Minggu, 10 Januari 2016

Perkembangan Panser Anoa 6×6 Indonesia

  panser-anoa

anoa2

anoa

anoa3

anoa4


Kemampuan Panser Anoa terus dikembangkan PT Pindad. Persenjataan Anoa saat ini ialah senapan mesin berat kaliber 12,7 mm dan 7,62 mm, senapan Remote Weapon System berkaliber 7,62mm dan pelontar granat berkaliber 40 mm. Untuk pertahanan, panser Anoa dilengkapi pelontar tabir asap 2×3 66 mm.

Sebagian panser Anoa mulai menggunakan meriam 20 mm dengan tambahan senapan mesin 7,62 mm diatasnya untuk ANOA IFV. Pindad juga berencana membuat varian canon 90mm dari panser Anoa. Belum jelas apakah yang dimaksud panser Badak Canon 90 mm, atau akan membangunnya dari chassis Panser Anoa.

Pindad juga sedang mengembangkan kemampuan amfibi dari panser ini dan baru saja di uji coba di Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat.

Hingga saat ini panser Anoa sudah diproduksi 300 unit dari tahun 2008 hingga tahun 2014. Pada tahun ini PT Pindad sedang merakit sekitar 40 unit. Panser Anoa ini menggunakan mesin Renault Truk Dxi.7, memiliki berat tempur 15.000 kg, serta bermuatan angkut 12 orang.

Rencananya PBB akan memesan 30 unit Panser Anoa, untuk digunakan pasukan perdamaian PBB.

Source : pr1v4t33r – Defence.pk

Lundin X18 Tank Boat: Kapal Serbu Catamaran dengan Meriam Tank Kaliber 105mm

hariansib_Pabrik-Kapal-Asal-Banyuwangi-Bikin---Tank-Laut---Pertama-di-Dunia

Meriam Cockerill umumnya menjadi kelengkapan senjata pada light tank dan medium tank. Tapi di X18 tank boat rancangan PT Lundin, meriam ini dicomot untuk diadaptasi pada jenis kapal serbu ringan berdesain catamaran. Dengan menggandeng beberapa manufaktur ternama di industri pertahanan global, X18 dipercaya bakal tercipta sebagai wahana serbu dan angkut personel amfibi yang efektif beroperasi di perairan Indonesia.

X18 adalah sebuah kapal kecil berkubah tank yang dirancang dioperasikan dialur sungai hingga pesisir pantai dan selat kecil untuk memberi dukungan tembakan dalam serbuan amfibi. Setelah ditampilkan dalam konferensi AVA (Armored Vehicle Asia) yang berlangsung April 2015 di Jakarta, PT Lundin Industry Invest (North Sea Boats), pabrikan kapal asal Banyuwagi yang kini sedang menggarap KCR (Kapal Cepat Rudal) Klewang Class, kembali mempromosikan konsep tank boat dalam pameran Defence & Security 2015 yang berlangsung 2- 5 November 2015 di Bangkok, Thailand.

tankboatpt-lundin

Penggarapan X18 Tank Boat tentu tak digarap sendiri, untuk penggarapan rancang bangun kapal memang menjadi wilayah pekerjaan PT Lundin, namun bicara soal kubah dan meriam bakal dipasrahkan pada pabrikan CMI (Cockerill Maintenance & Ingenierie SA Defense) asal Belgia yang selama ini kondang dengan produksi meriam Cockerill. Selain itu juga ada perusahaan asal Belgia lain, yakni OIP (Optique et de Instruments Precision) Sensor Systems yang bertanggungjawab mensuplai perangkat sensor suite.

Tidak hanya itu saja, PT Lundin juga menggandeng nama besar dalam industri manufaktur pertahanan global, Bofors (BAE Systems) dan pabrikan alutsista PT Pindad. Peran PT Pindad diperkirakan terkait penggunaan meriam Cockerill yang akan dipasang di X18 tank boat, pasalnya produksi meriam Cockerill rencananya akan dibangun di Indonesia oleh PT Pindad. Hal ini terkait perjanjian yang telah disepakati antara PT Pindad dan CMI untuk proyek medium tank PT Pindad, dimana salah satu opsi yang akan digarap adalah produksi meriam CT-CV 105HP (high pressure) oleh PT Pindad.

image143-e1442580772627image144-e1442580795605

Karena yang akan dipasang di X18 tank boat adalah meriam CT-CV 105HP kaliber 105 mm, maka yang jadi tantangan terberat dalam rancangan perahu kecil dengan meriam besar adalah soal recoil (efek tolak balik dari meriam) dan bobot kapal yang relatif ringan. Solusi yang ditawarkan PT Lundin adalah dengan menerapkan desain catamaran, desain catamaran dipercaya lebih stabil serta bisa menerapkan gyro stabilized gun. Sebelumnya desain catamaran juga sudah digunakan untuk X38 Combat Boat Kopaska (Komando Pasukan Katak) TNI AL.

image145-e1442580815361

Dengan desain catamaran yang berlunas ganda, X18 punya rancangan draft (sarat air kapal) 0,8 meter sehingga cocok untuk bermanuver di perairan dangkal. Untuk dapur pacunya X18 menggunakan mesin diesel buatan MAN berdaya 1.200 HP untuk memasok tenaga sepasang waterjet MJP450 dengan kecepatan maksimum 40 knots (74 km per jam).

X18 dirancangb untuk diawaki empat personel, dan bisa membawa 20 pasukan bersenjata lengkap. Untuk deployment pasukan amfibi, bagian buritan X18 dilengkapi sebuab RHIB (Rigid Hull Inflataable Boat) yang digunakan untuk penyerangan atau penyusupan pasukan. Peran lain X18 juga dapat dimanfatkan sebagai wahana dukungan logistik dan peran evakuasi medis.

Agar dapat bermanuver lincah, maka X18 harus menghemat berat kapal, untuk itu digunakan bahan komposit yang lebih ringan 10 kali dan lebih kuat 10 kali dibanding baja serta tentunya tahan api. Sementara untuk material pada kubah, digunakan bahan alumunium yang lebih ringan dari baja.

CMI Defense rencananya akan memasok meriam CT-CV 105HP, meriam ini sejatinya adalah meriam yang telah digunakan pada tank ringan besutan Polandia, Anders. Selain memang kodratnya melepaskan aneka proyetil, laras CT-CV 105HP juga dapat memuntahkan rudal anti tank, yakni Falarick 105. Rudal yang masuk segmen Gun-Launched Anti-Tank Guided Missile (GLATGM) ini dapat menghajar sasaran sejauh 5.000 meter. Falarick 105 mampu membawa hulu ledak tandem hollow charge. Rudal seberat 25,2 kg ini dipandu dengan sistem semi otomatis lewat laser beam. Waktu yang dibutuhkan untuk terbang menyasar ke sasaran sekitar 17 detik. Falarick 105 punya panjang 1015 mm dengan kaliber 105 mm. Temperatur operasional rudal ini di rentang -40 hingga 60 derajat Celcius.

Jenis laras yang digunakan meriam CT-CV 105HP adalah tipe L51 dengan panjang 5.545 mm. Desain tekanan laras mencapai 120% dari gun pressure pada meriam 105 mm klasik. Secara umum, di dalam kubah terdapat dua awak, sehingga proses pengisian amunisi menggunakan cara autoloader. Operasi kubah dapat digerakkan secara secara elektrik dan mekanik. Laras meriam kaliber 105 mm smoothbore dapat menembakkan berbagai jenis amunisi (termasuk jenis APFDS) dengan jarak tembak efektif minimal 1.500 meter. Laras juga dibekali bore evacuator dan dilapisi thermal jacket. Untuk olah geraknya, laras punya sudut elevasi maksimum 42 derajat hingga -6 derajat. Tentu saja dengan sudut putar kubah 360 derajat.

tank-boatx189847b6e2

Kubah meriam dibekali turret stabilized system dengan gyro stabilizer dan firing control system yang mengadopsi komputer balistik. Untuk mengnci sasaran, gunner dibantu dengan auto target locking system. Memudahkan dalam olah pertempuran, juga ada pemilihan sasaran secara otomatis lewat hunter killer system. Bahkan ada bekal IFF (identification friend or foe).

Sebagai senjata sekunder, pada bagian atas kubah meriam akan dipasang Lemur RCWS (Remote Control Weapon System) dengan senapan mesin kaliber 7,62 mm. Sementra untuk perlindungan bagi awak kapal, PT Lundin bakal memberi asupan sistem proteksi tambahan di beberapa titik yang bisa menahan terjangan proyektil dari kaliber 7,62 mm.

Konsep tank boat yang ditawarkan PT Lundin rupanya mendapat tanggapan positif dari TNI, karena produk ini masuk berupa konsep dan belum muncul, maka jika pun jadi diadopsi oleh TNI, maka tidak akan dipasokm untuk MEF (Minium Essential Force) II yang masuk periode di tahun 2014 – 2019. Lepas dari itu semua, kini menjadi pekerjaan rumah bagi PT Lundin untuk mewujudkan konsepnya menjadi sebuah prototipe yang proof of concept. Pekerjaan rumah PT Lundin nampaknya tak hanya pada pengembangan X18 tank boat, seperti diketahui PT Lundin juga tengah serius menggarap prototipe Bonefish, jenis USV (Unmanned Surface Vessel) intai tanpa awak yang akan dipersenjatai rudal anti kapal Saab RBS15 MK3. (Gilang Perdana)
 

Senapan Baru Pindad Akan Lampaui SS2 dan Kalahkan AK47 Rusia

PT Pindad (Persero) kini telah berhasil membuat jenis senjata yang dinilai melebihi kemampuan Senapan Serbu (SS) 2. Bahkan, kemampuan senjata baru buatan Pindad ini mengalahkan senapan serbu legendaris AK47.

Senapan Baru Pindad Akan Lampaui SS2 dan Kalahkan AK47 Rusia
SSX menjadi nama sementara yang diberikan Pindad ke jenis senjata ini. Rencananya, senjata ini akan diluncurkan tahun ini dan soal penamaan akan diserahkan ke Presiden RI Joko Widodo.
"Ada produk senjata (baru), namanya masih SSX. Nama pastinya nanti kita sampaikan saat launching tahun ini," kata Direktur Utama PT Pindad Silmy Karim saat berbincang dengan Liputan6.com yang ditulis, Sabtu (9/1/2016).

Senjata ini mampu kalahkan AK47 jika dilihat dari kaliber peluru yang digunakan. SSX menggunakan peluru kaliber 7,62x51 milimeter (mm), sementara AK47 memiliki kaliber 7,62x39 mm.
Tidak hanya itu, keunggulan SSX lainnya adalah soal jarak tembak ideal yang diadopsi. SSX memiliki jangkauan tembak hingga 700 meter, sementara AK47 hanya punya jarak tembak efektif sekitar 300 meter.


Senapan Baru Pindad Akan Lampaui SS2 dan Kalahkan AK47 Rusia
Senapan SSX ini dirancang dengan menggunakan method reverse engineering, yang artinya senjata dibuat dari gabungan sejumlah produk persenjataan hasil kerjaan Pindad maupun non-Pindad. Misalnya saja rumah mekanik dan penutup diambil dari SS1.
Kemudian bagian laras mengambil kepunyaan senapan penembak runduk (sniper) SPR1. Selain itu, picantinny rail mengambil milik senapan FN SCAR. Namun begitu, SSX tidak sepenuhnya berasal dari gabungan sejumlah komponen senjata. Beberapa di antaranya merupakan rancangan baru, salah satunya adalah popor yang bisa dilipat.


Senapan Baru Pindad Akan Lampaui SS2 dan Kalahkan AK47 Rusia
Selain itu, panjang popor juga bisa diatur sesuai dengan kondisi fisik penembak. Dalam pengoperasiannya setiap pucuk senapan SSX dilengkapi dengan magasine berkapasitas 15 butir peluru.
Sampai saat ini Mabes TNI belum melansir rencana melengkapi satuan di tubuh TNI dengan senapan SSX . Akan tetapi, secara garis besar kemunculan senapan ini bisa dijadikan sebagai salah satu barometer semangat pemerintah dalam mewujudkan kemandirian alutsista. (Liputan6)

Sabtu, 09 Januari 2016

Latihan Pesawat TNI Dipindahkan ke Luar Pangkalan Induk

  sukhoi-3

Jakarta – Latihan penerbangan TNI akan dipindahkan ke luar Jawa agar tidak terkonsentrasi di pangkalan udara di Pulau Jawa.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, beberapa latihan TNI akan direlokasi ke luar Jawa. “Apakah nanti di Kalimantan, di Papua, tentunya usulan dari Kepala Staf Angkatan Udara atau Wakil Kepala Staf Angkatan Udara,” ujar Sekretaris Kabinet, usai rapat terbatas, di kantor Kepresidenan, Jakarta, Jumat (8/1/2016).

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menambahkan, dalam rapat terbatas juga dibahas mengenai pemanfaatan jalur selatan di Pulau Jawa.

“Jadi ruang udara selatan Pulau Jawa kesepakatannya dengan TNI, apabila tidak digunakan oleh TNI akan diatur secara fleksibel. Hal ini agar ruang udara di selatan Pulau Jawa bisa dimanfaatkan untuk penerbangan-penerbangan sipil, terutama dari Jawa bagian barat, dari Jakarta dan sebagainya sampai ke Bali,” ujar Jonan.


Adapun mengenai bandara-bandara enclave sipil, nanti akan diatur secara teknisnya bersama TNI AU agar bisa dimanfaatkan untuk peningkatan kapasitas atau slot time untuk penerbangan-penerbangan nonmiliter apabila tidak digunakan atau misalnya tidak dalam keadaan darurat.

Wakil Kepala Staf TNI AU Marsekal Madya (Marsdya) Hadiyan Sumintaatmadja mengemukakan, Pangkalan Udara Iswahyudi, Madiun, adalah sepenuhnya militer, yang sementara ini dimanfaatkan atau digunakan bersama dengan penerbangan sipil. Karena itu, relokasi yang dimaksud Wakasau adalah latihan prajurit TNI AU, bukan pangkalan udaranya.

“Tadi kami sampaikan kepada Presiden bahwa kita ingin Angkatan Udara menggelar pesawat-pesawat tempur sergap kita, khususnya di tujuh pangkalan di luar pangkalan induk. Kalau saya bilang di luar pangkalan induk itu di luar pangkalan Iswahyudi, di luar Pangkalan Malang, di luar pangkalan Makassar. Di tujuh pangkalan udara lain, di luar pangkalan itu tadi,” ujar Marsdya Hadiyan.

Salah satunya adalah membagi latihan yang tadinya dilaksanakan di home base bisa dilaksanakan di pangkalan deployment. “Itu tadi disampaikan Sekretaris Kabinet secara teknis begitu. Bukan berarti pangkalannya dipindah, latihannya, sehingga frekuensi latihan di pangkalan induk bisa berkurang,” ujar Wakil Kepala Staf TNI AU Marsdya Hadiyan Sumintaatmadja.

Republika.co.id

TNI AD Bentuk Batalyon Zeni

  image

Jakarta – TNI AD akan membentuk Batalyon Zeni, dengan meningkatkan keberadaan Detasemen Zeni saat ini. Pembentukan Batalyon ini untuk membantu program Nawacita Presiden Joko Widodo dalam hal pembangunan.

“Zeni sedang dalam proses peningkatan, karena Zeni sedang laku keras, yang kebetulan sejalan dengan progam pembangunan Nawacita, jadi banyak program yang bisa dilakukan mereka (Zeni). Maka itu sudah ada pembicaraan internal untuk peningkatan,” ujar Kadispenad Brigjen TNI Sabrar Fadhilah, di Kartika Media Center TNI, Jakarta, Jumat (8/1/2015).

Brigjend Fadhilah menjelaskan ada 9 kemampuan Zeni TNI AD, antara lain membangun dan memusnahkan konstruksi.

“Mereka memiliki kemampuan penghancuran, kontruksi, nubika (nuklir, biologi, kimia)”.

Zeni juga memiliki kemampuan dalam membuat rintangan, samaran, penyeberangan, penyelidikan, perkubuan, dan penjinakan bahan peledak. Meski telah ada rencana, namun teknis dalam peningkatan Detasemen Zeni belum dilakukan.


image

“Teknis belum, karena berkaitan dengan anggaran. Namun, pembentukan Batalyon Zeni bagian dari prioritas, yang sudah dilakukan peningkatan kemampuan kualitas prajurit secara umum. Seperti satuan-satuan infanteri yang Kostrad Linud itu ditingkatkan jadi para Rider. Ada kemampuan para sendiri, Linud, Ranger. Mereka yang akan ditugaskan,” ungkap Brigjend Fadhilah.

“Personil prioritas akan dilakuka karena ini semua kait mengait. Mereka memiliki kemampuan Zeni nggak? Karena harus yang memiliki kemampuan itu. Kita juga dalam kaitan strategi kebijakan zero growth dan right sizing”.

Tahun ini TNI bersama departemen Pertanian, menjalankan program mencetak sawah.

Zeni merupakan salah satu satuan di TNI AD, yang selama ini masih di bawah Komando Daerah Militer (Kodam). Nantinya akan berdiri sendiri seperti Infanteri dan Kavaleri yang sudah menjadi batalyon, memiliki personel yang lebih banyak dan peralatan yang lebih lengkap.

sumber: Detik.com

Menjadi Prajurit dan Guru di Perbatasan RI – PNG

  prajurit tni

Banyak murid-murid SD yang belum bisa membaca, menulis dan berhitung. Melihat kondisi itu, Prajurit TNI Satgas Yonif 406/CK melaksanakan kegiatan menjadi guru di wilayah terpencil perbatasan RI-PNG yang sulit dijangkau, ujar Dansatgas Yonif 406/CK Letkol Inf Aswin Kartawijaya. Dia memantau langsung kegiatan mengajar bagi siswa siswi SD yang dilakukan Prajurit TNI Yonif 406/CK, Satgas Pamtas RI-PNG di Kampung Molov dan Kiwirok, Keerom, Papua, (7/1/2016).

“Prajurit TNI Satgas Yonif 406/CK melaksanakan kegiatan mengajar dengan berbagai metode seperti permainan sulap dan pemberian reward kepada murid, sehingga apa yang diajarkan dapat diterima, dimengerti, dan diingat oleh murid-murid sekolah,” ujar Letkol Inf Aswin Kartawijaya.

Tidak semua kampung yang berada di wilayah binaan Satgas Yonif 406/CK memiliki sekolah. Bila dilihat dari segi fasilitas, sekolah-sekolah yang berada di wilayah binaan Satgas Yonif 406/CK bisa dibilang jauh dari kata layak, dimana sekolah-sekolah yang ada belum memiliki sarana prasarana yang memadai, seperti buku tulis, buku belajar, tempat yang bersih dan nyaman.

Bila dilihat dari sisi tenaga pengajar lebih memprihatinkan, beberapa sekolah hanya memiliki dua guru yang mengajar beberapa kelas dalam waktu yang sama. Selain itu akses jalan menuju sekolah juga cukup jauh jarak tempuhnya, sehingga apabila ke sekolah tersebut harus menyusuri sungai dengan perahu selama kurang lebih dua jam perjalanan.

Bapak guru Ferry dan tokoh Adat di Kampung Kiwirok Bapak Tobias Lembar mengungkapkan kesenangannya dan mengucapkan terimakasih kepada Prajurit TNI Satgas Yonif 406/CK yang dengan sukarela dan ikhlas jauh-jauh datang ke kampung kami untuk mengajar dan berbagi ilmu.

Puspen TNI

Lanud dan Lanal TNI di Pulau Saumlaki, Ambon

  Pulau Saumlaki Maluku
Pulau Saumlaki Maluku

TNI tampaknya akan menjadikan Pulau Saumlaki Ambon, seperti Pulau Natuna, yang kuat baik di Armada Laut dan Udara. Jika di Pulau Natuna, Kepri, Indonesia kaya dengan gas dan minyak bumi, maka di Pulau Saumlaki, kaya dengan ikan dan hasil laut.

TNI Angkatan Laut sedang menyiapkan peningkatan status dari Pangkalan TNI AL (Lanal) Saumlaki, Ambon, sebagai upaya meningkatkan pengamanan perbatasan dan wilayah terluar di wilayah timur Indonesia, khususnya yang berada di Maluku Tenggara dan berbatasan langsung dengan Australia.

Kepala Staff Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Ade Supandi, mengakui berencana meningkatkan status Lanal Saumlaki, yang berada di bawah komando Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) IX Ambon, jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim).

Diresmikan pada 2011 silam, Lanal Saumlaki berada di Ibukota Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Saumlaki berada di Kepulauan Tanimbar, yang berbatasan langsung dengan Australia. Saat ini, Lanal Saumlaki bertipe C dan dipimpin oleh Letnan Kolonel.

“Nantinya, Lanal di Saumlaki kami kembangkan, paling tidak menjadi tipe B, yang dipimpin Kolonel. Selain itu, akan lengkapi dermaga yang bisa menampung empat kapal patroli ataupun kombatan”, ujar KSAL di Mabes TNI AL, Jakarta, 7/1/2016.

Peningkatan status Lanal Saumlaki untuk meningkatkan pengawasan yang maksimal di sekitar Laut Timur dan Laut Aru. Pengawasan ini juga terkait dengan tingginya potensi perikanan di wilayah Laut Aru.


“Daerah-daerah di Saumlaki dan sekitarnya memiliki potensi perikanan yang sangat tinggi, karena itu pengawasan perikanan juga jadi bagian dari kegiatan patroli TNI AL”, kata mantan Pangarmatim tersebut.

Peningkatan status Lanal Saumlaki ini juga menjadi salah satu upaya dalam memperkuat gelar kekuatan dan kemampuan TNI di wilayah terluar, khususnya di wilayah timur dan tenggara, yang berbatasan langsung dengan Australia.

pangllima tni-2

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo telah berkunjung ke Pulau Saumlaki, Ambon, 4/1/2015. Panglima TNI mengatakan di wilayah Saumlaki akan dibuat Lanud (Pangkalan Udara) dengan panjang lintasan 1500 m. Tapi ada opsi untuk menambah panjangnya hingga 3000 m, agar dapat menampung pesawat yang lebih besar.

Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, memutuskan untuk meningkatkan gelar kemampuan dan kekuatan personel TNI di wilayah tersebut. Hal ini berdasarkan kunjungan yang dilakukan Panglima TNI ke daerah-daerah terluar di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Ambon.

Sumber: Republika.co.id