Minggu, 21 September 2014

Kisah Prajurit Marinir di Pulau Terdepan

Anggota Pasmar-1 Surabaya, Satuan Tugas Marinir Pengamanan Pulau Terluar menjaga Kepulauan Fani. (Pasmar-1 Surabaya/ Jawa Pos)
Anggota Pasmar-1 Surabaya, Satuan Tugas Marinir Pengamanan Pulau Terluar menjaga Kepulauan Fani. (Pasmar-1 Surabaya/ Jawa Pos)

Konflik perbatasan dengan Malaysia di Tanjung Datu, Sambas, Kalimantan Barat, mengusik Praka Mar Roby Eka Sanjaya. Langkah Malaysia membangun mercusuar di perairan Indonesia, membuat staf intelijen Pasmar 1 Surabaya itu prihatin. Menurutnya, luas wilayah laut Indonesia memang belum sebanding dengan jumlah personel TNI.
Kondisi tersebut mengingatkan Roby ketika bergabung dalam Satuan Tugas Marinir Pengamanan Pulau Terluar, tiga tahun lalu. Kala itu dia bersama 29 prajurit baret ungu lainnya diterjunkan menjaga Kepulauan Fani.
Pulau Fani adalah pulau terluar Indonesia yang terletak di Samudra Pasifik dan berbatasan dengan negara Palau. Pulau Fani ini merupakan bagian dari wilayah pemerintah Kabupaten Sorong, Papua Barat.
Kepulauan itu terdiri atas tiga pulau. Yang terluas adalah Pulau Fani. Lalu ada Pulau Igi dan Pulau Miarin. Secara administratif, pulau itu masuk Kabupaten Raja Ampat.
Saat air laut surut, tiga pulau itu terlihat dihubungkan sebuah jembatan panjang dari kayu. Begitu laut pasang, jembatan tersebut bisa tidak terlihat dan jarak antar-pulau menjadi lebih jauh.
Kepulauan Fani terdiri dari 3 pulau di Papua Barat
Kepulauan Fani terdiri dari 3 pulau di Papua Barat

“Sekitar enam bulan bertugas di pulau terluar menjadi tantangan tersendiri”, tutur Roby. Sebanyak 30 anggota satgas didominasi Yonif 5 Marinir yang bermarkas di Ujung – Pabean Cantikan dikirim ke sana. Yonif ini berada di bawah Brigade Infanteri 1 Marinir Gedangan, Pasmar 1 Surabaya.
Satgas di Pulau Fani dikomandani Kapten Mar Wachit. Lalu, ada dua prajurit dari Pasmar 1, Roby dan Praka Mar Fani Andri Santoso. Personel Batalyon Komunikasi dan Elektronika 1 Marinir adalah Serma Mar Abuwono dan Kopda Mar Bejo Susanto.
Dari Batalyon Kesehatan 1 Marinir ada Koptu Mar Gandi dan KLS Agus Kelik. Dua batalyon itu di bawah Resimen Bantuan Tempur 1 Karangpilang, Pasmar 1 Surabaya.
“Sebulan sebelum berangkat, anggota satgas wajib mengikuti pratugas,” ujar Kapten Mar Wachit. Sebab, mereka harus ”perang” di medan yang berbeda. Terbiasa berdinas di kota dapat membuat anggota kaget kalau tidak ada persiapan. Pratugas itu dilaksanakan di Pusat Latihan Pasukan Pendarat Komando Latih Marinir (Kolatmar) Gunungsari dan Pusat Latihan Pendaratan Khusus Kolatmar Grati, Pasuruan.
Sebagian besar pulau terluar punya garis pantai dan karang yang agak jauh dari daratan. Selain itu, belum semua punya fasilitas dermaga, baik yang paten maupun yang apung. Cuaca di kawasan bibir Samudra Pasifik tersebut juga dikenal kurang bersahabat dan cenderung ekstrem. Perlu kecakapan pendaratan dari kapal pengantar atau perahu yang berukuran tidak terlalu besar. Banyaknya barang bawaan, baik satuan maupun pribadi, mengharuskan setiap pendaratan punya teknik keseimbangan.
Kecakapan pendaratan juga diperlukan saat menurunkan perbekalan logistik. Setengah tahun bertugas, mereka dipasok beras belasan kuintal dari pos komando taktis Sorong. Waktunya tiga bulan sekali, bahkan bisa molor. Itu bergantung pada cuaca dan keberanian nelayan mengirim sembako. Ketinggian gelombang air laut banyak membuat kapal perintis berpikir ulang. “Biasanya, hanya nelayan pemburu hiu bernyali tinggi yang nekat membantu,” timpal Praka Mar Roby.
Saat pendaratan, material maupun beras tidak boleh sampai terjatuh ke air. Selama pratugas di Gunungsari maupun Grati, mereka dituntut menguasai teknik pendaratan. Salah satunya melintasi titian keseimbangan papan kayu memanjang yang digantung dengan tambang di kiri dan kanannya. Pratugas semakin berat saat diuji bertahan hidup. Dalam simulasi, mereka dipaksa survive tanpa bekal. Prajurit dituntut memaksimalkan potensi alam Gunungsari dan Grati.
satgas-pulau-fani
Keterbatasan air tawar mengharuskan mereka menandon air tatlaka hujan. Jika hujan tidak turun, solusi lain adalah menampung air laut dalam galian atau dengan wadah penyaringan.
Kondisi alam memang ekstrem. Saat air pasang, jarak pos hanya sekitar 4 meter dari laut. Saat badai dan angin puting beliung tiba, para anggota tawakal sembari mengamankan diri dari berbagai kemungkinan. Hawa dingin ketika tengah malam-dini hari serta panas saat siang terik menjadi hal biasa yang dihadapi.
Meski dibekali beras untuk keperluan tiga bulan sekali, beras bisa lebih cepat habis. Penyebabnya bukan konsumsi yang melebihi takaran. Tetapi, serangan hewan pengerat berupa tikus pulau membuat jatah beras prajurit berkurang. Pantangan adat yang melarang membunuh tikus membuat anggota berusaha mematuhi kearifan lokal tersebut.
Pulau-Fani“Pernah suatu waktu karena sudah jengkel, kami berondongi tikus itu dengan tembakan. Tidak lama setelah siang itu, terasa ada gempa dan badai lumayan besar,” kenang prajurit yang 3 Oktober nanti genap 28 tahun tersebut. Kebetulan pada saat bersamaan, beberapa rekannya memanjat pohon kelapa. Akibat gempa sesaat itu, personel yang hendak mengambil buah kelapa terjatuh. Untungnya, mereka tidak cedera parah. Sebuah pohon besar dengan diameter sepanjang keliling enam orang yang melingkari pohon tersebut juga tumbang.
Pantangan lain yang berlaku di pulau terluar itu adalah membakar seafood jenis kepiting seperti rajungan maupun lobster. Ikan jenis lain diperbolehkan. Belum ada alasan rasional yang menjelaskan larangan tersebut.
Kepulauan Fani yang dikenal sebagai habitat ikan karang dan berbagai biota laut membuat prajurit sejatinya tidak sampai kehabisan pengisi atau pengganjal perut dari rasa lapar. Hanya, masalah selera makan acap menghinggapi mereka.
Penyakit yang dapat muncul kemudian biasanya rasa jenuh dan bosan. Beruntung, mereka memiliki berbagai objek untuk melawan perasaan yang kadang menggelayut di pikiran itu. Untuk membunuh kejenuhan dan rasa bosan, olahraga menjadi salah satu aktivitas yang dapat mengusir dan menyalurkan waktu. “Di pos jaga tersedia beberapa perkakas sederhana untuk membuat badan lebih fit,” kenang suami Nurul Chasanah yang berputra Alfatif Dirga Sanjaya itu.
Kapten Wachit menambahkan, ada kebanggaan sebagai prajurit penjaga pulau terluar. Sebab, mereka termasuk berada di garda terdepan dalam mengamankan tanah air. Enam bulan jauh dari peradaban menjadi momentum lebih untuk mengenali jati diri dan Tuhan. Semangat yang membara menjadi komitmen tidak akan ada lagi kisah tragis seperti dialami Sipadan dan Ligitan yang jatuh ke pelukan negeri jiran Malaysia. “NKRI adalah harga mati,” tegasnya. (jpnn.com)
KRI Sultan Hasanuddin-366
KRI Sultan Hasanuddin-366

Kunjungan KRI Sultan Hasanuddin-366
Pulau Fani yang merupakan pulau terluar wilayah NKRI di tepi Samudra Pasifik  dihuni oleh sekitar ± 150 orang dewasa dan anak-anak yang merupakan penduduk musiman pada waktu tertentu saja selebihnya pulau ini dihuni oleh anggota Satgas Pam pulau terluar dari anggota Posal P. Fani. Sulitnya transportasi menyebabkan kelangkaan bahan pokok sehingga penduduk enggan mendiami pulau ini secara permanen.
Dalam rangkaian Operasi Cakra Hiu-14 pada hari Rabu tanggal 25 Juni 2014 Pejabat Guspurlatim Asops Kolonel Laut (P) Retiono Kunto dan Asintel Kolonel Laut (P) Joni Sudianto didampingi Perwira KRI SHN-366 Kapten Lengkong mengunjungi pulau Fani menggunakan RHIB KRI Sultan Hasanuddin (SHN)-366 kunjungan disambut oleh Sertu Muhtadi anggota tertua yang mewakili Danton Pamtas Lettu Mar Dedi Elyadi Putra yang saat itu berada di Sorong dalam rangka persiapan pergantian personel. Pada kesempatan tersebut kapal markas Ops Cakra Hiu-14 KRI SHN-366 memberikan sumbangan kepada personel yang bertugas di pulau Fani berupa Beras 1 karung, supermi, makanan ringan dan BBM.
pulau-fani-papua-indonesia
Dalam kesempatan tersebut Asops Guspurlatim menyampaikan bahwa dalam operasi seperti ini kita perlu mengunjungi Pulau terluar sebagai bentuk komitmen TNI AL dalam menjaga keutuhan NKRI dan sekaligus dapat memberikan semangat kepada petugas perbatasan. Dalam keterangannya Sertu Muhtadi menyampaikan bahwa jumlah personel yang ada sebanyak 13 orang gabungan (Marinir dan TNI AD) disampaikan juga bahwa situasi di pulau ini aman dan penduduk yang ada adalah penduduk musiman jika sedang banyak ikan warga dari Papua datang ke pulau ini untuk mencari ikan. Untuk komunikasi setiap hari hanya satu kali yaitu pada pukul 07.00 WIT menggunakan radio sedangkan untuk penerangan menggunakan Solar Sel karena  PLN belum ada.
Mengingat pentingnya menjaga wilayah perbatasan maka kepada instansi terkait diharapkan segera mengusahakan pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan sehingga petugas perbatasan dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan keberadaan Pulau Fani tidak dimanfaatkan pihak asing. (tnial.mil.id).

Sabtu, 20 September 2014

GSh-30K 30 mm: “Si Penghantar Maut” – Kanon Internal Mil Mi-35P

mi-35-tni-ad1Selain punya desain garang dengan lapisan proteksi tahan peluru di sekujur bodi. Hal lain yang membuat Mi-35P terasa beda dengan helikopter kombatan TNI lainnya adalah keberadaan kanon internal dan dua sayap dengan hardpoint yang bisa dipasangi aneka senjata, termasuk roket, bom dan rudal anti tank. Tapi tetap diantara bekal senjata yang dipersiapkan, yang utama adalah kanon internal yang melekat pada sisi kanan kokpit pilot dan kopilot.
Bagi Puspenerbad TNI AD, sebagai pengemban tugas kavaleri udara, hadirnya kanon internal pada heli serbu menjadi loncatan update teknologi yang penting. Setelah sekian lama hanya mengandalkan heli serbu yang mengambil platform dari helikopter angkut serbaguna. Kanon internal pada Mi-35P mencomot jenis GSh-30K kaliber 30 mm dengan laras ganda (twin barrel). Sejatinya, kanon besutan KBP Instrument Design Bureau, Rusia ini memang dari awal menjadi kanon internal pada heli serbu Mi-24P yang digunakan AD Rusia.
Kanon berlaras ganda, GSh-30K kaliber 30 mm
Kanon berlaras ganda, GSh-30K kaliber 30 mm
Formasi serbu M-35P Penerbad TNI AD
Formasi serbu M-35P Penerbad TNI AD
Senjata GSh-30 mm laras ganda dalam wujud utuh.
Senjata GSh-30 mm laras ganda dalam wujud utuh.
Konfigurasi ruang amunisi.
Konfigurasi ruang amunisi.
mi-24p_1
gsh-23l-1
GSh-30 sebagai kanon internal di Su-25.

Selain diadopsi untuk helikopter Mi-24/M-35P, GSh-30K kaliber 30 mm berlaras ganda juga menjadi kanon internal pada jet serang darat Su-25 Frogfoot. Meski setipe, tapi panjang kanon pada kedua wahana tempur itu berlainan, GSh-30K di Mi-35P punya panjang laras 2.400 mm, sementara GSh-30K di Su-25 panjang larasnya hanya 1.500 mm. Lalu bagaimana dengan daya gempur kanon ini? Kecepatan tembak (rate of fire) dapat di setting dengan mode low dan high. Saat low kecepatan tembaknya 300 proyektil per menit. Sedangkan dalam mode high kecepatan tembaknya menjadi 2.000 – 2.600 proyetil per menit. Untuk kecepatan lesat proyektil ke sasaran mencapai 940 meter per detik. Amunisi yang digunakan kaliber 30 x 165 mm dengan bobot proyektil 390 gram. Dengan kapabilitas yang dimiliki, maka kanon ini dipercaya ampuh sebagai penghantar maut bagi ranpur lapis baja ringan, dan sangat menakutkan bagi konsentrasi atau perkubuan pasukan lawan.
Secara keseluruhan, rangkaian kanon (belum termasuk amunisi), punya bobot 126 kg. Untuk Mi-35P, dalam sekali terbang dapat membawa 750 peluru dengan beberapa tipe hulu ledak. Kanon ini bekerja dengan mekanisme gas operated. Selain Puspenerbad TNI AD, TNI AU juga secara langsung mengenal jenis kanon GSh-30, meski dalam versi yang berbeda. Yakni GSh-30-1 30 mm laras tunggal (single barrel) dipakai sebagai kanon internal pada jet tempur Sukhoi Su-27/Su-30 Flanker Skadron 11 TNI AU. Di Sukhoi Su-27/Su-30, pengoperasian kanon ini dipandu perangkat penjejak berbasis thermal OEPS-27. Untuk pengoperasian di helikopter Mi-35, kopilot sebagai operator senjata ini dapat memanfaatkan fasilitas electro optical sight untuk membantu proses pembidikan sasaran. (Bayu Pamungkas)

Spesifikasi GSh-30K 30 mm
Manufaktur : KBP Instrument Design Bureau
Tipe : dual-barrel automatic cannon
Kaliber : 30 x 165 mm
Operation : Gast principle
Panjang keseluruhan : 2944 mm
Panjang laras : 2400 mm
Berat: 126 kg
Rate of fire: 300 rpm (low) – 2,000~2,600 rpm (high)
Muzzle velocity: 940 meter per detik
Berat proyektil : 390 gram

Siluet Jet Tempur Sukhoi Indonesia

 image
Ada informasi menggelitik yang disampaikan warjagers Loki, terkait kedatangan pesawat Angkut Antonov ke Indonesia. Kenapa saya sebut di Indonesia, karena di sisi kanan gambar ada pesawat Boeing 737 TNI AU, ada berseragam PDH TNI AU. Selain itu cone, cat strip pembuatas jalan, juga ciri khas instansi militer.
Nah yang menarik ada dua pesawat tempur Sukhoi yang menjadi background dari pesawat Antonov yang datang. Kedua pesawat itu terlihat sebagai siluet. Siluet ini terbentuk karena intensitas cahaya matahari sangat tinggi saat itu dan photo diambil dari jauh.
image
image
Gambar siluet dari pesawat yang di kiri, memang agak berbeda dengan SU30 MK ataupun SU 27 TNI AU. Badan pesawat yang kiri agak menyembul, seperti SU 34. Pesawat SU 34 biasanya dipanggil oleh warjagers dengan istilah cocor bebek.
Gambar pembanding: SU 34 Russia
Gambar pembanding: SU 34 Russia
image
image
SU 34 Rusia

Apakah bentuk siluet Pesawat tempur Sukhoi TNI AU seperti cocor bebek SU 34 karena faktor pencahayaan, atau benar adanya, belum ada informasi tambahan.
SU 34 adalah jet tempur varian serang maritim Rusia, yang dikhususkan untuk memburu dan menghancurkan kapal perang permukaan.
SU 34 Rusia
SU 34 Rusia
image
SU 34 Rusia

Tidak ada maksud menggiring opini dalam artikel ini, melainkan hanya sebagai bahan diskusi dan menyaring berbagai informasi yang beredar. (JKGR).
*Thanks photonya Loki

Jet Tempur Sukhoi dan Kapal Selam

sukhoi-indonesia-2
deagel.com/country/Indonesia

Berita dari Janes.com yang membongkar penyamaran Singapura atas armada F-15 SG nya sempat menarik perhatian. Janes.com mencoba menelusuri lewat nomer registrasi serta laporan keuangan Boeing. Hasilnya diketahui F-15 SG Singapura bukan 24 unit, melainkan 40.
Seorang warjager ber-id Penyimak , memposting link deagel.com
Data di situs itu menunjukkan sejumlah alutsista TNI berbeda dengan yang dipublikasikan secara resmi. Sebagai contoh, pesawat Sukhoi SU 30MK Indonesia ditulis ada 17. Sementara Sukhoi SU 27 ada 5 unit.
sukhoi-indonesia-1
deagel.com/country/Indonesia
ks-kilo3
Operator Kapal Selam Kilo Project 636 (deagel.com)

Begitu pula dengan kapal selam Indonesia. Di situs itu kapal selam Kilo Indonesia ada dua. Kapal selam lainnya adalah jenis U209 yang berjumlah dua.
kilo-indonesia
Operator Kapal Selam Kilo Project 636 (deagel.com)

Belum tahu darimana deagel.com mendapatkan angka tersebut. Namun untuk angka angka yang  disebut, untuk alutsista lainnya cukup akurat. Bahkan deagel.com hanya menuliskan tanda tanya (?), untuk alutsista Indonesia yang belum dia ketahui jumlahnya. (JKGR).

KASAD Tinjau Kesiapan HUT TNI ke 69

image
KASAD Tinjau Persiapan TNI AD menyambut HUT TNI ke 69 (JakartaGreater)

Persiapan menyambut perayaan puncak ulang tahun HUT TNI ke 69 yang akan dialkasanakan pada 7 Oktober 2014, mendatang menjadi perhatian serius Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Karena dalam gladi bersih kali ini Kasad meninjau prajuritnya sekaligus melakukan tinjauan alat utama sistem senjata (Alutsista). Mantan Pangdam V Brawijaya periode (2010-2011) ini bertindak langsung sebagai Irup di lapangan Makodam V Brawijaya, Jumat (19/9/2014).
image
Persiapan TNI AD menyambut HUT TNI ke 69 (JakartaGreater)

Kasad yang baru, lahir di Tegal, Jawa Tengah ini saat menyampaikan bahwa kehadiran dirinya di Surabaya tak lain untuk meninjau kesiapan prajuritnya dalam menyambut HUT TNI ke 69, 7 Oktober 2014, mendatang, di Koarmatim.
“Saya datang kesini untuk melihat persiapan alutsista dan prajurit saya, dalam menyambut ulang tahun TNI tujuh Oktober mendatang, saya juga melihat tank leopard salah satunya,” tegasnya.
“Nanti dalam HUT TNI 2014 akan dipamerkan kekuatan TNI AD selama periode Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjabat,” imbuhnya.
 (JakartaGreater)
(JakartaGreater)

Bahkan dalam upacara Kasad menginginkan agar TNI AD menggetarkan Armada Timur. Lulusan Akademi Militer tahun 1982 ini dengan tegas agar yel-yel yang disampaikan atas nama Angkatan Darat `Kartika Eka Paksi` bukan per Brigade. “Getarkan Armada Timur dengan suara prajurit TNI Angkatan Darat,” tuturnya diatas podium Upacara.
image
(JakartaGreater)

“Kalian adalah prajurit terpilih yang merupakan kehormatan bisa mewakili TNI AD, terimakasih atas semangatmu dan selamat bertugas,” pungkas Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengakhiri sambutannya.
Jenderal bintang empat ini menjelaskan menambahkan bahwa tentunya akan aksi spesial dan kali ini ada satu brigade yang akan melakukan terjun payung di Suramadu. “Aksi semua pasti menampilkan yang terbaik tetapi yang tidak ada dari peringatan HUT TNI sebelumnya adalah kita akan ada terjun payung di bagian sisi ujung Pulau Madura Suramadu,” tukasnya.
image
(JakartaGreater)

Berdasarkan pantauan dilapangan saat geladi bersih sekitar lapangan Kodam V/Brawijaya dipenuhi Alutsista TNI AD berupa kendaraan-kendaraan tempur terdiri dari 3 unit Bush Master, 12 unit MRCV, 2 unit Pakci, 2 unit Komodo, 2 unit OKA, 2 unit Isuzu D-Max, 1 unit Caspier, 6 unit Tank Tarantula, 13 unit MLRS, 14 cuk Mer 155 KH179, 14 cuk Mer 105 KH178, 13 unit Tank Scorpion, 9 unit Panser Anoa, 8 unit RBS-70, 1 unit Giraffe, 4 cuk Mer 23 Zur/Groom, 2 unit MMl Proprad.
image
(JakartaGreater)

Sementara itu untuk diketahui kendaraan tempur (ranpur) dan kendaraan taktis (rantis) tersebut akan ditampilkan dalam Upacara menghadapi HUT TNI 2014 yang akan dilaksanakan pada 7 Oktober 2014, mendatang, di Koarmatim Surabaya. (DK) (JKGR).

TNI AU Pengguna Pertama Skyshield 35 MK-2

Skyshield 35 MK-2 Senjata pertahanan udara Skyshieldyang akan dioperasikan oleh Detasemen Pertahanan Udara Paskhas saat diangkut dengan pesawat Hercules A-1319 (photo : TNI AU)
Skyshield 35 MK-2 Senjata pertahanan udara Skyshield yang akan dioperasikan oleh Detasemen Pertahanan Udara Paskhas saat diangkut dengan pesawat Hercules A-1319 (photo : TNI AU)

Suatu kebanggaan bagi TNI Angkatan Udara dan TNI sebagai pengguna pertama senjata pertahanan udara Skyshield 35 mm MK-2 selain negara pembuatnya Swizeland. Senjata ini dibuat tahun 2014 oleh pabrikan senjata Swiss Oerlikon Contraves Rheinmetall.
Skyshield 35 MK-2 (Skyshield Gun Missile) untuk memenuhi kebutuhan Paskhasau melengkapi satuan jajaran sebagai senjata pertahanan udara yang akan dioperasikan oleh Detasemen Pertahanan Udara (Denhanud) Paskhas.
Skyshield Gun Missile merupakan sistem pertahanan udara titik (Short Range Air Defence/ SHORAD) mempunyai jangkauan peluru sejauh 4000m dengan kecepatan 1000 peluru/menit, dan jarak kecepatan amunisi rata-rata 1050 meter/detik, sedangkan maksimal magazen sebanyak 252 butir.
Sky Gun Misille memiliki amunisi AHEAD (Advanced Hit Efficiency and Destruction) kaliber 35 mm yang dapat menyembur menjadi 202 butir dan membentuk semacam perisai (Metal Spin-stabilised Projectiles)setelah 4 detik ditembakan, sehingga kemungkinan target lolos dari sasaran peluru hanya 10%.
Satu Firing Unit (FU) Skyshield Gun Misille terdiri dari dua unit meriam revolver kaliber 35 mm (1,38 inci), satu sistem sensor pengendali/radar dan pos komando secara terpisah, juga dilengkapi dengan dua rudal darat ke udara jenis Chiron buatan Korea Selatan yang sudah terintegrasi dengan Skyshield Gun Sistem sehingga membuat jangkauan radar lebih luas dan efektif, sehingga sekaligus mengembangkan pertahanan titik menjadi pertahanan wilayah/area.
image
Dislokasi Skyshield

Skyshield Gun Missile dapat ditempatkan di mana saja sesuai kebutuhan dengan sistem mobail dengan menggunakan empat truk yang sudah dilengkapi dengan derek, masing-masing truk memuat satu pos command, dua meriam revolver 35 mm dan satu sistem sensor kendali/radar, sedangkan Chiron dapat ditempatkan hingga sejauh 5 km dari Command Post.
Saat ini Skyshield Gun Missile ditempatkan di Denhanud 471 Paskhas Halim Perdanakusuma, Denhanud Paskhas Lanud Supadio Pontianak, dan Denhanud Paskhas Lanud Sultan Hasanuddin masing-masin satu Baterai yaitu dua Firing Unit.
Sedangkan personel yang mengawakinya sudah mendapat pelatihan sebanyak 20 personel terdirin darai 12 personel Paskhas, empat personel Depo 60 Senamo Lanud Iswahjudi dan Depohar 50 Lanud Adi Sumarmo, Solo.
Skyshield Gun Missile akan ditampil pada pada defile peringatan HUT TNI ke-69 pada 7 Oktober mendatang di Dermaga Ujung Surabaya. (TNI AU)

Mil Mi-35P: The “Flying IFV” – Pencipta Teror dari Udara


148656967
Bila di darat dikenal jenis ranpur IFV (Infantry Fighting Vehicle), yakni wahana transport personel yang dipersenjatai dengan kanon kaliber menengah, sehingga cukup efektif untuk menyerang sasaran secara langsung, di lingkup TNI AD bisa dicontohkan dengan hadirnya Marder 1A3. Nah, dalam wujud yang lain, kavaleri udara TNI AD juga punya The “Flying IFV.” Punya kehandalan dan kegarangan setara Marder, tapi IFV yang satu ini wujudnya adalah helikopter.
Helikopter angkut atau heli transport untuk misi multirole sudah jamak di lingkungan Puspenerbad TNI AD. Jenisnya pun cukup beragam, mulai dari NBO-105, Bell 205 A1, NBell 412, dan Mil Mi-17-V5. Selain bisa membawa pasukan, heli tersebut juga bisa dipersenjatai. Tapi itu semua itu belum pantas disebut “Flying IFV,” karena bekal senjata yang dibawa kurang memberi efek getar, belum lagi lapisan proteksi untuk awak dan penumpangnya masih dianggap minim. Hal yang berbeda dengan “Flying IFV,” masih merujuk pada platform helikopter angkut personel, tapi punya daya gempur plus proteksi khas heli serbu yang dedicated. Yang dimaksud disini tak lain dan tak bukan adalah Mil Mi-35P. Heli tempur yang menjadi arsenal di Skadron 31 Serbu Puspenerbad TNI AD, jadi satu skadron dengan heli Mil Mi-17-V5.
Roket dan rudal AT-9 terpasang pada sayap.
Roket dan rudal AT-9 terpasang pada sayap.
Mi;35P menjadi obyek perhatian dalam Pameran Alutsista TNI AD.
Mi;35P menjadi obyek perhatian warga dalam Pameran Alutsista TNI AD.
Dudukan untuk perangkat flare.
Dudukan untuk perangkat flare.

Untuk saat ini, setidaknya sebelum AH-64E Apache produksi Boeing diserah terimakan ke TNI AD, maka Mi-35P masih menyandang sebagai heli berkemampuan serbu paling mutakhir yang ada di Indonesia. Heli ini pantas disebut punya kemampuan hybrid, pasalnya selain menyandang predikat sebagai helikopter tempur, Mi-35P juga merupakan heli transport pasukan tempur. Dengan bekal ruang kargo yang berada di belakang kokpit, heli ini sanggup membawa 8 personel pasukan darat bersenjata lengkap. Atau dalam misi medical evacuation, ruang kargo dapat dimuati empat tandu pasien.
Heli ini dirancang sejak era Uni Soviet, dengan mengambil pengalaman AS di Perang Vietnam, terbesit bagi Rusia untuk menggabungkan peran dua helikopter yang dominan saat Perang Vietnam, yaitu UH-1 Huey dan AH-1 Huey Cobra. UH-1 sebagai heli angkut pasukan, sementara Huey Cobra sebagai heli serbu, keduanya kerap dioperasikan dalam satu misi. Kemudian lewat riset dan pengembangan, munculah Mil Mi-24 Hind. Satu heli yang punya dua kemampuan sekaligus, yaitu bisa membawa pasukan tempur, tapi juga bisa melaksanan misi tempur layaknya AH-1 Huey Cobra dan AH-64 Apache. Keseriusannya sebagai heli tempur sangat kental dengan adopsi bentuk kursi pilot dan kopilot dengan model bertingkat (tandem). Ditambah model cantelan senjata dalam bentuk wingtip yang khas heli serbu keluaran NATO.
72131856
indonesian mi-24
Visual dashboard pilot
Visual dashboard kokpit pilot
Visual dasboard kokpit kopilot.
Visual dasboard kokpit kopilot.
Ruang kargo (komapartemen pasukan).
Ruang kargo (komapartemen pasukan).

Mil Mi-35P
Ada cukup banyak varian yang ditelurkan oleh Mi-24, salah satunya adalah Mi-24P Hind F yang digunakan AB Rusia. Untuk kebutuhan pasar ekspor, pihak pabrikan, Mil Helicopter kemuduan merilis versi Mi-35P, versi inilah yang dioperasikan sejumlah 5 unit oleh Puspenerbad TNI AD. Dalam operasionalnya, Mi-35P dibutuhkan tiga orang kru, terdiri dari pilot, kopilot yang merangkap sebagai operator persenjataan, dan teknisi (flight engineer). Formasi tempat duduk pilot berada diatas posisi duduk kopilot, tak beda dengan konfigurasi tempat duduk di AH-64 Apache atau AH-1 Cobra. Posisi kopilot di depan membuat dirinya lebih leluasa melihat sasaran dan mengakurasi tembakannya. Kokpit helikopter dibuat kedap udara agar tahan dalam kondisi NBC. Sementara untuk teknisi, duduk di dalam ruang kargo.
Berangkat dari pengalaman yang terjadi selama Perang Afghanistan, maka Mi-35P diberi lapisan proteksi layaknya ranpur lapis baja. Mi-35P dibekali pelindung lapisan baja untuk menahan terjangan proyektil. Keseluruhan bodi helikopter dirancang untuk mampu menahan tembakan proyektil kaliber 12,7 mm, termasuk pada lima bilah rotornya. Rotor utama Mi-35P terbuat dari bahan campuran titanium dan fiber glass sehingga mampu menghasilkan tenaga putaran dan balance yang lebih maksimal terhadap lima bilah rotornya. Kemudian rotor pada bagian ekor terbuat dari bahan alumunium pilihan dan mampu berperan sebagai stabilizer dengan sangat baik. Khusus untuk kompartemen pilot dan kopilot dirancang mampu menahan serbuan proyektil dari kaliber 37 mm dengan material kevlar. Dari sisi proteksi, heli ini menjadi wahana yang sangat pas untuk membawa VVIP melintasi wilayah yang rawan.
dsc_4364 
Kanon berlaras ganda, GSh-30K kaliber 30 mm
Kanon berlaras ganda, GSh-30K kaliber 30 mm
Amunisi GSh-30K kaliber 30 mm
Amunisi GSh-30K kaliber 30 mm


Meski tampil dengan sosok garang dan penuh proteksi, kiprahnya sempat down saat pejuang Mujahidin dibekali rudal SAM MANPADS Stinger oleh AS. Dengan kemampuan menguber sasaran lewat jejak panas, Mi-24 menjadi bulan-bulanan dalam perang tersebut, lebih dari 200 unit Mi-24 berhasil ditembak pejuang Mujahidin. Tapi lain dulu di tahun 70 dan 80-an, kini Rusia sudah mengantisipasi serangan-serangan dari rudal panggul, ini dibuktikan dengan hadirnya perangkat Radar warning receiver, IR (infra red) jammer, flares, dan optional heat diffusers pada Mi-24/Mi-35 generasi terkini.

Persenjataan
Bekal senjata yang dapat dibawa Mi-35P terbilang kelas berat dan punya daya hancur besar pada basis perkubuan lawan. Salah satunya yang telah menciptakan perang brutal melawan pejuang Mujahidin adalah roket S-5 kaliber 57 mm, senapan mesin kaliber 23 mm, sejumlah bom pintar seberat 100 kg, 250 kg, dan 500 kg. Sistem sayap stubbed wing memungkinkan untuk dibawanya persenjataan dalam jumlah besar, dengan standarnya adalah pod roket, pod senapan, dan rudal anti-tank. Sistem sayap ini juga memungkinkan helikopter dilengkapi dengan rudal udara-ke-udara untuk pertahanan diri.
Rudal anti tank, AT-9 Spiral-2
Rudal anti tank, AT-9 Spiral-2
tni-cek-helikopter-mi-35p-untuk-latgab-2012
p2515
Bagi para pemerhati alutsista Indonesia, hadirnya Mi-35P pada tahun 2010 juga menandai era baru kesenjataan helikopter militer. Pasalnya, lewat Mi-35P mulai diperkenalkan penggunaan rudal, dalam hal ini rudal anti tank AT-9 Spiral-2. Sebelum-sebelumnya, jenis heli kombatan TNI AD paling banter hanya dipersenjatai kombinasi kanon, SMB (senapan mesin berat), dan roket FFAR. Selain diperkenalkannya rudal untuk heli TNI AD, Mi-35P juga menjadi helikopter pertama di lingkungan TNI yang dibekali kanon internal (fixed weapon), yaitu jenis GSh-30K kaliber 30 mm. Kanon dua laras ini disematkan pada sisi kanan kokpit. Bekal amunisi untuk kanon ini adalah 750 peluru.
Dalam beberapa kesempatan, Puspenerbad TNI AD selain memamerkan sosok rudal AT-9, juga ditampilkan roket S-8 kaliber 80mm, dan pelontar chaff/flare. Ada cukup banyak varian senjata yang dapat dibawa, pada intinya Mi-35P dibekali 4 hardpoints senjata dalam 2 sayap. Berikut adalah opsi-opsi paket senjata yang dapat dipasang di Mi-35P. (Bayu Pamungkas)
  • Option 1 AT-9 Spiral anti-tank missile, 2 missiles on each wingtip or outer hardpoint
  • Option 2 S-5 rockets in 16 round UV-16 or 32 round UV-32 rocket pod on each hardpoint
  • Option 3 S-8 rockets in 20 round B-8V20 rocket pod on each hardpoint
  • Option 4 S-13 rockets in 5 round B-13 rocket pod on each hardpoint
  • Option 5 S-24 rocket on each hardpoint
  • Option 6 UPK-23 or GUV gun pod on each hardpoint
  • Option 7 FAB-250 bomb, KMGU dispenser or 4x FAB-100 bomb on each hardpoint
l0051368

Spesifikasi Mil Mi-35P
Produksi : Mil Helicopter
Awak : 3 (pilot, perwira persenjataan, teknisi)
Kapasitas : 8 prajurit atau 4 tandu
Panjang : 17,5 meter
Diameter baling-baling : 17,3 meter
Rentang Sayap : 6,5 meter
Rotor : lima blade main rotor dan tiga blade tail rotor
Tinggi : 6,5 meter
Berat kosong : 8.500 kg
Berat maksimum lepas landas : 12.000 kg
Mesin : 2× Isotov TV3-117 turbin, 1.600 kW (2.200 hp) masing-masing

Performa
Kecepatan maksimum : 335 km per jam
Kecepatan menanjak : 12,5 meter per detik
Ketinggian terbang maksimum : 4.500 meter
Lama terbang (endurance) : 4 jam
Jarak jangkau : 500 km
Jarak jangkau tempur : 160 km
Kapasitas bahan bakar internal : 1.840 liter avtur
Kapasitas bahan bakar tambahan : 500 liter per hardpoints
Jarak jangkau dengan bahan bakar tambahan : 1.000 km

Persenjataan
– 30 mm Yakushev-Borzov multi-barrel machine gun
– 1500 kg bom
– 4× Peluru kendali anti tank
– 4× 57 mm S-5 rocket pod atau 4× 80 mm S-8 rocket pod
– 2× 23 mm meriam dua laras (machinegun-pod)
– 4× tangki bahan bakar eksternal