Meriam Cockerill umumnya menjadi kelengkapan senjata pada light tank
dan medium tank. Tapi di X18 tank boat rancangan PT Lundin, meriam ini
dicomot untuk diadaptasi pada jenis kapal serbu ringan berdesain
catamaran. Dengan menggandeng beberapa manufaktur ternama di industri
pertahanan global, X18 dipercaya bakal tercipta sebagai wahana serbu dan
angkut personel amfibi yang efektif beroperasi di perairan Indonesia.
X18 adalah sebuah kapal kecil berkubah tank yang dirancang
dioperasikan dialur sungai hingga pesisir pantai dan selat kecil untuk
memberi dukungan tembakan dalam serbuan amfibi. Setelah ditampilkan
dalam konferensi AVA (Armored Vehicle Asia) yang berlangsung April 2015
di Jakarta, PT Lundin Industry Invest (North Sea Boats), pabrikan kapal
asal Banyuwagi yang kini sedang menggarap KCR (Kapal Cepat Rudal)
Klewang Class, kembali mempromosikan konsep tank boat dalam pameran
Defence & Security 2015 yang berlangsung 2- 5 November 2015 di
Bangkok, Thailand.
Penggarapan X18 Tank Boat tentu tak digarap sendiri, untuk
penggarapan rancang bangun kapal memang menjadi wilayah pekerjaan PT
Lundin, namun bicara soal kubah dan meriam bakal dipasrahkan pada
pabrikan CMI (Cockerill Maintenance & Ingenierie SA Defense) asal
Belgia yang selama ini kondang dengan produksi meriam Cockerill. Selain
itu juga ada perusahaan asal Belgia lain, yakni OIP (Optique et de
Instruments Precision) Sensor Systems yang bertanggungjawab mensuplai
perangkat sensor suite.
Tidak hanya itu saja, PT Lundin juga menggandeng nama besar dalam
industri manufaktur pertahanan global, Bofors (BAE Systems) dan pabrikan
alutsista PT Pindad. Peran PT Pindad diperkirakan terkait penggunaan
meriam Cockerill yang akan dipasang di X18 tank boat, pasalnya produksi
meriam Cockerill rencananya akan dibangun di Indonesia oleh PT Pindad.
Hal ini terkait perjanjian yang telah disepakati antara PT Pindad dan
CMI untuk proyek medium tank PT Pindad, dimana salah satu opsi yang akan
digarap adalah produksi meriam CT-CV 105HP (
high pressure) oleh PT Pindad.
Karena yang akan dipasang di X18 tank boat adalah meriam CT-CV 105HP
kaliber 105 mm, maka yang jadi tantangan terberat dalam rancangan perahu
kecil dengan meriam besar adalah soal recoil (efek tolak balik dari
meriam) dan bobot kapal yang relatif ringan. Solusi yang ditawarkan PT
Lundin adalah dengan menerapkan desain catamaran, desain catamaran
dipercaya lebih stabil serta bisa menerapkan gyro stabilized gun.
Sebelumnya desain catamaran juga sudah digunakan untuk X38 Combat Boat
Kopaska (Komando Pasukan Katak) TNI AL.
Dengan desain catamaran yang berlunas ganda, X18 punya rancangan
draft (sarat air kapal) 0,8 meter sehingga cocok untuk bermanuver di
perairan dangkal. Untuk dapur pacunya X18 menggunakan mesin diesel
buatan MAN berdaya 1.200 HP untuk memasok tenaga sepasang waterjet
MJP450 dengan kecepatan maksimum 40 knots (74 km per jam).
X18 dirancangb untuk diawaki empat personel, dan bisa membawa 20
pasukan bersenjata lengkap. Untuk deployment pasukan amfibi, bagian
buritan X18 dilengkapi sebuab RHIB (Rigid Hull Inflataable Boat) yang
digunakan untuk penyerangan atau penyusupan pasukan. Peran lain X18 juga
dapat dimanfatkan sebagai wahana dukungan logistik dan peran evakuasi
medis.
Agar dapat bermanuver lincah, maka X18 harus menghemat berat kapal,
untuk itu digunakan bahan komposit yang lebih ringan 10 kali dan lebih
kuat 10 kali dibanding baja serta tentunya tahan api. Sementara untuk
material pada kubah, digunakan bahan alumunium yang lebih ringan dari
baja.
CMI Defense rencananya akan memasok meriam CT-CV 105HP, meriam ini
sejatinya adalah meriam yang telah digunakan pada tank ringan besutan
Polandia, Anders. Selain memang kodratnya melepaskan aneka proyetil,
laras CT-CV 105HP juga dapat memuntahkan rudal anti tank, yakni Falarick
105. Rudal yang masuk segmen Gun-Launched Anti-Tank Guided Missile
(GLATGM) ini dapat menghajar sasaran sejauh 5.000 meter. Falarick 105
mampu membawa hulu ledak tandem hollow charge. Rudal seberat 25,2 kg ini
dipandu dengan sistem semi otomatis lewat laser beam. Waktu yang
dibutuhkan untuk terbang menyasar ke sasaran sekitar 17 detik. Falarick
105 punya panjang 1015 mm dengan kaliber 105 mm. Temperatur operasional
rudal ini di rentang -40 hingga 60 derajat Celcius.
Jenis laras yang digunakan meriam CT-CV 105HP adalah tipe L51 dengan
panjang 5.545 mm. Desain tekanan laras mencapai 120% dari gun pressure
pada meriam 105 mm klasik. Secara umum, di dalam kubah terdapat dua
awak, sehingga proses pengisian amunisi menggunakan cara autoloader.
Operasi kubah dapat digerakkan secara secara elektrik dan mekanik. Laras
meriam kaliber 105 mm smoothbore dapat menembakkan berbagai jenis
amunisi (termasuk jenis APFDS) dengan jarak tembak efektif minimal 1.500
meter. Laras juga dibekali bore evacuator dan dilapisi thermal jacket.
Untuk olah geraknya, laras punya sudut elevasi maksimum 42 derajat
hingga -6 derajat. Tentu saja dengan sudut putar kubah 360 derajat.
Kubah meriam dibekali turret stabilized system dengan gyro stabilizer
dan firing control system yang mengadopsi komputer balistik. Untuk
mengnci sasaran, gunner dibantu dengan auto target locking system.
Memudahkan dalam olah pertempuran, juga ada pemilihan sasaran secara
otomatis lewat hunter killer system. Bahkan ada bekal IFF (
identification friend or foe).
Sebagai senjata sekunder, pada bagian atas kubah meriam akan dipasang
Lemur RCWS (Remote Control Weapon System) dengan senapan mesin kaliber
7,62 mm. Sementra untuk perlindungan bagi awak kapal, PT Lundin bakal
memberi asupan sistem proteksi tambahan di beberapa titik yang bisa
menahan terjangan proyektil dari kaliber 7,62 mm.
Konsep tank boat yang ditawarkan PT Lundin rupanya mendapat tanggapan
positif dari TNI, karena produk ini masuk berupa konsep dan belum
muncul, maka jika pun jadi diadopsi oleh TNI, maka tidak akan dipasokm
untuk MEF (Minium Essential Force) II yang masuk periode di tahun 2014 –
2019. Lepas dari itu semua, kini menjadi pekerjaan rumah bagi PT Lundin
untuk mewujudkan konsepnya menjadi sebuah prototipe yang
proof of concept.
Pekerjaan rumah PT Lundin nampaknya tak hanya pada pengembangan X18
tank boat, seperti diketahui PT Lundin juga tengah serius menggarap
prototipe Bonefish, jenis USV (Unmanned Surface Vessel) intai tanpa awak
yang akan dipersenjatai rudal anti kapal Saab RBS15 MK3.
(Gilang Perdana)