Minggu, 23 Agustus 2015

Helikopter NBO-105 TNI AL Lakukan Pendaratan di USS Fort Worth LCS-3

1635015_-_main
Untuk pertama kalinya, helikopter Puspenerbal TNI AL NBO-105 dengan nomer NV-409, sukses melakukan pendaratan di helipad USS Fort Worth LCS-3. Hal ini menjadi agenda dalam latihan militer CARAT (Cooperation Afloat Readiness and Training) Indonesia 2015 yang berlangsung di perairan Bali. Operasi pendaratan helikopter secara langsung menyiratkan peningkatan interoperabilitas antara kekuatan TNI AL dan AL AS.
USS Fort Worth
USS Fort Worth
USS Fort Worth saat berada di Singapura
USS Fort Worth saat berada di Singapura
Seperti diketahui, CARAT adalah serangkaian latihan di level AL yang melibatkan hubungan kerjasama bilateral antara AS dengan militer dari sembilan negara mitra di Asia Selatan dan Asia Tenggara. CARAT Indonesia 2015 berlangsung dalam periode 3-10 Agustus 2015, dalam latihan ini termasuk dilakukan operasi pendaratan amfibi, peperangan permukaan, latihan perang anti-kapal selam, pelatihan penyelamatan, patroli dan intai maritim.
Yang menarik dari momen ini adalah kehadiran USS Fort Worth, selain sarat teknologi canggih, kapal berdesain futuristik ini di awal kehadirannya di Asia Tenggara sempat mengundang polemik, pasalnya kapal LCS ini pernah digadang AS untuk ditempatkan dalam meronda di Selat Malaka yang rawan perompakan. Terlebih AS akan menjadikan Singapura sebagai basis pangkalan armada kapal-kapal perangnya. Secara langsung, beberapa LCS menjadi bukti kesiapan armada AL AS untuk melakukan operasi laut di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk menyikapi eskalasi di Laut Cina Selatan.

Sekilas USS Fort Worth LCS-3
Program Litoral Combat Ship (LCS) merupakan pengembangan dan pengadaan kapal perang AL AS yang tujuan utamanya menggantikan kapal perang yang kelasnya di bawah perusak (destroyer). Label LCS kalau diterjemahkan secara bebas berarti “kapal perang untuk wilayah pesisir.” Di lingkungan AL AS, LCS diartikan sebagai “kapal perang permukaan berukuran relatif kecil, berkecepatan tinggi, lincah dalam manuver, harga relatif murah (dibandingkan perusak), mampu berinteraksi dengan alutsista lain dalam lingkungan network centric serta bersifat modular, dimana setiap modul tersedia modul misi yang dikonfigurasi sesuai tuntutan misi yang spesifik, seperti misi peperangan atas air, anti kapal selam, pengawasan dan pengintaian, patroli alur laut, pertahanan pantai, netralisasi ranjau, hingga dukungan operasi pasukan khusus.
USS Fort Worth saat berada di Bali
USS Fort Worth saat berada di Bali
Rombongan taruna AAL saat berkunjung di USS Fort Worth
Rombongan taruna AAL saat berkunjung di USS Fort Worth
Dirunut dari segi bobot, LCS berada di antara korvet (600 – 2.000 ton) dan frigat (2.000 – 4.000 ton). Namun kapabilitas misi yang diemban LCS terkesan ‘tanggung.’ Dengan bekal modul misi yang bisa dikonfigurasi, kapabilitas misi LCS bahkan melampaui frigat.
USS Fort Worth LCS-3 masuk dalam keluarga Freedom Class, karena unit perdana yang diluncurkan adalah USS Freedom LCS-1. Kapal perang canggih ini dibuat oleh Lockheed Martin, AS, dengan tahun order pembuatan pada 2009. USS Foth Worth ditenagai dua mesin Rolls-Royce MT30 36 MW gas turbines, 2 Colt-Pielstick diesel engines, dan 4 Rolls-Royce waterjets. Dengan racikan kekuatan elemen-elemen mesin tersebut, kapal ini dapat melaju hingga kecepatan 45 knots (setara 83 km per jam) pada sea state 3. Jauh lebih cepat dari laju maksimum KCR (Kapal Cepat Rudal)-40/60 TNI AL yang hanya mampu digeber sampai 30 knots.
Sebagai kapal pesisir dengan daya gempur setara frigat, USS Fort Worth mampu berlayar terus menerus selama 21 hari. Jarak jelajah kapal ini bisa mencapai 6.500 km pada kecepatan jelajah 18 knots. Untuk bekal persenjataan, ada racikan kanon BAE Systems Mk 110 57 gun (kanon ini merupakan varian terbaru dari kanon Bofors 57 mm MK.2 yang terpasang pada FPB-57 TNI AL), kemudian ada bekal RIM-116 Rolling Airframe Missiles, torpedo MK50, 2x kanon Bushmaster kaliber 30 mm, dan empat pucuk SMB M2HB 12,7 mm.
Rasanya tak sulit bagi pilot helikopter ringan NBO-105 Puspenerbal TNI AL untuk mendarat di helipad USS Fort Worth, pasalnya deck helipad dirancang cukup lapang, helipad mampu menampung 2 unit helikopter sedang MH-60R/S Seahawks atau 2 unit drone helikopter MQ-8 Fire Scout. (Gilang Perdana)

Spesifikasi USS Fort Worth LCS-3
Kontraktor utama: Lockheed Martin
Dimensi: panjang 118,6 meter; beam 17,7 meter; draft 4,1 meter
Bobot tempur maks: 3.200 ton
Kecepatan maks: 45 knots
Kecepatan jelajah : 18 knots
Jarak jelajah: 6.500 km pada kecepatan jelajah 18 knots
Awak: 35-50 core crew, 75 mission crew (Rotating crews)

Pangkalan TNI AL Sorong Menjadi Pangkalan Utama

pangkalan tni al
Pangkalan TNI AL (Lanal) Sorong naik status dari Pangkalan Kelas B menjadi Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) XIV.
Upacara penaikkan status tersebut dipimpin langsung Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi di Mako Lantamal XIV Jalan Bubara no 1 Sorong Kota, Papua Barat, Jumat (21/8).
Peningkatan status itu sebagai rangkaian pelaksanaan Validasi Organisasi yang tertuang pada Peraturan Panglima TNI No.12 tahun 2015 tanggal 9 Juni 2015 tentang Pengesahan Validasi Organisasi dan Tugas Lantamal XII Pontianak, Lantamal XIII Tarakan, dan Lantamal XIV Sorong.
Peningkatan kelas itu juga didasari Peraturan Kasal Nomor 5 tahun 2015 tanggal 30 Juni 2015 tentang Peningkatan Pangkalan TNI Angkatan Laut Kelas B Sorong Menjadi Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut XIV.
Peresmian ditandai dengan pembukaan tirai papan nama Lantamal XIV Sorong oleh Kasal. Kemudian dilanjutkan serah terima jabatan antara Danlanal Sorong Kolonel Laut (P) Kunto Tjahjono dengan Danlantamal XIV Kolonel Laut (P) Samsudin Safari Panjaitan.
Upacara dimeriahkan dengan demonstrasi kolone senapan, tarian adat daerah, serta pengukuhan secara adat Danlantamal XIV Kolonel Laut (P) Samsudin Safari Panjaitan sebagai warga kehormatan Papua Barat. Hadir pada acara tersebut Gubernur Papua Barat Abraham Octavianus Atururi, Wali Kota Sorong Lambert Jitmau, Para tokoh adat dan tokoh masyarakat Papua Barat.
Selanjutnya, para pejabat utama Mabesal dan para pemimpin Kotama TNI Angkatan Laut, Pangarmatim Laksda TNI Darwanto, Danrem 171/PVT Brigjen TNI Purnawan Widi Andaru, Kapolda Papua Barat Brigjen Royke Lumowa, Ketua Umum Jalasensatri Ny. Endah Ade Supandi, serta segenap pejabat instansi sipil dan militer di Provinsi Papua Barat.
Dalam sambutanya, Ade menyampaikan bahwa peningkatan status Lanal Sorong menjadi Lantamal XIV diharapkan dapat mewujudkan gelar pangkalan TNI Angkatan Laut (AL) yang ideal guna meningkatkan dukungan logistik dan administrasi bagi unsur-unsur TNI Angkatan Laut yang beroperasi di Perairan Wilayah Timur Indonesia khususnya di Wilayah Provinsi Papua Barat.
Salah satu faktor yang mendasari perubahan status Lanal Sorong menjadi pangkalan utama adalah konsep gelar pangkalan TNI Angkatan Laut, di mana gelar kekuatan diarahkan di daerah-daerah perbatasan dan rawan konflik.
Dalam konteks ini, Wilayah Papua yang berbatasan langsung dengan Negara Palau, Australia dan Papua Nugini, memerlukan peningkatan kemampuan Pangkalan TNI Angkatan Laut untuk menciptakan keamanan perairan perbatasan.
Perairan Sorong pun berdekatan dengan keberadaan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) III, merupakan salah satu alur pelayaran internasional yang memiliki potensi kerawanan tinggi terhadap kemungkinan terjadinya berbagai gangguan keamanan di laut, sehingga perlu pengawasan maksimal, terus menerus dan intensif.
“Ditinjau dari aspek geopolitik dan geostrategi, pengembangan lantamal XIV Sorong merupakan bentuk komitmen TNI Angkatan Laut dalam mendukung Visi Poros Maritim Dunia,” kata Ade.
Hal ini menjadi lebih penting karena ke depan Pelabuhan Sorong akan dikembangkan menjadi salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia, sebagai bagian dari jalur utama tol laut yang akan menjadi salah satu pusat distribusi logistik dan perdagangan di wilayah timur.
Menurut Ade, berbagai kerawanan yang terjadi di wilayah perairan, bukan semata-mata diakibatkan oleh tindak pidana di laut, namun juga dapat disebabkan oleh berbagai akses yang merupakan kelanjutan dari aktivitas di darat.
Upaya pencegahan ini, memerlukan antisipasi dan kewaspadaan yang tinggi, serta koordinasi dan kerja sama yang baik antar aparat keamanan, pemerintah dan masyarakat.

Suara Pembaruan

Hornet Australia Datangi Elang Ausindo 2015

8-pesawat-f-18-australia-mendarat-di-lanud-el-tari-kupang
TNI AU dan Angkatan Udara Australia menggelar latihan bersama bertajuk Elang Ausindo 2015. Dalam latihan ini, Australia mengerahkan delapan Pesawat Tempur F-18 Hornets.
Mereka juga mengirimkan pesawat C-17 Globe Master. Pesawat-pesawat canggih ini telah mendarat di Lanud El Tari Kupang. Sementara TNI AU mengerahkan 5 Pesawat tempur F-16 dari Skadron Udara 3 Iswahyudi, 1 Pesawat Helly Super Puma dari Skadron Udara 6 Atang Sanjaya (Bogor) dan 1 Pesawat C-130 Hercules A-1327 dari Skadron Udara 31.
Kedatangan Pesawat Tempur tersebut disambut langsung oleh Danlanud El Tari Kolonel Pnb Andi Wijaya di Apron Lanud El Tari Kupang, Jum’at. (21/08). “Pesawat Tempur F-16 dari Skadron Udara 3 Iswahyudi akan melaksanakan latihan tempur bersama dengan Pesawat Tempur F-18 milik RAAF dengan tujuan untuk meningkatkan kerjasama di bidang pertahanan antar kedua negara,” kata Kolonel Andi.
Latihan bersama Elang Ausindo TA 2015, antara TNI Angkatan Udara Indonesia dengan Australia dimulai tanggal 21-29 Agustus 2015 di Pangkalan Udara Lanud El Tari sebagai tuan rumah. Selanjutnya latihan akan digelar di Australia. “Selain itu juga untuk meningkatkan kemampuan para personel TNI AU dalam menunjang tugas dan tanggung jawab untuk mempertahankan NKRI,” tutupnya.

Merdeka.com

Indonesia Jajaki Pembelian S-300 Rusia

S-300 air defense system (RIA Novosti / Valeriy Melnikov)S-300 air defense system (RIA Novosti / Valeriy Melnikov) Kerjasama Indonesia Rusia di bidang militer terus berkembang. Atase Pertahanan RI untuk Rusia, Kolonel (Pnb), Andi Kustoro, mengatakan TNI terus berupaya menyempurnakan alutsista-nya. Salah satunya dengan berupaya memodernisasi kemampuan peralatan tempur.
Menurut Andi, salah satu peralatan tempur yang sudah direncanakan adalah untuk menambah koleksi tank amfibi BMP3F, membeli simulator helikopter untuk Angkatan Darat, serta menjajaki pembelian S-300.
Atase Pertahanan RI untuk Rusia, Andi Kustoro (kanan) saat memberikan keterangan (GATRAnews/Svet Zakharov)
Atase Pertahanan RI untuk Rusia, Andi Kustoro (kanan) saat memberikan keterangan (GATRAnews/Svet Zakharov)
“Saat ini, Indonesia juga sedang berupaya membeli pesawat Sukhoi generasi 4++. Yaitu pesawat tempur serbaguna, supermanuvre, yang juga memiliki kemampuan stealth,” tutur Andi.
Tak hanya itu, kemampuan dan daya juang pesawat tempur Indonesia juga terus ditingkatkan. “Para pilot Sukhoi terus dikirim ke pangkalan udara Rusia di Krasnodar hampir setiap tahun,” katanya.

Gatra.com

Menhan Uji Roket R-Han 122B

image
Kementerian Pertahanan bersama Konsorsium Roket Nasional melaksanakan Uji Dinamik 2 Roket R-Han 122B hasil penyempurnaan. Uji coba disaksikan oleh Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di Balai Produksi dan Pengujian Roket LAPAN, Pamengpeuk, Garut, Kamis (20/8).
Konsorsium Roket Nasional yang terdiri dari Kemhan, Kemristek dan Dikti, LAPAN, PT. DI, PT. Pindad, PT. Dahana, PT. Krakatau Steel, ITB dan ITS telah mengembangkan roket kaliber 122 mm dengan panjang propelan 2 meter dengan nama R-Han 122B yang mampu menjangkau sasaran darat ke darat sejauh 23 km.
Roket R-Han 122B merupakan salah satu dari tujuh Program Strategis Nasional untuk memenuhi Kebutuhan Alutsista TNI. Arah pengembangan Roket Nasional adalah memenuhi spesifikasi teknis pengguna yakni RX-1220. Karena itu, R-Han 122B yang dikembangkan saat ini adalah dalam kerangka pencapaian sasaran tersebut. Program Roket R-Han 122B dimulai Tahun 2014 dengan biaya APBN.
Uji Dinamik 2 ini merupakan perbaikan minor dalam penyempurnaan bidang desain untuk memperbaiki trajectory atau lintasan stabilitas dan jarak capai dari Uji Dinamik 1 yang telah dilaksanakan pada bulan Juni 2015 sebagai implementasi dari Konsorsium pada tahun 2014. Pada Uji Dinamik ke 2 Roket R-Han 122B ini dilakukan sebanyak 6 unit roket dengan desain Roket RM 70 Grad Marinir.
Selain menjadi salah satu forum pembelajaran dalam mengejar teknologi peroketan di lingkungan Kemhan dan TNI, Uji Dinamik Roket R-Han 122B ini juga digunakan sebagai wadah koordinasi guna mewujudkan sinkronisasi, serta sebagai sarana evaluasi dan diskusi dalam proses penyelenggaraan kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang pertahanan antar industri pertahanan.
Melalui forum ini pula, diharapkan dapat diperoleh kesamaan visi dan persepsi maupun pemahaman tentang mekanisme kerja roket dan bagaimana mengoperasionalkan dan merawat roket secara baik dan benar dalam meningkatkan kualitas produk dan mengurangi ketergantungan terhadap produk luar negeri.
image
Kegiatan penyempurnaan oleh Konsorsium diharapkan mendapatkan hasil yang maksimal, sehingga kedepan akan didorong untuk memenuhi kebutuhan TNI AL sebagai pengguna awal. Bila program ini berhasil, maka Kemhan juga akan terus mendorong pemenuhan kebutuhan Roket dari dalam negeri dengan berbagai spektek untuk memenuhi kebutuhan Tri Matra (TNI AD, TNI AL, dan TNI AU).
Sementara itu Menhan mengatakan, peluncuran Roket R-Han 122B ini adalah bagian dari usaha Bangsa Indonesia untuk membangun kekuatan pertahanan yang berdaya tangkal tinggi guna menjamin kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI dan keselamatan segenap bangsa.
Pemerintah telah menetapkan tujuh Program Strategis Nasional di bidang Alutsista, salah satu diantaranya adalah Roket Pertahanan atau disingkat R-Han. Program Roket R-Han 122B ini adalah pelaksanaan dari Program Nasional Strategis yang dinanti-nantikan banyak pihak, karena keberhasilan program ini akan menorehkan sejarah hasil karya anak bangsa.
Menhan menyambut baik capaian pengembangan Roket R-Han 122B yang merupakan hasil penyempurnaan dari uji coba sebelumnya. Hasil yang sudah diperoleh saat ini memiliki nilai strategis dalam membangun Industri Pertahanan yang mandiri serta mampu memproduksi Alutsista yang canggih dimasa depan. “Saya menaruh perhatian yang tinggi terhadap program Roket R-Han 122B ini untuk dapat dituntaskan dan kelak menjadi kekuatan Alutsista TNI”, ungkap Menhan.

DMC.Kemhan.go.id

Brimob akan Dilatih Inggris Ketimbang TNI

brimob
Belum jelasnya realisasi latihan bersama dengan TNI membuat Polri mulai mencari alternatif lain. Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Badrodin Haiti mengatakan latihan bersama satuan dari negara lain pun masuk dalam alternatif.
“Jika memang TNI tidak melakukannya maka kita bisa dari negara lain, salah satunya Inggris,” kata Badrodin saat ditemui di Mabes Polri, Jumat (21/8).
Badrodin menjelaskan, pelatihan dengan satuan dari Inggris tidak akan dilakukan di tanah Ratu Elizabeth melainkan di tempat latihan tertentu. Artinya, pelatih dari Inggris akan dipanggil ke Indonesia.
Perihal satuan mana yang akan dipilih, kepolisian atau militer, Badrodin mengungkapan bahwa semua itu akan tergantung situasi yang ada.
Meski begitu, rencana latihan dengan Inggris belum jelas pelaksanaannya. Badrodin mengatakan bahwa penjajakkan akan dilakukan sesegera mungkin.
“Semua akan kita jajaki nanti, latihannya gabungan tergantung kemampuan yang kami minta,” katanya.
Hingga kini belum ada latihan resmi yang dilakukan TNI dan Polri. Kerjasama biasanya dilakukan per kasus.
Wacana agar tim Brigade Mobil (Brimob) Polri menggelar latihan bersama dengan anggota TNI sudah didegungkan sejak lama tapi hingga kini belum ada realisasinya. Padahal latihan tersebut awalnya dicanangkan agar Polri bisa memiliki kemampuan lebih untuk menaklukkan kelompok teroris yang bermukim di medan pegunungan.
“Kita sebenarnya ada beberapa alternatif jika nantinya TNI tidak jadi melakukannya,” kata Badrodin aaat ditemui di Mabes Polri, Jumat (21/8).
brimob-2
Sebenarnya, kata Badrodin, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sudah memberikan jawaban perihal wacana latihan tersebut.
Namun lantaran jawabannya tidak sesuai dengan keinginan Polri, maka Polri pun mempertimbangan berbagai alternatif lainnya.
“Jawaban Panglima adalah latihan tidak dilakukan di Batujajar (markas latihan Komando Pasukan Khusus), melainkan di Resimen Induk Kodam,” katanya.
Menurut Badrodin seandainya latihan di Rindam maka latihan yang akan diterima anggota Polri tidak ada yang berbeda. Padahal yang dibutuhkan Polri sekarang adalah latihan yang sifatnya lebih kepada bertahan hidup.
“Yang anggota Polri perlukan adalah kemampuan untuk bisa melakukan penjajakan di hutan dan bagaimana melakukan evakuasi di hutan.”

CNN Indonesia.

Badan Cyber Nasional di Bawah Presiden

image
Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, mengatakan serangan melalui dunia maya (cyber attack) merupakan salah satu ancaman nyata bagi Indonesia, selain masalah lain, seperti terorisme, bencana alam, pencurian ikan, dan narkoba.
“Itu termasuk ancaman nyata. Bahkan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, sekitar dua minggu lalu juga telah merekrut ahli-ahli teknologi informasi profesional untuk dijadikan pasukan siber,” ujar Ryacudu, di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (19/8/2015).
Ryamizard mengatakan, serangan siber ini harus dipahami dan dicegah. Karena itu dia setuju dengan rencana pembentukan Badan Siber Nasional yang digaungkan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan periode 2014-2015, Tedjo Purdijatno.
Bahkan, Kementerian Pertahanan sudah mempersiapkan peralatan terkait pertahanan maya. “Termasuk juga mencari ahli-ahli teknologi informasi,” tuturnya.
Dia juga setuju jika nantinya Badan Siber Nasional itu berada di bawah presiden. “Nantinya bisa seperti itu. Amerika Serikat juga melakukan hal yang sama,” ujarnya.
Wacana pembentukan Badan Siber Nasional pertama kali digaungkan Purdijatno pada awal Maret 2015.
Hal ini berkaca dari fakta sejumlah dokumen yang didapatkan mantan kontraktor badan intelijen Amerika Serikat (AS), Edward Snowden.
Dia mengungkap, operasi penyadapan Australia dan Selandia Baru terhadap jaringan telepon genggam terbesar di Indonesia dan juga sistem telekomunikasi sejumlah negara kecil di Kepulauan Pasifik.

Kompas.com