Senin, 08 September 2014

SAM Medium Indonesia

SAM Medium NASAMS II
SAM Medium NASAMS II

Indonesia tampaknya akan melirik rudal pertahanan udara / Surface to air missile (SAM) jarak menengah dalam MEF II, 2015 -2019. Alutsista ini sudah dilihat oleh user dan mereka mengaku puas terhadap performanya. Namun keputusan akhir akan berada di tangan Presiden Terpilih Joko Widodo saat nanti beliau menjabat, dan tentunya juga persetujuan Komisi I DPR.
Menurut rekan warjag (Bung Sempak), kemungkinan besar SAM jarak menengah itu buatan Eropa, alutsista yang dipakai NATO.
Clue dari SAM jarak menengah ini adalah, Menteri Pertahanan Indonesia sudah melakukan lawatan ke negara tersebut. Begitu pula dengan Panglima TNI.
Medium dan Long Range SAM rencananya akan berada di bawah Arhanud yang menjadi operatornya, bukan dari Paskhas atau TNI AU.
Pembelian Alutsista TNI
Pembelian Alutsista TNI (by Jalo)

Dari dokumentasi yang dimiliki warjag, rudal NASAMS merupakan, alutsista yang juga dimintai oleh PT DI, untuk dikembangkan di Indonesia. NASAMS menggunakan rudal AIM-120 Amraam, sehingga familiar dengan Indonesia. 
Sistem Pertahanan Udara Jarak Menengah NASAMS
Sistem Pertahanan Udara Jarak Menengah NASAMS

Tentu rudal NASAMS yang akan dijadikan SAM medium Indonesia di MEF 2, masih berupa dugaan semata. Dugaan ini bisa dipertajam, dengan memecahkan sejumlah clue yang telah disampaikan rekan Warjag Bung Sempak dan Bung Jalo, dengan opsi, jika disetujui Pemerintahan yang baru nanti. 
(JKGR).

Minggu, 07 September 2014

KRI Teluk Bintuni 520: LST Terbesar Satuan Kapal Amfibi TNI AL

24IMG_20140905_140830
Dari beragam jenis kapal perang milik TNI AL, tipe LST (landing ship tank) termasuk sepi dalam bahasan alutsista. Apalagi setelah hadirnya LPD (landing platform dock), sontak menjadi maskot TNI AL dalam misi operasi amfibi, bantuan bencana alam, operasi sosial/kesehatan, bahkan kerap difungsikan sebagai kapal markas. Meski secara teknologi LPD lebih maju dan lebih banyak kebisaan dibanding LST, tapi tetap saja, LST punya peran strategis bagi TNI AL.
Di lingkungan armada TNI AL, tipe kapal LST dan LPD masuk dalam naungan Satuan Kapal Amfibi (Satfib), yang terbagi dalam Armada RI Kawasan Barat dan Armada RI Kawasan Timur. Peran LST tentu tak bisa dikesapingkan, ibarat keberadaan C-130 Hercules di lingkup TNI AU, maka LST punya andil sebagai tulang punggung transportasi bagi TNI AL, khususnya dalam tugas-tugas serbuan amfibi. Karena luasnya wilayah lautan Indonesia, TNI AL udah sejak dahulu ‘dinobatkan’ sebagai operator LST terbanyak di kawasan Asia Tenggara.
Saat ini ujung tombak LST Satfib TNI AL masih dipercayakan pada Frosch Class buatan Jerman Timur, Frosch Class terdiri dari KRI Teluk Gilimanuk 531, KRI Teluk Celukan Bawang 532, KRI Teluk Cendrawasih 533, KRI Teluk Berau 533, KRI Teluk Peleng 535, KRI Teluk Sibolga 536, KRI Teluk Manado 537, KRI Teluk Hading 538, KRI Teluk Parigi 539, KRI Teluk Lampung 540, KRI Teluk Jakarta 541, KRI Teluk Sangkulirang 542, KRI Teluk Cirebon 543 dan KRI Teluk Sabang 544. Ditambah lagi ada varian LST besutan galangan kapal Tacoma SY, Korea Selatan. LST buatan Korea ini terdiri dari KRI Teluk Semangka 512 (purna tugas) , KRI Teluk Penyu 513, KRI Teluk Mandar 514, KRI Teluk Sampit 515, KRI Teluk Banten 516, dan KRI Teluk Ende. Bahkan TNI AL hingga kini masih mengoperasikan LST buatan AS keluaran era Perang Dunia II, yaitu KRI Teluk Bayur 502, KRI Teluk Amboina 503, KRI Teluk Ratai 509 dan KRI Teluk Bone 511. Identitas LST dicirikan dengan kode angka 5xx dan penyebutan nama Teluk di Nusantara.
Dalam setiap laga operasi tempur amfibi yang melibatkan gelar pendaratan pasukan Marinir, pendaratan tank dan pansam (panser amfibi), maka LST dipastikan selalu diikutkan. Sebut saja peran penting LST buatan AS saat operasi Seroja di Timor Timur di tahun 70-an, hingga peran LST dalam operasi pendaratan pasukan TNI saat operasi keamanan melawan separatis GAM di Aceh.
Mengingat beberapa LST TNI AL sudah memasuki usia pengabdian yang sangat tua, maka sudah merupakan keharusan untuk dilakukan penggantian dengan jenis LST yang baru ini. Itu telah terangkum dalam susunan list di MEF (minimum essential force) I. Untuk maksud pengadaan LST, TNI AL memesan 3 unit LST baru. Kementerian Pertahanan memesan 2 unit dari BUMN PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari dan 1 unit dari perusahaan swasta PT Daya Radar Utama (DRU) yang galangannya berada di Lampung Selatan.

KRI Teluk Bintuni 520
Dari ketiga LST pesanan Kemenhan RI, tipe pertama yang rampung adalah KRI Teluk Bintuni 520 yang dibuat PT DRU. Dari segi bobot mati, bobot kapal dalam keadaan kosong, maka Teluk Bintuni dengan bobot 2.300 ton menjadi LST terbesar TNI AL. Sebagai perbandingan LST buatan Tacoma punya bobot mati 1.800 ton, sementara yang lebih kecil, LST Frosch Class bobot matinya 1.530 ton. Bobot yang besar pada KRI Teluk Bintuni ternyata berkorelasi dengan tugas yang diembannnya, dimana kapal perang ini dirancang untuk membawa MBT (main battle tank) Leopard.
KRI Teluk Bintuni dalam proses finishing. Sumber foto: Saibumi.com
KRI Teluk Bintuni dalam proses finishing. Sumber foto: Saibumi.com
989822kapal-angkut-tank-3
Bagian buritan sebelum di cat.
Bagian buritan setelah di cat.
Bagian buritan setelah di cat.
bintuni2_zps38666668
Total kapal ini bisa membawa 10 unit MBT Leopard 2A4 yang berat tiap tank mencapai 62,5 ton. Sebuah lompatan besar, bila sebelumnya LST TNI AL hanya akrab membawa tank ringan dengan berat per tank hanya belasan ton. Selain itu, KRI Teluk Bintuni bisa membawa 2 unit helikopter, kapal ini memang dibekali dua helipad dengan fasilitas hangar. Dikutip dari situs Saibumi.com, kapal ini punya panjang 120 meter, lebar 18 meter, dengan tinggi 11 meter. Kecepatannya 16 knot dengan main engine 2×3285 KW yang ditenagai dua mesin.
KRI Teluk Bintuni terdiri dari 7 lantai yang letaknya secara berurutan dimulai dari bawah yakni deck A merupakan ruang untuk tangki dan ruang pasukan. Paling bawah adalah bottom deck yang menjadi ruang khusus mesin kapal dan deck B untuk pasukan. Lalu, deck C untuk kru kapal termasuk tempat tidur dan peralatan keseharian kru kapal. Deck D juga untuk kru kapal dan deck E untuk komandan dan para perwira. Kemudian, deck F untuk ruang komando. Terakhir, deck G alias top deck atau kompas deck digunakan untuk meletakkan dua radar utama. Belum dijelaskan tentang jenis radar yang bakal diadopsi.
Sementara untuk persenjataan, hanya diproyeksikan untuk self defence. LST ini mengandalkan meriam Bofors kaliber 40/L70 mm yang ditempatkan pada bagian haluan. Kemudian ada kanon PSU kaliber 20 mm, serta dua unit SMB (senapan mesin berat) kaliber 12,7 mm. Dalam operasi tempur, LST harus mendapat kawalan dari Satuan Kapal Eskorta atau Satuan Kapal Cepat. Secara umum KRI Teluk Bintuni sanggup dimuati 113 ABK (anak buah kapal), enam orang kru helikopter, dan pasukan sebanyak 361 orang. Untuk mengantar pasukan Marinir ke pantai, LST ini dapat membawa 4 unit LCVP (Landing Craft, Vehicle, Personnel). Untuk memudahkan loading logistik dan cargo, pada bagian depan anjungan juga dilengkapi crane, mengingatkan pada desain crane di kapal-kapal Pelni. Kapal ini ditargetkan setelah rampung akan ditampilkan dalam defile HUT TNI ke-69 yang berlangsung di Dermaga Koarmatim, Surabaya.
Tampak bagian haluan, pada posisi tengah nampak dudukan untuk meriam Bofors 40mm.
Tampak bagian haluan, pada posisi tengah nampak dudukan untuk meriam Bofors 40mm.

Dihadang Musibah
Seperti halnya KRI Klewang 625, KRI Teluk Bintuni 520 juga dihadang masalah pada saat peluncuran. Bedanya, KRI Klewang 625 sempat sukses melaut, meski kemudian hangus terbakar (total loss) beberapa hari kemudian. Sementara masalah di Teluk Bintuni lain lagi, musibah datang saat peluncuran baru akan dilakukan. Baik KRI Klewang dan KRI Teluk Bintuni punya kesamaan, kedua kapal pesanan TNI AL ini dibuat oleh perusahaan swasta nasional.
Upacara peluncuran KRI Teluk Bintuni 520 pada hari Jumat (5/9/2014) berubah menjadi bencana akibat sling penahan kapal putus sebelum kapal resmi diluncurkan. Insiden tersebut mengakibatkan dua pekerja harus dilarikan ke rumah sakit. Akibatnya, upacara peluncuran kapal yang dilakukan di tempat pembuatannya di galangan kapal PT Daya Radar Utama, Lampung Selatan menjadi batal dilaksanakan.
Lewat tabung pelampung berbahan karet inilah KRI Teluk Bintuni digerakkan ke laut.
Lewat tabung pelampung berbahan karet inilah KRI Teluk Bintuni digerakkan ke laut.

Berdasarkan kronologinya, KRI Teluk Bintuni saat itu berada di pinggir galangan. Dalam tahap persiapan, kapal berbobot 2.300 ton ini dialasi tabung-tabung pelampung berbahan karet dan bodi kapal diikat sling serat baja. Saat sejumlah pekerja sedang mempersiapkan upacara peluncuran kapal pengangkut tank Leopard ini, tiba-tiba sling putus dan otomatis tanpa dikendalikan kapal meluncur ke pinggir laut. Sejumlah pekerja yang berada di pinggir kapal berlari menyelamatkan diri. Namun, naas, dua pekerja di bibir pantai terlindas tabung pelampung karet. Beruntung, tidak ada korban yang mengalami luka serius, disebutkan korban hanya mengalami shock. Teluk Bintuni diambil dari salah satu teluk di kawasan Papua.(Danang)

Oerlikon Skyshield plus Chiron

 
Chiron, man-portable, fire-and-forget system, day-night operational
Chiron, man-portable, fire-and-forget system, day-night operational

Lanud Iswahjudi mulai dilengkapi dengan sistem pertahanan udara baru nan canggih. Kaunitharsenrat Bengsen Sathar 61 Depohar 60, Lettu Tek Fajar Ari Kumbara, dalam briefing pagi, Rabu (3/9), memberikan paparan tentang alutsista berupa persenjataan Oerlikon Skyshield 35 MM, pabrikan Rheinmetall Air Defence dari negara Switzerland.
Menurut Lettu Tek Fajar Ari Kumbara, senjata Oerlikon Skyshield 35 MM adalah senjata Penangkis Serangan Udara kaliber 35 mm yang dioperasikan secara otomatis dan diintegrasikan dengan Chiron missile.
Chiron Missile
Chiron Missile

Sedangkan Chiron Missile memiliki data teknik, jarak maksimum maksimum 7 km, Jarak efektif 3-5 km, ketinggian 3,5 km, berat missile 20 kg fuse impack dan proximity, diameter 80mm, launcher pedestal, Chiron Missile diproduksi negara Korea Selatan.
Briefing yang dilaksanakan secara rutin di ruang Tedy Kustari tersebut, diikuti oleh Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Donny Ermawan T. M.D.S., serta segenap pejabat dan seluruh penerbang Lanud Iswahjudi. (lanud-iswahjudi.mil.id).

Tank Leopard dan Marder di Surabaya

 
24 Tank Leopard dan 28 Tank Marder tiba di pelabuhan  Tanjung Perak Surabaya. (photos : Suara Surabaya)
24 Tank Leopard dan 28 Tank Marder tiba di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. (photos : Suara Surabaya)

52 Tank TNI AD akan dilibatkan dalam peringatan HUT TNI ke 69 yang dipusatkan di Surabaya Oktober mendatang.
Puluhan kendaraan tempur buatan Jerman tersebut, diantaranya 24 Tank Leopard dan 28 Tank Marder, tiba di Pelabuhan Jamrud, Tanjung Perak Surabaya, Sabtu (6/9/2014) dengan Kapal Serasi X yang diberangkatkan dari Jakarta.
image
Kol Arm Totok Sugiharto Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) V Brawijaya mengatakan, Tank Leopard dan Marder ini akan mengikuti parade militer pada puncak acara HUT TNI.
“Tank ini diberangkatkan dari Jakarta menggunakan kapal turun di Pelabuhan Tanjung Perak,” kata Kol Arm Totok Sugiharto, Sabtu (6/9/2014).
Dia menambahkan, kendaraan tempur tersebut akan ditempatkan di Yonkav 8 Tank Divif 2 Kostrad, Pasuruan sebelum mengikuti puncak peringatan HUT TNI.
image
“Jenis Tank Leopard ini dapat mengarungi medan Indonesia yang berat. Selain ampuh di darat juga dapat meluncur di sungai,” ujarnya.
Sebanyak 100 Tank Leopard 2A4 dibeli pemerintah Indonesia seharga US$1,7 juta atau sekitar Rp16,4 miliar per unit. Setiap unitnya berkapasitas empat orang dan mampu melaju dengan kecepatan maksimum 72 km/jam. Fitur utama termasuk kit perlindungan modular, daya tahan, meningkatnya mobilitas dan meningkatkan kemampuan-recce. (Suara Surabaya).

Sabtu, 06 September 2014

MAN KAT1 8×8 LEGUAN MLC70: Bridgelayer Jawara Zeni Korps Marinir TNI AL

20121022-spr_senior_lcpl_nicholson_golden_egg_mgb_consent_y-u1
5 Oktober 1995 jadi momen menarik bagi pemerhati alutsista, selain dikenang sebagai HUT TNI (d/h ABRI) ke-50, peringatan HUT ABRI yang mengambil lokasi di Lanud Halim Perdanakusumah ini juga menyuguhkan parade dan defile peralatan militer yang terbilang besar-besaran di era Orde Baru. Menjadi maskot dalam defile kala itu tank ringan Scorpion, tank APC Stormer dan panser VAB Yon Kav 7/Sersus Kodam Jaya. Tapi bagi penulis, ada sosok lain yang lebih mampu membetot perhatian.
Bukan masuk golongan ranpur, tapi karena dimensinya yang ekstra besar menjadi pemikat rantis yang satu ini. Apalagi rantis berpenggerak 8×8 ini dihadirkan sebagai penutup pada rangkaian defile. Yang dimaksud penulis adalah truk pengangkut jembatan lipat (jembatan taktis darurat) tipe MAN KAT1 8×8 LEGUAN MLC70. Truk dan jembatan lipat buatan Jerman ini begitu membekas di hati, sebab truk ini hampir atau malahan tidak pernah ditampilkan lagi dimuka publik. Pengguna wahana ini adalah Zeni Korps Marinir TNI AL. Dalam struktur organisasi, Batalyon Zeni Marinir berada dibawah Resimen Bantuan Tempur (Banpur). Tidak ada informasi berapa unit yang dimiliki, tapi dalam defile HUT ABRI ke-50, setidaknya ditampilkan dua unit MAN KAT1 8×8 LEGUAN MLC70.
Nah, sekarang kita kupas sosok truk Korps Marinir yang jarang tampil ini. Untuk teknologi jembatannya masuk dalam kategori MMB (Military Mobile Bridge). Jembatan lipatnya adalah tipe LEGUAN yang dibuat pabrikan asal Jerman, Krauss-Maffei Wegmann (KMW). Jembatan LEGUAN dirancang untuk dapat dibawa oleh dua platform wahana, yaitu dengan basis tank (tracked vehicle) dan heavy truck (wheeled vehicle). Dengan basis tank, LEGUAN dapat digotong varian tank Leopard 1, Leopard 2, M1A1/A2 ‘Wolverine’ Heavy Assault Bridge (HAB), M60/M47, dan PT91/T72. Sementara dengan basis truk, LEGUAN dibawa truk di kelas penggerak roda 8×8 atau 10×10. Yang di daulat sebagai pembawa di kelas 8×8 adalah truk MAN dari Jerman, dan di kelas 10×10 adalah truk SISU buatan Finlandia.
MAN KAT1 LEGUAN MLC70 milik AD Norwegia.
MAN KAT1 LEGUAN MLC70 milik AD Norwegia.
Man_truck_Leguan_vehicle_launched%2520_launching_bridge_Norwegian_army_Norway_640
Leopard 2A4 AVLB LEGUAN MLC70.
Leopard 2A4 AVLB LEGUAN MLC70.
Khusus bicara wheeled vehicle Bridge Launching, syaratnya harus jelas, bahwa rantis ini mutlak punya kemampuan off road. Malahan untuk truk SISU 10×10, ada tambahan bekal berupya proteksi awaknya dari efek ledakan ranjau, kabin yang mampu menahan proyektil, dan perlindungan awak dari ancaman nuklir, biologi dan kimia.
LEGUAN MLC70 26M
LEGUAN MLC70 26M dapat diartikan bahwa jembatan punya bentang 26 meter dan punya daya tahan hingga bobot 70 ton. Tentu sangat ideal bagi Korps Marinir yang punya satuan kavaleri. Dengan Leguan, laju ranpur amfibi seperti BMP-3F, PT-76, BTR-50, BTR-80A, AMX-10 dan BVP-2 tak bakal menemui kendala bila harus menghadapi medan berceruk dalam. Dengan daya tahan maksimum 70 ton, maka perlengkapan standar NATO ini masih ideal untuk dilalui MBT (Main Battle Tank).
MAN KAT1 LEGUAN MLC70 milik Singapura.
MAN KAT1 LEGUAN MLC70 milik Singapura.
Vehicle_Launched_Bridge
Truk SISU 10x10 LEGUAN MLC70.
Truk SISU 10×10 LEGUAN MLC70.

Secara teknis, LEGUAN MLC70 dengan bobot 10,8 ton dapat digelar penuh dalam waktu kurang dari lima menit. Jembatan terbagi dalam dua bagian, setiap bagian panjangnya 14 meter. Material jembatan terbuat dari campuran aluminum alloy. Moda operasinya dapat ditangani oleh seorang operator secara full otomatis dengan kendali elektronik. Berikut dibawah ini adalah video demonstrasi gelar MAN 8×8 LEGUAN MLC70 oleh AD Norwegia.




Beda dengan TNI AD
Untuk urusan bridgelayer, harus diakui bahwa Korps Marinir TNI AL lebih unggul ketimbang bridgelayer kepunyaan TNI AD. Beda dengan Korps Marinir, TNI AD memasukkan arsenal bridgelayer di dalam satuan kavaleri, tak lain karena menggunakan basis tank, yaitu pada ranpur AMX-13 AVLB, Stormer AVLB, dan yang akan datang ada Leopard 2A4 AVLB. Stormer AVLB punya bentang jembatan 15 meter, sementara Leopard 2A4 AVLB bentangnya 22 meter. Memang keduanya masih kalah bentang dibanding bridgelayer kepunyaan Korps Marinir, tapi perlu dicatat, bridgelayer milik TNI AD kategorinya AVLB (armored vehicle launched bridge), dalam artian sebagai tank pembawa jembatan tentu punya proteksi pada awak lebih baik karena ada elemen lapis baja. Selain Indonesia, MAN KAT1 LEGUAN MLC70 juga dimiliki Belanda, Norwegia, dan Singapura. (Haryo Adjie Nogo Seno)

Indomil. 

KS Nanggala, Kok Dipamerkan Terus ?

Dalam satu minggu ini cukup banyak pejabat negara yang diundang untuk melihat kapal selam Nanggala. Mereka juga diberikan brevet Hiu Kencana dan menjadi warga kehormatan Kapal Selam TNI AL. Kapal Selam KRI Nanggala sebagai alutsista strategis, sudah mulai terbuka, untuk ditampilkan ke matra lain, bahkan ke kalangan sipil.

Penyematan Brevet Kehormatan Hiu Kencana oleh Kasal Laksamana TNI Marsetio kepada Kapolri Jenderal Polisi Sutarman dan Kasad Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. (Foto: Dispenal)
Penyematan Brevet Kehormatan Hiu Kencana oleh Kasal Laksamana TNI Marsetio kepada Kapolri Jenderal Polisi Sutarman dan Kasad Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. (Foto: Dispenal)

Menteri Koordinator bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Chairul Tanjung dijadwalkan menerima Brevet Kehormatan Hiu Kencana dari TNI Angkatan Laut.
Brevet tersebut disematkan di dalam Kapal Selam KRI Nanggala 402 yang menyelam di kedalaman 60 meter di bawah permukaan laut perairan Laut Jawa. Kapal selam berangkat dari Dermaga Pelabuhan Kiat Indah Merak, Banten, Sabtu (6/9/2014).
Dengan penyematan ini maka Menteri yang akrab disapa CT ini resmi menjadi warga kehormatan kapal selam RI. Brevet Hiu Kencana adalah simbol pengakuan terhadap provesionalisme prajurit kapal selam dalam taktik dan tekni peperangan bawah laut. Brevet ini dapat menumbuhkan kebanggan, jiwa korsa bagi pemakainya.
Tanda kualifikasi khusus ini dapat menjadi pendorong semangat pengabdian serta peningkatan disiplin dan motivasi untuk setia mengemban tugas negara.
Bersama CT, adalah Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Alisjahbana dan juga Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari LK Pangestu juga turut menerima Brevet Kehormatan ini.
Penyematan Brevet Kehormatan Hiu Kencana oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Marsetio kepada Kapolri Jenderal Polisi Sutarman dan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dilakukan di dalam lambung kapal selam TNI AL KRI Nanggala-402 yang sandar di Pelabuhan Indah Kiat, Merak, Rabu (3/9).
Kedua pimpinan angkatan tersebut mendapatkan kesempatan berlayar dan menyelam dengan KRI Nanggala-402 pada kedalaman 25 meter di bawah permukaan laut.
“Penyelaman dilakukan selama sekitar dua jam pada titik posisi yang ditentukan,” ucap Ketua Panitia kegiatan dari Lanal Banten, Letkol Laut (P) Agus Izudin.
Kapal selam memiliki tekanan tertentu dalam penyelaman di bawah permukaan laut, sehingga Kapolri dan Kasad akan menjalani pengecekan kesehatan terlebih dahulu sebelum melakukan penyelaman.
“Pengecekan kesehatan seperti tekanan darah, itu perlu dilakukan sebelum menyelam, karena kita mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan sebagai dampak tekanan di bawah air,” papar Agus.
Selain Kapolri dan Kasad, Penyematan Brevet Kehormatan Hiu Kencana juga disematkan kepada Panglima Armada Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Sri Mohamad Darajatim dan Panglima Armada Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Aryatmaja yang sebelumnya telah disematkan oleh Asisten Operasi (Asops), Kasal Laksamana Muda TNI Arief Rudianto. 

Merah Putih di MBT Leopard Tiba di Surabaya

Perjalanan sang Merah Putih di MBT Leopard 2 dari Jerman berakhir di Surabaya. Melalui sebuah upacara sederhana, Sang Merah Putih akhirnya sampai di tangan prajurit kavaleri di tanah air. Bendera mungil itu kini diserahterimakan kepada Komandan Batalyon kavaleri 8 Kostrad, Letkol Kav. Valian Wicaksono. Ini sekaligus menandakan bahwa sang Macan telah tiba dengan selamat di Surabaya Jawa timur.


Tank Leopard itu sendiri tiba di Surabaya Jawa timur pada Sabtu (06/09) dini hari sekitar pukul 03:00. Sebanyak 24 MBT Leopard 2 dan 28 IFV Marder satu persatu turun di Dermaga  Zamrud Surabaya. Selanjutnya Tank ini akan ikut berpartisipasi di HUT TNI yang upacaranya akan digelar di Markas Armada Timur TNI-AL Surabaya pada 7 Oktober nanti.
Nah, kini tugas dari prajurit Kavaleri memeriksa kelengkapan dan kelaikan seluruh tank itu. Sembari tentunya tak lupa menyiapkan personel yang akan mengawaki. Bravo...!!




ARC.