kepada Kolakopsrem 172/PWY," katanya.

Buyung mengatakan 23 batang pohon ganja dengan tinggi sekitar 2,5 sampai tiga meter yang diamankan dari hutan sekaligus ladang atau kebun yang diduga milik salah satu warga Kampung Kalilapar.
 

MLAAD-SR: Radar Taktis Mobile Andalan Kohanudnas

P_20160416_102029

Sosok truk berwarna loreng biru, putih dan hitam ini pertama kali tampil pada defile HUT TNI Ke-69 di Dermaga Ujung, Surabaya tahun 2014. Dengan bertuliskan Kohanudnas (Komando Pertahanan Udara Nasional) pada samping bodinya, orang langsung bisa menerka rantis ini pasti terkait dengan radar, karena terlihat antena radar lipat yang menyembul di bagian atas bodi. Namun, nyatanya masih banyak orang yang asing dengan alutsista baru milik Kohanudnas ini.

MLAAD-SR dalam defile HUT TNI Ke-69.
MLAAD-SR dalam defile HUT TNI Ke-69.

Setelah ditelaah lebih jauh, rantis berpenggerak 4×4 ini adalah MLAAD-SR (Mobile Low Altitude Air Defence-Surveillance Radar). Atau bisa diartikan wahana ini adalah pengusung perangkat radar intai pertahanan udara untuk obyek di ketinggian rendah. Dan mengintip ke jenis kendaraan angkutnya, dari logonya tampak jelas merek Shaanxi dari Cina, meski kami belum mengetahui tipe/seri truk Shaanxi tersebut.

Basis radar MLAAD-SR yang digunakan besar kemungkinan mengacu pada Type 120. Radar ini dapat mendeteksi pergerakan pesawat/helikopter/rudal pada ketinggian rendah dengan jangkauan 50 sampai 100 Km. Digerakkan dengan tenaga hidrolik, radar dengan kemampuan 3D (dimensi) ini juga dilengkapi fitur IFF (Identification Friend or Foe). Dalam menunjang mobilitasnya, MLAAD-SR dapat dimasukkan ke dalam cargo pesawat sekelas C-130 Hercules.

P_20160416_102055P_20160416_102342

Dalam operasionalnya, MLAAD-SR berada dibawah Satuan Komunikasi Elektronik (Satkomlek) TNI AU. Dilhat dari warna cat, kamuflasenya serupa dengan perangkat C-MOV (Central-Monitoring and Observation Vehicle), alat komunikasi dan pengendalian, penjunjang perang elektronika, serta memonitoring keadaan dan situasi udara di wilayah Indonesia. C-MOV pun juga menjadi arsenal Satkomlek TNI AU. Lebih detail tentang C-MOV dapat dilihat pada tautan diabawah ini.

C-MOV.
C-MOV.

Dengan beragam jenis alutsista rudal hanud MANPADS (Man Portable Air Defence System) SHORAD (Short Range Air Defence), baik yang dimiliki Arhanud TNI AD dan Paskhas TNI AU, sebenarnya perangkat radar bergerak (mobile) dengan kemampuan surveillance/air defence pada low medium altitude sudah tersedia dimasing-masing kesatuan. Pasalnya dalam gelar operasi rudal, dipastikan terintegrasi dengan ground surveillance radar. Jenisnya tersedia mulai dari 3D Multi Beam Search Radar untuk rudal Grom, Giraffe 40 untuk rudal RBS-70, Mistral Coordination Post untuk rudal Mistral,Smart Hunter untuk rudal QW-3, dan CONTROLMaster 200 untuk rudal Starstreak.

P_20160416_102244P_20160416_102314

Belum diketahui jelas apa yang menjadi keunggulan MLAAD-SR besutan Cina ini? Namun dilihat dari tampilan, boleh jadi MLAAD-SR Kohanudnas punya keunggulan pada desain yang kompak, sehingga bisa di deploy dalam waktu singkat. Konon MLAAD-SR baru ada satu unit di Indonesia, hal tersebut pernah terekam dalam Exit Briefing KSAU Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia pada awal Januari 2015 silam. Pengadaan satu unit MLAAD-SR bersamaan dengan order dua unit radar Weibel untuk kebutuhan Kohanudnas. (Haryo Adjie)
 

Presiden Perintahkan Siapkan Pasukan Terkait Penyanderaan

panglima tni 2

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo didampingi Kasad Jenderal TNI Mulyono, Kasau Marsekal TNI Agus Supriatna, Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi, Danjen Kopassus Mayjen TNI M. Herindra, Dankormar Mayjen TNI (Mar) Buyung Lalana, Dankorpaskhas Marsda TNI Adrian Watimmena, para Asisten Panglima TNI dan Kapuspen TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman, mengecek kesiapan, menganalisa dan memberikan petunjuk-petunjuk apa yang harus dilakukan pasukan (AD, AL, AU dan Brimob) yang tergabung dalam Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC), di Pangkalan Udara Tarakan, Kalimantan Utara, Senin (18/4/2016).

panglima tni

Usai mengecek dan memberikan pengarahan kepada PPRC TNI, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo kepada awak media menyampaikan bahwa, sesuai apa yang disampaikan oleh Presiden RI, Joko Widodo terkait dengan kejadian pembajakan yang kedua, saya selaku Panglima TNI diperintahkan untuk menyiapkan pasukan, untuk setiap saat kita bisa melakukan tindakan tegas.

“Saya datang kesini untuk mengecek kesiapan semuanya. Saya tidak bisa jelaskan tempatnya di mana dan bentuk latihannya seperti apa. Latihan ini hanya untuk prajurit agar terbentuk feeling. Sehingga, suatu saat TNI disiapkan untuk berangkat, dan berdasarkan sejarah tidak ada yang gagal, kita harus optimis,” ujar Panglima TNI.


panglima tni 1

Panglima TNI juga mengatakan jumlah pasukan yang dikerahkan (TNI AD, TNI AL, TNI AU dan Kepolisian) berkisar ratusan, tidak sampai ribuan, sesuai dengan fungsi dan profesionalisme masing-masing, tergantung operasinya.

Terkait perkembangan upaya pembebasan yang dilakukan Angkatan Bersenjata Filipina, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menuturkan bahwa sampai sekarang ini mereka (AB Filipina) masih melaksanakan operasi. “Kalau mereka minta bantuan kita, dengan puji syukur, saya langsung berangkatkan. Pasukan saya sudah nunggu saja, sudah tanya kapan dia berangkat,” ujarnya.

Puspen TNI

Minggu, 17 April 2016

Menkopolhukam: Kita Akan Lakukan Operasi di Papua Seperti di Poso

Menkopolhukam: Kita Akan Lakukan Operasi di Papua Seperti di PosoFoto: Kartika Sari Tarigan/detikcom
 
Masih saja terjadi penembakan yang memakan korban jiwa di Bumi Cenderawasih, terakhir di Kabupaten Puncak Jaya yang menewaskan empat orang pekerja. Menyikapi hal itu, pemerintah akan melakukan operasi keamanan di Papua, sebagaimana yang tengah dilakukan di Poso, Sulawesi Tengah.

"Kita akan lakukan seperti di Poso. Poso, operasi maju dengan baik," kata Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Luhut Binsar Panjaitan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (15/3/2016).

Sebagaimana diketahui, Operasi Tinombala dilakukan di Poso. Operasi yang dimotori TNI dan Polri itu memburu kelompok teroris yang meresahkan keamanan.
Untuk konteks Papua, Luhut menyatakan peristiwa penembakan wajar saja terjadi. Soalnya, di wilayah Papua masih ada kelompok sipil yang memegang senjata api.
"Ya biasa. Karena dia punya senjata," kata Luhut.

Pemerintah tak akan mengambil langkah dialog dengan kelompok bersenjata di Papua. Yang ada, Luhut atas instruksi Presiden Jokowi akan berkunjung ke Universitas Cenderawasih, Papua, bukan untuk berdialog dengan kelompok bersenjata melainkan menjelaskan program pemerintah untuk pembangunan Papua.

"Saya nanti ke Uncen pada 29 Maret ini. Masalahnya sederhana. Jelas ini (Papua) kita tidak kelola dengan baik. Dana ada, peluang ada, kewenangan ada. Kenapa enggak dikelola?" ujar Luhut.