Senin, 09 Juni 2014

UJI COBA ROKET FFAR 2,75” MK 4 MOD 10 DAN PROLONG CAD PAD TAHUN 2014

Sesuai perintah Komandan Koharmatau, Direktorat Enginering dibantu dengan Direktorat Pemeliharaan Senjata Bantuan melaksanakan uji coba terhadap permasalahan tersebut dengan pelaksana uji Depohar 60. Uji coba peluncuran roket FFAR dilaksanakan di Daerah Demolisi Depohar 60 di desa Gesingan Pacitan Jawa Timur pada Februari 2014 lalu dengan dihadiri oleh pejabat-pejabat dari Sopsau, Slogau, Dislitbangau, Disaeroau, Dislambangjau, Penerbang dan Teknisi dari Lanud Abdulrahman saleh serta Depohar 60.

Roket Launcher AV-LM pada Stand Statis

Personel Depohar 60 menyiapkan peluncuran roket

Salah satu materi uji, peluncuran secara Riple

Dari pelaksanaan uji didapatkan kesimpulan bahwa Roket Launcher AV-LM dapa tmeluncurkan Roket FFAR caliber 2.75 MK 4 MOD 10 dengan aman baik secara single maupun ripple. Setelah kegiatan uji statis dipacitan, akan dilanjutkan dengan uji dengan pesawat EMB-314 Super Tucano.


 Uji Coba Prolong CAD-PAD
Direktorat Enginering dan Harsenban juga melaksanakan perintah Komandan Koharmatau untuk melakukan Uji Coba Prolong CAD-PAD terhadap CAD-PAD pesawat F-5 E/F sebanyak 3 items ,Pesawat F-16 A/B sebanyak 11 items, pesawat C-130 sebanyak 1 item dan pesawat SA-330 sebanyak 7 items. Maksud dari Uji Coba Prolong CAD-PAD ini adalah untuk mempertahankan kesiapan operasional pesawat TNI AU. Uji coba Prolong CAD-PAD dilaksanakan dengan Uji Laboratorium yang dikoordinasikan dengan Dislitbangau, Uji X-Ray dilaksanakan di Laboratorium Radiografi Lapan dan Uji peledakan terhadap rangkaian CAD-PAD dengan dihadiri oleh pejabat-pejabat dari Srenaau, Sopsau, Slogau, Dislitbangau, Dislambangjau, Disaeroau Penerbang dan Teknisi dari Lanud Iswahyudi, Lanud Halim Perdanakusuma, Lanud Atang Sanjaya dan Depohar 60.
Pelaksanaan peledakan rangkaian CAD-PAD dilaksanakan di Depohar 60, dari seluruh materi uji didapatkan hasil seluruh CAD-PAD dapat meledak dengan sempurna, sehingga disimpulkan bahwa CAD-PAD yang diuji masih dapat digunakan dan dipasang pada Pespur F-5 dan F-16, Pesang C-130 maupun Pesawat heli SA-330.

Gambar-gambar pelaksanaan Uji CAD-PAD :






Pemasangan CKU7 dengan Ejection Seat


UjiCoba Dinamis Peluncuran Ejection Seat dengn CKU 7
Sumber : Koharmatau

Kamuflase Kendaraan Militer ITB

image
Ilustrasi

Penyusupan kendaraan militer ke pihak musuh harus lolos dari sensor termal atau panas. Untuk itu, mahasiswa dan dosen Teknik Elektro ITB merintis teknologi penyamaran untuk tank atau pengangkut infanteri.
Kelak kendaraan itu seakan menghilang dari pantauan, atau berubah wujud seperti hewan atau kendaraan sipil.
Kamuflase termal untuk kendaraan militer itu digarap Adrian Yopi Gazali, Claudius Andri, dan Gregorius Famalt, mahasiswa Teknik Elektro ITB 2010. Bentuknya semacam sisik berupa pelat tembaga berukuran 12,5 sentimeter sama sisi, setebal 0,4 milimeter.
“Ukuran itu menyesuaikan satu pixel pada kamera pengintai termal,” kata Adrian kepada Tempo di acara Electrical Engineering Days di Aula Barat ITB yang berlangsung dari 3-6 Juni 2014. Sisik-sisik kamuflase itu menjadi pelapis luar kendaraan militer. Untuk pengangkut infanteri seperti Anoa buatan PT Pindad, kata Adrian, kurang-lebih diperlukan 1.200 sisik kamuflase. Pemasangannya perlu memakai kerangka tambahan pada kendaraan jadi.
image
Di belakang tiap sisik itu, pelat tembaga disambungkan ke sejumlah komponen utama, seperti heatsink yang membuang panas, peltier sebagai pendingin atau pemanas, relay untuk mengubah pelat menjadi panas atau dingin, serta sensor termal untuk mendapatkan suhu di lingkungan sekitarnya.
Tiap sisik harus dipasang sepasang pada posisi berseberangan agar sanggup membaca temperatur lingkungan dengan optimal. “Jika berada di hutan atau semak, tank akan lenyap dari pantauan karena suhunya mengikuti kondisi sekitar,” ujarnya.
Sisik kamuflase juga bisa diatur agar panasnya membentuk hewan atau kendaraan sipil untuk mengelabui musuh. Kamuflase itu untuk operasi malam hari yang pemantauan umumnya memakai kamera termal.
Menurut Andri, studi tugas akhir ini melanjutkan riset tahun lalu yang menjajal pelat dari bahan aluminium. Dari hasil uji coba mereka, pelat aluminium lebih lambat panas daripada tembaga sehingga lebih boros tenaga listriknya.
Namun mereka juga belum puas, karena tembaga yang sanggup panas dalam 38 detik, masih terhitung lambat dibanding komponen peltier yang bisa menghasilkan panas kurang dari lima detik.
image
Konduktivitas termal peltier juga lebih baik, yakni berkisar -10 hingga 70 derajat celsius, adapun tembaga berkisar 15-30 derajat. “Bahan itu perlu dipelajari lagi jenis materialnya,” kata dia.
Masalah terbesar teknologi mereka yaitu daya listrik untuk pemakaian sisik kamuflase. Tiap sisik tembaga misalnya, butuh listrik hingga 60 watt. Mereka belum menemukan jalan keluarnya. (Tempo.co).

JKGR. 

PT Pindad siap produksi amunisi tank 2A4 Leopard

 
PT Pindad siap produksi amunisi tank 2A4 Leopard
Tank 2A4 Leopard saat melibat gundukan dalam kecepatan tinggi. Leopard yang bobot maksimalnya mencapai 64 ton sangat efektif digelar dalam ofensif di medan terbuka dengan kontur tanah relatif rata. Tank ini banyak dioperasikan di negara yang memiliki kontur tanah rata dan tanpa rawa-rawa. (img.over-blog-kiwi.com)
… kita bisa memenuhi kebutuhan kesenjataan tank itu… “
Bandung (ANTARA News) – Satu lompatan dilakukan PT Pindad, setelah Direktur Utama PT Pindad, Sudirman Said, menyatakan kesanggupan perusahaan itu membuat dan membangun amunisi tank utama 2A4 Leopard
“Dari hasil Latihan Gabungan TNI 2014, banyak yang harus kami jawab, salah satunya melengkapi amunisi bagi beberapa perenjataan terkini TNI, termasuk peluru meriam 120mm smoothbore untuk tank Leopard,” kata Said, di Bandung, Jumat.Menurut dia, untuk peluru meriam 120mm smoothbore Leopard, ditargetkan pengembanganya sudah bisa dilakukan mulai akhir 2015.”Sehingga kita bisa memenuhi kebutuhan kesenjataan tank itu,” katanya.
Leopard memakai dua varian meriam utama, yaitu Rheinmetall 120 mm L44 atau L55 smoothbore alias tanpa ulir sepanjang 5,28 meter dan berbobot 3,37 ton.
Laras meriam tanpa ulir merupakan “jawaban” pada dasawarsa ’70-an atas kejayaan seri tank T-72/80 dari Uni Soviet yang bisa membantai secara mudah tank-tank Barat.
Laras meriam tanpa ulir juga memiliki energi kinetik lebih besar ketimbang yang berulir sehingga meninggikan efek mematikan amunisi yang dilontarkan.
Selain amunisi konvensional, meriam ini bisa menerima berbagai tipe amunisi, sebutlah Armour Piercing Discarding Sabot DM23, ataupun Armour Piercing Fin Stabilized Discarding Sabot M829 dengan kepala ledak berisikan uranium.
Masih ada amunisi Multi Purpose Anti Tank Projectile yang berbasis teknologi High Explosive Anti Tank, buatan Jerman, berdesignasi NATO sebagai DM12. (antaranews.com)

Kamis, 05 Juni 2014

Dokumentasi Latgab 2014


Sejumlah heli serbu milik Penerbad TNI AD melakukan Operasi Mobilisasi Udara (Mobud) saat Operasi Darat Gabungan dalam Latihan Gabungan TNI 2014 di Puslatpur Marinir, Karang Tekok, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (4/6). Operasi Mobbilisasi Udara (Mobud) bertujuan untuk mendukung pergeseran pasukan Komando Tugas Darat Gabungan (Kogasratgab) dengan memberikan bantuan tembakan dan melakukan pengangkutan 160 Prajurit dari Yonif 411/Raider yang kemudian meluncur dengan tali dari pesawat (Fast Roop). (ANTARA FOTO/Suryanto)


Puluhan heli serbu milik Penerbad TNI AD melakukan Operasi Mobilisasi Udara (Mobud) saat Operasi Darat Gabungan dalam Latihan Gabungan TNI 2014 di Puslatpur Marinir, Karang Tekok, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (4/6). Operasi Mobbilisasi Udara (Mobud) bertujuan untuk mendukung pergeseran pasukan Komando Tugas Darat Gabungan (Kogasratgab) dengan memberikan bantuan tembakan dan melakukan pengangkutan 160 Prajurit dari Yonif 411/Raider yang kemudian meluncur dengan tali dari pesawat (Fast Roop). (ANTARA FOTO/Suryanto)


Helikopter Superpuma milik TNI AU melakukan pemindahan meriam KH 178 dengan dengan manuver Sling Load di Puslatpur Marinir, Asembagus, Situbondo, Jatim, Rabu (4/6). Pemindahan pucuk meriam lewat udara dilakukan untuk mendukung pergeseran senjata ke garis depan pertempuran agar mendukung pergerakan pasukan Infanteri. (ANTARA FOTO/Joko Sulistyo)


Sejumlah kendaraan tempur tank melakukan formasi tempur saat Latgab TNI 2014 di Pusat Latihan Pertempuran (PLP) Marinir, Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (4/6). Formasi tempur tersebut dilakukan untuk melakukan penyerangan dan penghancuran daerah musuh. (ANTARA FOTO/Seno)


Sejumlah prajurit Batalyon Infanteri Lintas Udara 330/Kostrad melakukan penerjunan dari pesawat pengangkut C130 saat Operasi Darat Gabungan dalam Latihan Gabungan TNI 2014 di Puslatpur Marinir, Karang Tekok, Situbondo, Jawa Timur, Selasa (4/5). (ANTARA FOTO/Suryanto)




Antaranews.

Musuh habis dilabrak tank Korps Marinir TNI AL

Musuh habis dilabrak tank Korps Marinir TNI AL
Sasaran berupa replika kedudukan musuh bisa dihancurkan amunisi peralatan perang Korps Marinir TNI AL, dalam seri penutup Latihan Gabungan TNI 2014, di Pantai Banongan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Rabu. Belasan ribu personel TNI dari ketiga matranya dikerahkan untuk menguji konsep doktrin interoperabilitas/operasi gabungan dalam kondisi senyata mungkin. (ANTARA FOTO/Adhitya Hendra)

Operasi pendaratan amfibi dengan dukungan kekuatan komposit semua unsur alias ketiga matra TNI menjadi puncak Latihan Gabungan TNI 2014, di Pantai Banongan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Rabu. 

Setelah tembakan bantuan pantai dari kapal-kapal perang TNI AL di lepas garis pantai, setelah diperkuat serangan udara multi layer dan penguasaan ruang udara serta close air support, maka giliran tank-tank amfibi Korps Marinir TNI AL beraksi. 

Prajurit pendarat TNI AL dari berbagai kesatuan dan unsur secara pasti bergerak dari kapal-kapal pembawa, merangsek sejak dari tumpuan darat pertama di Pantai Banongan, terus menghantam kedudukan-kedudukan musuh berkilometer jauhnya. 

Wartawan ANTARA, Masuki M Astro, dari arena Latihan Gabungan TNI 2014 itu melaporkan, operasi amfibi itu menjadi puncak latihan gabungan terbesar TNI setelah 1983 di Pantai Cilegon, Banten. 

Kali ini, lebih dari 15.000 personel TNI AL, TNI AU, dan TNI AD dari multi korps dan kesatuan bahu-membahu menunjukkan kemampuan mereka setelah ditempa latihan secara parsial yang terprogram dan terstruktur.

Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, serta Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Budiman, mencermati setiap pergerakan operasi penutup itu. 

Menurut Markas Besar TNI, segenap skenario latihan terbesar itu dibuat senyata mungkin. Semua peluru, peluru kendali, roket, bahan peledaknya adalah material sungguhan sehingga diperlukan disiplin sangat tinggi untuk mengoperasikan. 

Sebelum operasi amfibi itu digelar pada hari "H" dan jam "J", puncak latihan itu ditandai gelombang pertama pendaratan menembus gelombang pantai. Dilanjutkan proses bantuan tembakan kapal, menghancurkan kedudukan musuh di pantai pendaratan yang dapat menggagalkan pelaksanaan Operasi Amfibi.

Berturutan gelombang demi gelombang pertama baterai (istilah satuan setingkat peleton bagi korps kavaleri) tank-tank amfibi lalu meluncur dari dalam palka kapal-kapal pengangkut yang memiliki rampa.

Gelombang kedua terdiri dari kompi kendaraan pendarat amfibi yang mengangkut pasukan dengan perlengkapan penuh, menyerang maju bersama kompi tank dengan kerja sama infanteri tank; guna menduduki sasaran-sasaran yang telah direncanakan sebelumnya.

Gelombang ketiga dari unsur kendaraan pendarat amfibi yang mendarat untuk membantu pasukan yang lebih dulu mendarat dan menghancurkan kedudukan musuh yang masih berada di sekitar pantai.

Setelah itu selesai, barulah pendaratan berikutnya alias gelombang keempat, terdiri dua unit landing craft unit (LCU) dan enam unit kendaraan amfibi pengangkut artileri, dengan unsur artileri medan terdiri dari dua pucuk roket multi laras, RM-70 Grad dan meriam howitzer 105 milimeter.

Setelah mendarat, semuanya akan menempati titik siaga tempur penembakan sesuai koordinat yang telah direncanakan, selanjutnya akan memberikan tembakan artileri medan terhadap sasaran-sasaran musuh.

Gelombang atas panggilan mendarat dengan unsur KAPA yang mengangkut empat unit howitzer 105 mm. Setelah mendarat dan selanjutnya menuju pos tempur penembakan sesuai koordinat yang telah ditentukan.

Setelah meriam-meriam howitzer itu masuk untuk siaga penembakan, gelombang atas panggilan berikutnya mendarat dengan menggunakan LCU yang mengangkut dua unit RM-70 Grad. 

Setelah mendarat kemudian menuju titik siaga penembakan yang telah direncanakan.

Dari udara, dukungan penguasaan superioritas ruang udara dioperasikan selain percepatan penguasaan titik-titik sasaran musuh memakai tiga helikopter. 

TNI belum punya air cavalry sebagaimana satuan kavaleri udara di Ekspedisi Gabungan Korps Marinir Amerika Serikat atau Divisi Lintas Udara 1 Angkatan Darat Amerika Serikat.

Namun, prinsip interoperabilitas seperti itu diujicobakan dilaksanakan dalam Latihan Gabungan TNI 2014, satu hal yang menjadi target penguasaan doktrin baru tempur dan perang TNI. 

Apalagi didukung topografi Pantai Banongan dan wilayah berkilometer jaraknya dari garis pantai yang sangat mendukung untuk menguji itu semua. 

Tidak jauh dari pantai berpasir padat berkombinasi dengan rawa dan hutan bakau itu, terdapat bukit-bukit cukup terjal yang memungkinkan titik-titik kedudukan musuh tidak mudah dibidik.

Tiga unit helikopter itu mengangkut prajurit-prajurit untuk merebut dan menduduki sasaran yang dapat mempengaruhi dan menentukan dalam pelaksanaan perebutan tumpuan pantai pada operasi amfibi.

Sambil penerbangan lintas medan helikopter itu berjalan, dua unit RM-70 Grad dan tiga pucuk meriam howitzer kaliber 105 mm yang telah ada di pos tempur masing-masing langsung beraksi sahut-menyahut. 

Tembak tinjau (observasi untuk menguji ketepatan elevasi tembak) sebanyak empat butir dari laras-laras RM 70 Grad dan empat amunisi dari meriam howitzer 105 mm.

Penembakan kedua, penembakan pelaksanaan (tembakan sejati, sudah bersifat pasti menghancurkan) sebanyak 76 amunisi dari RM-70 Grad dan 30 amunisi dari meriam howitzer 105 mm. Untuk menuntaskan serbuan, penembakan salvo terhadap sasaran sebanyak 40 amunisi dua unit RM-70 Grad, menjadi pamungkas.

Pada Latihan Gabungan TNI 2014 kali ini, TNI AL mengerahkan 33 kapal perang, terdiri dari dua kapal markas, satu kapal selam, delapan kapal perang yang tergabung dalam Komando Tugas Gabungan Amfibi, dan 22 kapal perang yang tergabung dalam Komando Tugas Gabungan Laut.

Selain unsur kapal perang, TNI AL juga menerjunkan pesawat udara dari Pusat Penerbangan TNI AL, yaitu tiga helikopter Bell-402 (nomor registrasi HU-419, HU-410, HU-417), satu unit Bolcow-Blohm BO-105 (NV-411), satu CASA NC-212 Aviocar (U-617), serta satu CN-235 (P-860) untuk angkutan udara VIP.

Selain itu, TNI AL juga menerjunkan ribuan prajurit Korps Marinir TNI AL beserta material tempur yang diikutkan pada latihan terbesar TNI pada 2014 ini. 

Mereka meliputi tujuh tank amfibi LVT-7A, delapan tank amfibi BMP-3F, sembilan tank amfibi PT-76, 13 tank BTR-50 P, 11 tank BTR-50 PK, enam KAPA-61, delapan RM-70 Grad, dan delapan meriam howitzer 105 mm.
 

Ternyata, Anggaran Latgab TNI Capai Rp 500 Miliar

 
Ternyata, Anggaran Latgab TNI Capai Rp 500 Miliar
Direktur Latihan Gabungan (Dirlatgab) TNI Letjen TNI Lodewijk F. Paulus didampingi Wadirlatgab TNI Mayjen TNI Serunting Sakti dan pejabat tinggi lainnya menyaksikan pelaksanaan gelar Operasi Mobilisasi Udara (Mobud) di Kawasan Pusat Latihan Pertempuran (PLP) Marinir-5 Baluran Asembagus, Situbondo Jawa Timur, Sabtu (31/5/2014) Dalam Operasi Mobud tersebut, TNI menggunakan 6 Heli serang dibantu 20 Heli Serbu yang mengangkut 160 Prajurit dari Yonif 411/Raider. (Puspen TNI/Tribunnews.com) *** Local Caption *** Gelar Operasi Mobud Latgab TNI di Asembagus

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menyebut anggaran penyelenggaraan Latgab TNI 2014 mencapai ratusan miliar rupiah. Pernyataan ini berarti meralat pernyataan awal yang disebutkan anggaran Latgab 2014 Rp 40 miliar.
Disela puncak Latgab TNI di Karang Tekok,  Moeldoko yang mendampingi Menhan RI Purnomo Yusgiantoro menyatakan kebutuhan biaya latihan lebih dari Rp 40 miliar.
“Untuk satu rudal Exocet saja harganya. Rp 44 miliar, ya nanti kami hitung-hitung pastinya, yang pasti ratusan miiliar,” ujarnya, Rabu (4/6/2014).
Pernyataan ini jelas berbeda dari pernyataan Menhan Purnomo yang menyebut anggaran Latgab 2014.
Sebesar Rp 40 miliar. Pernyataan itu disampaikan Purnomo dan dibenarkan Moeldoko, Selasa (3/6/2014) di atas KRI Makassar.
Saat itu Purnomo dan Moeldoko dalam posisi berdampingan memberi keterangan pers.
Sebagai gambaran, dalam latihaan perang laut Selasa (3/6/2014), dua KRI menembakkan masing-masing satu rudal Exocet MM 40.
Rudal inilah yang disebut senilai Rp 0 miliar per bijinya.
Penembakan rudal itu sendiri digunakan dengan skenario menghancurkan kapal musuh,  dalam hal ini digunakan KRI Karang Banteng.
KRI Karang Banteng yang dihancurkan diperkirakan bernilai lebih dari Rp 100 miliar.
Diperkirakan anggaran Latgab 2014 mencapai Rp500 miliaran.  

(http://www.tribunnews.com)

Howitzer dan Roket Marinir, Latgab 2014

Pasukan Marinir menggunakan kendaraan tempur (ranpur) jenis Kapa K-61 untuk mengangkut Meriam Howitzer di perairan sekitar Pantai Banongan, Jawa Timur, Rabu (4/6).
Pasukan Marinir menggunakan kendaraan tempur (ranpur) jenis Kapa K-61 untuk mengangkut Meriam Howitzer di perairan sekitar Pantai Banongan, Jawa Timur, Rabu (4/6).

Dahsyatnya tembakan Meriam Howitzer milik Yonarmed Marinir di Pantai Banongan, Jawa Timur, Rabu (4/6/2014). Meriam Howitzer dan Peluncur Roket Multilaras RM 70 Grad milik Yonarmed Marinir ini digunakan untuk memberi tembakan dukungan ke medan pertempuran saat pelaksanaan Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2014 di Puslatpur Marinir Asembagus, Situbondo, Jawa Timur.
Dua Kapa K-61 yang mengangkut Meriam Howitzer bersiap mendarat di Pantai Banongan, Jawa Timur, Rabu (4/6)
Dua Kapa K-61 yang mengangkut Meriam Howitzer bersiap mendarat di Pantai Banongan, Jawa Timur, Rabu (4/6)
Dua Landing Craft Utility (LCU) yang dipergunakan untuk mengangkut Peluncur Roket Multilaras RM 70 Grad mendarat di Pantai Banongan, Jawa Timur, Rabu (4/6).
Dua Landing Craft Utility (LCU) yang dipergunakan untuk mengangkut Peluncur Roket Multilaras RM 70 Grad mendarat di Pantai Banongan, Jawa Timur, Rabu (4/6).
Peluncur Roket Multilaras RM 70 Grad turun dari Landing Craft Utility di Pantai Banongan, Jawa Timur, Rabu (4/6).
Peluncur Roket Multilaras RM 70 Grad turun dari Landing Craft Utility di Pantai Banongan, Jawa Timur, Rabu (4/6).
Peluncur Roket Multilaras RM 70 Grad saat bersiap menembakkan amunisinya di Pantai Banongan, Jawa Timur, Rabu (4/6).
Peluncur Roket Multilaras RM 70 Grad saat bersiap menembakkan amunisinya di Pantai Banongan, Jawa Timur, Rabu (4/6).
Aksi pasukan Marinir yang berjaga di dekat Peluncur Roket Multilaras RM 70 Grad di Pantai Banongan, Jawa Timur, Rabu (4/6).
Aksi pasukan Marinir yang berjaga di dekat Peluncur Roket Multilaras RM 70 Grad di Pantai Banongan, Jawa Timur, Rabu (4/6).
Roket Multilaras RM 70 Grad diluncurkan oleh pasukan Marinir di sekitar Pantai Banongan, Jawa Timur, Rabu (4/6).
Roket Multilaras RM 70 Grad diluncurkan oleh pasukan Marinir di sekitar Pantai Banongan, Jawa Timur, Rabu (4/6).
Dahsyatnya peluncuran Roket Multilaras RM 70 Grad yang dilakukan oleh pasukan Marinir di sekitar Pantai Banongan, Jawa Timur, Rabu (4/6).
Dahsyatnya peluncuran Roket Multilaras RM 70 Grad yang dilakukan oleh pasukan Marinir di sekitar Pantai Banongan, Jawa Timur, Rabu (4/6).
Aksi peluncuran Roket Multilaras RM 70 Grad yang dilakukan oleh pasukan Marinir di sekitar Pantai Banongan, Jawa Timur, Rabu (4/6).
Aksi peluncuran Roket Multilaras RM 70 Grad yang dilakukan oleh pasukan Marinir di sekitar Pantai Banongan, Jawa Timur, Rabu (4/6).
Kapa K-61 yang mengangkut Meriam Howitzer di sekitar Pantai Banongan, Jawa Timur, Rabu (4/6).
Kapa K-61 yang mengangkut Meriam Howitzer di sekitar Pantai Banongan, Jawa Timur, Rabu (4/6).
Pasukan Marinir menyiapkan amunisi yang akan ditembakkan menggunakan Meriam Howitzer di sekitar Pantai Banongan, Jawa Timur, Rabu (4/6).
Pasukan Marinir menyiapkan amunisi yang akan ditembakkan menggunakan Meriam Howitzer di sekitar Pantai Banongan, Jawa Timur, Rabu (4/6).
Pasukan Marinir bersiap menembakkan Meriam Howitzer di sekitar Pantai Banongan, Jawa Timur, Rabu (4/6).
Pasukan Marinir bersiap menembakkan Meriam Howitzer di sekitar Pantai Banongan, Jawa Timur, Rabu (4/6).
Aksi prajurit Marinir saat melontarkan tembakan Meriam Howitzer di Pantai Banongan, Jawa Timur, Rabu (4/6).
Aksi prajurit Marinir saat melontarkan tembakan Meriam Howitzer di Pantai Banongan, Jawa Timur, Rabu (4/6).
Dahsyatnya tembakan Meriam Howitzer milik Yonarmed Marinir di Pantai Banongan, Jawa Timur, Rabu (4/6). Meriam Howitzer dan Peluncur Roket Multilaras RM 70 Grad milik Yonarmed Marinir ini digunakan untuk memberi tembakan dukungan ke medan pertempuran saat pelaksanaan Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2014 di Puslatpur Marinir Asembagus, Situbondo, Jatim.
Dahsyatnya tembakan Meriam Howitzer milik Yonarmed Marinir di Pantai Banongan, Jawa Timur, Rabu (4/6). Meriam Howitzer dan Peluncur Roket Multilaras RM 70 Grad milik Yonarmed Marinir ini digunakan untuk memberi tembakan dukungan ke medan pertempuran saat pelaksanaan Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2014 di Puslatpur Marinir Asembagus, Situbondo, Jatim.



(Merdeka.com)

JKGR.