Selasa, 01 Juli 2014

KRI Usman Harun Class, Siap ke Indonesia


KRI Usman Harun (straitstimes.com)
KRI Usman Harun (straitstimes.com)

3 kapal perusak ringan (light frigate): KRI Bung Tomo, KRI John Lie, dan KRI Usman Harun ditargetkan hadir di Indonesia sebelum 5 Oktober 2014. Tiga KRI yang sudah berbulan-bulan diproses dan difinalisasi di galangan kapal di Barrow in Furness, sekitar 150 KM dari Kota Manchester, Inggris sudah siap untuk dibawa ke Indonesia dalam waktu dekat.
“Ketiga kapal diusahakan akan tiba di Indonesia sebelum Oktober,” kata Kepala Badan Perencanaan Pertahanan (Kabaranahan) Kementerian Pertahanan, Laksda TNI Rachmad Lubis kepada detikcom Jumat (27/6/2014) di Paris seusai memantau progres pembuatan alutsista di tiga negara, yaitu Jerman, Prancis, dan Inggris.
Laksda TNI Rachmat Lubis memimpin delegasi high level committee (HLC) ke tiga negara tersebut untuk memastikan pesanan alutsista itu sesuai spesifikasi yang telah disepakati dan memastikan jadwal penyelesaiannya. Ia telah meninjau proses pembuatan 3 KRI di Barrow in Furness Selasa (24/6/2014) lalu.
KRI Bung Tomo (TOM) sudah siap 100 persen dan sudah diujicobakan di laut. Sedangkan KRI John Li (JOL) sudah siap 100 persen dan sedang akan diujicobakan di laut. “Sedangkan KRI Usman Harun dalam tahap finalisasi,” kata Laksda Lubis.
Saat ini pemerintah Indonesia dan produsen kapal sedang membahas mengenai serah terima kapal. Direncanakan serah terima kapal akan dilakukan di Barrow in Furness pada akhir Juli 2014. Dalam proses serah terima itu, sesuai prosedur selama ini, akan juga dilakukan peresmian pemberian nama tiga kapal itu, yaitu KRI Bung Tomo, KRI John Lie, dan KRI Usman Harun.
Nama kapal terakhir sempat diprotes Singapura, karena negeri jiran itu menganggap Usman dan Harun adalah teroris yang merupakan pelaku pemboman di Singapura pada tahun 1960-an. Namun, pemerintah tetap bersikukuh dengan nama itu, karena Usman dan Harun merupakan prajurit Marinir TNI AL yang telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah Indonesia.

Uji Tembakan KRI Usman Harun Class
Rencananya, setelah serah terima tiga KRI ini, akan dilakukan pengujian penembakan. Kapal ini dilengkapi radar sensor dan avionik, serta beberapa pucuk meriam berkaliber sedang dan beberapa rudal. Setelah ujicoba, tiga KRI ini juga akan langsung dibawa oleh para prajurit Indonesia mengarungi samudera. Tiap kapal akan diawaki sekitar 81 prajurit. Karena itu, TNI AL akan segera memberangkatkan para prajuritnya ke Manchester untuk pengenalan kapal dan training.
Ketiga KRI ini merupakan kapal perusak, namun bertipe multi role light frigate (MRLF), yaitu sejenis kapal perusak ringan, yang memiliki bobot 2.000 ton dan jangkauan tembakan tidak terlalu jauh. Kapal ini memang bukan kapal baru, tapi kapal bekas yang kemudian diupgrade teknologi dan sistem peluru kendalinya.
“Kapal ini memang bekas, tapi tidak pernah digunakan untuk operasi, hanya pemanasan mesin aja,” kata Lubis. Untuk membeli 3 KRI ini, Indonesia menggelontorkan uang US$ 385 juta (sekitar Rp 4 triliun). Proses upgrade kapal memerlukan 1,5 tahun, dimulai setelah kesepakatan ditandatangani awal Januari 2013 lalu.
Tiga kapal ini sebelum sempat akan dibeli Brunei Darussalam. Namun Brunei membatalkan pembelian karena kapal terlalu besar untuk negara sekecil Brunei. Akhirnya kapal ini ditawarkan ke Indonesia dan terjadi kesepakatan harga yang cukup murah. Beberapa waktu silam Menhan Purnomo Yusgiantoro sempat mengatakan deal harga US$ 385 juta itu merupakan 20 persen dari harga yang ditawarkan ke Brunei. (detik.com).

Pembangunan Kapal Selam Indonesia 2015

 
Kapal Selam Changbogo Korea Selatan (Photo:  MC2 Benjamin Stevens/United States Navy)
Kapal Selam Changbogo Korea Selatan (Photo: MC2 Benjamin Stevens/United States Navy)

Awal 2015 nanti, Indonesia memulai pembuatan kapal selam versi lokal. Pengembangan kapal selam ini ini dilakukan di area galangan kapal milik PT PAL (Persero) di Surabaya Jawa Timur.
“Kapal ke-3 dibangun di PAL. Harusnya November 2014, tapi akhirnya jadi awal 2015 mulai membangun, karena persiapan penyediaan fasilitas kapal selama ada sedikit kendala,” kata Staf Ahli Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Bidang Kerjasama dan Hubungan Antar Lembaga Silmy Karim di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (30/6/2014).
Pengembangan kapal selam tersebut merupakan bagian kontrak pembelian 3 unit kapal selam. Sebanyak 2 unit kapal selam sedang diproduksi di Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME), Korea Selatan, sedangkan 1 unit lagi dibuat di Indonesia. Kapal yang diproduksi adalah tipe DSME 209.
“Desain masih gunakan Korea punya tapi ada alih teknologi ke SDM Indonesia agar kapal selama yang kita miliki sesuai kondisi perairan Indonesia,” sebutnya.
Setelah pengembangan di Indonesia dimulai, pemerintah Indonesia berencana mengembangkan 3 unit kapal selam baru pada fasilitas milik PAL setiap 5 tahun.
“Di dalam renstra akan dibangun 3 unit. Renstra 2014-2019 akan dibangun 3 lagi dan sedang menunggu persetujuan,” tegasnya. (detik finance.com).

Semoga Presiden Baru Dukung Jet Tempur Made In RI

Pada 9 Juli nanti Indonesia akan menentukan presiden baru periode 2014-2019. Bagaimana nasib program strategis nasional yang bersifat jangka panjang, seperti pengembangan jet tempur canggih bernama Indonesian Fighter Xperiment (IFX)?
Program pesawat ini dimulai dan dirancang sejak tahun 2010, dan direncanakan memasuki fase produksi massal mulai tahun 2022.
Staf Ahli Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Bidang Kerjasama dan Hubungan Antar Lembaga Silmy Karim menyebut, program pengembangan jet tempur canggih IFX sangat bergantung terhadap Presiden baru. Namun meski tergantung, Silmy menyebut Indonesia harus memiliki kemandirian di dalam penguasaan dan produksi pesawat tempur canggih.
“Kalau kemandiriannya berapa lamanya, itu tergantung keputusan kepala pemerintahan,” kata Silmy saat berbincang dengan detikFinance, Jumat (27/6/2014).

Silmy menjelaskan, program jet tempur IFX generasi 4.5 tersebut sangat menguntungkan Indonesia. Bila pesawat ini tercipta, maka bisa menghemat devisa karena pemenuhan peralatan tempur canggih dipenuhi dari industri pertahanan dalam negeri.
“Ini penghematan, kalau beli di luar negeri ya yang menikmati luar negeri,” sebutnya.
Sebelumnya Direktur Niaga dan Restrukturisasi PT Dirgantara Indonesia (persero) Budiman Saleh menjelaskan, pengembangan proyek pesawat tempur KFX/IFX akan terus berlanjut, meski presiden di Indonesia maupun di Korea Selatan telah berganti.
“Itu masuk blue print pemerintah, akan diteruskan oleh siapapun presidennya,” kata Budiman.
Untuk versi Indonesia, jet tempur jenis pesawat IFX akan diproduksi di markas PTDI di Bandung, Jawa Barat. Sedangkan Korea Selatan akan memproduksi KFX. Produksi massal dimulai pada tahun 2022.
Saat diproduksi bersama, KFX/IFX akan diproduksi sebanyak 150 unit. Dengan rincian Angkatan Udara Korea Selatan memperoleh 100 unit (KFX) dan Angkatan Udara Indonesia mendapatkan 50 unit (IFX). Sementara untuk pembiayaan, sebanyak 80% ditanggung oleh pemerintah Korea Selatan dan 20% oleh pemerintah Indonesia. (finance.detik.com)

Diproduksi 50 Unit, Jet Tempur Made In RI Saingi Jet Rafale dan F-18

http://images.detik.com/content/2014/06/27/1036/152938_jet.jpg

Indonesia dan Korea Selatan sedang mengembangkan jet tempur canggih. Kedua negara sepakat merancang burung besi canggih untuk keperluan perang. Pesawat tersebut masuk generasi 4.5.
Program tersebut bernama Korean Fighter Xperiment/Indonesian Fighter Xperiment (KFX/IFX). Seri KFX/IFX sendiri setara dengan jet tempur tipe F-18 Super Hornet, Eurofighter Typhoon, hingga Dessault Rafale. Pesawat generasi 4.5 mulai dikembangkan pada dekade 1990-an. Pesawat generasi 4.5 ini masih diproduksi hingga kini, meskipun pengembangan jet tempur telah memasuki generasi 5 dan 6.
Untuk versi Indonesia atau IFX, prototype akan diluncurkan pada tahun 2020. Selanjutnya 2 tahun berikutnya atau tahun 2022, IFX akan diproduksi secara massal di Indonesia. Produksi pesawat disesuaikan dengan kebutuhan TNI dan kondisi geografis TNI.
“Untuk buat pesawat terbang militer itu normal 8 tahun. Apalagi skala fighter kalau pesawat kecil biasa cuma 4 tahun. Produksinya 2022. Prototype harus terbang pada tahun 2020. Itu sudah terbang. Itu untuk 2 negara,” kata Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Budi Santoso kepada detikFinance beberapa waktu lalu.
Saat diproduksi bersama, KFX/IFX akan diproduksi sebanyak 150 unit. Dengan rincian Angkatan Udara Korea Selatan memperoleh 100 unit (KFX) dan Angkatan Udara Indonesia mendapatkan 50 unit (IFX). Sementara untuk pembiayaan, sebanyak 80% ditanggung oleh pemerintah Korea Selatan dan 20% oleh pemerintah Indonesia.(finance.detik.com)

Jumat, 27 Juni 2014

Prancis Tawarkan ToT Kapal Selam

 Kapal selam Scorpene buatan Prancis
Kapal selam Scorpene buatan Prancis

Menteri Muda Pertahanan Prancis Kader Arif menilai Indonesia sebagai mitra penting bagi negaranya. Indonesia diharapkan menjadi pintu masuk bagi Prancis untuk menjalin kerja sama pertahanan dengan negara-negara ASEAN.
Hal tersebut disampaikan Arif saat menerima kunjungan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di Paris, Kamis (26/6/2014). Sjafrie didampingi Kepala Badan Sarana Pertahanan Laksamana Muda Rachmat Lubis.
Arif mengapresiasi peran yang dilakukan Indonesia baik dalam menjadi perdamaian di kawasan maupun dalam operasi penjaga perdamaian. Seperti halnya Indonesia, Prancis melakukan hal yang sama dengan penempatan pasukan perdamaian di banyak negara.
Untuk membuat peran itu berjalan lebih baik, Tentara Nasional Indonesia perlu dilengkapi dengan alat utama sistem persenjataan yang memadai. Menurut Arif, Prancis siap untuk memenuhi kebutuhan alutsista maupun pengembangan industri pertahanan Indonesia.
“Saya berterima kasih bahwa TNI AD mempercayai untuk menggunakan meriam Caesar 155 mm buat Prancis. Saya mendukung bukan hanya untuk pembelian alutsista, tetapi juga pengembangan industrinya seperti yang akan dilakukan PT Pindad dengan Nexter untuk pengembangan Caesar maupun dengan Roxel untuk industri propelan,” kata menteri muda berdarah Aljazair itu.
Menurut Arif, Prancis akan memberikan dukungan untuk transfer teknologi. Termasuk juga untuk industri kapal selam apabila dibutuhkan Indonesia.
Kapal selam Scorpene buatan Prancis
Kapal selam Scorpene buatan Prancis

Industri kapal selam Prancis bisa dikatakan cukup maju, bersaing dengan kapal selam Jerman, Rusia dan Amerika Serikat. Baru baru ini Brasil juga menandatangani kontrak kerjasama pembuatan kapal selam bertenaga nuklir untuk Angkatan Laut Brasil.
Salah satu kapal selam produk andalan Prancis adalah Sorpene yang memiliki kemampuan, antara lain:
– anti-surface warfare
– anti-submarine warfare
– special operations
– intelligence gathering
– offensive minelaying
– area surveillance and blockade
– land strikes against land-based objectives

Rancang Bangun Jet Tempur Indonesia

Model KF-X fighter jet
Model KF-X fighter jet

PT Dirgantara Indonesia (PTDI) terus melanjutkan kegiatannya merancang pesawat jet tempur IF-X (Indonesian Fighter Experimental), melalui Kegiatan System Requirement Review (SRR).
Dalam kegiatan SSR tersebut, sejumlah pemangku kepentingan diikutkan, antara lain Kemhan, TNI-AU, KKIP, Bappenas, BPPT, LAPAN, Perguruan Tinggi (ITB, UI, ITS, UGM dan UNDIP) serta beberapa industri lokal terkait seperti PT.LEN, CMI, dan InfoGlobal.
Jet tempur yang dirancang bersama dengan Korea Selatan ini disebut-sebut bakal menyaingi F18, dan harganya pun juga lebih murah.
Dalam siaran pers, Kamis (26/6/2014), PTDI mengatakan, SRR merupakan salah satu tahapan dalam program pengembangan dan rancang bangun pesawat tempur. Pada tahapan ini diharapkan program akan mendapatkan berbagai masukan baik teknis maupun non-teknis dari para pakar pada bidangnya masing-masing, secara independen.
Dalam pelaksanaannya kegiatan tersebut dibagi dalam lima panel. Satu panel paripurna dan empat panel lainnya meliputi:
Requirement study, System Engineering and Technology Readiness.
Configuration Design and Analysis
Propulsion and Subsystems
Air Combat Systems.
Pesawat tempur KF-X/IF-X dirancang bangun bersama oleh para ahli dari Indonesia dan Korea Selatan. Sejak tahun 2011 lalu, tim dari kedua bangsa telah bekerja keras di Korea Selatan untuk menghasilkan konfigurasi yang bisa memenuhi kebutuhan dan persyaratan operasi Angkatan Udara kedua negara.
Disain Pesawat Tempur KFX / IFX
Disain Pesawat Tempur KFX / IFX

Pesawat ini masuk dalam kategori generasi 4,5 yang kemampuannya akan melebihi sejumlah pesawat tempur produk negara lain. Dengan kemampuannya itu diharapkan akan menjadi salah satu pilihan utama bagi sejumlah negara yang membutuhkan pesawat tempur. Sementara untuk pesawat IF-X dirancang bangun sendiri oleh putera-puteri bangsa Indonesia berdasarkan persyaratan operasi murni dari Angkatan Udara Republik Indonesia.
Dengan penyelenggaran acara tersebut di atas, diharapkan tim KFX/IFX mendapatkan masukan untuk dapat dijadikan pegangan  dalam melakukan tindakan ataupun berupa rekomendasi untuk perbaikan rancang bangun (desain).
“Bagaimanapun bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dan program pesawat tempur yang kita rancang sekarang ini bukan saja akan menjadi salah satu sumber kekuatan alutsista dalam negeri, melainkan juga akan menjadi salah satu posisi tawar NKRI yang diperhitungkan. Putera-puteri terbaik bangsa yang terlibat dalam rancang bangun pesawat tempur KF-X/IF-X adalah para pionir yang melahirkan generasi pertama pesawat tempur dan ini akan menjadi bagian sejarah penting bangsa Indonesia ke depan,” tutur Direktur Utama PTDI Budi Santoso.
Pesaing pesawat ini adalah F18 buatan Amerika Serikat dan Dessault Rafale buatan Prancis. Produksi tipe IFX di dalam negeri menghemat pengeluaran anggaran karena harga jual lebih murah.
Pesawat untuk varian Indonesia yakni IFX akan diproduksi di markas PTDI di Bandung, Jawa Barat. Jet tempur KFX mulai diproduksi secara massal pada tahun 2020. Saat ini tenaga ahli PTDI sedang mempersiapkan rancangan pesawat tempur generasi 4,5 tersebut. (detik.com).

Kamis, 26 Juni 2014

Tentara Harus Cerdas, Terampil, Adaptif

Presiden SBY memainkan alat musik drum saat melakukan kunjungan kerja sekaligus bernostalgia di Akademi Militer di Gunung Tidar.
Presiden SBY memainkan alat musik drum saat melakukan kunjungan kerja sekaligus bernostalgia di Akademi Militer di Gunung Tidar.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan perwira TNI ke depan semakin cerdas, terampil, dan adaptif. Dalam 10 tahun terakhir, kata dia, pemerintah terus berupaya meningkatkan profesionalisme tentara diiringi dengan peningkatan kesejahteraan.

"Tentara ke depan harus profesional, termasuk paham soal revolusi bidang militer yang berlangsung selama tiga dekade terakhir,” katanya saat melantik perwira remaja TNI di Lapangan Sirgantara kompleks Akademi Angktan Udara (AAU) Yogyakarta, Kamis 26 Juni 2014.

Dalam kesempatan itu, Presiden didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro,  Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, dan para Kepala Staf Angkatan serta Sekretaris Kabinet Dipo Alam, dan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Secara khusus, Presiden SBY memberikan ucapan selamat kepada 453 perwira remaja yang  dilantik dan berhasil menyandang gelar sarjana pertahanan dan keamanan. Mereka diharapkan mampu mengemban tugas negara dan bisa lebih menyikapi dalam menghadapi penugasan di masa mendatang.

Menurut dia, menjadi tentara adalah tugas panjang, penuh tantangan, tetapi juga impian untuk meraih jenjang karier. "Bisa sangat berliku, tapi saat dijalani dengan semangat, sabar, ikhlas dan tawakal, maka setiap prajurit bisa mencapai jenjang karir dan sukses yang lebih tinggi".

Untuk mengabdi dengan profesionalisme, katanya, prajurit perlu kecakapan. Apalagi, dengan industri yang ada butuh peran untuk pengembangan indutri strategis seperi industri pertahanan nasional yang didirikan untuk keutuhan serta kedaulatan.
 

Blusukan Meninjau LST, CN-295 dan Tank AMX-13 Retrofit

Menjelang akhir-akhir masa bakti Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, Kementrian Pertahanan mengebut sejumlah proyek pengadaan alutsista, terutama dari Industri Dalam Negeri. Sebelum bertolak ke Jerman, Wamenhan Sjafrie Sjamsoedin blusukan ke sejumlah Industri pertahanan. Dalam sehari, mantan Pangdam Jaya itu memantau proses produksi alutsista di PT.DI, Pindad dan Lampung. Dan tampak dalam foto di bawah ini adalah Kapal Angkut Tank produksi Daya Radar Utama yang hampir rampung.
(all photo: Kementrian Pertahanan)

Tampak memang LST yang dibangun khusus untuk mengangkut MBT Leopard II ini berukuran sangat besar. Dalam spesifikasinya, direncanakan LST ini mampu mengangkut 10 MBT sekaligus. Namun demikian, pengerjaan LST yang dilakukan secara paralel dengan Dok Kodja Bahari ini mengalami keterlambatan. Saat ini proses pengerjaan sudah 88%. Mesin dan kabel-kabel sudah terpasang. Yang perlu dilakukan saat ini memasang piringan putar, pintu rampa, serta propeller.  Sementara direncanakan LST itu akan dipasang senjata 2x40mm di haluan serta 12,7mm di buritan.
Sebelum ke PT.DRU, Wamenhan juga sempat mengunjungi PT.DI dan PT.Pindad di Bandung Jawa Barat. Di PT.DI, wamenhan meninjau final assembly dari CN-295 ke-8 pesanan Pemerintah. Bodi utuh, sayap serta sirip CN-295 ke-8 ini aslinya dibawa langsung dari Spanyol. Namun perakitan, wiring, pemasangan mesin hingga test terbang semua dilakukan di Bandung. Ini adalah bagian dari Transfer Teknologi yang dijanjikan pihak Airbus kepada Indonesia.


Di Pindad, Wamenhan meninjau proses retrofit Tank AMX-13. Saat ini sedang dilakukan retrofit 4 unit Tank buatan Prancis tersebut. Selain versi Kanon, Retrofit juga menyentuh AMX-13 versi Angkut Pasukan dan Komando. Direncanakan pada 5 Oktober nanti 9 unit Tank AMX-13 Retrofit Pindad itu akan ikut berparade.







 


 ARC.