Rabu, 07 Oktober 2015

Inggris Sejak Lama Ingin Singkirkan Soekarno

  Presiden Soekarno Berbincang dengan Jenderal Soeharto (photo: setneg)
Presiden Soekarno Berbincang dengan Jenderal Soeharto (photo: setneg)

Jakarta – Dalam peristiwa tahun 1965 di Indonesia, bukan hanya jejak Amerika Serikat dan badan intelijennya, Central Intelligence Agency (CIA) yang terlihat jelas. Sejumlah dokumen yang dibuka ke publik menunjukkan bahwa ada jejak terang Inggris dalam peristiwa yang berujung pada jatuhnya Seokarno dan dihancurkannya Partai Komunis Indonesia (PKI) itu.

Indonesia dan sejumlah negara Asia Tenggara pada tahun 1960-an dinilai penting secara ekonomi dan strategis secara politik, terutama bagi Inggris yang pernah menjajah sejumlah negara di kawasan ini. Menurut Mark Curtis dalam US and British complicity in the 1965 slaughters in Indonesia di Third World Resurgence, edisi 137, 2002, Asia Tenggara penting karena “merupakan produsen utama beberapa komoditas penting” dan “menempati posisi kunci dalam komunikasi dunia”, serta menguasai rute penting laut dan udara.

Namun pendudukan Jepang yang relatif singkat selama Perang Dunia Kedua merevitalisasi gerakan nasionalis dan semangat anti-Barat di kawasan ini, termasuk di Indonesia. Bagi Inggris, juga Amerika, kekhawatiran utamanya adalah pada politik ekonomi dan politik luar negeri anti-kolonialisme Soekarno dan kebijakan di dalam negerinya yang condong ke PKI –untuk menyeimbangkan kekuatannya dengan militer, khususnya Angkatan Darat.

Paul Lashmar dan James Oliver, dalam buku Britain’s Secret Propaganda War 1948-1977 menyatakan, indikasi awal Inggris ingin menyingkirkan Soekarno terlihat sejak tahun 1962, setelah Soekarno menyatakan penentangan secara terbuka terhadap pembentukan Federasi Malaysia yang didukung London. Dalam dokumen badan intelijen AS, CIA dikatakan bahwa Perdana Menteri Inggris Maurice Harold Macmillan (1957 -1963) dan Presiden John F. Kennedy (1961-1963) setuju untuk “melikuidasi Presiden Sukarno, tergantung pada situasi dan kesempatan yang ada”.

Soekarno memang komplain soal proyek Federasi Malaysia yang diumumkan tahun 1961 itu sebagai “plot neo-kolonial” dan itu akan menjadi batu loncatan bagi terus bercokolnya pengaruh Inggris di wilayah tersebut. Dalam konsep federasi itu, Malaysia yang sudah merdeka akan digabungkan dengan Borneo, Sarawak, dan Singapura. Pada tahun 1963 keberatan Soekarno mengkristal melalui kebijakan Konfrontasi, yang diikuti dengan pemutusan hubungan dengan Malaysia, intervensi militer tingkat rendah dan pertempuran secara sporadis di perbatasan sepanjang 700 mil di Kalimantan.

Menurut Michael O. Billington, dalam jurnal Executive Intelligence Review edisi 8 Juni 2001, Inggris menyambut Konfrontasi sebagai peluang untuk menghancurkan nasionalisme Indonesia. Tapi, kata Billington, Inggris kehilangan kesabaran dengan sikap Kennedy yang menolak tuntutan Inggris untuk memotong semua bantuan kepada Soekarno. Perubahan mulai terjadi setelah Kennedy ditembak di Dallas pada 22 November 1963.

Saat menghadiri pemakaman Kennedy, Perdana Menteri Inggris Sir Alec Douglas-Hume (1963 -1964) bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS David Dean Rusk (1961-1969), yang kemudian setuju untuk mengambil tindakan terhadap Indonesia. Menteri Pertahanan AS Robert McNamara (1961-1969), yang sibuk mempersiapkan perang di Vietnam, sangat senang Inggris memimpin operasi rahasia melawan Soekarno.

Selama tahun 1963 dan 1964, Inggris mengaktifkan gerakan separatis yang sebelumnya ia sponsori di tahun 1957-1958. Tapi, menjelang akhir tahun 1964, dan terutama setelah pemerintah Perdana Menteri James Harold Wilson (1964-1976) mulai berkuasa pada bulan Oktober, Inggris membuat pergeseran taktik. Menurut Billington, dokumen kebijakan operasi Inggris Januari 1965 mencatat bahwa “dalam jangka panjang, dukungan yang efektif untuk gerakan pembangkang di Indonesia dapat bersifat kontraproduktif, karena dapat merusak kapasitas Angkatan Darat untuk melawan PKI.”

Mark Curtis menambahkan, saat Konfrontasi itu, Inggris mengerahkan puluhan ribu tentara, terutama di Kalimantan, untuk membela Malaysia. Pada saat yang sama, agen badan ingtelijen Inggris, M1,6 terus melakukan kontak dengan unsur-unsur kunci dalam tentara Indonesia melalui Kedutaan Besar Inggris. Salah satu kontaknya melalui perwira intelijen Ali Murtopo, yang kemudian menjadi kepala intelijen di masa Jenderal Soeharto. Kebijakan Inggris saat itu, kata Curtis, “tidak ingin mengalihkan perhatian tentara Indonesia dengan mengajak mereka terlibat dalam pertempuran di Kalimantan dan mencegah mereka dari upaya yang sekarang, di mana mereka tampaknya akan berurusan dengan PKI”.


Dalam kasus Indonesia di tahun 1965, kata peneliti Baskara T. Wardaya, kepentingan Amerika dan Inggris sebenarnya berbeda tapi serupa. “Kalau Amerika Serikat ingin menggantikan pemerintahan yang ke-kiri-kiri-an, dan itu juga keinginan Inggris. Tapi, Inggris juga berkepentingan mewujudkan pembentukan Federasi Malaysia, yang itu ditentang Soekarno,” kata penulis buku Membongkar Supersemar! Dari CIA hingga Kudeta Merangkak Melawan Bung Karno (2007) itu kepada Tempo, pertengahan September lalu.

Di tengah upaya diam-diam Inggris dan kolega Barat-nya untuk menyingkirkan Soekarno itu, muncul surat yang diduga dibuat oleh Gilchrist, yang kemudian dikenal sebagai Dokumen Gilchrist. Surat yang dikabarkan palsu itu dikirimkan oleh orang tak dikenal ke rumah Menteri Luar Negeri yang juga Kepala Intelijen, Subandrio, pada 15 Mei 1965. Surat yang tak dicek keasliannya itu diberikannya ke Soekarno, 26 Mei 1965. Dokumen itu, yang antara lain memuat soal adanya “sebuah operasi” dan kontak negara Barat dengan Angkatan Darat, seperti menguatkan dugaan Soekarno bahwa Amerika dan Inggris diam-diam ingin menggulingkannya. Keesokan harinya, Soekarno memanggil para jenderal Angkatan Darat. Semuanya membantah isi dokumen itu.

Bantahan jenderal Angkatan Darat itu tak meyakinkan Soekarno. Keesokan harinya ia menyebut lagi soal adanya Dewan Jenderal dalam sebuah pertemuan dengan para kepala Kodam. Soekarno menyatakan bahwa terdapat bukti kuat adanya rencana dari pihak imperialis untuk membunuhnya sebelum Konferensi Asia Afrika, Juli, di Aljazair. Empat bulan berselang, tepatnya 30 September 1965, sejumlah tentara di bawah pimpinan Letkol Untung, dan didukung oleh ‘elemen’ PKI, melakukan operasi untuk mengenyahkan petinggi militer yang dicurigasi sebagai anggota Dewan Jenderal. Kudeta itu tak berumur panjang karena dengan mudah ditekuk Pangkostrad Mayjend Soeharto.

Soal peran Inggris dalam kudeta berdarah itu, masih menjadi tanda tanya. Peneliti dari Australian National University Adam Hughes Henry, dalam wawancara kepada Tempo mengaku tidak tidak memiliki bukti terang soal hubungan Inggris, dan juga AS, dalam Gerakan 30 September oleh Letkol Untung itu. “Namun, dari apa yang saya baca dan diteliti, peristiwa 1 Oktober cukup mengejutkan Australia, Inggris dan Amerika. Mereka tampak pada waktu itu cukup bingung dengan Gerakan 30 September dan tindakannya. Namun, mereka sangat cepat untuk mengenali ‘kesempatan’ untuk melakukan apa yang mereka harapkan untuk dilakukan, untuk membantu, menyingkirkan Sukarno dan PKI,” kata Andam.

Roland Challis, koresponden BBC yang tahun-tahun itu bertugas di Singapura mengatakan, “Siapa sebenarnya menghasut kudeta dan untuk tujuan apa, tetap menjadi spekulasi.” Yang pasti, kata dia seperti dilansir The Independent, “Kesempatan untuk mengisolasi Soekarno dan PKI datang pada bulan Oktober 1965 ketika kudeta PKI menjadi dalih bagi tentara untuk mengesampingkan Sukarno dan membasmi PKI.” Perburuan terhadap kader dan simpatisan PKI dilakukan setelah kudeta yang gagal itu, dan berujung pada pembunuhan massal.

Usai mematahkan kudeta, Soeharto dilantik sebagai Menteri Panglima Angkatan Darat, 14 Oktober 1965, dan memiliki kekuasaan lebih besar setelah menerima Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) dari Presiden Soekarno pada 11 Maret 1966. MPR mengangkat Soeharto sebagai pejabat presiden pada 12 Maret 1967 setelah laporan pertanggungjawaban Soekarno ditolak, dan mengangkatnya sebagai presiden pada 27 Maret 1968 –sampai ia mundur Mei 1998.

Huru-hara politik tahun itu tak hanya mengakhiri kekuasaan Soekarno, tapi juga Konfrontasi dengan Malaysia. Babak baru perundingan damai antara Indonesia dan Malaysia dimulai pada Mei 1966, dan perjanjian perdamaian akhir ditandatangani pada 11 Agustus 1966 dengan Indonesia secara resmi mengakui Malaysia.

Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, saat dihubungi Tempo soal berita ini, memilih tak banyak berkomentar. Soal peristiwa 1965, Kedutaan Inggris menyitir Komnas HAM yang menyelidiki peristiwa 1965-1966 dan rekomendasinya yang menyatakan bahwa hasilnya bisa diselesaikan melalui mekanisme komisi kebenaran dan rekonsiliasi. “Inggris memiliki rekam jejak kuat mendukung proses formal melalui kebenaran dan rekonsiliasi di kawasan ini, termasuk di Timor-Leste dan Kamboja. Namun itu terserah rakyat Indonesia untuk menentukan bentuk yang tepat dari mekanisme pertanggungjawabannya,” tulis Kedutaan Besar Inggris di Jakarta.

ABDUL MANAN | MARIA HASUGIAN | PITO AGUSTIN RUDIANA |

TEMPO.co

Senin, 05 Oktober 2015

KEBANGGAAN & INTROSPEKSI DIRI HUT TNI 70 Thn

dedenew166

dedenew168

Sejarah militer menjelang 70 tahun TNI..kita patut bangga ternyata Jenderal Nasution telah dinobatkan oleh ahli sejarah amerika sebagai salah satu konseptor perang gerilya..disamping jenderal nguyen vo giap dari Vietnam, Mao Zedong dari China dan lawrence of arabia..

Kita patut bangga..ternyata kontingen TNI juara dunia 8 kali berturut turut dalam kejuaraan Australian Army skill at Arms Meeting(AASAM)..senjata dan MU yang digunakan semuanya produksi PT Pindad.

Kita patut bangga bahwa berdasarkan kajian GlobalFirepower 2015 kekuatan TNI berada di urutan 12 dari 160 negara dan pasukan khusus kita(den81,den bravo,denjaka) berada diurutan ke 3 dari 5 (SAS inggris dan IDF israel)..

Kita patut bangga..ternyata pada bulan april 1965..(saat konfrontasi dengan Malaysia) dalam sebuah pertempuran di desa Mapu,Long Bawan perbatasan kalbar -sabah..bataliyon 2 RPKAD Pecundangi pasukan SAS..pasukan SAS terbirit birit..silahkan baca dibuku fifty years of the parachute hal 261..(tapi inggris gak ngaku..malu kalee..)

Kita patut bangga..ternyata pada 10 Nop 1945 di Surabaya.. kekuatan TKR (cikal bakal TNI) yang hanya berbekal senjata apa adanya..mampu menghadapi satu Resimen para komando inggris ..bahkan Danmen nya Brigjen Mallaby tewas..

Kita patut berterima kasih pada disertir tentara jepang letnan Shigeru Uno..yang memberi pelatihan dasar militer kepada pejuang pejuang Indonesia..kisah ini bisa dibaca dalam buku They’re Forgetted karya Eiichi Hayasi..Letnan Uno berganti nama menjadi Rahmat..meninggal 25 agustus 2015 di malang..

Kita patut berbangga pada alm prajurit KKO Usman dan Harun..dalam surat terakhirnya kepada ibundanya..” Maafkan ananda..kematian tidak akan meruntuhkan kedjudjuran..ananda berharap ibunda bersabar..”cukilan sejarah TNI tersebut dapat di baca di buku “Conftontation, The Indonesia-Malay dispute 1963-1966″ karya Jack Mackhie..

Kita patut berbangga pada Komodor Yos Sudarso dengan sesantinya yang terkenal..”Kobarkan Semangat Pertempuran..”

Kita patut berbangga kepada alm Pelda Achmad Kirang yang gugur dalam operasi penyelamatan sandera pesawat Garuda ” Woyla ” yang dibajak teroris pada tanggal 31 maret 1981 di bandara Don Muang Bangkok..bisa dibaca di buku “Pengalaman Seorang Prajurit Komando”..Mayjen TNI (Purn) Sintong Panjaitan

Kita patut berbangga..kepada Kopral Sarjono anggota PGT diterjunkan untuk merebut radar milik Belanda di pedalaman Kaimana Papua pd 26 April 1962..pengalaman ini telah melahirkan motto prajurit Paskhas..” Karmanye vadikaraste mavelesu Kadatjana ” kerjakan tugasmu..tanpa menghitung untung ruginya..

Kita patut menyesal dan prihatin..bahwa dua dari tiga pelaku perampokan uang 4,8M di Semarang hari senin yang lalu adalah Sertu Prisma Prihantono dan Serda Isac corupton angg denintel Kodam Diponegoro

Kita patut introspeksi diri..bahwa berdasarkan data imparsial sejak reformasi 1999-2015 bentrokan TNI POLRI berjumlah lebih 200 kali dengan korban tewas lebih 20 org..lebih besar dari korban gugur dalam penugasan. Di th 2014 saja terdapat 7 kali bentrok..(diakes via bbc.news dan Tribunnews 031020152214

dedenew165

Renungan HUT TNI Ke 70..ditengah tengah 10 kebanggan dan 2 introspeksi diri tadi.. saya jadi ingat pesan pak Dirman yg disampaikan pada 12 nov 1945 dan diulanginya dalam siasat 1/1948 saat pasakan TNI Menyerang benteng belanda di jogya…”Tentara hanya memiliki kewajiban satu yakni mempertahankan kedaulatan negara dan menjaga keselamatannya..sebagai Tentara disiplin harus dipegang teguh.tunduk pada pimpinan atasannya, lhlas mengerjakan kewajibannya”..sungguh suatu perenungan yang harus bisa kita ambil manfaatnya..

TRI DHARMA EKAKARMA” Pengabdian tiga matra dalam satu kesatuan jiwa,tekad dan semangat perjuangan..”

DIRGAHAYU TNI ke 70 Thn
By Marsekal Muda Agus Barnas / Patriot.

Aerostar TUAV: Drone Intai Andalan Skadron Udara 51 TNI AU

image250

Dengan latar kondisi dan tantangan di kawasan Timur Tengah memaksa Israel menjadi kekuatan nomer satu dalam pengembangan teknologi drone/UAV (Unmanned Aerial Vehicle). Didukung AS, keterlibatan vendor drone Israel seperti IAI (Israel Aerospace Industries), Elbit dan Aeronautics Defense Systems hingga kini telah menelurkan beberapa jenis drone yang populer seperti Heron, Searcher, Scout, Hermes dan Aerostar. Bahkan tak sedikit varian drone kombatan, UCAV (Unmanned Combat Aerial Vehicle) yang sudah dilibatkan langsung dalam operasi militer.



Aerostar TNI AU, nampak belum terpasang perangkat sensor dan kamera.
Aerostar TNI AU, nampak belum terpasang perangkat sensor dan kamera.

Aerostar dalam box cargo, sebelum dirakit.
Aerostar dalam box cargo, sebelum dirakit.

798191_20150430011841

Lembaga riset kenamaan Frost and Sullivan di tahun 2013 mengungkap penjualan drone Israel selama delapan tahun terakhir telah mencapai nilai US$4,6 miliar, dan nilai kontrak pun dipercaya terus meroket. Saking fokusnya pada industri drone, negara-negara besar seperti Jerman, AS, Rusia, dan India pun menjadi pengguna drone besutan Israel. Status Israel yang kini jadi negeri rujukan untuk drone, secara tak langsung telah memikat Indonesia (TNI) untuk ikut menggunakan drone produksi Israel.

Sejak tahun 2012, gembar gembor kedatangan drone Israel mulai ramai dibicarakan di Tanah Air, sempat tersebut Indonesia akan mengakuisisi 4 unit Heron yang punya kemampuan MALE (medium altitude long endurance), tapi seiring berjalannya waktu, tak ada penampakan Heron di Indonesia. Ada anggapan Heron kurang ideal digunakan di Indonesia, mengingat dimensi pesawat yang dirasa terlalu besar.

156techniciansc1049998068

Selain Heron, ada jenis drone lain yang disandingkan ikut masuk ke Indonesia, seperti Aerostar dan Searcher MK II yang disebut-sebut sudah di datangkan untuk BAIS pada tahun 2012. Nah, dari keduanya, sampai saat ini baru Aerostar buatan Aeronautics Defense Systems yang wujudnya sudah diperlihatkan ke publik, melengkapi UAV Wulung dari BPPT dan PT DI (Dirgantara Indonesia) pada Skadron Udara 51 di Lanud Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat. Karena tak ada hubungan dagang dan diplolamatik antara Indonesia dan Israel, pengadaan Aerostar dilakukan lewat perantara Philippine Kital Corp.

Aerostar TUAV
Oleh manufakturnya, Aerostar disebut sebagai TUAV (Tactitcal Unmanned Aerial Vehicle). Ada identitas tactitcal didasarkan perannya sebagai eksekutor dari peran intelijen, pengintaian udara, dan akuisisi target. Dengan bekal kemampuan MALE, drone ini dapat melakukan tugas intai dan intelijen secara real time pada coverage yang luas dalam waktu yang lama.

aerostar_with_dsp13339931_20141210120535

Untuk sistem kendali, seperti halnya drone Wulung, unit kendali Aerostar dilakukan dari GCS (Ground Control Station), mekanismenya bisa dilakukan remote melalui jalur LoS (Line of Sight) hingga jarak 200 km, bisa juga dengan menjalankan moda otomatis dengan memanfaatkan waypoint GPS. Dan tentunya untuk operasi jarak jauh biasa dilakukan mengandalkan fasilitas data link dari satelit. Sementara penunjang komunukasi antar pesawat dengan GCS disediakan directional antenna dan multi-channel data link system besutan Commtact.



Dari sejarahnya, Aerostar mulai masuk kedinasan pada tahun 2000. Sebagai operator perdana adalah Kepolisian Israel untuk tugas pantau kemacetan lalu lintas, identifikasi krminalitas sampai misi pencarian orang hilang. Secara umum bisa disebut Aerostar dapat digunakan untuk keperluan sipil dan militer. Meski tak dipersenjatai, drone ini dalam pertempuran kerap digunakan artillery fire adjustment, target designation, dan pengawas area perbatasan. Soal kemampuan tak perlu diragukan, Aerostar yang dilengkapi mesin propeller sanggup beroperasi di kondisi segala cuaca, termasuk pada malam hari.

Perangkat navigasi pada Ground Control Station Aerostar.
Perangkat navigasi pada Ground Control Station Aerostar.

Operator AB Israel mengendalikan Aerostar dari GCS.
Operator AB Israel mengendalikan Aerostar dari GCS.

Rute Aerostar dapat di setting otomatis lewat waypoint.
Rute Aerostar dapat di setting otomatis lewat waypoint.

Bekal sensor dan perangkat elektronik yang bisa dibawa sifatnya bisa di customized sesuai keinginan operator. Dengan bekal payload hingga 50 kg, sensor yang dapat dibawa mencakup jenis electro optic (EO) dan sensor infra merah/FLIR (Forward Looking Infra Red). Sensor EO akan mengkonversi light rays menjadi sinyal elektronik untuk menangkap citra real time. Saat mengudara, Aerostar punya kemampuan sistem identifikasi otomatis, bekal radio VHF/UHF, stabilisator vertikal, UMAS digital flight control systems, dan hands-on throttle and stick control system. Remote payload control system yang terletak di bawah bodi menjadi unit penerima perintah dan pengendali pesawat atas seluruh operasi.

Antena pada GCS yang menghubungkan komunikasi ke drone Aerostar.
Antena pada GCS yang menghubungkan komunikasi ke drone Aerostar.

Aerostar Nigeria.
Aerostar Nigeria.

Aerostar juga mudah di mobilisasi dengan truk.
Aerostar juga mudah di mobilisasi dengan truk.

Bila diperlukan, Aerostar dapat pula dipasangi radar jenis synthetic aperture radar (SAR), signal intelligence (SIGINT) dan communication intelligence (COMINT). Bicara tentang dapur pacu, Aerostar dilengkapi mesin tunggal Zanzottera 498i two-stroke boxer yang mampu menghasilkan tenaga 28kW. Mesin dibekali electronic fuel injection untuk koreksi kinerja mesin pada ketinggian terbang dan perubahan suhu, yang kesemuanya menunjang terbang dalam waktu lama, secara teori Aerostar dapat terbang terus menerus lebih dari 12 jam pada ketinggian 18.000 feet (sekitar 5.486 meter).

Selainn digunakan Indonesia dan militer Israel, Aerostar juga dipakai Rusia, Nigeria, dan Polandia. Soal pengalaman operasi, selain menunjang misi operasi Israel, di tahun 2010 Aerostar juga dilibatkan dalam tugas intai di Afghanistan. Di Asia Tenggara, selain Indonesia, Thailand diketahui juga mengoperasikan Aerostar. Dengan dimensinya yang tidak terlalu besar, Aerostar juga mudah dibongkar pasang untuk menunjang mobilitas pengangkutan melalui truk, pesawat dan helikopter. (Gilang Perdana)

Spesifikasi Aerostar
– Manufaktur: Aeronautics Defense Systems
– Panjang: 4,5 meter
– Lebar: 6,5 meter
– Tinggi: 1,2 meter
– Berat: 210 kg
– Kecepatan maksimum: 203 km/jam
– Kecepatan jelajah: 114 km/jam
– Kecepatan menanjak: 304 meter/menit
– Ketinggian terbang: 5.846 meter
– Mesin: 1x Zanzottera 498i two-stroke boxer
– Jarak jangkau: 200 km
– Max payload: 50 kg

Indomil. 

Transfer Teknologi Militer Rusia ke Indonesia

  Kapal Selam Amur 1650 Rusia (photo:ckb-rubin.ru)
Kapal Selam Amur 1650 Rusia (photo:ckb-rubin.ru)

Menteri Pertahanan (Menhan) Indonesia Ryamizard Ryacudu ingin lakukan kerjasama dengan Pemerintah Rusia secara langsung tanpa adanya pihak-pihak yang tidak berkepentingan, sehingga tidak terganggu dengan masalah-masalah lain. Menhan memberikan tanggapan yang positif kepada Pemerintah Rusia yang hingga kini tetap bersedia mengadakan kerjasama di bidang pertahanan secara langsung dengan Pemerintah Indonesia.

“Saya tidak mau hubungan kerjasama ini terganggu masalah-masalah lain oleh pihak-pihak yang sebenarnya tidak perlu, akan tetapi jika seperti begini bagus,” Ungkap Menhan.

Hal ini disampaikan Menhan RI Ryamizard Ryacudu kepada Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Y. Galuzin, Kamis (28/5) ketika bertemu di Kantor Kemhan, Jakarta.

Tanggapan positif dari Menhan Indonesia itu disampaikan setelah mendengarkan dari Dubes Rusia bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin, menanyakan langsung bagaimana perkembangan kerjasama persenjataan antara Rusia dengan Indonesia.

Menurut Dubes Rusia, Presiden Vladimir Putin juga memberikan instruksi kepada semua pihak di Rusia supaya lebih banyak memperhatikan masalah yang berkaitan kerjasama industri pertahanan dengan menggunakan Offset dan Transfer Of Technology (ToT).

Menurut Dubes Rusia dengan adanya instruksi dari Presiden Vladimir Putin tersebut, Rosoboronexport mendapat dukungan sepenuhnya dalam peningkatan kerjasama antara Rusia Indonesia.


ryamizard-dubes-rusia

Pada kesempatan pertemuannya dengan Menhan RI, Dubes Mikhail Y. Galuzin juga menyampaikan akhir-akhir ini Delegasi Rosoboronexport Rusia telah melakukan beberapa pertemuan dengan pihak Kementerian Pertahanan RI dan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) guna membicarakan perkembangan proyek-proyek kerjasama yang telah berjalan diantara kedua negara.

Pertemuan antara Rosoboronexport dengan Kemhan RI juga membahas secara detail mengenai peraturan yang berkaitan dengan Offset.

Dari pihak Industri Rusia sendiri juga sudah mendapat gambaran yang cukup jelas mengenai kebutuhan dan kemampuan industri Indonesia. Untuk itu pihak Rusia memiliki minat untuk melakukan penawaran yang kongkrit mengenai peningkatan tingkat kerjasama antara industri pertahanan Rusia dengan Indonesia.

“Selama ini pada tingkat ahli kedua pihak telah ada saling pengertian yang sangat baik dan dijadikan dasar yang kuat untuk kerjasama kedua negara, oleh karena itu pihak Rosoboronexport siap melakukan semua kesepakatan kerjasama dengan Kementerian Pertahanan Indonesia, “ Ungkap Dubes Rusia.

Kemhan.go.id

Aksi Prajurit TNI di Cilegon

  1

4

5

10

14

15

18

19

20


22

29

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo didampingi Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Mulyono, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi dan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Agus Supriatna, meninjau Gladi Bersih Upacara Parade dan Defile Peringatan ke-70 Hari TNI Tahun 2015 di Dermaga Indah Kiat Cilegon, Provinsi Banten, Sabtu (3/10/2015).

Tema Peringatan ke-70 Hari TNI Tahun 2015 adalah “Bersama Rakyat TNI Kuat, Hebat, Profesional, Siap Mewujudkan Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri Dan Berkepribadian” diharapkan dapat menjadi momentum dalam meningkatkan profesionalisme dan disiplin serta semangat juang Prajurit TNI dalam mengamankan dan mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tema ini merefleksikan niat, tekad dan semangat patriotik dan profesionalisme prajurit TNI untuk berbuat dan berkarya yang lebih baik, lebih berkualitas dan lebih berkapasitas dalam bingkai NKRI. Bagi TNI sikap patriot sejati dan peningkatan profesionalisme serta keberadaannya dicintai rakyat adalah kunci kekuatan TNI dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan negara. Dengan kebersamaan dan kemanunggalan TNI dan rakyat, dapat diyakini akan menjadi daya tangkal yang maha dahsyat guna menegakkan kedaulatan dan mempertahankan keutuhan wilayah NKRI. Bertindak selaku Komandan upacara adalah Letjen TNI Edy Rahmayadi yang sehari-harinya menjabat sebagai Pangkostrad.

Sementara itu, pasukan yang terlibat Parade dan Defile adalah : Batalyon Gabungan Pamen TNI jumlah 269 personel. Brigade Upacara I Gabungan TNI jumlah 809 personel, terdiri dari Pom TNI, Wan TNI dan Akademi TNI. Brigade Upacara II TNI AD jumlah 809 personel, terdiri dari Kopassus, Dua Batalyon Kostrad. Brigade Upacara III TNI AD Jumlah 809 personel, terdiri dari 300/R, Batalyon 312/KH dan Batalyon 201/JY. Brigade Upacara IV TNI AL jumlah 809 personel, terdiri dari Batalyon Bintara, Batalyon Tamtama Pelaut dan Marinir. Brigade Upacara V TNI AU jumlah 809 personel, terdiri dari Air Cru, Bintara/Tamtama AU, Paskhas. Batalyon Upacara Gabungan PNS 269 personel terdiri dari TNI AD, TNI AL dan TNI AU. Batalyon Upacara Balacad Kodam III/Slw jumlah 300 personel, Drum Band Gabungan Taruna/Taruni Akademi TNI jumlah 333 personel, Korsik Gabungan TNI jumlah 284 personel, dan Panji-Panji Gabungan TNI jumlah 40 personel.

Sedangkan Alutsista TNI yang dikerahkan dari ketiga angkatan sebagai Back ground antara lain: TNI AD mengerahkan 6 Tank Scorpion, 4 Tank Marder, 4 Panser Tarantula dan 1 Radar Giraffe. TNI AL mengerahkan 4 Tank BMP 3 F, 3 Tank LVT 7, 3 Roket RM 70 Grad dan 2 Howitzer LG 1 MK 2. TNI AU mengerahkan 2 Ransus Smart Hunter, 2 Truk Mercy Target, Drone dan Rudal QW3.

Alutsista Demo terdiri dari : TNI AD : 1 Pesawat Fennec, 4 Pesawat Hely MI 35 P, 1 Pesawat Hely MI 17 VS, 12 Pesawat Hely Bell 412, 3 Pesawat Hely Bell, 2 Pesawat Hely BO 105 dan 1 Pesawat EC 120. TNI AL : Fly Pass 1 Pesawat Dolphin HR 3601, 3 CN 235, 6 Cassa NC 212, 2 Cassa Patmar, 6 Bonansa, 4 Bell 412 dan 4 BO 105. 43 Kapal Tempur terdiri dari 2 Klas Sigma, 2 Klas MARF, 4 Klas Amy, 11 Klas Parchim, 4 Klas SHS, 2 Klas Hiu, 10 Klas 60 dan 40, 3 Klas PC 43 M, 3 Klas BHO dan BCM, 1 Klas Tunda dan 1 Kapal Selam. TNI AU terdiri dari : 8 Pesawat Hely EC 120, 5 Hely Nas 332/SA 330, 3 Pesawat angkut CN 235, 6 Pesawat CN 295, 2 Pesawat Cessna 172, 10 C-130 Hercules, 4 Pesawat Boing-737 200/400 dan 4 Pesawat EMB 314. Pesawat Tempur terdiri dari : 12 T-50i, 10 Hawk 100/200, 12 Pesawat F-16, 9 Pesawat Sukhoi SU-27/30, 6 Pesawat KT 1B Wong Bee, 16 Pesawat Latih Grob G 120 TP, 2 Pesawat UAV, 2 Pesawat Trike, dan 10 Paramotor.

Usai pelaksanaan upacara dilaksanakan demonstrasi prajurit dan Alutsista TNI, seperti: TNI AD menampilkan Demo Yongmoodo berkekuatan 3.233 prajurit TNI AD. Demo ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan prajurit dalam teknik beladiri Militer dengan baik, sedangkan gerakan yang ditampilkan adalah Yonghobob, Gibon, Sasu, Teknik jatuh, perkelahian tanpa alat dan perkelahian dengan alat. TNI AL mendemontrasikan Operasi Laut Gabungan, Operasi Amphibi, Operasi Laut Gabungan dalam rangka merebut keunggulan Laut dan Operasi Amphibi untuk mengembalikan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Puspen TNI

Sabtu, 03 Oktober 2015

Operasi Rahasia Penyeamatan Bung Karno Oleh Korps Intai Para Amfibi

“Harto, jane aku iki arep kok apa’ke? Aku iki presidenmu” Ungkap Soekarno pada Soeharto di suatu waktu dalam bahasa Jawa. Kurang lebih artinya, ‘Harto, sebenarnya aku ini akan kamu apakan? Aku ini presidenmu’.

Sedikitnya itu pengungkapan Soekarno pada Soeharto yang termaktub di autobiografi Soeharto, pasca-penjelasannya soal peristiwa G30S (Gerakan 30 September) 1965 di mana sejumlah perwira tinggi TNI AD gugur ditolak parlemen, sekaligus pasca-keluarnya Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) 1966.

Masa-masa akhir Soekarno setelah dua peristiwa itu begitu miris. Sang proklamator, sang penyambung lidah rakyat, Putra Sang Fajar yang mulai meredup, di mana Soekarno sejak Mei 1967 tak lagi diizinkan memakai gelar Kepala Negara atau status Presiden.

Di kala itu, Soekarno juga tengah intensif jadi obyek interogasi petugas Teperpu dan sudah “terasing” di Wisma Yaso (kini Museum Satria Mandala, Jakarta). Mendengar Bung Karno bertanya dengan miris seperti itu, segera Soeharto menurunkan perintah untuk tak lagi menginterogasi Soekarno.

Di masa pengasingannya itu pun, Soekarno tak diperbolehkan dijenguk siapapun. Hanya ada salah satu putrinya, Rahmawati dan dokter Kepresidenan Prof. Dr. Mahar Mardjono di Wisma Yaso yang juga mulai suram, mulai berantakan halamannya lantaran tukang kebun pun dilarang lagi untuk datang.

Operasi Rahasia Penyelamatan Bung Karno

Ketika itu, Soekarno bisa dikatakan berstatus tahanan rumah yang ditempatkan di Wisma Yaso (kini Museum Satria Mandala, Jakarta, bangunan ini ada di dalam area museum ini). Semua orang tahu, Soekarno ditahan, tetapi tidak banyak yang tahu nyawa proklamator tersebut diujung tanduk.

[​IMG]
Logo Taifib ( Intai Amfibi)​

Siapa lagi loyalis militer Bung karno kalau bukan KKO ALRI yang hendak menculik & menyelamatkan proklamator tersebut dari rumah tahanan Wisma Yaso.

Dikisahkan suatu malam, satu tim Korps Intai Para Amfibi (Kipam) ALRI berhasil menyusup ke dalam Wisma Yaso. Batalyon Intai Amfibiatau disingkat YonTaifib adalah satuan elit dalam Korps Marinir seperti halnya Kopassus dalam jajaran TNI Angkatan Darat.

Dahulunya satuan ini dikenal dengan nama KIPAM (Komando Intai Para Amfibi). Untuk menjadi anggota YonTaifib, calon diseleksi dari prajurit marinir yang memenuhi persyaratan mental, fisik, kesehatan, dan telah berdinas aktif minimal dua tahun.

Salah satu program latihan bagi siswa pendidikan intai amfibi, adalah berenang dalam kondisi tangan dan kaki terikat, sejauh 3 km.

Dari satuan ini kemudian direkrut lagi prajurit terbaik untuk masuk kedalam Detasemen Jala Mengkara, pasukan elitnya TNI Angkatan Laut. Pada masa kini, Kipam sekarang dikenal dengan nama Taifib ( Intai Amfibi).

[​IMG]

Kala itu, Kipam ALRI bisa melewati penjagaan ketat oleh Kostrad dan RPKAD, hingga masuk ke ruang di mana Soekarno terbaring tidak berdaya.

Seorang perwira pertama Kipam membangunkan sang Proklamator, kemudian mengajak bercakap sejenak sambil mengutarakan rencana mereka untuk membawa Soekarno keluar dari Wisma Yaso.

Tetapi rencana tidak berjalan mulus, Soekarno menolak untuk diselamatkan. Soekarno malah memerintahkan si perwira pertama untuk membawa timnya keluar dari Wisma Yaso. Tidak banyak kata yang terucap, Soekarno tidak mau lagi diajak berbicara. Alhasil, Kipam pulang dengan tangan hampa.

Operasi penyelamatan secara rahasia terhadap sang proklamator tersebut pun tidak banyak diketahui orang, kecuali hanya pada kalangan tertentu di ALRI dan KKO.

Padahal, jika saja mau, ALRI bisa jadi yang paling terdepan bersama Soekarno. Belum lagi ditambahkan dengan elemen-elemen nasional lainnya yang masih loyal dengan Bung Karno.

[​IMG]
Soeharto dan Soekarno.​
 

Sebelum Sukarno Terbaring di Wisma Yaso

Sebelum di Wisma Yaso, Soekarno sudah mulai terasing di Istana Bogor sejak menandatangani Supersemar 1966. Dalam kenangan salah satu wartawan istana dari Harian Pelopor Baru, Toeti Kakialatu dalam buku ’34 Wartawan Istana Bicara Tentang Pak Harto’, dijelaskan saat itu wartawan sudah tak boleh lagi bertemu Soekarno.

“Pintu Istana Merdeka dan Istana Bogor tertutup bagi semua wartawan. Sementara itu demonstrasi gencar terjadi menuntut Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat: Bubarkan PKI, Bubarkan Kabinet Dwikora dan Turunkan harga-harga makanan),” tulis Toeti.

“Beliau juga tak diperbolehkan berdiam di Istana Bogor, melainkan di kediaman pribadi di Jalan Batu Tulis, Bogor yang diberi nama ‘Hing Puri Bima Sakti’. Beliau nampak kesepian. Hanya beberapa petugas Teperpu yang selalu ingin mengorek keterlibatan Bung Karno atas peristiwa kudeta 1965,” tambahnya.

Lantaran terus-menerus diinterogasi dan tanpa teman berarti di sisinya, kesehatan Bung Karno pun menurun. Rahmawati kemudian menulis surat untuk Soeharto agar Bung Karno dipindah lagi ke Jakarta. Itulah akhirnya Bung Karno mendiami Wisma Yaso hingga akhir hayatnya.

[​IMG]
Nasoetion, Soekarno dan Soeharto.​

Sebelum munculnya Supersemar

Padahal sebelum munculnya Supersemar yang mengharuskan Soekarno menyerahkan mandat pada Soeharto, setidaknya Soekarno masih bisa menikmati hari-hari luang. Pasca-Soeharto jadi Pejabat Presiden, Toeti mengaku bersama beberapa rekan wartawan lainnya masih sempat ‘ngemong’ Bung Karno.

“Kami keliling kota dengan bus mini ke beberapa toko anti, ke Stadion Senayan, melihat dari jauh pembagunan Gedung MPR/DPR. Saat itu juga Bung Karno sangat ingin makan sate di Priok. Tapi tak diizinkan bagian keamanan,” imbuh Toeti.

“Acara lain adalah nonton film di studio kecil yang waktu itu letaknya di bagian belakang Istana Negara. Biasanya kami nonton film Jepang. Bung Karno senang sekali nonton ‘Zato Ichi’, cerita tentang samurai pemberani bermata satu,” lanjutnya mengenang Bung Karno.

[​IMG]
Soekarno sungkem kepada ibunya.​

Dalam kenangannya, Soekarno memang dikenal sosok yang teguh memegang prinsip yang dipercayainya, kendati rakyat sudah tak lagi menghendaki. Seperti konsep Nasakom(Nasionalisme, Agama dan Komunisme) contohnya.

Peristiwa G30S tak ayal membuahkan gejolak besar dalam politik Indonesia. Soeharto sedianya sudah lebih dari 10 kali membujuk Soekarno untuk memenuhi Tritura yang di antaraya, membubarkan PKI. Tapi itu artinya menghapus pula konsep Nasakom yang dipegangnya selama rezim demokrasi terpimpin.

“Dudu sanak, dudu kadang. Nek mati melu kelangan,” begitu jawab Soekarno yang menyiratkan keengganan membubarkan PKI, di mana kira-kira artinya, bukan saudara bukan kawan, tapi kalau mati turut kehilangan.

Sayang, pilihannya yang tak menghendaki pemenuhan Tritura membuatnya harus jatuh dari segala tongkat komando yang pernah dikuasainya. Soekarno seolah harus menghadapi masa senjanya dengan kesendirian dan kondisi yang suram di Wisma Yaso.

Kondisi kesehatannya yang kian memburuk mengharuskan Soekarno dirawat di Rumah Sakit Gatot Subroto. Dunia internasional tak alpa pula mengikuti kondisi sosok yang pernah sangat diperhitungkan blok barat dan timur itu.

[​IMG]
Soekarno letika terbaring sakit.​

“Berita tentang parahnya penyakit Bung Karno menjadi gosip santer. Juga beredarlah foto dari ‘Associated Press’ di media-media barat, Bung Karno tengah berbaring tak berdaya dengan wajah sembab, sedang dijaga putrinya, Rahmawati,” sambung Toeti lagi.

Tapi tak lama kemudian di Paviliun Darmawan RS Gatot Subroto, Soekarno yang lahir di Surabaya pada 6 Juni 1910 dan sejak kecil selalu ingin jadi penakluk, akhirnya ditaklukkan takdir. Maut menjemputnya pada 21 Juli 1970.

Sempat beredar soal isu keinginan Bung Karno sendiri yang ingin dimakamkan di Batu Tulis, Bogor.

Tapi dikatakan pihak keluarga juga saling berbeda pendapat soal di mana Soekarno akan dikebumikan. Namun Soeharto turut memutuskan bahwa Soekarno hendaknya dimakamkan dekat makam ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai di Blitar, Jawa Timur.

Sekalipun demikian, situasinya saat itu mungkin sulit dipahami, Soekarno lebih memilih bangsanya aman dan tenang. Mungkin bisa dikutip dari nasehat Soekarno kepada anaknya:

“Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekali pun, ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng, hanyalah kekuasaan rakyat dan di atas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.”

Para pemimpin di masa sekarang hendaknya mau bercermin dan mengambil keteladanan seorang Soekarno, sang proklamator. Sikap seperti Soekarno bisa jadi cermin dari sikap para orangtua di masa lalu, mengingat pada masa itu, walau seorang menteri pun, tak ada yang hidupnya kaya atau pun hidup bermewah-mewah.

Banyak diantaranya tak mau fasilitas rumah dari negara dan malah memilih untuk hidup di rumah kontrakan, makan seadanya, ada yang bermasalah dengan WC rumahnya yang mampet, bahkan ada yang tak mampu membeli kain kafan untuk anaknya yang meninggal. Padahal mereka adalah seorang Menteri Negara yang mengurusi seganap rakyatnya, rakyat Indonesia, dari Sabang hingga Merauke.
 

Di Mana Soeharto Saat Para Jenderal Dibunuh 30 September 1965?



Presiden RI kedua HM Soeharto

Peristiwa pembunuhan jenderal TNI AD 30 September 1965 masih menjadi misteri. Sejarah yang disusun pemerintahan Orde Baru, menyebutkan Gerakan 30 September (G30S) digerakkan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).

Namun, pascareformasi, informasi seputar peristiwa pembunuhan jenderal di Lubang Buaya itu mulai bermunculan. Banyak versi sejarah tentang pembunuhan Letnan Jenderal Akhmad Yani; Mayor Jenderal Suprapto; Mayor Jenderal M.T. Haryono; Mayor Jenderal S. Parman; Brigadir Jenderal Panjaitan; Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomihardjo dan Kapten Pierre Tendean itu.

Lepas dari berbagai versi sejarah tersebut, peristiwa G30S itu menjadi tonggak sejarah baru terbentuknya pemerintahan orde baru di bawah pimpinan Mayjen Soeharto.

Tahun 1965, merupakan awal Soeharto menapaki puncak kekuasaan. Ketika itu dia masih menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad). Soeharto berperan besar mengatasi kekacauan tahun 1965.

Soeharto baru bergerak menumpas PKI pada tanggal 1 Oktober 1965. Lantas di mana Soeharto saat malam 30 September 1965 itu?

"Tanggal 30 September 1965. Kira-kira pukul 21.00 WIB saya bersama istri saya (Siti Hartinah) berada di Rumah Sakit Gatot Soebroto," kata Soeharto seperti dikutip dalam buku otobiografi Soeharto; Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya.

Soeharto bersama istri sedang menengok putranya, Hutomo Mandala Putra (Tomy Soeharto) yang ketika itu berumur empat tahun. "Tomy dirawat di sana karena tersiram air sup yang panas. Agak lama juga kami berada di sana. Maklumlah, menjaga anak yang menjadi kesayangan semua," tutur Soeharto.

Barulah, pada pukul 00.15 WIB malam, Soeharto disuruh ibu Tien pulang ke rumahnya di Jalan Agus Salim. "karena ingat kepada Mamik, anak perempuan kami yang bungsu yang baru setahun umurnya. Saya pun meninggalkan Tomy, dan ibunya tetap menunggunya di Rumah Sakit," kata dia.

Presiden RI kedua itu, mengaku langsung berbaring dan tidur di rumahnya dan belum mengetahui peristiwa penculikan dan pembunuhan para jenderal tersebut. "Saya bisa cepat tidur. Tapi, kira-kira pukul 04.30 WIB tanggal 1 Oktober, saya kedatangan cameraman TVRI, Hamid. Ia baru selesai shooting film. Ia memberi tahu, bahwa ia mendengar tembakan di beberapa tempat," katanya.

Mendengar kabar itu, Soeharto berpikir panjang. Tepat pukul 05.00 WIB datang anak buahnya, Broto Kusmardjo menyampaikan kabar mengenai penculikan perwira tinggi angkatan darat.

Pukul 06.00 WIB, Soeharto bergegas merapikan pakaian, loreng lengkap, tapi belum mengenakan pistol, pet, dan sepatu. "Saya ingat apa yang harus saya perbuat dalam keadaan seperti ini. Pertama-tama saya harus tenang. Saya ingat dengan seketika, refleks dan ingat pepatah jawa, aja kagetan, aja gumunan, aja dumeh, saya langsung kumpulkan semua informasi," ujar dia.