Arhanud TNI AD nampak optimal dengan deployment rudal penangkis
serangan udara Mistral besutan MBDA. Selain memasang rudal Mistral pada
platform rantis Pindad Komodo dan Renault Sherpa Light, melengkapi
operasional rudal berpemandu infra red tersebut, juga di datangkan
perangkat mobile radar sebagai pendukung kesiapan rudal berkategori
MANPADS (Man Portable Air Defence System) tersebut.
Sistem mobile radar yang dimaksud adalah MCP (Mistral Coordination
Post), perangkat ini masuk dalam paket Ground Based Air Defence (GBDA).
MCP juga dirancang oleh MBDA, dan ditempatkan dalam platform truk rantis
4×4. Dalam defile HUT TNI 214 di Lantamal Surabaya, nampak jelas MCP
kepunyaan Arhanud TNI AD menggunakan platform keluarga truk Mercedes
Unimog.
MCP punya peran sebagai wahana surveillance, command dan control
dari baterai Mistral yang tersebar di sekitaran obyek pengamanan. Meski
wujudnya hanya berupa kontainer kecil, MCP dilengkapi radar X band yang
mampu melakukan target detection, identification dan tracking. Untuk
menunjang operasionalnya, MCP yang hanya diawaki oleh seorang operator,
dibekali dengan perangkat ‘powerful computer.’
Sebagai pancar indra dari satuan tembak rudal Mistral, MCP mampu
mengendus sasaran dari jarak 30.000 meter dan sasaran yang ada di
ketinggian 4.000 meter. Untuk menghindari salah identifikasi sasaran,
sudah pasti di MCP dilengkapi fitur IFF (identification friend or foe).
Dalam teorinya, antar tiga unit MCP dapat saling terkoneksi. Dan
sebagai kepanjangan tangan Kohanudnas (Komando Pertahanan Udara
Nasional), MCP dapat selalu terus terkoneksi dengan komando di tingkat
atas.
Menurut pihak pabrikan, MCP dapat digelar dalam waktu kurang dari
lima menit. Bagaimana dengan potensi bahaya jamming dari pesawat musuh?
Lagi-lagi pihak pembuatnya menyebut MCP dilengkapi fitur very high level
of ECM (electronic countermeasure). Bagi Arhanud TNI AD, adopsi mobile radar sebagai mata indra rudal hanud bukan sesuatu yang baru, sejak pengadaan rudal Rapier, rudal RBS-70, dan rudal Grom,
tak lepas dari keberadaan radar-radar ‘mungil.’ Di luar TNI AD, Paskhas
TNI AU juga punya perangkat yang serupa, yakni Smart Hunter, digunakan
sebagai wahana deteksi dan intai untuk rudal QW-3. (Haryo Adjie)