Selasa, 15 September 2015

Latihan Para Raider Tiga Hari Tidak Makan

  raider

650 personel Batalyon Infanteri Lintas Udara (Yonif Linud) 503 Mayangkara ditempa latihan keras di tengah hutan belantara di pesisir selatan Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Selama 84 hari pasukan tempur TNI AD ini harus bertahan hidup tanpa dibekali makanan selama 3 hari di tengah hutan menjadi ujian berat bagi kesatuan ini.

Komandan Brigif Linud 18 Trisula, Kolonel Infanteri Febriel Buyung Sikumbang mengatakan, materi latihan dibagi dalam 3 tahap. Pertama, tahap basis yang berlangsung selama 8 minggu di Sidodadi, Malang, serta dua kali tahap latihan tempur yang berlangsung di Kompleks Taji dan Pantai Tamban, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.

“Tahap basis meliputi materi taktik dan teknik pertempuran. Tahap kedua di medan gunung dan hutan untuk mengaplikasikan materi yang sudah dipelajari dalam tahap basis. Tahap terakhir yang juga pengaplikasian tahap basis dilakukan di daerah rawa dan pantai,” kata Febriel kepada wartawan di lokasi usai upacara penutupan latihan pembentukan Pasukan Udara (Para) Raider di Pantai Tamban, Minggu (13/9/2015).

Latihan yang berlangsung selama 84 hari itu untuk meningkatkan kemampuan operasional personel Yonif Linud 503 Mayangkara. Jika sebelumnya memiliki spesifikasi operasional tempur segala medan dan cuaca, kini batalyon yang bermarkas di Mojokerto itu memiliki kemampuan khusus, yakni penyergapan musuh dan penyelamatan sandera dari tangan teroris (Raider).


Sedikitnya 285 personel Brigade Infanteri (Brigif) 18 Trisula dilibatkan dalam latihan kali ini sebagai pelatih dan pendukung. Dengan berakhirnya latihan tersebut, maka nama Yonif Linud 503 Mayangkara kini menjadi Yonif Para Raider 503 Mayangkara.

Sementara itu Komandan Yonif Para Raider 503 Mayangkara, Letkol Infanteri Andre Julian yang ikut sebagai peserta latihan mengatakan, kendala berat yang dialami selama latihan adalah pertahanan fisik terhadap kondisi medan yang tergolong ekstrem.

Terlebih lagi, setiap peserta juga harus mampu bertahan hidup selama 3 hari di rawa bakau dan hutan belantara tanpa bekal makanan dan minuman sedikit pun.

“Latihan survival (bertahan hidup) itu kemampuan kami untuk bertahan saat tidak bisa keluar untuk mendapatkan makanan. Ada dua lokasi, pertama di hutan dan gunung, yang ke dua di rawa pantai. Jadi kami makan apa adanya di tempat itu,” ungkapnya.

Meski terasa berat, Andre bersyukur kini kemampuan tempur anggotanya di Yonif Para Raider 503 Mayangkara meningkat. “Dari segi fisik, taktik, kemampuan kami bertambah. Kami bisa ditugaskan dimana saja di Indonesia dan dalam bentuk tugas apa saja, termasuk melawan terorisme,” ujarnya.

Penutupan latihan pembentukan Yonif Para Raider 503 Mayangkara diakhiri dengan simulasi penyelamatan sandera dari tangan teroris. Batalyon ini merupakan satuan pasukan tempur di bawah Brigif 18 Trisula. Sementara Brigif 18 sendiri di bawah kendali Divisi Infanteri 2 Kostrad.

Detik.com

ToT dan Lisensi Senjata SS Pindad untuk Uni Emirat Arab

  ss2pindad-25Bandung – PT Pindad menjalin kerja sama industri pertahanan dengan Uni Emirat Arab (UAE) serta penjajakan pengembangan sejumlah alat utama sistem persenjataan.

“Kami apresiasi dukungan Kepala Negara, para menteri dan seluruh instansi terkait yang mendorong terbentuknya kerja sama industri pertahanan Pindad dengan mitra strategis dari UAE,” kata Direktur Utama Pindad, Silmy Karim dalam siaran pers yang diterima Antara, di Bandung, Senin (14/9).

Kerja sama yang ditandatangani di sela-sela kunjungan Presiden RI, Joko Widodo, Minggu 13 September 2015 di Abu Dhabi merupakan terobosan bagi produk alat utama sistem persenjataan (alutsista) buatan Pindad ke pasar Timur Tengah.

Kerja sama yang berhasil dijalin oleh Pindad mencakup rencana Transfer of Technology dan lisensi dari senapan serbu SS2 dan distribusi serta pemasaran aneka produk amunisi ke negara-negara Timur Tengah melalui mitra strategisnya, Continental Aviation Services (CAS).

Sebaliknya dari UAE, pihak CAS yang bekerja sama dengan Rheinmetall Defense (RhD) Canada, akan melakukan alih teknologi dan investasi untuk penjajakan pembuatan remote weapon system (RWS) dengan merk Pindad yang bisa dipasarkan untuk kebutuhan domestik TNI dan Polri atau pasar di Asia Tenggara.

RWS Rheinmetall
RWS Rheinmetall

“Kami sepakat untuk bekerja sama dengan Pindad sebagai ‘special hub’ bagi produk RWS kami untuk pasar di Indonesia dan Asia Tenggara,” kata Juergen Fiebig CEO dari CAS.

Selain dua nota kesepahaman tersebut kini Pindad tengah menjajaki rencana pembuatan tank boat dengan kanon 105mm.

Produk terbaru ini merupakan inovasi hasil kerja sama Pindad dengan produsen kapal PT Lundin dari Banyuwangi dan produsen kanon 105mm Cockerill, Belgia.

Canon Tank Boat Lundin
Canon Tank Boat Lundin

Pihak berwenang UAE telah mengadakan pembicaraan dan perumusan kerja sama untuk pemesanan sejumlah tank boat buatan Indonesia tersebut.

“Kami dengan mitra dari UAE membahas potensi pengadaan sekitar 100 unit tank boat ini akan menjadi ekspor besar bagi industri pertahanan Indonesia ke UAE,” kata Direktur PT Lundin, Liza Lundin.

Suara Pembaruan

Pindad Bangun Pabrik Senjata di Abu Dhabi

  Tank medium Pindad akan menggunakan kubah meriam 105mm CV-CT buatan CMI Belgia (photo : Defense Studies)
Tank medium Pindad akan menggunakan kubah meriam 105mm CV-CT buatan CMI Belgia (photo : Defense Studies)

Kunjungan kenegaraan Presiden Joko Widodo ke Uni Emirat Arab berlangsung efektif dan sejumlah kesepakatan ditandatangani dalam kunjungan ini.

Kedatangan Presiden Jokowi disambut oleh Putera Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed Al Nahyan. Setelah upacara penyambutan usai, kedua tokoh langsung melakukan pertemuan bilateral.

“Pembicaraan dengan crown prince dilakukan dengan bersahabat dan kedua pemimpin membahas beberapa hal. Pertama mengenai isu-isu terkait dengan non ekonomi. Saat ini kedua menlu menandatangani MoU kerja sama untuk combating human trafficking,” tutur Menlu Retno LP Marsudi di Hotel Emirates Palace, Abu Dhabi, Senin (14/9/2015).


Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh menteri luar negeri kedua negara di kantor kementerian luar negeri UEA. Selain itu ada pula kesepakatan kerja sama di bidang pertahanan.

“Presiden dan crown prince bahas kemungkinan kerja sama pertahanan. Dalam konteks kerja sama pertahanan, Presiden juga sampaikan tawaran untuk kerja sama produk strategis,” papar Menlu.

Tindak lanjut dari kesepakatan itu adalah kerja sama antara PT Pindad dengan dua perusahaan Abu Dhabi. Salah satunya akan membuatkan pabrik untuk Pindad di Abu Dhabi.

Detik.com

Senin, 14 September 2015

Pangdam Wirabuana Ingatkan Kapolda Sulselbar soal Arogansi Polisi

KOMPAS.com/Hendra Cipto Kepala Polda Sulselbar, Inspektur Jendral (Irjen) Polisi Pudji Hartanto Iskandar menemui Pangdam VII Wirabuana, Mayor Jendral (Mayjen) TNI Bachtiar, Pangkosek II Makassar Marsekal Pertama Andryawan, Danlantamal VI Makassar Laksamana Pertama Edi Surdjanto di Kodam VII Wirabuana Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Senin (14/9/2015).

Panglima Kodam VII Wirabuana Mayor Jenderal TNI Bachtiar mengingatkan Kepala Polda Sulselbar Inspektur Jenderal Polisi Pudji Hartanto Iskandar soal arogansi anggota polisi.

"Perselisihan anggota TNI-Polri di Polman (Polewali Mandar) dipicu persoalan arogansi anggota. Jadi saya meminta kepada Kapolda Sulselbar agar menghentikan aksi arogansi anggotanya. Jika arogansi anggota hilang, komunikasi dan sinergitas bisa terjalin," kata Bachtiar.

Hal ini diungkapkan Bachtiar dalam pertemuannya dengan Kapolda Sulselbar, Pangkosek II Makassar Marsekal Pertama Andryawan, Danlantamal VI Makassar Laksamana Pertama Edi Surdjanto di Markas Kodam VII Wirabuana Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (14/9/2015).

Bachtiar juga meminta, agar anggota Polri yang memegang senjata tidak terlalu mencolok. Dalam arti, anggota polisi yang membawa senjata hanya untuk di tempat-tempat tertentu saja seperti penjagaan di kantor bank dan tempat sejenis lainnya. "Jadi anggota yang mesti membawa senjata, jangan diberikan. Karena senjata itu banyak 'setannya'. Ya kalau anggota lagi penjagaan di bank, wajar-wajar saja. Tapi kalau hanya patroli saja, tidak usah selempangkan senapan laras panjang," kata Bachtiar.

Menanggapi kritikan itu, Pudji mengatakan akan menghilangkan arogansi anggota di jajarannya. Namun terkait dengan anggota yang membawa senjata di tempat-tempat tertentu, Pudji akan membahasnya dengan Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti.

"Saya akan memberikan arahan kepada 600-an pejabat di jajaranku yang kemudian disampaikan ke puluhan ribu anggota Polri di Sulselbar. Tapi, untuk anggota yang membawa senjata, saya akan bahas dulu di tingkat pusat," tandas Pudji. 
 

SU-35 Jadi Prioritas di Tengah Ancaman Pemotongan Budget

  Sukhoi Su-35
Sukhoi Su-35

TNI akan memprioritaskan pembelian pesawat tempur Su-35 juga pembelian radar, kapal selam kilo class dan frigates, dalam anggaran fiskal 2016.

Mennanggapi rencana pemotongan anggaran, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, akan memerintahkan pengurangan pembelian senjata senjata baru tapi memprioritaskan yang dibutuhkan untuk menghadapi ancaman nyata yang sedang dihadapi oleh negara ini.

“Dengan anggaran yang tersedia kami mencoba mengatur sesuai dengan kebutuhan kami. Kami akan mengevaluasi dan membuat daftar prioritas.” ujar Jenderal Gatot kepada wartawan di sela pertemuan dengan DPR, seperti dilaporkan Jakarta Post, hari Jum’at lalu.


Sebagai satu contoh, pada tahun 2016, TNI AU memprioritaskan pembelian radar dan pesawat tempur SU-35 dimana AL juga menargetkan pembelian kapal selam kilo-class, firgates dan radar. Dia menolak untuk memberikan daftar prioritas yang lebih rinci.

“Sebagaimana rencana kami untuk mengubah Indonesia menjadi Poros Maritim, kami harus menguatkan kehadiran TNI baik di udara maupun di laut” kata Jenderal Gatot.

Pemerintah Indonesia berencana untuk memotong alokasi anggaran pertahanan tahun depan sebesar 6.3 persen atau sekitar Rp7 trilyun (USD490 million). Sebelumnya TNI memerlukan tambahan anggaran sebesar Rp35 trilyun (USD2.3 billion) untuk memenuhi target Minimum Essential Force (MEF).

Defenseworld.net
Kiriman dari: Gang4/Jkgr.

Gudang Rudal Denhanud 474 Wing 1 Paskhas

 

qw3-paskhas

TNI AU terus memperkuat diri untuk menjaga kedaulatan udara NKRI. Detasemen Pertahanan Udara (Denhanud) 474 Wing I Paskhas TNI AU mulai membangun arsenal (gudang senjata) di markasnya kawasan Sendangtirto, Berbah, Sleman. Selain untuk penyimpanan amunisi, arsenal itu juga bakal diisi 200 unit rudal panggul pertahanan udara QW-3 buatan Tiongkok.

Selain menambah persenjataan, penyegaran personel rutin dilakukan untuk mendinamisasikan kehidupan organisasi di lingkungan Paskhas. Melalui rotasi jabatan seperti pada jabatan Komandan Denhanud 474 Paskhas TNI AU yang diserahterimakan Sabtu (12/9/2015).

Komandan Wing I Paskhas TNI AU, Kolonel Pas Anis Nurwahyudi menjelaskan, sebuah gudang senjata kini dalam proses pembangunan di komplek markas Denhanud 474 Paskhas. Selain dipakai sebagai tempat penyimpanan amunisi, gudang itu sekaligus akan dipakai untuk menyimpan rudal QW-3. Pihaknya menargetkan pembangunan fisik gudang itu bisa segera diselesaikan.

Pihaknya berharap hingga akhir tahun 2015 ini sebanyak 200 unit rudal QW-3 berikut amunisinya bisa didatangkan ke Denhanud 474 Paskhas untuk disimpan di gudang tersebut.

“Gudang amunisi mulai dibangun di belakang [komplek], tahun ini mudah-mudahan senjata rudal sudah bisa mendukung pertahanan udara. Sebanyak 200an rudal. Target akhir tahun ini gudang itu bisa terlaksana,” terangnya seusai memimpin sertijab Komandan Denhanud 474 Paskhas TNI AU di Berbah, Sleman, Sabtu (12/9).


Ia menambahkan, sebelumnya anggota Denhanud 474 sudah terbiasa memakai rudal QW-3. Hanya saja amunisi rudal tersebut masih tersimpan di pusat gudang persenjataan di Batalyon 463 Paskhas Madiun. “Belum ada [gudang senjata rudal], sementara ditempatkan di Madiun,” ujarnya.

Dengan didatangkannya rudal ke Denhanud 474 Paskhas diharapkan bisa mendukung rencana strategis pertahanan udara selama lima tahun ke depan. Peningkatan sumber daya manusia terkait penggunaan rudal juga telah dilakukan dengan menyekolahkan personel Paskhas ke tempat pembuatan senjata tersebut. Pihaknya juga mengupayakan kebutuhan personel sampai 100%, saat ini untuk Denhanud 474 sudah ada sekitar 90% dari jumlah ideal pasukan.

Sementara itu Komandan Denhanud 474 Paskhas Letkol Pas Habdul Manan digantikan oleh Mayor Pas Heru Widodo. Habdul Manan selanjutnya menduduki jabatan baru sebagai Wadan Pusdiklat Paskhas Bandung. Pejabat baru Mayor Pas Heru Widodo, sebelumnya menjabat sebagai Wakil Komandan Batalyon 466 Makassar. Serah terima jabatan secara militer dilakukan di Lapangan Denhanud 474 Paskhas, Sabtu (12/9/2015).

Anis Nurwahyudi menegaskan, dalam pelaksanaan setiap operasi pertahanan udara, pasti terdapat peluang dan kerawanan dalam melaksanakan tugas. Karena itu dituntut seni kepemimpinan yang profesional. “Reward dan punishment harus diberlakukan untuk mendukung profesionalisme, agar prajurit solid dan pemimpin bisa dicintai prajuritnya,” ucapnya.

Sertijab ini sesuai SK Kepala Staf TNI AU Marsekal Agus Supriatna tentang pemberhentian dari dan pengangkatan tugas dan jabatan baru. Menurut Anis, pergantian pejabat merupakan hal biasa dan sebagai cerminan dinamika organisasi yang sehat.

 
Jogja.Solopos.com

UEA pesan kapal perang buatan Indonesia

UEA pesan kapal perang buatan Indonesia
KRI Banda Aceh (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)
mereka mengakui tertarik dengan kecanggihan kapal itu dan kita sudah menguasai kecanggihan dari A sampai Z jenis kapal tersebut
Uni Emirat Arab (UEA) mulai menegoisasikan ketertarikan negara itu untuk memesan produk kapal perang buatan PT PAL Indonesia.

Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) M Firmansyah Arifin di Surabaya, Minggu, mengakui beberapa negara telah melirik produk kapal perang Indonesia dan kecanggihan yang ditawarkan, serta beberapa sudah mulai bernegosiasi untuk pemesanan.

"Kita sedang bernegoisasi dengan UEA untuk kapal jenis LPD, seperti yang dipesan Filipina, karena mereka mengakui tertarik dengan kecanggihan kapal itu dan kita sudah menguasai kecanggihan dari A sampai Z jenis kapal tersebut," ucapnya.

Arifin mengatakan, ketertarikan UEA juga diungkapkan negara itu ketika melihat langsung kapal sejenis saat digunakan dalam evakuasi ekor pesawat AirAsia yang mengalami kecelakaan, yakni KRI Banda Aceh.

Sebelumnya, negara yang telah memesan dan kini sudah memasuki tahap akhir atau 70 persen pengerjaan adalah Filipina, yang memesan dua kapal perang tipe "strategic sealift vessel" (SSV).

Menurut Firmansyah, dua kapal perang berukuran panjang 123 meter dan lebar 21,8 meter itu adalah alat utama sistem senjata (alutsista) pertama yang diekspor Indonesia ke negara lain.

Pengiriman kapal pertama akan dilaksanakan dengan kontrak 28 bulan dan  akan diluncurkan pada Desember 2015, sementara kapal kedua sekitar 36 bulan.

Firmansyah menjelaskan, pengerjaan dua kapal perang Filipina dilakukan setelah perusahaan BUMN itu memenangkan tender internasional senilai 90 juta dolar AS melawan tujuh perusahaan termasuk dari Korea Selatan.

"Kita menang karena pengalaman. Pasalnya militer Filipina ingin yakin bahwa kapal yang dipesan itu sudah dipakai di negara kita," katanya.

Ia mengatakan, sesuai dengan peraturan pemerintah tingkat kandungan komponen dalam negeri (TKDN) kapal perang yang diekspor ke Filipina telah memenuhi regulasi, yakni antata 30 hingga 35 persen.

"Ke depan, kita telah membuat strategi jangka panjang, yakni bagaimana seluruh komponen kapal perang canggih berasal dari tangan-tangan anak negeri," katanya.