Ilustrasi (dari film Enemy at The Gates)
Dengan mata nyalang yang
tajam bak elang, para penembak jitu mengintai dari teropong senapan
musuh, mengendap di semak-semak atau di atas gedung. Mereka dianggap
pahlawan bagi negaranya. Buku Sniper Training, Technique and Weapon yang
ditulis Peter Brookesmith tahun 2000 lalu, mencatat beberapa sniper
hebat. Siapa saja mereka?
Di buku tersebut, ada nama sniper legendaris Indonesia, Tatang Koswara, di dalamnya. Dia menempati urutan ke-14, sebagai penembak jitu terhebat sepanjang masa.
detikcom akan menyajikan 14 nama sniper terhebat dalam dua artikel. Berikut 7 nama pertama dari 14 penembak jitu yang ada di buku Peter Brookesmith, seperti dikutip, Kamis (26/2/2015):
Di buku tersebut, ada nama sniper legendaris Indonesia, Tatang Koswara, di dalamnya. Dia menempati urutan ke-14, sebagai penembak jitu terhebat sepanjang masa.
detikcom akan menyajikan 14 nama sniper terhebat dalam dua artikel. Berikut 7 nama pertama dari 14 penembak jitu yang ada di buku Peter Brookesmith, seperti dikutip, Kamis (26/2/2015):
(Foto: warhistoryonline.com)
1. Simo HayhaSimo Hayha merupakan
sniper legendaris asal Finlandia. Kiprahnya terjadi saat Winter War
(1939-1940) kala pasukan Rusia menyerang Finlandia saat musim dingin.
Sekitar 542 prajurit Rusia terkonfirmasi berhasil ditembaknya. Saat beraksi, Simo tidak menggunakan teleskop yang tidak memantulkan cahaya dan hanya menggunakan pisir besi sehingga sulit ditemukan. Dia bisa menembak musuh dari jarak lebih dari 400 meter.
Nyaris semua countersniper Rusia tewas di tangannya. Namun tak pelak Simo kena tembak musuh pula yang menghantam rahang kiri dan menghancurkan pipinya. Dia sempat koma karena tembakan itu.
Karena tak ada saraf yang rusak, maka Simo akhirnya bisa pulih dan hidup normal kendati wajahnya berubah. Dia sempat mengungkapkan rahasia suksesnya menjadi sniper adalah selalu berlatih. Dia dinaikkan pangkatnya dari kopral menjadi letnan dua dan dinobatkan sebagai Pahlawan Finlandia. Hayha meninggal dalam usia 96 tahun pada 1 April 2002 lalu.
Sekitar 542 prajurit Rusia terkonfirmasi berhasil ditembaknya. Saat beraksi, Simo tidak menggunakan teleskop yang tidak memantulkan cahaya dan hanya menggunakan pisir besi sehingga sulit ditemukan. Dia bisa menembak musuh dari jarak lebih dari 400 meter.
Nyaris semua countersniper Rusia tewas di tangannya. Namun tak pelak Simo kena tembak musuh pula yang menghantam rahang kiri dan menghancurkan pipinya. Dia sempat koma karena tembakan itu.
Karena tak ada saraf yang rusak, maka Simo akhirnya bisa pulih dan hidup normal kendati wajahnya berubah. Dia sempat mengungkapkan rahasia suksesnya menjadi sniper adalah selalu berlatih. Dia dinaikkan pangkatnya dari kopral menjadi letnan dua dan dinobatkan sebagai Pahlawan Finlandia. Hayha meninggal dalam usia 96 tahun pada 1 April 2002 lalu.
Ilustrasi (dari film Enemy at The Gates)
2. Erwin KoenigDari Wikipedia
disebutkan bahwa Erwin Konig atau Heinz Thorvald adalah nama dari
seorang sniper Wehrmacht handal yang terbunuh oleh sniper legendaris
Tentara Merah Vasily Zaytsev selama berkecamuknya pertempuran Stalingrad
tahun 1942-1943. Nama Konig disebut-sebut oleh Zaytsev dalam buku
memoarnya, "Notes of a Sniper", juga dalam buku non-fiksi besutan
William Craig yang terbit tahun 1973 berjudul "Enemy at the Gates: The
Battle for Stalingrad".
Tapi nama ini mengemuka tatkala diperankan dengan bagus sekali oleh aktor Ed Harris dalam film "Enemy at the Gates" (2001), yang menggambarkan duel sniper antara Zaytsev dan Konig selama hari-hari terakhir Pertempuran Stalingrad.
Identitas Erwin Koenig ini sempat dipertanyakan, karena tak ada catatan selain bersumber dari memoar Zaytsev. Zaytsev mencatatkan mengetahui identitas Koenig setelah merampas dokumen dari jasad Koenig dan terungkaplah dia adalah kepala sekolah sniper di Berlin.
Sebaliknya, dari pihak Jerman, tak ada catatan dokumen yang menunjukkan bahwa nama Erwin Koenig pernah bertempur. Dalam buku yang dibuat Peter Brookesmith, Koening tercatat berhasil menembak 500 musuh.
Tapi nama ini mengemuka tatkala diperankan dengan bagus sekali oleh aktor Ed Harris dalam film "Enemy at the Gates" (2001), yang menggambarkan duel sniper antara Zaytsev dan Konig selama hari-hari terakhir Pertempuran Stalingrad.
Identitas Erwin Koenig ini sempat dipertanyakan, karena tak ada catatan selain bersumber dari memoar Zaytsev. Zaytsev mencatatkan mengetahui identitas Koenig setelah merampas dokumen dari jasad Koenig dan terungkaplah dia adalah kepala sekolah sniper di Berlin.
Sebaliknya, dari pihak Jerman, tak ada catatan dokumen yang menunjukkan bahwa nama Erwin Koenig pernah bertempur. Dalam buku yang dibuat Peter Brookesmith, Koening tercatat berhasil menembak 500 musuh.
(Foto: warhistoryonline.com)
3. Nikolai Yakovlevich IlyinNikolai
Yakolevich Ilyin adalah sniper Tentara Merah Rusia di Divisi 50th Guard
Rifle yang juga berkiprah pada perang Stalingard pada 1942-1943. Dari
warhistoryonline.com mengatakan bahwa sekitar 494 musuh berhasil
ditembaknya, atau 496 musuh versi buku "Sniper Training, Techniques and
Weapon" yang ditulis Peter Brookesmith. Nikolai gugur dalam medan tempur
pada 4 Agustus 1943.
(Foto: rumantiki.ru)
4. Vasily Gregorievich ZaytsevVasily
Zaytsev adalah sniper legendaris dari kesatuan Tentara Merah Rusia yang
kiprahnya menjadi legendaris pada saat Perang Stalingard pada
1942-1943.
Zaytsev, menurut situs russiapedia.rt.com, berhasil menembak 300 tentara Nazi. Dalam kurun 10 November-17 Desember 1942 saja, ada 225 yang terkonfirmasi tewas, 11 di antaranya sniper.
Duel legendarisnya adalah dengan sniper SS Nazi Jerman, Erwin Koenig dalam Perang Stalingard. Zaytsev menulis memoar tentang duel dengan Koenig, yang tak ditemukan dalam dokumen dan catatan Jerman sehingga dipertanyakan eksistensinya. Duel itu akhirnya dimenangkan Zaytsev hingga difilmkan menjadi "Enemy of The Gates". Film "Enemy of The Gates" sendiri disutradarai Jean-Jacques Annaud, Zaytsev sendiri diperankan Jude Law, dan lawannya Erwin Koenig diperankan Ed Harris.
Pasca Perang Dunia II, akhirnya Zaytsev belajar lagi di universitas tekstil dan bekerja sebagai insinyur hingga menjadi direktur di pabrik tekstil. Dia meninggal pada 1991 dan dikubur di Kiev, padahal wasiatnya ingin dikubur di Stalingard. Wasiatnya terkabul saat perayaan 63 Tahun Perang Stalingard, jasadnya dikuburkan kembali dalam upacara militer di Mamayev Kurgan di Volgograd, nama teranyar Stalingard.
Zaytsev, menurut situs russiapedia.rt.com, berhasil menembak 300 tentara Nazi. Dalam kurun 10 November-17 Desember 1942 saja, ada 225 yang terkonfirmasi tewas, 11 di antaranya sniper.
Duel legendarisnya adalah dengan sniper SS Nazi Jerman, Erwin Koenig dalam Perang Stalingard. Zaytsev menulis memoar tentang duel dengan Koenig, yang tak ditemukan dalam dokumen dan catatan Jerman sehingga dipertanyakan eksistensinya. Duel itu akhirnya dimenangkan Zaytsev hingga difilmkan menjadi "Enemy of The Gates". Film "Enemy of The Gates" sendiri disutradarai Jean-Jacques Annaud, Zaytsev sendiri diperankan Jude Law, dan lawannya Erwin Koenig diperankan Ed Harris.
Pasca Perang Dunia II, akhirnya Zaytsev belajar lagi di universitas tekstil dan bekerja sebagai insinyur hingga menjadi direktur di pabrik tekstil. Dia meninggal pada 1991 dan dikubur di Kiev, padahal wasiatnya ingin dikubur di Stalingard. Wasiatnya terkabul saat perayaan 63 Tahun Perang Stalingard, jasadnya dikuburkan kembali dalam upacara militer di Mamayev Kurgan di Volgograd, nama teranyar Stalingard.
(Foto: Getty Image)
5. Lyudmila PavlichenkoSelama
Perang Dunia I dan II, Rusia diketahui paling banyak menggembleng
warganya nan cantik, cerdas, tapi punya naluri membunuh tinggi sebagai
penembak jitu atau sniper. Penembak jitu perempuan yang paling
legendaris adalah Lyudmila Pavlichenko. Dia lahir di Belaya Tserkov,
wilayah Ukraina pada 12 Juli 1916. Mahasiswi jurusan Sejarah Universitas
Kiev ini ikut terjun dalam perang Dunia II saat Jerman menyerang
Russia.
Pavlichenko yang tomboy sebetulnya melamar untuk menjadi perawat di divisi Infanteri. Tapi di tengah jalan ia dipindahkan ke divisi sniper. Dia bergabung dengan 2000 perempuan lainnya yang akan dilatih menjadi sniper.
Prestasinya melumpuhkan lawan mengalahkan legendaris sniper Rusia Vasily Zaytsev. Pavlichenko telah membunuh 309 prajurit Jerman, termasuk 36 Sniper tentara jerman. Sementara Vasily Zaytsev cuma membunuh 148 tentara Nazi. Pavlichenko berpulang pada 10 Oktober 1974 dalam usia 58 tahun.
Pavlichenko yang tomboy sebetulnya melamar untuk menjadi perawat di divisi Infanteri. Tapi di tengah jalan ia dipindahkan ke divisi sniper. Dia bergabung dengan 2000 perempuan lainnya yang akan dilatih menjadi sniper.
Prestasinya melumpuhkan lawan mengalahkan legendaris sniper Rusia Vasily Zaytsev. Pavlichenko telah membunuh 309 prajurit Jerman, termasuk 36 Sniper tentara jerman. Sementara Vasily Zaytsev cuma membunuh 148 tentara Nazi. Pavlichenko berpulang pada 10 Oktober 1974 dalam usia 58 tahun.
(foto: suite.lo)
6. Adelbert Waldron IIINama
Adelbert Waldron III moncer saat Perang Vietnam. Bert, demikian
panggilannya, bergabung dengan AL AS pada 1953. Selulusnya dari sekolah
sniper Army Marksmanship Unit (AMU) tahun 1968, Bert lantas bekerja
sebagai personel AL AS di Sungai Mekong.
Hingga akhir tugasnya pada pertengahan 1969, Berts yang saat itu berusia 36 tahun berhasil menembak musuh sebanyak 109 orang, jumlah tertinggi di antara tentara AS saat perang Vietnam, demikian dikutip dari snipercentral.com.
Kiprah legendarisnya adalah saat dia dan rekan-rekannya menaiki Tango Boat di Sungai Mekong, saat itu ada sniper Vietkong yang menembak sisi dinding kapal. Setelah merunduk, Bert kemudian mencari penembak jitu itu dan menemukannya di atas pohon yang jaraknya 900 meter dari kapal. Segera saja Bert menembak jatuh Vietkong itu itu dan membuat teman-temannya terkesima.
Pasca perang Vietnam, Bert mengajar di sekolah menembak US Army Marksmanship Unit (AMU) sebelum meninggalkan dinas ketentaraan tahun 1970. Dia lantas meninggal pada 18 Oktober 1995 di California dalam usia 62 tahun.
Atas jasanya dia dianugerahi beberapa penghargaan termasuk dari Presiden AS. Semasa hidup, dia menolak segala permintaan wawancara, dengan alasan sederhana, dia tak mau kemasyhuran atas apa yang dilakukannya.
7. Charles B Mawhinney
Charles Mawhinney juga sniper yang berkiprah di Perang Vietnam berasal dari satuan US Marine Corps (USMC). Chuck, panggilan Charles B Mawhinney, bergabung di USMC tahun 1967 setelah lulus SMA pada usia 18 tahun, kemudian mengikuti sekolah sniper Scout Sniper School di Camp Pendleton hingga lulus pada April 1968. Setelah itu, Chuck langsung dikirim ke Perang Vietnam.
Selama 13 bulan bertugas di Vietnam, menurut situs chuckmawhinney.com, Chuck terkonfirmasi menembak 103 tentara Vietkong. Dia akhirnya pensiun dari USMC tahun 1970, kemudian kembali ke Lakeview, Oregon dan menikah serta bekerja pada US Forest Service hingga pensiun pada akhir 1990.
Chuck selama ini diam-diam saja tentang karir snipernya, bahkan istrinya tak mengetahui kiprahnya. Chuck juga tak mengetahui bahwa rekornya dibanding-bandingkan dengan rekan sejawatnya Carlos Hatchcock, yang terkonfirmasi membunuh 93 musuh.
Kiprahnya mulai terkuak saat buku "Dear Mom: A Sniper's in Vietnam" terbit yang ditulis bekas sniper Marinir AS, Joseph Ward. Ward dalam bukunya menulis jumlah tembakan yang terkonfirmasi Chuck adalah 101. Fakta ini kontroversial saat itu di mana saat itu yang dipercaya memegang rekor adalah sniper Carlos Hatchcock.
Namun setelah militer AS meneliti, diputuskan bahwa Chuck menempati urutan kedua, di bawah sniper AS Adelbert Waldron, dengan 103 musuh yang tertembak.
Hingga akhir tugasnya pada pertengahan 1969, Berts yang saat itu berusia 36 tahun berhasil menembak musuh sebanyak 109 orang, jumlah tertinggi di antara tentara AS saat perang Vietnam, demikian dikutip dari snipercentral.com.
Kiprah legendarisnya adalah saat dia dan rekan-rekannya menaiki Tango Boat di Sungai Mekong, saat itu ada sniper Vietkong yang menembak sisi dinding kapal. Setelah merunduk, Bert kemudian mencari penembak jitu itu dan menemukannya di atas pohon yang jaraknya 900 meter dari kapal. Segera saja Bert menembak jatuh Vietkong itu itu dan membuat teman-temannya terkesima.
Pasca perang Vietnam, Bert mengajar di sekolah menembak US Army Marksmanship Unit (AMU) sebelum meninggalkan dinas ketentaraan tahun 1970. Dia lantas meninggal pada 18 Oktober 1995 di California dalam usia 62 tahun.
Atas jasanya dia dianugerahi beberapa penghargaan termasuk dari Presiden AS. Semasa hidup, dia menolak segala permintaan wawancara, dengan alasan sederhana, dia tak mau kemasyhuran atas apa yang dilakukannya.
7. Charles B Mawhinney
Charles Mawhinney juga sniper yang berkiprah di Perang Vietnam berasal dari satuan US Marine Corps (USMC). Chuck, panggilan Charles B Mawhinney, bergabung di USMC tahun 1967 setelah lulus SMA pada usia 18 tahun, kemudian mengikuti sekolah sniper Scout Sniper School di Camp Pendleton hingga lulus pada April 1968. Setelah itu, Chuck langsung dikirim ke Perang Vietnam.
Selama 13 bulan bertugas di Vietnam, menurut situs chuckmawhinney.com, Chuck terkonfirmasi menembak 103 tentara Vietkong. Dia akhirnya pensiun dari USMC tahun 1970, kemudian kembali ke Lakeview, Oregon dan menikah serta bekerja pada US Forest Service hingga pensiun pada akhir 1990.
Chuck selama ini diam-diam saja tentang karir snipernya, bahkan istrinya tak mengetahui kiprahnya. Chuck juga tak mengetahui bahwa rekornya dibanding-bandingkan dengan rekan sejawatnya Carlos Hatchcock, yang terkonfirmasi membunuh 93 musuh.
Kiprahnya mulai terkuak saat buku "Dear Mom: A Sniper's in Vietnam" terbit yang ditulis bekas sniper Marinir AS, Joseph Ward. Ward dalam bukunya menulis jumlah tembakan yang terkonfirmasi Chuck adalah 101. Fakta ini kontroversial saat itu di mana saat itu yang dipercaya memegang rekor adalah sniper Carlos Hatchcock.
Namun setelah militer AS meneliti, diputuskan bahwa Chuck menempati urutan kedua, di bawah sniper AS Adelbert Waldron, dengan 103 musuh yang tertembak.
(Foto: modernamericanheroes)
8. Carlos N HatchcockBakal Carlos N
Hatchcock sebagai penembak jitu sudah terendus saat berlatih di pusat
pendidikan US Marine Corps (USMC), tempat di mana dia bergabung sejak
berusia 17 tahun. Dia beberapa kali memenangi kejuaran elite menembak di
kalangan USMC.
Saat Carlos ditempatkan di Vietnam tahun 1966, dia ditempatkan di wilayah yang paling berbahaya, Bukit 55. Tugasnya pun khusus, yakni melumpuhkan petinggi Vietkong, Pasukan Vietnam Utara plus sniper lawan.
Carlos berhasil menuntaskan 2 tugas besar, yakni menghabisi interogator Prancis di Pasukan Vietkong yang suka menyiksa para pilot AS dan membunuh Jenderal Vietnam Utara. Dia juga sempat berduel dengan sniper Vietkong tangguh yang membunuh sejumlah marinir AS.
Selama menjadi sniper, Carlos berhasil membunuh 93 tentara Vietkong. Atas jasanya, dia mendapatkan bintang jasa Silver Star dari Pemerintah AS.
Namun luka yang didapatnya saat Perang Vietnam akhirnya berkembang menjadi penyakit Multiple Sclerosis yang menyebabkan kelumpuhan. Akhirnya setelah beberapa lama melawan penyakitnya, Carlos meninggal pada 23 Februari 1999 dalam usia 57 tahun.
Saat Carlos ditempatkan di Vietnam tahun 1966, dia ditempatkan di wilayah yang paling berbahaya, Bukit 55. Tugasnya pun khusus, yakni melumpuhkan petinggi Vietkong, Pasukan Vietnam Utara plus sniper lawan.
Carlos berhasil menuntaskan 2 tugas besar, yakni menghabisi interogator Prancis di Pasukan Vietkong yang suka menyiksa para pilot AS dan membunuh Jenderal Vietnam Utara. Dia juga sempat berduel dengan sniper Vietkong tangguh yang membunuh sejumlah marinir AS.
Selama menjadi sniper, Carlos berhasil membunuh 93 tentara Vietkong. Atas jasanya, dia mendapatkan bintang jasa Silver Star dari Pemerintah AS.
Namun luka yang didapatnya saat Perang Vietnam akhirnya berkembang menjadi penyakit Multiple Sclerosis yang menyebabkan kelumpuhan. Akhirnya setelah beberapa lama melawan penyakitnya, Carlos meninggal pada 23 Februari 1999 dalam usia 57 tahun.
Ilustrasi (Foto: snipercentral.com)
9. Thomas R LeonnardThomas R
Leonard adalah sniper dari US Marine Corps (USMC) yang juga terjun dalam
perang Vietnam. Dalam situs snipercentral.com, disebutkan Thomas
berhasil menembak 74 musuh.
Sedangkan dalam buku "Sniper Training, Technique and Weapon" yang ditulis Peter Brookesmith tahun 2000, disebutkan berhasil menembak 94 musuh.
11. George Filyaw
Lagi-lagi dari satuan US Marine Corps (USMC) yang berlaga di Perang Vietnam, adalah George Filyaw. Dalam situs snipercentral.com, dia terkonfirmasi menewaskan 56 musuh dan 20 orang lain yang belum terkonfirmasi.
Data 56 musuh yang ditembak Filyaw ini sama dengan data di buku "Sniper Training, Technique and Weapon" yang ditulis Peter Brookesmith tahun 2000.
Foto di atas adalah foto saat Filyaw di lapang pada 26 Mei 1967.
Ilustrasi (Wikipedia)
12. Philip G Moran
Philip G Moran juga adalah penembak jitu di Perang Vietnam dari kesatuan AD AS. Jumlah tembakan Philip yang berhasil mengenai musuh menurut snipercentral.com adalah 53 tembakan, sama dengan yang disebutkan di buku "Sniper Training, Technique and Weapon" yang ditulis Peter Brookesmith tahun 2000.
(Foto: repro dokumen pribadi)
Tatang Koswara (kiri) di helikopter (Foto: repro dok pribadi)
13. Tatang Koswara
Indonesia juga punya seorang sniper, namanya Tatang Koswara. Kini pria asal Bandung itu berusia 68 tahun, namun dia tetap bugar. Ingatannya pun masih kuat.
Saat majalah detik menemui Tatang, dengan penuh ekspresi kakek tujuh cucu itu mengisahkan pengalamannya bertempur di Timor Timur pada 1977-1978. Remexio, Lautem, Viqueque, Aileu, Becilau, dan Bobonaro adalah daerah operasinya di bawah komando Letnan Kolonel Edi Sudrajat.
"Saya waktu itu menjadi pengawal Pak Edi, sekaligus ditugasi sebagai sniper," kata Tatang saat ditemui majalahdetik di kediamannya di lingkungan Kompleks TNI Angkatan Laut, Cibaduyut-Bandung, Selasa (3/2).
Meski di tanah air tak banyak yang mengenalnya, di dunia militer internasional justru mengakui reputasi Tatang sebagai sniper. Dalam buku 'Sniper Training, Techniques and Weapons' karya Peter Brokersmith yang terbit pada 2000, nama Tatang berada di urutan ke-13 sniper hebat dunia. Di situ disebutkan bila Tatang dalam tugasnya berhasil melumpuhkan sebanyak 41 target orang-orang Fretilin.
"Itu sebetulnya cuma dalam satu misi operasi. Saya pernah tiga kali menjalankan misi, termasuk seorang diri," ujar Tatang yang memiliki sandi S-3 alias 'Siluman 3'.
Kata siluman dimaksudkan karena misi yang diembannya bersifat sangat rahasia. Sementara angka tiga merujuk ranking yang didapatnya saat mengikuti pendidikan sniper dari Kapten Conway anggota Green Barets Amerika Serikat pada 1973.
(Foto: via buku Crosshair Kill Zone)
14. Thomas D Ferran
Thomas Ferran adalah penembak jitu dari kesatuan US Marince Corps (USMC). Tembakan tepatnya terhitung mengenai 41 musuh saat perang Vietnam.
Thomas dilatih oleh sniper kawakan Carlos Hatchcock, untuk menembak musuh dari jarak jauh, 1.200 meter. Namun saat diterjunkan di Chu Lai, Vietnam, dia melihat musuh dalam jarak 1.300 meter. Bersama rekannya, akhirnya tentara Vietkong itu bisa ditembak mati dalam tembakan yang kedua.
Thomas pernah menuliskan bahwa sniper ini dilimpahkan tugas ketuhanan palsu yang bisa menentukan nasib seseorang. "Kau melihat melalui teropongmu, dan Anda melihat seperti apa manusia itu. Anda menyadari mereka manusia. Anda memegang kendali penuh untuk mengakhiri hidup mereka," jelas Thomas seperti dikutip dalam Telegraph, edisi 11 April 2004.
Detiknews.
Sedangkan dalam buku "Sniper Training, Technique and Weapon" yang ditulis Peter Brookesmith tahun 2000, disebutkan berhasil menembak 94 musuh.
11. George Filyaw
Lagi-lagi dari satuan US Marine Corps (USMC) yang berlaga di Perang Vietnam, adalah George Filyaw. Dalam situs snipercentral.com, dia terkonfirmasi menewaskan 56 musuh dan 20 orang lain yang belum terkonfirmasi.
Data 56 musuh yang ditembak Filyaw ini sama dengan data di buku "Sniper Training, Technique and Weapon" yang ditulis Peter Brookesmith tahun 2000.
Foto di atas adalah foto saat Filyaw di lapang pada 26 Mei 1967.
Ilustrasi (Wikipedia)
12. Philip G Moran
Philip G Moran juga adalah penembak jitu di Perang Vietnam dari kesatuan AD AS. Jumlah tembakan Philip yang berhasil mengenai musuh menurut snipercentral.com adalah 53 tembakan, sama dengan yang disebutkan di buku "Sniper Training, Technique and Weapon" yang ditulis Peter Brookesmith tahun 2000.
(Foto: repro dokumen pribadi)
Tatang Koswara (kiri) di helikopter (Foto: repro dok pribadi)
13. Tatang Koswara
Indonesia juga punya seorang sniper, namanya Tatang Koswara. Kini pria asal Bandung itu berusia 68 tahun, namun dia tetap bugar. Ingatannya pun masih kuat.
Saat majalah detik menemui Tatang, dengan penuh ekspresi kakek tujuh cucu itu mengisahkan pengalamannya bertempur di Timor Timur pada 1977-1978. Remexio, Lautem, Viqueque, Aileu, Becilau, dan Bobonaro adalah daerah operasinya di bawah komando Letnan Kolonel Edi Sudrajat.
"Saya waktu itu menjadi pengawal Pak Edi, sekaligus ditugasi sebagai sniper," kata Tatang saat ditemui majalahdetik di kediamannya di lingkungan Kompleks TNI Angkatan Laut, Cibaduyut-Bandung, Selasa (3/2).
Meski di tanah air tak banyak yang mengenalnya, di dunia militer internasional justru mengakui reputasi Tatang sebagai sniper. Dalam buku 'Sniper Training, Techniques and Weapons' karya Peter Brokersmith yang terbit pada 2000, nama Tatang berada di urutan ke-13 sniper hebat dunia. Di situ disebutkan bila Tatang dalam tugasnya berhasil melumpuhkan sebanyak 41 target orang-orang Fretilin.
"Itu sebetulnya cuma dalam satu misi operasi. Saya pernah tiga kali menjalankan misi, termasuk seorang diri," ujar Tatang yang memiliki sandi S-3 alias 'Siluman 3'.
Kata siluman dimaksudkan karena misi yang diembannya bersifat sangat rahasia. Sementara angka tiga merujuk ranking yang didapatnya saat mengikuti pendidikan sniper dari Kapten Conway anggota Green Barets Amerika Serikat pada 1973.
(Foto: via buku Crosshair Kill Zone)
14. Thomas D Ferran
Thomas Ferran adalah penembak jitu dari kesatuan US Marince Corps (USMC). Tembakan tepatnya terhitung mengenai 41 musuh saat perang Vietnam.
Thomas dilatih oleh sniper kawakan Carlos Hatchcock, untuk menembak musuh dari jarak jauh, 1.200 meter. Namun saat diterjunkan di Chu Lai, Vietnam, dia melihat musuh dalam jarak 1.300 meter. Bersama rekannya, akhirnya tentara Vietkong itu bisa ditembak mati dalam tembakan yang kedua.
Thomas pernah menuliskan bahwa sniper ini dilimpahkan tugas ketuhanan palsu yang bisa menentukan nasib seseorang. "Kau melihat melalui teropongmu, dan Anda melihat seperti apa manusia itu. Anda menyadari mereka manusia. Anda memegang kendali penuh untuk mengakhiri hidup mereka," jelas Thomas seperti dikutip dalam Telegraph, edisi 11 April 2004.
Detiknews.