Ratusan prajurit dari
kesatuan Yonif 400 Raider segera diberangkatkan untuk mengamankan tapal
batas negara Indonesia-Papua Nugini di Kabupaten Keerom, Papua. Prajurit
Banteng Raider, juga diminta mengantisipasi gangguan keamanan dari
serangan gerakan sparatis yang bercokol di sana.
Wakil Asisten Operasi Panglima TNI Laksma Darwanto, mengatakan
ratusan prajurit Yonif 400/Raider harus mampu membantu meningkatkan
keamanan di Kabupaten Keerom, Papua, yang berbatasan langsung dengan
Papua Nugini. Bila ada gerakan separatis bersenjata, mereka harus mampu
menumpasnya.
“Jadi, kalau ada gerakan separatis bersenjata yang berbahaya, mereka
harus ikut menumpas,” ujar Darwanto, usai memantau kesiapan Satgas
Pamtas RI-PNG Yonif 400 Raider, di Markas Yonif 400 Raider Srondol
Semarang, Selasa (18/11).
Tak hanya itu saja, anak buahnya juga harus mengantisipasi
penyelundupan bahan bakar minyak (BBM) ke Papua Nugini sekaligus
mencegah masuknya barang-barang ilegal lainnya. Darwanto menekankan bila
ada prajurit terlibat illegal logging, maka akan dicopot.
Pemberangkatan ratusan prajurit Banteng Raider bakal dilakukan
serentak pada akhir November 2014. Para prajurit bakal disebar di 19 pos
penjagaan di Kabupaten Keerom. Mereka akan dibantu tenaga medis dan
peralatan tempur lainnya.
Menurut Darwanto, pengiriman pasukan untuk menjaga tapal batas negara
di Papua kali ini juga didukung kemampuan bertempur memadai serta
pengetahuan lain di bidang pendidikan dan penguatan infrastruktur jalan
serta jembatan.
“Mereka juga dibekali keahlian keimigrasian dan hukum militer untuk
mengawasi para pelintas batas negara. Apalagi, saat ini masalah HAM
masih disoroti di sana,” kata Darwanto, sembari menambahkan bahwa tugas
menjaga tapal batas negara di Papua akan dilakukan selama sembilan
bulan.
Merdeka