Rabu, 29 Oktober 2014

Bangladesh Beli Kapal Perang Indonesia

X2K  RIB
X2K RIB

Pemerintah Bangladesh memesan 18 unit kapal patroli jenis X12 High Speed ke PT Lundin Industry Invest yang pabriknya berlokasi di Banyuwangi, Jawa Timur.
Penandatanganan proyek itu dilakukan oleh Wakil Direktur Jenderal Bangladesh Komodor Yahya Syed dan pemilik PT Lundin, John Ivar Alan Lundin, di Banyuwangi, Selasa, 28 Oktober 2014. “Nilai kontraknya Rp 75 miliar,” kata Lizza, Direktur PT Lundin.
Lizza menjelaskan kapal patroli X12 High Speed tersebut merupakan produk baru yang dibuat PT Lundin. Kapal berbahan karbon komposit itu memiliki panjang 11,7 meter dan kecepatan 35 knots. PT Lundin akan mengerjakan proyek tersebut dalam setahun ke depan.
Lundin mengenal Bangladesh pada pameran kapal perang yang berlangsung di berbagai negara sejak dua tahun lalu. Kemudian PT Lundin mengikuti tender dengan peserta dari perusahaan kapal perang dari 17 negara. “Ternyata kami menang,” kata istri John Ivar ini.
X-38 Catamaran
X-38 Catamaran

PT Lundin merupakan perusahaan pembuat kapal militer asal Banyuwangi yang baru berdiri tahun 2001. Perusahaan ini kini menjadi andalan nasional karena mampu menciptakan kapal-kapal perang canggih berkelas dunia.
Setiap tahun PT Lundin rata-rata memproduksi 12 kapal dengan kategori kapal militer, komersial, rekreasi, dan untuk kepentingan SAR. Seluruh produknya ini diberi nama: North Sea Boats. Produk PT Lundin telah dipesan TNI AL Asia, Timur Tengah, Eropa, dan Amerika.
Nama perusahaan ini baru melambung setelah menciptakan kapal cepat rudal berlunas tiga (trimaran) KRI Klewang 625 yang diluncurkan TNI AL akhir Agustus lalu. Kapal berbiaya Rp 114 miliar dari APBN 2009-2011 ini, diklaim pertama di dunia yang mengaplikasikan bahan komposit karbon yang tidak mampu terdeteksi radar atau disebut kapal siluman. Namun kapal ini terbakar ludes sebelum diserahkan ke TNI AL.
Kepada wartawan, Yahya Syed, mengatakan Bangladesh mulai memperkuat perairan negaranya sejak 1995. Kapal jenis X12 High Speed bisa diproduksi di Eropa, tapi Bangladesh memilih bekerja sama dengan Indonesia. “Kami ingin bekerja sama dengan Indonesia yang jumlah muslimnya juga besar,” kata Yahya.
Kapal patroli tersebut, kata Yahya, akan dilengkapi senjata dengan amunisi berukuran 20-40 milimeter. “Sebagai kapal patroli, tidak ada senjata khusus yang kami tempatkan,” katanya. (Tempo.co).

DRU Lampung Tertutup Soal Insiden Kebakaran KRI Teluk Bintuni

DRU Lampung Tertutup Soal Insiden Kebakaran KRI Teluk Bintuni
KRI Teluk Bintuni mengalami insiden kebakaran, Minggu malam, meski sudah berhasil ditangani, hingga sore ini tak satupun petinggi PT DRU selaku pembuat kapal yang bersedia menceritakan kronologisnya | Dok

PT Daya Radar Utama (DRU) Lampung masih tertutup soal insiden kebakaran pada KRI Teluk Bintuni yang terjadi tadi malam. Pantauan langsung Saibumi.com di lokasi PT DRU Lampung di Jl Alamsyah Ratu Prawiranegara KM 12 Srengsem, Panjang, Bandar Lampung, Senin 27 Oktober 2014.
“Maaf, tidak boleh masuk yah. Soalnya para pimpinan lagi keluar,” langsung kata salah satu security begitu Saibumi.com parkir di depan pintu pagar utama. Waktu ditanya siapa saja para pimpinan PT DRU yang keluar, pemuda bertubuh gemuk itu terdiam sambil menghubungi seseorang via HT. “Maaf tetap nggak bisa masuk. Soalnya para pimpinannya lagi meeting!,” katanya kembali memberi alasan berbeda.
Masih di areal depan pagar pintu masuk PT DRU, kembali Saibumi.com  menghubungi para petinggi PT DRU lewat ponsel. Tapi hasil masih nihil. “Aduh, belum bisa omong apa-apa yah. Soalnya masih dalam investigasi secara internal dan eksternal. Jadi, tidak ada yang bisa diberi tahu. Tapi tadi perwira tinggi dari Kemenhan (Kementerian Pertahanan) sudah datang kok,” kata Kepala Bagian Umum PT DRU Lampung Yahya singkat saat kebetulan bertemu di areal parkir PT DRU.
Langkahnya bergegas memasuki pintu pagar yang langsung tertutup rapat begitu kakinya menginjak halaman dalam PT DRU Lampung. Terlihat dari sisi pintu pagar, halaman depan dipenuhi oleh beragam kendaraan termasuk kendaraan Pomal.
“Bang, ijin ambil foto tampak depan yah,” tanya  Saibumi.com. “Aduh, jangan. Tidak boleh ambil foto yah, nanti kami yang kena marah,” kata security itu lagi sambil tersenyum terpaksa.
Sebelumnya terjadi insiden kebakaran di KRI Teluk Bintuni. Informasi terbaru dari salah satu petugas pemadam disebutkan bahwa kebakaran tersebut diduga dipicu korsleting listrik. “Katanya ada instalasi listrik yang bermasalah di kapal. Lagi dibenerin. Eh, korslet jadilah kebakaran. Lokasinya diruang atas yang banyak tombol dan ada kursi besarnya. Ada empat damkar yang diturunkan. Dua mobil dari BPBP pos pusat, satu mobil dari Bumi Waras dan satu mobil lagi dari Tanjung Karang Timur. Sampai sekitar jam 9-an asap masih tebal yah,” papar petugas tersebut rinci.( Saibumi.com / Saryah M Sitopu )

Paskhas Latihan Anti-Teror di Tiongkok

 china-army
Keifang, Zhengzhou – Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara menggelar latihan bersama dengan mitranya dari Angkatan Udara Tiongkok, untuk mempererat hubungan dan kerja sama kedua pihak, selain meningkatkan kemampuan serta ketrampilan tempur.
Dalam latihan bersama yang digelar di Pusat Latihan Terpadu Divisi 43 Airbone Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (Peoples Liberation Army/PLA), itu pasukan baret jingga TNI AU mengerahkan sekitar 80 personelnya, disambut Asisten Atase Pertahanan RI Mayor Sus Adi Triady.
Dalam latihan bersama bersandikan “Sharp Knife Airbone” 2014 itu kontingen Tiongkok menurunkan sekitar 80 personelnya, berikut senjata dan sistem pendukungnya.
Direktur Latihan Kontingen Indonesia Kolonel Psk Bambang Hariyono mengatakan materi yang dilatihkan adalah menembak senjata dasar, menembak senjata khusus, bela diri militer, pembebasan sandera dan operasi antiteror.
“Kami juga nanti akan berlatih bersama tentang halang rintang, mendaki dan rappeling, dan simulasi fastrooping dan taktik penanggulangan teror beregu,” kata Bambang yang sehari-hari bertugas sebagai Asisten Intelijen Korps Pasukan Khas TNI AU.
Sejak Kesepakatan Kerja Sama Pertahanan Indonesia dan Tiongkok ditandatangani pada 7 November 2007, militer kedua negara telah menjalin kerja sama latihan bersama diawali latihan bersama Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat dengan mitranya dari Tiongkok pada Juni 2011 di Pusdik Kopassus di Batujajar, Jawa Barat.
china-army-3
Latihan antiteror antara Kopassus dan Komando Pasukan Khusus Angkatan Darat Tiongkok kembali digelar pada Juli 2012 di Jinan, Provinsi Shandong, Tiongkok.
Kegiatan serupa dikembangkan pula pada matra udara antara Korps Pasukan Khas TNI AU dan mitranya dari Tiongkok pada November 2013 di Bumi Margahayu, Jawa Barat.
Militer Indonesia dan Tiongkok berencana menggelar latihan bersama antara pasukan khusus angkatan laut kedua negara yang akan diselenggarakan secara bergantian di Indonesia dan Tiongkok. (ANTARA News).

Renstra MEF II Selesai Bulan Depan

Panglima TNI Jenderal Moeldoko (VIVAnews/ Anhar Rizki Affandi)
Panglima TNI Jenderal Moeldoko (VIVAnews/ Anhar Rizki Affandi)

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menyatakan, Rencana Strategis (Renstra) pertahanan dan kesejahteraann prajurit 2015 sudah akan selesai pada bulan depan. Renstra ini merupakan bentuk roadmap untuk peningkatan kesejahteraan prajurit dalam jangka panjang.
“Nanti dari tahapan-tahapan itu, kita bisa mengetahui pada tahun berapa dan seperti apa peningkatan kesejahteraan prajurit tersebut,” kata Moeldoko kepada wartawan usai mengikuti upacara pelantikan menteri di Istana Negara, Senin (27/10).
Moeldoko pun melanjutkan, Renstra itu akan disusun secepat mungkin. Moeldoko bahkan memastikan renstra awal ini sudah akan selesai pada bulan ini. “Secepatnya. Bulan depan bisa sudah selesai,” lanjut Moeldoko.
Terkait pemenuhan target Kekuataan Pokok Minimum (MEF), Moeldoko mengakui untuk saat ini prioritas utama MEF ada di pemenuhan alat utama sistem senjata (Alutsista). Namun, Moeldoko menyebutkan, secara simultan, Sumber Daya Manusia (SDM) TNI juga akan diselaraskan.
“Jangan sampai nanti alutsista yang canggih datang, tapi manusianya belum siap,” ujar Moeldoko. (republika.co.id).

5 Batalyon Pasukan Raider Papua

Pasukan Raider
Pasukan Raider (photo: istimewa)

Seluruh Batalyon Infanteri (Yonif) yang berada di bawah Kodam XVII/Cenderawasih akan ditingkatkan statusnya menjadi Batalyon Raider secara bertahap hingga 3 tahun kedepan.
“Saat ini Kodam XVII/Cenderawasih memiliki 6 Batalyon Infanteri, dimana dari 6 Yonif tersebut baru 1 yang berkualifikasi sebagai pasukan Raider, yaitu Yonif 751/Raider yang berkedudukan di Sentani. Nah rencana kedepan secara bertahap ke lima Batalyon lainnya akan kita tingkatkan menjadi Batalyon Raider,” kata Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen. TNI. Fransen G. Siahaan, di sela-sela kunjungannya ke Yonif 751/Raider, (21/10) pekan kemarin.

image
Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen. TNI. Fransen G. Siahaan. (photo: Jubi/Angrias RF )

Menurut Pangdam, ke 5 Batalyon yang akan di tingkatkan statusnya menjadi pasukan Raider adalah Yonif 752 / Wira Yudha Sakti di Sorong, Yonif / 753 Arga Vira Tama di Nabire, Yonif 754 / Eme Neme Kangasi di Timika, Yonif 755 / Yalet di Merauke dan Yonif 756 / Winame Sili di Wamena.
“Di tahun 2015, kita berencana mengirim 2 Batalyon ke Bandung untuk dididik menjadi pasukan yang berkualifikasi Raider. Dimana pada bulan Februari kita kirim Yonif 752 / Wira Yudha Sakti dan kemudian pada bulan Meret menyusul Yonif / 753 Arga Vira Tama dan tahun berikutnya menyusul 2 Batalyon berturut-turut hingga semuanya berkualifikasi Raider,” kata Pangdam.
Menurut Pangdam peningkatan kualifikasi satuan pemukul Kodam ini dilakukan mengingat ancaman yang dihadapi di tanah Papua ke depan. Selain itu dengan luas wilayah dan kondisi geografis, Papua membutuhkan kualifikasi khusus, sehingga pengamanan di Papua bisa dimaksimalkan untuk menangkal ancaman dari kelompok-kelompok bersenjata di Papua.(tabloidjubi.com).

Minggu, 26 Oktober 2014

Gayatri Wailissa ternyata anggota BIN

Gayatri Wailissa. ©2014 Merdeka.com/Facebook
Gayatri Wailissa. ©2014 Merdeka.com/Facebook

Gayatri Wailissa, putri Ambon yang menguasai 14 bahasa asing meninggal Kamis (23/10) malam karena pendarahan otak. Gadis jenius yang sudah malang melintang sampai tingkat Asia ini rupanya juga anggota Badan Intelijen Negara (BIN).
Menurut pernyataan Ayah Gayatri, Dedi Darwis Wailissa, anaknya sudah direkrut oleh BIN sejak 3 bulan lalu di Jakarta.
“Dia telah dihormati sebagai BIN, Badan Intelijen Negara. Tetapi kehendak Allah lain,” kata Dedi sebelum pemakaman Gayatri, Sabtu (25/10).
Hal tersebut dapat dipastikan pada foto terakhir almarhumah yang dibawa ke pemakaman, mengenakan seragam hitam ala militer. Pemakaman Gayatri juga didatangi sejumlah petinggi dari Kodam XVI Pattimura TNI AD.
Gayatri dimakamkan di Taman Makam Bahagia Ambon. Makam ini biasanya digunakan oleh para purnawirawan TNI dan Polri.
Selain menguasai 14 bahasa, semasa hidupnya Gayatri dikenal sebagai anak yang pandai bersosialisasi. Kesibukannya sehari-hari yakni sebagai penyiar radio, penerjemah dan peneliti bahasa, serta menjadi instruktur teater di kampusnya.
Prestasi fantastis yang pernah diraih Gayatri antara lain adalah menjadi Duta Anak Tingkat ASEAN, mendapat medali perunggu Science Astronomy 2012, Penerima Anugerah Tunas Muda Pemimpin Indonesia 2013 dari Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta sebagai delegasi anak di beberapa konferensi internasional tingkat Asia.
Gayatri meninggal di RS Abdi Waluyo Menteng, Jakarta Pusat, usai berolahraga di Mess TNI, Kamis (23/10) lalu. Menurut diagnosis dokter, pembuluh darah Gayatri pecah dan sudah tak bisa tertolong. (Merdeka.com).

Menanti bangkitnya Skudron 41 dan 42 TNI AU

Gambar(TU-16 Badger, mantan penghuni utama skuadron 41)

Di masa kejayaan TNI AU, skuadron 41 dan 42 adalah sarangnya para mbaurekso udara, monster-monster angkasa yang ditakui diseluruh langit Asia tenggara. Rumah bagi skuadron pesawat pembom strategis, TU-16 Badger yang dimasa itu didatangkan demi meningkat taring dalam pergelaran Operasi Trikora membebaskan Irian Barat dari kekuasaan Kerajaan Belanda. Seiring gonjang ganjing politik yang menyelebunginya, nasib dari para pembom Strategis ini berakhir tragis, umur tugasnya yang masih seusia jagung dipaksa dimatikan pada awal tahun 1970-an. Praktis setelah peristiwa muram ini, Angkatan Udara tak lagi memiliki monster udara yang sangat dibanggakan, kebijakan pemerintahan orde baru tak lagi memprioritaskan Angkatan Udara sebagai matra yang agresif dan ditakuti kawasan. Kini, dengan bergejolaknya perkembangan, situasi, konsi pertahanan dan keamanan di kawasan terkait semakin panasnya drama perlombaan senjata, gesekan perbatasan dan pelanggaran kedaulatan seperti membuka mata batin yang memaksa para petinggi Hankam Republik ini memikirkan kembali kenangan masa lampau ketika langit nusantara masih dijaga oleh sang monster udara.
Hingga sekara ini, praktis hanya Rusia dan Amerika Serikat yang menjadi produsen unggulan Alutsista pesawat bomber Strategis. Dengan adanya konsep pesawat multirole dan rudal berteknologi canggih, bomber strategis menjadi semacam lini kedua dalam meraih superioritas pertempuran udara. Meski demikian, bomber strategis memiliki semacam fitur, aura yang tak dapat dimiliki oleh jenis pesawat tempur lain, yakni memberikan efek deterrence bagi Negara pemiliknya. Kehadirannya dapat memainkan peran psikologis bagi lawannya, meminimalisir ancaman udara lawan, dan sebagai penggertak bagi siapa pun yang mencoba mengganggu kedaulatan Negara. Konsep keunggulan bomber strategis seperti inilah yang sangat diharapkan republic ini dalam ancaman dan gangguan laten antara lain; ulah nakal tetangga Utara dan Selatan , Gejolak konflik Laut China Selatan yang belum stabil, serta yang paling berbahaya, pangkalan militer AS yang membentuk cincin mengepung wilayah nusantara. “Bisikan ghaib” bahwa Kemhan dalam hal ini TNI AU memiliki niatan kuat untuk menerbangkan kembali skuadron bomber strategis merupakan salah satu upaya antidote dan preventif menghadapi segala kemungkinan ancaman diatas.
GambarGambar(si Cocor bebek dan TU22M, calon utama penghuni skuadron bomber TNI AU)

Apabila Kemhan dan TNI AU benar-benar memasukan pesawat bomber strategis dalam daftar belanjanya mendatang, maka pilihan yang paling “menguntungkan” adalah produk beruang merah yakni Bomber TU22M dan SU-34 Fullback. The Tupolev TU-22M3 (NATO : Backfire) adalah salah satu tulang punggung armada bomber AU Rusia saat ini, versi terbaru dari varian TU-22. Dikembangkan pada decade 1970-an , Bomber ini sudah kenyang uji Battle Proven pada medan Afghanistan, Chechnya dan Georgia. Sedang Sukhoi SU-34 /Su-32 (NATO: Fullback) adalah Bomber paling gress dalam jajaran AU Rusia, Dijuluki si cocor bebek, karena moncong hidungnya mirip dengan binatang bebek atau platypus. Sosoknya merupakan kombinasi antara Flanker dan Bomber, membuatnya memiliki kekuatan ganda dari dua jenis Jet tempur ini.
Last, Bomber strategis sejak awal diciptakannya bukan lah sebagai penentu kemenangan udara tapi lebih sebagi arsenal penggentar langit. Sosoknya yang besar, daya jelajahnya yang jauh, dan kapasitas angkutnya yang dikhawatirkan adalah alas an utama bagi Negara sebesar, seluas, sekaya, secantik Indonesia untuk tidak memiliki alasan untuk tak memilikinya. Keamanan dan integritas kedaulatan adalah harga mati, semahal apapun biaya untuk mewujudkannya bukan sebagai penghalang yang mengmbat. Membangkitkan kembali Armada bomber TNI AU adalah salah satu langkah meraih kembali kejayaan matra udara Indonesia di kawasan. So, mengoperasionalkan kembali Pesawat-pesawat bomber strategis bukanlah mimpi di siang bolong, Langit nusantara wajib dijaga oleh para raksasa udara yang disegani. Berharap pula tawaran penjualan 1 Skuadron Backfire dan Fullback oleh Rusia beberepa waktu lampau segera disambut dan realisasikan secepatnya.