Di lingup TNI setidaknya ada dua matra yang punya kekhususan dalam operasi tempur bawah air, yang pertama jelas Kopaska (Komando Pasukan Katak) TNI AL , dan dari TNI AD diwakili Kopassus (Komando Pasukan Khusus) dengan UDT (Underwater Demolition Team). Selain banyak kesamaan pada penggunaan senjata perorangan, nyatanya dua satuan khusus TNI ini juga mengadopsi wahana tempur bawah air yang sama, yakni DPD (Diver Propulsion Device) buatan STIDD Systems, manufaktur peralatan selam militer dari Amerika Serikat.
DPD yang bisa disebut sebagai skuter bawah air, berperan sebagai wahana intai dan penyusupan yang efekif bagi pasukan amfibi. Menjadikan waktu tempuh renang pasukan lebih singkat ke area sasaran, dan pastinya turut mengemat energi pasukan sebelum beraksi. DPD melaju secara senyap dengan tenaga pendorong yang dipasok dari baterai jenis lithium ion, sehingga minim emisi suara. Meski di daulta sebagai skuter bawah air, DPD juga dapat melaju dengan efektif di permukaan air.
Wahana DPD Kopaska TNI AL saat diperlihatkan dihadapan Menhan Ryamizard Ryacudu di Pondok Dayung.
Aksi Kopaska dengan DPD.
Uji DPD Kopaska TNI AL.
Dengan bobot yang ringan, di darat sekitar 75 kg dan bobot di bawah air 0 kg, menjadikan mobilitas DPD yang nampak seperti belahan torpedo mudah diangkut dan dipindahkan. Salah satu kehebatan DPD adalah kemampuan menyelam , yakni bisa menjangkau kedalaman 80 meter. Bahkan DPD dapat dipasang antena untuk pemancar sinya untuk komunikasi data. Antena komunikasi ini dipasang secara optional, letaknya berada di bagian depan sebelah kiri. Beberapa perangkat elektronik yang bisa disematkan di DPD mencakup dual frequency sonar, 40 channel GPS (Global Positiong system), fiber optic gyro internal measurement unit, dan 600 Khz dopplet velocity log. Jenis solusi tambahan ini disebut sebagai DPD Recon Navigation System (RNAV).
Aksi pasukan AS dengan DPD saat melaju di permukaan.
DPD melaju di permukaan air sungai.
Saat di darat DPD dapat ditarik menggunakan wheeled cart dengan alumunium frame.
Tampilan dashboard navigasi DPD.
Dengan penggerak propeller dari solid state pulse dengan modulator power controller dan electric thruster 28 VDC, DPD saat melaju di dalam air mampu menggapai kecepatan hingga 3,2 knots. Sementara jika melaju di permukaan, kecepatan DPD bisa sampai 2,3 knots. Bicara tentang kecepatan, bila melaju di bawah permukaan air, jarak jangkaunya mencapai 12,9 km, sedangkan jarak jangkau di atas permukaan air mencapai 10,1 km. DPD dibangun dengan standar NATO, dan telah mendapat sertifikat dari NAVSEA 9310 dan sudah mendapat approved dari US Navy, USMC, US Army, dan beragam kesatuan elit dunia. Pihak STIDD Systems menyebut sampai saat ini lebih dari 500 unit DPD telah beropeasi di penjuru dunia.
Standard DPD – Extended Range.
DPD dengan antena Recon Navigation System.
Secara keseluruhan, STIDD Systems menawarkan tiga varian DPD, yakni standard DPD, standard DPD – Extended Range, dan Dual Thruster DPD-XT. TNI sendiri mengadopsi dua varian terakhir. Dengan dua baterai, standard DPD – Extended Range mampu mengkau jarak 200% lebih jauh dari varian standard DPD. Sedangkat Dual Thruster DPD-XT menawarkan kecepatan yang 33% lebih tinggi dari standard DPD. Dengan dua unit baterai, Dual Thruster DPD-XT mampu ditambahkan additional towing capacity untuk 3-4 penyelam dengan full load.
Tentang keberadaannya di Indonesia, DPD yang per unitnya ditaksir seharga US$90 ribu, digunakan 12 unit oleh Kopaska, sedangkan kopassus menggunakan 5 unit. Debut DPD mulai terangkat saat dipamerkan dalam ajang Pameran Alutsista TNI AD 2014 di Lapangan Monas, Jakarta. Saat itu DPD menjadi etalase di stand Direktorat Pembekalan dan Angkutan (Ditbekang) TNI AD. (Haryo Adjie)
Spesifikasi DPD:
– Panjang: 223 cm
– Lebar: 108 cm
– Tinggi: 61 cm
– Panjang (dilipat): 103 cm
– Kapasitas penyelam: 2 orang
– Berat di darat: 76,5 kg
– Berat di dalam air: 0 kg
– Kapasitas cargo: 85.000 cm3
– Kedalaman selam maks: 80 meter
Kemampuan di dalam air
-Kecepatan maks: 3,2 knots (1 orang)/ 2,7 knots (2 orang)
– Kecepatan normal: 2,3 knots (1 orang)/ 2 knots (2 orang)
– Jarak tempuh: 12,9 km (1 orang)/ 9,6 km (2 orang)
Kemampuan di permukaan air
– Kecepatan maks: 2,3 knots (1 orang)/ 2,1 knots (2 orang)
– Jarak tempuh: 10,1 km (1 orang)/ 9,26 km (2 orang)