Radar Weibel
Pembelian satu skuadron Su-35 sebagai pengganti pesawat F-5 Tiger II merupakan salah satu program Renstra II 2015-2019. Selain itu, pembelian radar Weibel juga perlu dicermati. Berikut ini adalah rencana program pengadaan alutsista TNI AU dalam kurun 2015-2019 :
1. Melaksanakan program perpanjangan usia struktur ”Falcon Star” dan peningkatan kemampuan avionik ”Mid-Life Upgrade” untuk armada pesawat F16 A/B Block 15 Skadron Udara 3 lanud Iswahjudi.
2.Pengadaan peralatan kamera dan radar surveillance untuk pesawat B-737 MPA (Patroli Intai Maritim).
3.Mengajukan pengadaan pesawat Tanker kelas MRTT (Multi Role Tanker Transport)
4.Pengadaan pesawat Airborne Early Warning & Control (radar terbang),
5.Pengadaan pesawat Pengintai Maritim Strategis.
6.Pengadaan 1 unit radar rudal MLAAD (Medium and Low Altitude Air Defense),
7.Pengadaan 2 unit Radar Weibel
8.Melakukan proses refurbisment dan pengadaan rudal jarak pendek AIM-9 Sidewinder baru, serta berbagai pengadaan alutsista modern lainnya
9.Pengadaan pesawat pengganti F-5.
10.Usulan pengadaan pesawat intai Amfibi.
Serah Teirma radar Weibel ke Indonesia (photo; IndoMiliter.com)
Radar Weibel adalah buatan perusahaan Weibel Scientific asal Denmark yang memproduksi radar dengan prinsip doppler. Radar buatan mereka termasuk yang terdepan di Dunia. Weibel menyediakan berbagai radar untuk memenuhi kebutuhan pengukuran dan pelacakan yang berbeda.
Radar portable yang diincar TNI AU ini bersifat mobile dan dapat diangkut dengan mudah oleh pesawat angkut sekelas C-130 Hercules. Radar ini dapat beroperasi di segala cuaca. Moda operasinya dapat melacak terus-menerus suatu kawasan dalam putaran 360 derajat. Jarak pelacakannya antara 550 sampai lebih dari 1000 Km dan pengintaian pada jarak 250 sampai 400 Km.
Radar ini juga dilengkapi sistem Tx Synthetic Aperture untuk membuat gambar dari obyek, seperti lanskap dalam tampilan 2D atau 3D, memberikan resolusi spasial yang lebih baik daripada radar konvensional. Radar Weibel juga dilengkapi Rx Digital Multi Beam Phased array.
Semua radar Weibel memiliki muzzle velocity radar system, active protection radar system, sistem doppler, tracking Radar Systems, multi frekuensi, ranging radar untuk platform pihak ketiga, pelacakan multi sensor, dan sistem pengintai dan pelacak.
Seperti halnya satuan radar militer lainnya, radar Weibel dioperasikan oleh personel TNI AU, namun jalur komandoi untuk penggunaanya berada di bawah Kohanudnas (Komando Pertahanan Udara Nasional).
Penempatan radar Weibel segera dilaksanakan mengingat kecenderungan permasalahan perbatasan dengan Negara Tetangga dan kondisi geografis Indonesia yang masih terdapat blank area yang belum optimal tercover oleh radar, sehingga kerap memicu pelanggaran wilayah udara Indonesia oleh black flight.
Kini Radar Weibel Doppler akan mengawasi 17.508 pulau di Indonesia. Selain ke Indonesia, perusahaan Denmark ini, juga memasok radar Weibel ke NASA.
Namun, selama radar Indonesia masih buatan luar negeri, tetap saja akan ada kelemahannya yang bisa dieksploitasi negara pembuat dan sekutunya. Kecuali radar negara ini buatan dalam negeri.
Indomiliter.com