Minggu, 02 November 2014

Kapten Pnb Sekti Ambarwaty, Pilot CN-235 yang Bawa Anak saat Misi

Kapten Pnb Sekti Ambarwaty, Pilot CN-235 yang Bawa Anak saat Misi

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) dan Tentera Udara Diraja Brunei (TUDB) mengadakan Latihan Bersama (Latma) Bruneisia VI/2014 di Pangkalan TNI AU (Lanud Tarakan).  Rabu (29/10) Latma Bruneisia dibuka dan akan berlangsung hingga Jumat (31/10) besok,  melibatkan pesawat CN-235 dari TNI AU serta CN-235 dan Black Hawk dari Brunei. Hebatnya, pilot hingga teknisi pesawat tersebut perempuan. Siapa sajakah mereka?
Di ujung apron depan terminal baru Bandara Internasional Juwata Tarakan sudah didirikan tenda. Kursi-kursi berjejer rapi di bawahnya.  Jarum jam menunjukkan pukul 07.15 WITA, sejumlah personel TNI AU dan TUDB berbaris rapi di depan tenda. Mereka sedang bersiap-siap untuk gladi resik jelang upacara pembukaan Latma Bruneisia VI/2014 pukul 08.00 WITA.
Di sela-sela itulah Tribunkaltim.co.id (TRIBUNNEWS Network)  berkesempatan mewawancarai Kapten Pnb Sekti Ambarwaty, Pilot CN-235 dari TNI AU di dalam pesawat.  Perempuan kelahiran 18 Oktober 1983  yang bergabung di dunia penerbangan sejak tahun 2005 itu menuturkan kiprahnya secara gamblang.
Ambar -begitu ia disapa--merintis karir di TNI AU sejak 2003 sebagai Bintara Wara (Wanita Angkatan Udara) dengan pangkat Sersan II di Yanpres Lanud Halim Perdanakusuma.  Setelah itu, ia mendapat perintah dari pimpinan TNI AU untuk bergabung di sekolah penerbang di Lanud Adi Sutjipto Yogyakarta.  "Saya mendapat kesempatan ikut seleksi sekolah penerbang bersama rekan-rekan wanita TNI AU, dan lainnya sejumlah 14 orang. Dari jumlah itu, yang lolos dua perempuan termasuk saya. Ini hal yang baru  bagi saya. Saya tetapkan hati untuk melaksanakan secara maksimal, apapun  hasilnya itu terserah Yang Maha Kuasa. Alhamdullilah saya dinyatakan lulus dan mengikuti pendidikan. Saya masuk tahun 2005 dan lulus 2007," ungkapnya.
Ambar sangat bersyukur,  alasannya dari TNI AU terutama pimpinan  memberi kesempatan  walaupun agak berat  untuk dijalani. "Dirasa berat karena sudah berdinas efektif dan harus mengikuti pendidikan lagi.  Namun saya bersama teman yang lulus seleksi, kami saling support selama masa pendidikan.  Ketika salahsatu down, ciut hati, yang  satunya memotivasi hingga kami berhasil melewati masa pendidikan. Akhirnya 2 Agustus 2007 kami dilantik  sebagai Letnan II dan Penerbang," ujarnya.
Setelah lulus dari Yogyakarta, Ambar ditugaskan di Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta yang merupakan  skadron operasional pesawat angkut sedang,  dengan alutsista salahsatunya pesawat CN-235.  Ia mulai menerbangkan pesawat CN 235 sejak tahun 2008.  
Operasi sesuai tugas skadron salahsatunya melaksanakan operasi udara yaitu mengangkut logistik, personel, maupun special flight lainnya dan tugas Search And Rescue (SAR).  Wilayahnya mulai dari Sabang sampai Merauke. Bertugas ke luar negeri pun pernah dilakoni  Ambar, yakni melaksanakan special flight ke  Bangkok, Thailand.
Tidak Yakin
Selama berkarir sebagai penerbang pesawat CN-235,  tentu saja Ambar punya banyak pengalaman unik, menarik hingga mendebarkan.  "Uniknya, pada waktu misi pertama sebagai co-pilot tahun 2008, saya terbang ke Bima. Di wilayah tersebut ketika itu mungkin sangat jarang ada calling dari perempuan, jadi saat saya calling petugas towernya tidak yakin. Akhirnya saat pesawat landing, petugas tower langsung turun untuk memastikan bahwa saya perempuan," kenang Ambar sembari tertawa.
Panik? Pernah. Namun saat penerbangan tidaklah sendirian.  "Kami punya crew. Jadi kami lakukan Crew Resource Management (CRM). Kami saling koordinasi dan membuat decision sehingga terciptanya safety.  Intinya saat terbang, semua harus dipersiapkan secara matang baik persiapan diri maupun pesawat sehingga hal-hal terburuk dapat diantisipasi.  Kalau trouble engine, pernah saya alami.  Biasanya kami miliki emergency procedure dan plan alternative.  Ini salahsatu preparation yang harus dilaksanakan seorang penerbang," beber ibu satu putra  yang meraih Kapten Buddy Ride (BR) tahun 2014.  
Kini sudah hampir enam tahun Ambar berkarir sebagai penerbang.  Ia sudah mengantungi 800 jam terbang khusus pesawat CN.  Sedangkan bila digabung dengan pesawat latih saat pendidikan sudah 1.100 lebih jam terbangnya.  
Bawa Anak
Berkarir di lingkup pekerjaan yang didominasi kaum pria awalnya tidak begitu nyaman bagi Ambar.  "Beruntung senior-senior saya dan pimpinan sangat mendukung sehingga saya merasa nyaman berada di lingkungan ini. Makanya saya masih tetap bertahan walaupun sudah miliki anak. Saya masih tetap ingin berkarir di CN-235," tandasnya.
Ambar dan Prasetyo Sudi Wicaksono suaminya sama-sama berkarir di TNI AU. Mereka menikah tahun 2010 lalu. "Saya penerbang di CN-235 sedangkan suami saya seorang navigator di pesawat Herkules. Anak kami awal November nanti berusia dua tahun," ujar ibunda dari Atha Pratama Sudi Ambara ini.  Mereka berdomisili di Kompleks Lanud Halim Perdana Kusuma.  
Sebagai penerbang, Ambar pun punya pengalaman menarik saat hamil.  "Saya baru tahu bahwa saya hamil setelah usia kandungan sudah dua bulan delapan minggu. Mungkin karena saya kurang peka dan selama itu pula saya terbang normal tanpa gangguan apapun," tuturnya sembari tertawa.  
Setelah ke dokter, ia disarankan untuk stop terbang.  Jadi selama hamil hingga cuti melahirkan Ambar tidak menjalani penerbangan kurang lebih setahun.  Selama itu aktivitasnya lebih banyak di kantor mengerjakan kegiatan non flying.
Setelah melahirkan, Ambar kembali menekuni dunia penerbangan. Apalagi ketentuan institusi, paling tidak dalam sebulan minimal harus mendapatkan 15 jam terbang.   
Ambar  ingin tetap menggeluti profesi sebagai penerbang, sebagai istri dan ibu. Tidak mudah, namun tetap dijalaninya dengan sabar. Apalagi ketika ia dan suami sama-sama bertugas operasi ke luar kota.   Seperti sekarang Ambar bertugas di Lanud Tarakan selama seminggu, sedangkan suaminya sedang berada di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, melaksanakan proyek hujan buatan oleh TNI AU. "Mau tidak mau,  anak kami ditinggal bersama baby sitter.  Namun pernah saya boyong si kecil ikut misi.  Kemarin, saat misi dalam rangka HUT TNI kami Terbang Formasi di Surabaya, kami move semua ke Malang. Suami juga ikut ke Malang," ceritanya.
Bila tiba hari libur, Ambar aktif memgurus rumah hingga dapur. "Waktunya untuk memasak walaupun bukan jago masak, juga luangkan waktu untuk suami dan  anak," tambahnya.
 

Indonesia Lepas Landas Eurofighter Typhoon

Pagi ini (02/11/14) Eurofighter Typhoon menggelar acara “Indonesia Lepas Landas : Boarding”, di area Car Free Day, Jl. M. H. Thamrin, Jakarta Pusat. Acara ini diselenggarakan untuk meningkatan kesadaran masyarakat Indonesia mengenai perkembangan industri kedirgantaraan dan penerbangan militer. Tema “Lepas Landas”, menurut panitia, dipilih untuk menumbuhkan semangat nasionalisme Indonesia dalam teknologi inovasi pesawat tempur. Sedangkan, sub-tema “boarding” melambangkan awal baru dari perjalanan Indonesia dan masyarakat negeri ini menuju “Lepas Landas”.
DSC_0070
3D Trick Eye Art Eurofighter Typhoon
DSC_0079
Pengunjung berfoto di 3D Trick Eye Art Eurofighter Typhoon
DSC_0083
Karya seni dari “Arian13″-Vokalis Band Seringai

Dalam release yang diterima Jakartagreater, Eurofighter diklaim sebagai pesawat tempur multi peran (multi/swing role) yang paling mutakhir di dunia, dan mampu memberikan jaminan keunggulan pertahanan udara abad ini. Saat sudah ratusan pesawat, yakni 570 pesanan serta 418 pesawat yang telah diterima oleh para pembeli.
  • Efektif : Menjadi pesawat tempur swing role yang paling tangguh dan handal.
  • Terbukti : Dalam kinerja serta kerjasama politis dan perindustrian.
  • Bernilai : Dalam memberikan keuntungan ekonomi bagi Indonesia melalui potensi lapangan pekerjaan industrial dan teknik yang bernilai tinggi serta berkelanjutan.
  • Mampu Beradaptasi : Melalui interoperabilitas yang telah terbukti dan perkembangan kapabilitas melalui tahun 2030.
  • Berkelanjutan : Dengan memberikan keleluasaan melalui jaminan ketersedian pasokan.’
DSC_0097
Paul Smith-Mantan Pimpinan Skuadron Royal Air Force dan Eurofighter Typhoon Flight Test Pilot
DSC_0101
Paul Smith berfoto bersama pengunjung di 3D Trick Aye Art
DSC_0104
Antusias pengunjung berfoto bersama Paul Smith

Karateristik Desain :
Best in class thrust to weight ratio : 1.15
G-Limits : +9/-3
Flight Envelope : >55,000ft/Mach 2.0
Passive Envelope : PIRATES IRST and Litening
Unrivalled Situational Awarness : Helmet mounted display and sensor Fusion
Lethal Air Dominance : 6xMeteor and 2x SRAAM
Air-Surface Payload : 12x Brimstone 2/6 smart bombs
Survivability/counter Area Denial : Comprehensive EW and defensive aids.
Acara ini dihadiri Komunitas, media tokoh jejaring sosial, serta pengunjung car free day. Untuk kepastian apakah Eurofighter Typhoon ini bakal diakusis di pertahanan kita, mari kita menunggu kabar Kemhan dan TN. Salam
(Jalo)

Natuna, Sekali Mendayung Dua Tiga Pulau Terlampaui

Doktrin pertahanan yang bernama “masuk dulu baru digebuk” sudah mulai ditinggalkan oleh pengawal republik dan berganti baju dengan “berani masuk digebuk”. Ini sejalan dengan hakekat rencana pembentukan Kogabwilhan yang menyatukan komando matra darat, laut dan udara dalam satu komando gabungan di hotspot yang diprediksi menjadi pusat konflik teritori.  Setidaknya ada 4 hotspot yang disiapkan, dua diantaranya hotspot teritori yaitu Ambalat dan Natuna.  Dua lainnya adalah hotspot separatis yaitu Aceh dan Papua.
Natuna adalah hotspot yang harus dipersiapkan untuk menjadi titik tumpu pertahanan berskala brigade gabungan.  Pembangunan pangkalan angkatan laut dan udara saat ini untuk bisa menampung beberapa kapal perang dan jet tempur secara permanen merupakan keniscayaan untuk memastikan doktrin berani masuk digebuk, bisa dipercaya.  Bukan apa-apa, kita sedang berpacu dengan waktu karena demam yang tak kunjung usai bahkan tensi semakin meninggi dengan aura sengketa batas teritori yang saling berklaim di seberang pagar Natuna yang kaya itu.
Unjuk kekuatan di Surabaya, HUT TNI ke 69
Pembangunan pangkalan militer di Natuna untuk ketersediaan alat tempur utama yang dibutuhkan seperti kapal perang berkualifikasi striking force, sejumlah jet tempur, helikopter tempur, satuan radar, satuan peluru kendali anti serangan udara, batalyon infantri dan intelijen gabungan.  Memperkuat Natuna mirip-mirip dengan memperkuat Tarakan di Kaltara ketika konflik Ambalat memanas beberapa tahun silam. Natuna hampir sama dengan Tarakan, sama-sama sebuah pulau yang disekitarnya kaya dengan sumber daya alam tak terbarukan.
Saat ini di pulau Tarakan sudah tersedia brigade gabungan AD, AL dan AU.  Lanud Tarakan sudah dinaikkan kelasnya, mampu “menginapkan” jet tempur segala jenis, sudah tersedia satuan radar militer, pangkalan AL sedang dikembangkan, kapal perang berpatroli rutin setiap saat.  Di Nunukan juga sudah dipersiapkan 1 brigade TNI AD berikut satuan intelijen dan satuan radar yang mampu mengawasi pergerakan pesawat di Sabah Malaysia.  Hasilnya, jiran sebelah tak segalak dulu lagi, bahkan suaranya sudah “nyaris tak terdengar” di sekitar Ambalat.
Latihan gabungan AU dan AL dengan komando Hanudnas selama sepekan ini yang berakhir di penghujung Oktober 2014 di Natuna, Batam, Dumai dan Pontianak adalah untuk menguji koordinasi, komunikasi dan kecepatan respons terhadap adanya ancaman di garis border itu.  Tiga jenis jet tempur dilibatkan yaitu 4 Sukhoi, 6 F16 dan 8 Hawk bersama sejumlah kapal perang yang disiagakan di Dumai, Batam dan Natuna. Pesan jelasnya adalah mensimulasikan doktrin berani masuk digebuk, termasuk adanya force down pesawat sipil Singapura yang nyelonong masuk teritori pada saat latihan itu berlangsung.
Sukhoi dan F16 di langit Jakarta, 17 Agustus 2014
Kehadiran militer berkualifikasi siap tempur di Natuna bersama sejumlah alutsistanya sejatinya mendapat dua manfaat sekaligus.  Dalam beberapa tulisan terdahulu kita berpandangan bahwa pembangunan kekuatan militer di Natuna seperti peribahasa, sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.   Maksud utamanya adalah untuk menjaga teritori kita dari ancaman “lidah naga”. Benarlah kemudian karena ternyata pembangunan pangkalan militer itu memberikan manfaat kedua, mampu memberikan nilai gentar pada negara jiran. Beberapa pendapat di forum militer Malaysia memberikan makna strategis bagi militer Indonesia karena pangkalan militer Natuna dikhawatirkan mampu memberikan sekatan alias blokade militer dari Semenanjung Malaysia ke Sarawak dan Sabah jika konflik terjadi di Ambalat.
Kita meyakini bahwa dalam waktu 2-3 tahun ke depan Natuna sudah tersedia kekuatan menyengat untuk pihak lawan yang ingin mengganggu.  Natuna memang dipersiapkan model pertahanan sarang lebah untuk musuh dari Utara namun kalau ada tetangga kiri kanan yang merasa khawatir, itu adalah dampak dari strategi pertahanan RI yang bermain cantik tanpa harus menyinggung perasaan tetangga. Kalau mau khawatir sih boleh-boleh saja. Kita juga khawatir jangan-jangan Natuna juga diklaim atau mau dicaplok. Jadi pembangunan pangkalan militer di Natuna adalah implementasi konsep Kogabwilhan untuk membentengi diri dari kekuatan Utara yang punya ambisi ekspansi teritori.
Sudah tentu isian alutsista untuk memperkuat militer Indonesia di renstra kedua MEF ini akan semakin gahar lagi.  Disamping mempersiapkan Natuna juga mempersiapkan Biak untuk home base skuadron tempur dan Sorong untuk home base Marinir yang dikembangkan menjadi 3 divisi.  Sangat wajar dengan tambahan 2-3 skuadron tempur dalam lima tahun ke depan bersama 100 tank Amfibi dan sejumlah kapal selam, fregat,korvet atau KCR.  Alutsista jenis lain yang diprediksi datang adalah satuan peluru kendali anti serangan udara jarak sedang, sejumlah radar militer, pesawat UAV. 
Natuna adalah pertaruhan kehormatan dan harga diri kedaulatan.  Mempersiapkan Natuna adalah dalam rangka pertaruhan kedaulatan itu dari kacamata militer.  Jangan lupa ruang diplomasi yang menjadi kekuatan tawar setara itu harus dibayangi dengan kekuatan militer agar tidak ada unsur “anggap enteng” karena sekali lagi negara yang kekuatan militernya setingkat anjing kampung akan ditertawakan oleh pihak sana.  Jadi disamping punya keandalan dan kecerdasan diplomasi juga harus dikawal dengan kekuatan milter segahar herder.
 

Kini Senjata di Panser Anoa Bisa Dikendalikan Otomatis


Kendaraan tempur TNI (Panser Anoa) kini kecanggihannya bertambah. Dari yang sebelumnya dikendalikan secara manual, saat ini senjata yang melekat di beberapa jenis ranpur ini bisa dikendalikan otomatis dengan menggunakan remote control.

Batalyon Infantri (Yonif) Mekanis 201/Jaya Yudha mempunyai program open to public yang mengizinkan masyarakat menaiki Anoa setiap hari Sabtu pukul 08.00-10.00 WIB mulai minggu depan. Batalyon pengamanan Ibukota ini sendiri memiliki 51 ranpur buatan dalam negeri itu.

Remote control weapon system

"Kita punya 51 tapi yang baru ada di sini 40, sisanya ada yang masih diproduksi juga di Pidnad. Sekarang (Panser Anoa) ada pengembangannya. Kita punya 2 Anoa yang senjatanya pakai remote control weapon system. Ada joystick (alat pengendali) nya, jadi seperti main game," ujar Komandan Yonif 201/Jaya Yudha, Letkol Inf Bangkit Widodo di markas Batalyon-nya, Jl Raya Bogor KM 28, Pasar Rebo, Jaktim, Sabtu (1/11/2014).

Dua Anoa di Yonif 201/Jaya Yudha yang sudah memiliki sistem ini adalah Anoa 1 jenis APC (armoured personnel carrier) atau ranpur angkut dan 1 jenis Anoa Komando. Sistem kendali otomatis tersebut berada di dalam ranpur dan terdiri dari layar dan joystick. Pada layar tersebut prajurit yang mengoperasikan senjata bisa melihat keadaan medan perang dari cctv yang terpasang pada senjata yang ada di luar. Laras senjata akan berubah-ubah posisi secara otomatis untuk mengarahkan sasaran sesuai gerakan joystick.

"Jadi prajurit penembaknya nggak perlu di atas lagi untuk menembak karena rawan sasaran sniper. Jadi bisa dioperasikan dari dalam. Pakai sistem ini bisa lock (mengunci) target 10 sasaran diam. tinggal ngarahin pakai joysticknya," jelas Letnan Satu M Awaluddin dalam kesempatan yang sama.

Panser Anoa yang merupakan kebanggaan dalam negeri ini ada beberapa jenisnya. Yaitu ranpur APC, ranpur Komando, ranpur Ambulance, ranpur intai, ranpur recovery, dan ranpur morse.

"Ranpur morse atau panser mortir itu senjata lintas lengkung, kalau (ranpur) Recovery itu untuk pemulihan, misalnya ada ranpur lain yang terperosok. Di ranpur Komando ada ruang briefing," Udin menjelaskan.

Perwira ini pun menyatakan dalam waktu dekat Pindad akan me-launching satu jenis ranpur Anoa lagi. Yakni Anoa amfibi yang berarti bisa digunakan di darat atau di perairan.

"Saya juga belum tahu jelas tapi saya sudah ditunjukkan video uji coba Anoa amfibi. Body-nya seperti APC, di bagian depannya ada pemecah gelombang kayak tank marinir. Di belakangnya ada mesin-mesin hydro jet untuk jalan di air. Kalau senjatanya saya belum tahu, katanya sebentar lagi mau dilaunching," tutup Udin.

Misil Sukhoi TNI AU

Misl Sukhoi TNI AU (ANTARA/Joko Sulistyo)
Misl Sukhoi TNI AU (ANTARA/Joko Sulistyo)

Prajurit TNI Angkatan Udara sedang mengoperasikan forklift untuk mengangkat kotak berisi misil R-73 di Bandara Internasional Hang Nadim,  Jumat (31/10).
Misl Sukhoi TNI AU (ANTARA/Joko Sulistyo)
Misl Sukhoi TNI AU (ANTARA/Joko Sulistyo)
 
Misil buatan Vympel NPO/Tsibilisi Aircraft Manufacturing, Rusia yang memiliki bobot 105 kilogram dan berhulu ledak 7,4 kilogram itu memiliki daya jelajah 40 kilometer dengan kecepatan 2,5 mach dan merupakan senjata udara ke udara jarak pendek yang melengkapi pesawat Sukhoi jenis SU27 maupun SU30 TNI AU. (ANTARA)

So Close with Eurofighter Typhoon

Eurofighter  Typhoon
Eurofighter Typhoon

Indonesia berencana membeli jet tempur canggih untuk menggantikan F-5 Tiger yang sudah tua. Sejumlah syarat diberikan terhadap kandidat jet tempur yang akan dibeli Indonesia. Antara lain Transfer of Technology yang dapat membantu Indonesia untuk mewujudkan jet tempur KFX/IFX, kerjasama Indonesia dengan Korea Selatan.
Eurofighter Typhoon Tim ke Indonesia
Eurofighter Typhoon Tim ke Indonesia

Sejumlah produsen pesawat tempur telah menawarkan produk mereka. Dan PT DI sempat menyatakan ketertarikan mereka dengan Eurofighter Typhoon, untuk membantu pembuatan IFX. Apakah Eurofighter Typhoon akan dibeli Indonesia. Tanyakan saja langsung ke pada produsennya, yang akan datang ke Jakarta Hari ini. 

Sabtu, 01 November 2014

Jelang Indo Defence 2014, SAAB JAS 39 Gripen NG dan Eurofighter Typhoon Bersaing Rebut Perhatian

european_fighters
Ajang pameran militer tahunan yang diselenggarakan Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI, Indo Defence, kali ini akan berlangsung lebih menarik. Pasalnya beberapa manufaktur jet tempur dari manca negara akan bertarung untuk memperebutkan kontrak pengadaan jet multirole baru sebagai pengganti armada F-5 E/F Tiger II Skadron 14 yang akan masuk masa purna tugas. Pemerintah memang berketetapan untuk segera memilih jet anyar pengganti F-5 E/F, agar pada Rencana Strategis (Renstra) II 2015-2020 dapat dilakukan pembelian sehingga pesawat yang dimaksud datang tepat pada waktunya.
Seperti telah banyak disinggung, pihak Kemhan dan TNI AU telah menerima beberapa penawaran dari manufaktur, sebut saja Sukhoi Su-35BM dari Rusia, Dassault Rafale dari Perancis, Boeing F/A-18E/F Super Hornet dari AS, SAAB JAS 39 Gripen NG dari Swedia, dan Eurofighter Typhoon yang diproduksi bersama oleh Inggris, Spanyol, Jerman, dan Italia. Nilai kontrak yang diperubutkan memang belum dirilis oleh Kemhan, sebab pemerintah masih menimbang beberapa aspek, mulai dari harga, biaya operasional, skema ToT (Transfer of Technology), dan beragam paket pendukungnya.
Dari beberapa kandidat jet tempur yang disebutkan diatas, yang berpeluang besar dipinang TNI AU adalah Su-35BM, JAS 39 Gripen NG, dan Eurofighter Typhoon. Ketiga manufaktur pengusung jet tersebut pun sudah sejak beberapa lama menjalankan kampanye promo untuk mensosialisasikan produk ke masyarakat. Namun, bila dipertajam lagi ke kebutuhan untuk mendukung ToT, maka pilihan mengerucut ke JAS 39 Gripen N dan Eurofighter Typhoon, sebab Sukhoi di nilai kurang akomodatif untuk ToT.
Su-35 paling di favoritkan oleh masyarakat sebagai pengganti F-5E/F TNI AU.
Su-35 paling di favoritkan oleh masyarakat sebagai pengganti F-5E/F TNI AU.

SAAB JAS 39 Gripen NG vs Eurofighter Typhoon
Menjelang berlangsung Indo Defence 2014 pada 5 -8 November mendatang, ada yang unik dilakukan dua principal jet tempur asal Eropa Barat ini. Contohnya Eurofighter Typhoon akan menggelar konfrensi pers dan media briefing pada 3 November 2014. Eurofighter cukup gencar merangkul media dan mitra blogger, bahkan lewat kampanye “Indonesia Lepas Landas,” Eurofighter mengadakan aneka lomba foto/video hingga car free day eksklusif di Jakarta pada 2 November 2014. Sementara kubu SAAB yang menyodorkan JAS 39 Gripen NG mengundang mitra media dan blogger untuk melihat secara langsung cockpit demonstrator Gripen yang akan dipajang di Indo Defence 2014. Tak mau ketinggalan, Eurofighter pun akan menampilkan cockpit demonstrator Typhoon di acara yang sama.
Perbandingan dimensi Gripen dan Typhoon.
Perbandingan dimensi Gripen dan Typhoon.
Gripen menganut sistem STOL, ideal untuk dioperasikan dari landasan yang pendek.
Gripen menganut sistem STOL, ideal untuk dioperasikan dari landasan yang pendek.
Ragam senjata pada Gripen NG
Ragam senjata pada Gripen NG

Baik JAS 39 Gripen NG dan Eurofighter Typhoon punya kemampuan multirole fighter. Keduanya punya spesifikasi teknis yang berbeda, dilihat dari jumlah mesin, Gripen NG hanya dibekali satu mesin, sementara Typhoon dijejali dua mesin jet. Dari segi dimensi, bobot dan harga produksi, Eurofighter Typhoon pun lebih mahal. Gripen NG per unitnya dipatok US$60 juta, dan Typhoon per unitnya mencapai US$125 juta.
JAS 39 Gripen NG dan Eurofighter Typhoon punya kans untuk memenangkan kontrak, dari aspek ToT keduanya siap memberi penawaran ‘terbaik.’ Usul pembelian Thyphoon diajukan oleh PT Dirgantara Indonesia (DI). PT DI beralasan para produsen Thyphoon lebih mau berbagi ilmu atau transfer teknologi. Bahkan, sangat mungkin PT DI diberi lisensi memproduksi beberapa suku cadang. Sebaliknya pihak SAAB memberi opsi ToT hingga 100% jika Indonesia membeli sistem pertahanan buatan mereka. SAAB menegaskan transfer teknologi itu diperlukan agar Indonesia mandiri di masa depan. Demikian ditegaskan Wakil Presiden SAAB Group dan Kepala SAAB Indonesia Peter Carlqvist pada Singapore Air Show, di Singapura, Carlqvist menegaskan, transfer teknologi selalu ditawarkan SAAB dalam negosiasi dengan pihak mana pun. Dari segi rekam jejak di Asia Tenggara, Gripen NG sudah dipakai oleh AU Thailand plus dengan program ToT yang ditawarkan. Dalam paket pengadaan alutsista, SAAB juga menawarkan radar Giraffe AMB dan rudal MANPADS RBS-70NG kepada TNI AD.
Eurofighter Tyhphoon RAF
Eurofighter Tyhphoon RAF
Eurofighter Typhoon dengan bekal senjata lengkap.
Eurofighter Typhoon dengan bekal senjata lengkap.
Promo JAS Gripen NG yang bisa bikin pria "meleleh."
Promo JAS Gripen NG yang bisa bikin pria “meleleh.”

Nah, mana diantara keduanya yang akan dipilih Kemhan dan TNI AU, jawabannya mungkin akan kita ketahui saat Indo Defence 2014 nanti. Tidak menutup kemungkinan kubu Sukhoi dengan Su-35BM mampu menyundul di kesempatan terakhir. Berikut spesifikasi dasar dari JAS 39 Gripen NG dan Eurofighter Typhoon, dibangun dari platform jet tempur NATO, maka dari sisi perlengkapan senjata, banyak diantaranya yang saling kompatibel. (HANS)

2345