Minggu, 25 Mei 2014

AASAM 2014, TNI AD Jagonya

Indonesian sniper team Private M. Mulyana and 2nd Sergeant M. Mansur shoot at Robotic Smart Targets from Marathon Targets during Match 203 for Sniper Panoramic. The match is fired from any supported position at stationary and moving targets between 150 and 1000m. Robotic Smart Targets from Marathon Targets were used for the first time at this year's Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM).
Indonesian sniper team Private M. Mulyana and 2nd Sergeant M. Mansur shoot at Robotic Smart Targets from Marathon Targets during Match 203 for Sniper Panoramic. The match is fired from any supported position at stationary and moving targets between 150 and 1000m. Robotic Smart Targets from Marathon Targets were used for the first time at this year’s Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM).
Tim petembak TNI AD kembali mengukir prestasi membanggakan sebagai juara umum pada kejuaraan menembak tingkat internasional, Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2014, dengan perolehan medali 32 emas, 15 medali perak dan 20 medali perunggu, di Australia pada tanggal 5 hingga 16 Mei 2014.
Sedangkan urutan ke 2 ditempati tim petembak tuan rumah Australia dengan perolehan medali 6 emas, 15 perak dan 20 perunggu. Adapun diurutan ketiga ditempatkan tim petembak dari tentara Brunai Darusallam dengan perolehan medali 5 emas, 4 perak dan 1 Perunggu.
 Team Shot: the shooters from Brunei are tough competition every year. All the best for 2014!

Team Shot: the shooters from Brunei are tough competition every year. All the best for 2014!
 Team Shot: the Royal Australian Air Force 23 Squadron firers have been impressing on the range this year. Good luck RAAFies!

Team Shot: the Royal Australian Air Force 23 Squadron firers have been impressing on the range this year. Good luck RAAFies!
 Scores: MATCH 47: LSW Individual Aggregate, International

Scores: MATCH 47: LSW Individual Aggregate, International
image
image
Gelar sebagai juara umum yang diraih TNI AD ini merupakan yang ke 7 kalinya diperoleh secara berturut-turut dari tahun 2008 hingga 2014. Pada pelaksanaan tahun 2014 kali ini diikuti oleh 16 tim petembak dari tentara Negara di kawasan Asia Pasifik yaitu Indonesia, Australia, Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jepang, Fhilipina, Thailand, Timor Leste, Papua Nugini, Singapura, Brunai Darussalam, New Zealand, New Caledonia, Papua Nugini dan Tonga.
image
Philippines Army Shooting Team member Technical Sergeant Eric B. Guiniling, at the Mechanical Target Range (MTR), fires his 5.56mm M16 A2 assault rifle in the prone unsupported position with sling during Match 12. Match 12 is an advanced application of fire where firers engage their targets at ranges from 100m to 300m from all conventional positions both supported and unsupported.
Team Shot: British Army soldiers from the 2nd Battalion, Royal Gurkha Rifles, (l-r) Rifleman Deepak Gurung, Lance Corporal Suye Gurung, LCPL Bal Bakadur Gurung, Signaller Pardeep Gurung and Rifleman Niran Rai. Hope you've enjoyed the competition!
Team Shot: British Army soldiers from the 2nd Battalion, Royal Gurkha Rifles, (l-r) Rifleman Deepak Gurung, Lance Corporal Suye Gurung, LCPL Bal Bakadur Gurung, Signaller Pardeep Gurung and Rifleman Niran Rai. Hope you’ve enjoyed the competition!
Singapore's Corporal Muhamad Firdalis Bin Tarmid fires his SAR 21 in the keeling unsupported position at the 100m mound during Match Four. Match Four is designed for individuals to supply basic application of fire at 100m employing snap fire with position changes after a 100m run. The run is to induce a level of stress and fatigue on the competitors.
Singapore’s Corporal Muhamad Firdalis Bin Tarmid fires his SAR 21 in the keeling unsupported position at the 100m mound during Match Four. Match Four is designed for individuals to supply basic application of fire at 100m employing snap fire with position changes after a 100m run. The run is to induce a level of stress and fatigue on the competitors.
1st Battalion, Royal Australian Regiment, sniper team Corporal (CPL) Brodie Keating and Private (PTE) Luke Barnes win the 'Matty Lambert Memorial Trophy' for best ADF Sniper Pair at AASAM 2014. The pair also came third in the overall standings.
1st Battalion, Royal Australian Regiment, sniper team Corporal (CPL) Brodie Keating and Private (PTE) Luke Barnes win the ‘Matty Lambert Memorial Trophy’ for best ADF Sniper Pair at AASAM 2014. The pair also came third in the overall standings.
Kasad Jenderal TNI Budiman dalam acara menerima laporan kembali tim petembak bertempat di Mabesad, Kamis (22/5), menyampaikan ucapan selamat datang di tanah air dan ucapan terima kasih atas prestasi membanggakan, yang telah dipersembahkan kepada TNI Angkatan Darat, bangsa dan Negara.
Menurut Kasad, keberhasilan ini membuktikan kepada Angkatan Darat negara sahabat, bahwa TNI Angkatan Darat senantiasa membangun diri menjadi tentara modern yang profesional, tentara yang hanya fokus pada tugas pokoknya sebagai alat pertahanan yang tangguh dan patut dibanggakan rakyatnya.
Indonesian Army Shooting Team member Private Yudha Hany Cahyadin keeps occupied as he wait for his turn to shoot at this year's Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM).
Indonesian Army Shooting Team member Private Yudha Hany Cahyadin keeps occupied as he wait for his turn to shoot at this year’s Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM).
Indonesian Army Shooting Team member Private Yudha Hany Cahyadin at this year's Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM).
Indonesian Army Shooting Team member Private Yudha Hany Cahyadin at this year’s Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM).
Indonesian Army Shooting Team member Lance Corporal (LCPL) Mansur keep his team occupied with a bit of ball skills, as they wait for their detail to shoot at this year's Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM).
Indonesian Army Shooting Team member Lance Corporal (LCPL) Mansur keep his team occupied with a bit of ball skills, as they wait for their detail to shoot at this year’s Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM).
image
 l-r. US Army's sniper team Sergeant Jason Fairchild and Staff Sergeant Mitchell Shaw, competing in Match 201, the Sniper Snap. The match tests the sniper team in rapid target acquisition. Targets appear from 200 to 1,000m. The match is only one of seven matches over five days of competition for the best international sniper team which is part of this year's Australian Army Skill at Arms Meeting

l-r. US Army’s sniper team Sergeant Jason Fairchild and Staff Sergeant Mitchell Shaw, competing in Match 201, the Sniper Snap. The match tests the sniper team in rapid target acquisition. Targets appear from 200 to 1,000m. The match is only one of seven matches over five days of competition for the best international sniper team which is part of this year’s Australian Army Skill at Arms Meeting
image
image
Lomba tembak Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) merupakan ajang lomba tembak tahunan yang diselenggarakan oleh Angkatan Darat Australia sejak tahun 1984 dan untuk pertama kalinya dibuka untuk kontingen petembak Internasional pada tahun 1988.
 The Japanese Cheer Squad - these competitors had a day off from shooting today so showed their support to their team members during the machine gun pairs match. ???????

The Japanese Cheer Squad – these competitors had a day off from shooting today so showed their support to their team members during the machine gun pairs match. ???????
 Team Shot: The Chinese shooting team have proven tough competition in their first year competing at AASAM! ???? (Good luck)!

Team Shot: The Chinese shooting team have proven tough competition in their first year competing at AASAM! ???? (Good luck)!
 Team Shot: the British Army Shooting Team at AASAM. Thanks for the brilliant bagpipe display from Pte Fraser Hall - awesome stuff! Photo by Sergeant Brian Hartigan

Team Shot: the British Army Shooting Team at AASAM. Thanks for the brilliant bagpipe display from Pte Fraser Hall – awesome stuff!
Photo by Sergeant Brian Hartigan

 Portrait: Private Melissa Elias, 8th Signals Regiment. Photo by Sergeant Brian Hartigan
Portrait: Private Melissa Elias, 8th Signals Regiment. Photo by Sergeant Brian Hartigan

Adapun materi yang diperlombakan adalah materi perorangan maupun tim pada nomor senapan, pistol, senapan otomatis (SO) dan gabungan senapan dan SO. Senjata yang digunakan prajurit TNI AD pada kejuaraan AASAM adalah produk dalam negeri yaitu produk PT Pindad (Persero) antara lain senapan serbu SS2-HB (Heavy Barrel), senapan Mesin SM-2 dan SM-3 serta pistol G2 versi Elite. (tniad.mil.id / Facebook Aasam 2014 / Sergeant Brian Hartigan).

JKGR. 

Sabtu, 24 Mei 2014

Polda Papua Dalami Penyelundupan Senjata dari Filipina Selatan

Ilustrasi Penyeludupan Senjata (IST)

Kepolisian Daerah Papua masih mengembangkan kasus penyelundupan senjata dari Filipina Selatan dan Papua Niugini yang diungkap Tim Khusus Polda Papua, Februari hingga awal Mei lalu.
Kapolda Papua Irjen Polisi Tito Karnavian menjelaskan, terungkapnya jaringan perdagangan senjata dari Mindanao, Filipina Selatan melalui Pulau Sangihe Talaud, Sulawesi Utara, ketika seorang pria berinisial JM tertangkap membawa ratusan amunisi bersama 3 pucuk senjata, jenis Armalite AR-15, Revolver dan FN di Pelabuhan Sorong, 6 Mei lalu.
Dari hasil pemeriksaan terungkap bahwa tersangka JM diduga merupakan jaringan kelompok bersenjata di Kabupaten Puncak Jaya.
“Saya belum dapat menyebutkan nama kelompok tersebut, karena kami masih mengembangkan kasus ini. Yang pasti JM sudah mengetahui jalur perdagangan senjata melalui Pulau Sangihe Talaud ke Philipina Selatan karena sebelumnya ia berhasil menyelundupkan 3 atau 4 pucuk senjata. Saat ini kasus ini sudah ditangani bersama Mabes Polri,” urai Tito di Jayapura, Kamis (22/5/2014).
Polda Papua juga sedang mengusut dugaan keterlibatan oknum pejabat salah satu Kabupaten di Pegunungan Tengah Papua dan diduga mendanai pembelian senjata tersebut.
“Kami baru memiliki satu alat bukti, dan kami masih mencari bukti lain keterlibatan oknum pejabat tersebut,” jelas Tito.
Sebelum pengungkapan kasus penyelundupan senjata dari Philipina Selatan, Tim Khusus Polda Papua, menangkap RT yang membawa puluhan amunisi dari Papua Niugini di Pelabuhan Jayapura, 26 Februari lalu.
Dari pengungkapan kasus tersebut, menurut Tito untuk membuktikan bahwa pasokan senjata kepada kelompok-kelompok sipil bersenjata diwilayah Pegunungan Tengah Papua tidak hanya dari hasil rampasan namun juga melalui perdagangan ilegal dengan pihak asing.
“Kelompok sipil bersenjata yang sering melakukan aksi kriminal penembakan umumnya mendapat senjata dari rampasan terhadap aparat yang lengah seperti di Pos Kulirik, Puncak Jaya. Selain itu, mereka juga sudah mulai memasok persenjataan dari luar negeri melalui jalur perdagangan senjata ilegal,” ungkap Tito.

Sumber: Kompas

TNI Hentikan Pembangunan Mercusuar Malaysia

Mercusuar Malaysia di perairan Indonesia mengganggu kedaulatan negara.

Pembangunan mercusuar oleh Malaysia di wilayah perairan Indonesia.
Pembangunan mercusuar oleh Malaysia di wilayah perairan Indonesia. (Istimewa)
Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Moeldoko menyatakan secara tegas menolak pembangunan mercusuar oleh Malaysia di wilayah perairan Indonesia, tepatnya di kawasan Tanjung Datuk, Kecamatan Paloh, perbatasan Kalimantan Barat.

Bahkan TNI, lanjut Moeldoko, telah mengusir pekerja bangunan agar menghentikan kegiatan pembangunan mercusuar. TNI meminta pemerintah Indonesia juga melayangkan protes atas pembangunan mercusuar itu.

"Pembangunan mercusuar itu telah masuk satu mil di wilayah perairan Indonesia. Karena telah mengganggu kedaulatan bangsa dan negara, tidak ada pilihan lain kecuali bersikap tegas dengan menghentikan pembangunan mercusuar itu," kata Moeldoko di Markas Kodam IV Diponegoro Semarang.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri RI telah menerima laporan resmi dari TNI Angkatan Laut soal adanya kegiatan pembangunan mercusuar di Tanjung Datu oleh Malaysia.

Berdasarkan hasil koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait, bahwa lokasi pembangunan tiang pancang suar memang berada di dalam garis landasan kontinen RI berdasarkan perjanjian Indonesia-Malaysia tahun 1969.

Sebelumnya, Panglima Kodam XII/Tanjungpura Mayor Jenderal TNI Andi Ibrahim Saleh mengatakan pihaknya menemukan bukti bahwa Malaysia sudah membangun pancang-pancang mercusuar di wilayah RI.

Bahkan, mereka tidak segan-segan mengusir nelayan RI yang hendak mencari ikan. Andi mengatakan, kapal maritim Malaysia mengganggu kegiatan nelayan setempat mencari ikan.

"Sejak dulu nelayan kita mencari ikan di situ, tapi dengan keberadaan kapal itu di situ memasang pancang kaki Mercusuar rakyat tidak berani lagi datang ke situ,” jelasnya.

Akhirnya TNI menurunkan kapal laut mereka untuk merapat ke sana. Saat pasukan TNI menyambanginya, kapal Malaysia langsung kabur. “Sekarang kapal kami sudah berada di sana dan kapal Maritim Malaysia dengan kapal Tongkang nya sudah meninggalkan lokasi," kata Andi.
 

TNI AL Dapat Sebutan World Class Navy Dari AL di Dunia

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) telah mampu menggelar operasi laut hingga melampaui wilayah kedaulatan negara, dalam beberapa tahun terakhir ini. Seperti pembebasan MV Sinar Kudus di perairan Somalia dan pengiriman maritime task force ke Lebanon.

TNI AL juga berhasil menggelar beberapa kegiatan yang berskala besar seperti internasional maritime security symposium dan multilateral naval exercise Komodo. Keberhasilan tersebut mendapatkan apresiasi dan pengakuan dari pemimpin angkatan laut di dunia, terbukti dengan kehadiran mereka dan kapal perangnya dalam berbagai even yang diselenggarakan TNI AL.

Hal ini disampaikan Laksamana TNI Marsetio Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) dalam sambutannya saat serah terima jabatan (sertijab) Komando utama operasi yang dimiliki TNI AL, yaitu Koarmatim, Koarmabar, Kolinlamil, dan Puspenerbal di dermaga ujung Koarmatim, Jumat (23/5/2014).

Laksamana TNI Marsetio mengatakan, dari keberhasilan yang dicapai TNI AL, chief of naval operation us navy, first sea lord royal navy, Kasal Belanda, Kasal Australia dan beberapa panglima armada Angkatan Laut negara sahabat menyebut TNI AL sebagai World Class Navy.

"Penilaian ini bukan sekadar basa-basi, namun merupakan wujud penghargaan terhadap peran TNI AL selama ini. Kita tentu bangga dengan penilaian ini, namun kita harus menyikapinya dengan bijak dan cerdas dengan terus meningkatkan kualitas dan kapabilitas TNI Angkatan Laut," kata Laksamana TNI Marsetio.

Dia menambahkan, upaya mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas sebagai angkatan laut kelas dunia, diimplementasikan dalam paradigma baru TNI AL kelas dunia yang menuntut adanya kepemimpinan angkatan laut yang kuat atau strong naval leadership. Paradigma baru ini merupakan suatu instrumen pendukung dalam pencapaian visi dan misi tni angkatan laut yang handal dan disegani serta berkelas dunia.

"Instrumen tersebut hendaknya dipedomani dalam menentukan arah kebijakan pembangunan tni angkatan laut yang meliputi pembangunan sumber daya manusia, alutsista, organisasi dan metode serta kemampuan operasinya," ujarnya.

Kasal menambahkan, satu diantara strategi implementasi paradigma baru tersebut adalah dengan meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan operasi dan latihan. Menurutnya, Barometer terletak pada kemampuan dalam menghadirkan unsur-unsur laut atau naval presence dengan didukung kesiapan operasional alutsista, terutama kemampuan daya tempur atau combat capability, komando dan pengendalian serta Ketahanlamaan operasi. 

(TRUE STORY) Secuil Kisah-kisah Awak “Hiu Kencana” yang tidak terpublikasikan Jilid 7

Kisah ini sengaja saya tulis berdasarkan catatan-catatan tertulis yang saya punya dan juga cerita-cerita dari para “Silent Warrior” pinisepuh saat mereka dulu bertugas mengawaki “Hiu-hiu besi” kita dalam menjaga Kedaulatan NKRI yang mungkin selama ini belum pernah terpublikasikan. Dan tulisan ini saya dedikasikan juga kepada seluruh “Beliau-beliau” tadi berikut juga dengan para “Silent Warrior” muda yang kini masih bertugas mengawal NKRI. Khusus untuk Jilid ini saya ingin mencoba menggambarkan peta kekuatan Armada Bawah Air dari negara-negara di kawasan Asia Pasifik, sebagai sedikit gambaran untuk Warjagers agar mengetahui seberapa kuat sih Armada Siluman Bawah Air negara-negara disekeliling kita.  Dan enggak lupa tulisan ini saya buat secara bersambung (soale dibuat disela-sela kesibukan saya alias kalo lagi mood dan ada waktu luang ya nulis, kalo enggak mood ya males nulis soale kerjaan saya bejibun banyaknya). So harap maklum kalo-kalo nanti artikel sambungannya lamaaa banget keluarnya.

 CINA / TIONGKOK
Chinese Type 94-SSBN (defencetalk)

Di wilayah Asia – Pasifik, Cina memiliki salah satu armada kapal selam terbesar. Rincian secara pastinya armada bawah laut PLAN sulit diprediksi jumlahnya, tapi pada saat ini mereka diperkirakan mengoperasikan sekitar 79 KS yang tersebar di sembilan kelas yang berbeda . Pada tingkat strategis armada kapal selam rudal balistik nuklir mereka terdiri dari empat unit KS Type- 94 ‘ Jin class’, dengan kapal kelima dilaporkan dalam pembangunan. Jin Class ini dapat membawa 12 biji rudal Balistik Julang-2 (JL-2) dengan jangkauan 7.200 kilometer ( 4.475 mil) yang bisa ditambahkan dengan hulu ledak nuklir. Keempat kapal selam Jin ini juga ditemani beberapa unit KS Type- 92 ‘ Xia Class ‘  yang saat ini dianggap mengalami konversi menjadi SSGN. dan didukung armada KS yang terdiri dari sekitar empat unit SSN Type- 93 ‘ Shang Class ‘  dan empat unit SSN Type- 91 ‘ Han Class’.
Kapal Selam China

Meskipun memiliki armada kapal selam nuklir yang cukup besar, PLAN terus mempertahankan armada SSKs alias armada KS diesel elektriknya. Patut diduga mereka mengoperasikan  9 unit Type – 41 ‘ Yuan Class ‘, 14 unit SSKs Type- 39 ‘ Song Class ‘, 12 unit ‘ Kilo Class ‘, 14 unit KS ‘ Ming Class ‘ dan 30 unit KS ‘ Romeo Class ‘ sebagai cadangan dan ada beberapa yang digunakan untuk pelatihan . Dipicu oleh ekonomi yang kuat, angkatan laut China membuat kemajuan dalam pengembangan kekuatan kapal selam multifaset . Salah satu tujuan dari kapal selam Cina adalah untuk menciptakan sebuah zona anti-access/area untuk mempertahankan daratan Cina. Zona ini meliputi Kepulauan Kuril, Jepang, Taiwan, dan Laut Cina Selatan dengan tujuan menegakkan klaim China di Timur dan Selatan.
Ballistic Missile Submarine XIA Class

China telah memperluas tiga pangkalan angkatan laut untuk mendukung pertumbuhan armada kapal selam mereka. Armada Laut Selatan adalah armada yang paling kuat dan memiliki pangkalan kapal selam bawah tanah di Yulin Naval Base di pulau Hainan .

 TAIWAN
Taiwan navy’s SS-793 Hai Lung diesel-electric submarine

Taiwan hanya memiliki 2 unit KS  Hai Lung class yang dibuat di Belanda  pada tahun 1980-an. Terancam oleh potensi blokade laut Cina, Taiwan sebetulnya tertarik untuk memperkuat armada KS nya hingga delapan unit kapal selam baru. tetapi masalahnya adalah tidak ada satu negara pembuat Kapal Selam yang mau memenuhi permintaan Taiwan ini karena ancaman konsekuensi politik dan ekonomi dari China yang pastinya akan ngamuk. Sementara Amerika Serikat yang ingin sekali membantu juga dipaksa harus berfikir matang-matang.

 INDIA
Akula-II in Service with IN.Pls ID this Sub.

India patut diduga saat ini mengoperasikan sekitar 14 kapal selam yang terdiri dari sepuluh ‘Sindhughosh class‘ dan empat ‘Shishumar class‘ SSKs . Namun demikian, armada kapal selam India saat ini sedang mengalami peningkatan yang signifikan  sejalan dengan roll- out negara itu untuk melengkapi dengan senjata nuklir bagi kekuatan udara, darat dan laut pasukannya. Angkatan Laut India juga segera mengoperasikan satu unit dari total 6 unit  KS ‘ Arihant class ‘ SSBN yang dapat membawa dua belas Rudal balistik K – 15 Sagarika ( dengan kisaran 750km ) atau empat rudal balistik Agni – IV ( 3.500 km range) yang mulai diluncurkan dan menjalani uji laut sejak tahun 2009, dengan KS pertama INS Arihant diharapkan untuk dapat beroperasi sekitar tahun 2015 mendatang. KS ini akan bergabung bersama INS Chakra dan INS Nerpa. Kapal selam SSN dari type – 971 ‘ Akula – II ‘ yang judulnya disewakan Rusia kepada India selama sepuluh tahun.
India missile BO 5 launched

India juga masih memiliki 14 kapal selam konvensional berupa 10 Sindhughosh class (Kilo / Proyek 877EKM ) dan 4 tipe  209/1500 HDW atau sering disebut Shishumar class.
Shishumar class submarine

Armada Kapal selam konvensional India ini juga mengalami perbaikan besar-besaran. Upaya modernisasi ini akan menambah kekuatan operasi SSKs meeka dengan pengadaan Proyek – 75 ‘Scorpene‘ dari  DCNS Perancis, dengan kemampuan meluncurkan MBDA Exocet SM.39 sebagai rudal anti kapal, ??ditambah hingga 18 torpedo kelas berat dan atau 30 ranjau. Kapal selam ini sedang dibangun di Mazagon Docks, Mumbai. Dan diharapkan ‘Scorpene’ pertama akan beroperasi pada Juni 2015, dengan total 6 unit KS dijadwalkan akan dibuat sampai tahun 2019 .

 PAKISTAN
Agosta 90B Submarine Pakistan

AL Pakistan mempertahankanpengoperasian 5 unit kapal selam Agosta class terdiri dari dua unit dari kelas Agosta asli dibangun pada 1970-an, sementara tiga lainnya adalah dari kelas modern Agosta 90B yang dilengkapi dengan MESMA AIP. Pada tahun 2006, Pakistan mengumumkan persyaratan untuk pembelian armada SSKs terbaru untuk menggantikan armada Agosta nya dengan memilih untuk bekerja sama dengan China untuk membeli 6 unit kapal selam yang dilengkapi AIP dengan empat unit yang akan dibangun di Cina dan dua unit terakhir di Pakistan.
X-Craft (SX-756 Class) midget submarine

Selain itu Pakistan juga mengoperasikan 6 unit KS Midget tipe SX 506 dan sekitar 6 s/d 10 unit KS Midget type  SX 756  yang mereka buat sendiri dengan lisensi dari galangan Cos.Mo.S (Construzioni Motoscafi Sottomarini) Livorno, Italia

JEPANG
The Soryu class submarine or 16SS

Jepang saat ini telah meningkatkan armada kapal selam nya.  Jepang saat ini diyakini memiliki 22 unit KS dalam operasional mereka, termasuk 2 unit ‘Soryu class’ dilengkapi dengan Stirling Air Independent Propulsion (AIP) produksi Kockums Stirling 4V – 275R Mk – III ‘,  10 unit ‘Oyashio class‘, 6 unit ‘ Harushio class‘ dan 2 unit  ‘Asashio class‘ yang digunakan untuk pelatihan.


KOREA UTARA
‘Sang-O class

Banyak misteri yang mengelilingi armada kapal selam dari Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) alias Korea Utara ini. Patut diduga Armada KS mereka dianggap cukup kuno, yang terdiri dari sekitar 25 unit type 633 ‘Romeo class‘ , yang diperkirakan telah dibangun secara lokal menggunakan komponen yang dipasok Cina. Melengkapi 4 unit  ‘Romeo’ kelas-613/644/665 ‘Whiskey class‘.   Selainitu patut diduga mereka mengoperasikan sekitar 25 s/d 40 unit ‘Sang-O class‘ yang memiliki jangkauan hingga 2.800 km dimana beberapa diantaranya dimodifikasi menjadi  kapal selam infiltrasi bersenjata yang dirancang untuk mengangkut pasukan khusus Korea Utara yang disebut Sang O class versi K-300, yang pernah diidentifikasi pada tahun 2011 lalu.
Korea Utara juga diduga mengoperasikan 50 unit ‘Yugo  class’ kapal selam Midget yang diyakini bertanggung jawab atas tenggelamnya kapal Cheonan Angkatan Laut Korea Selatan yang di torpedo menggunakan Torpedo type CHT – 02D, Maret 2010 lalu.

KOREA SELATAN
Chang Bogo Class

Saat ini armada negara ini diperkirakan mengoperasikan 9 unit ‘ Chang Bogo class ‘ kapal selam konvensional yang didasarkan pada pengembangan type – 209/1300 , ditambah beberapa KS Midget berupa beberapa unit ‘ Tolgorae class ‘ dan ‘ Cosmos class ‘.   Mereka juga dalam tahap pembuatan 6 s.d 9 unit KS ‘ Son Won Il class ‘ kapal selam ini dibuat berdasarkan pada design kapal selam konvensional Howaldtswerke – Deutsche Werft Type – 214 dengan AIP.
Son Won-Il

Salah satu fitur menarik dari kapal ini adalah penambahan radar Thales Sphinx – Dserta terminal X -band satcom yang memiliki probabilitas rendah intercept dan sistem tempur Atlas Elektronik dan sonar suite.

SINGAPURA
Pada tahun 1995 dan 1997, RSN mengakuisisi 4 unit KS  kelas Challenger (sebelumnya dikenal sebagai kelas Sjöormen) kapal selam dari Angkatan Laut Swedia, Sebagai kapal selam yang dirancang oleh Swedia untuk operasi di Laut Baltik, berbagai modifikasi yang diperlukan untuk beroperasi di perairan tropis juga dilakukan singapura. Singapura juga menandatangani perjanjian dengan Kockums untuk penyediaan dua unit KS kelas Archer (sebelumnya dikenal sebagai kelas Västergötland) pada 4 November 2005 dan telah beroperasi sejak tahun 2009. KS ini kira-kira berusia lebih dari 20 tahun yang sebelumnya adalah armada cadanganAngkatan Laut Swedia, KS ini telah dilakukan modernisasi dan konversi untuk operasi di perairan tropis dilengkapi dengan sistem propulsi udara independen.  Mengupgrade sistem sonarnya sehingga memungkinkanKS untuk mendeteksi kontak pada jarak jauh, sedangkan sistem torpedo memiliki kemampuan akuisisi target yang lebih baik.Empat KS kelas Challenger dan dua KS kelas Archer ini membentuk 171 Squadron dari RSN.
Republic of Singapore Navy (RSN) personnel at work inside the RSS Archer

Sementara itu untuk yang terbaru Singapura telah menandatangani kontrak untuk pengadaan dua unit KS type  218SG dari Thyssen Krupp Marine Systems pada bulan November 2013 dengan biaya sekitar satu miliar Euro dan diperkirakan akan memakan waktu enam tahun untuk menyelesaikannya dan menurut schedule KS pertama akan diserahkan kepada Angkatan Laut Singapura pada tahun 2020.


MALAYSIA

KD Tunku Abdul Rahman

Berbatasan dengan Selat Malaka dan konflik di Laut Cina Selatan, The Royal Navy Malaysia ( RMN ) mengoperasikan 2 unit KS Scorpene yang dibangun oleh DCNS dan Navantia yang berbasis di Sepanggar Bay di Sabah. Dan Malaysia melakukan uji – tembak bawah permukaan KS pertama kalinya dengan Rudal SM39 Exocet pada bulan Juli 2010.
(Ilustrasi KS Midget)

Selain itu Malaysia juga mengoperasikan antara 3 sampai dengan 6 unit KS Midget type SWATS (Shallow Water Attack Submarine) dengan tonnage 200 ton buatan Cos.Mo.S (Construzioni Motoscafi Sottomarini)Italia, dimana Calon awak kapalnya dilatih disatuan midget Angkatan Laut Pakistan.
Agosta 70 class diesel attack submarine (SSK)

Dan juga patut diduga mereka juga masih mengoperasikan 2 unit KS type  Zwaardvis yang dulunya disewa selama lima tahun dari Angkatan Lautnya Kompeni alias Belanda dalam rangka persiapan awak KS mereka sebelum mengoperasikan Scorpene. Padahal dulu awak KS Scorpene mereka dilatih di Perancis menggunakan KS latih, Agosta Class (Ouessant  S623).


THAILAND 
Type 206A diesel electric submarine

Royal Thai Navy ( RTN ) sedang mempertimbangkan pembelian kapal selam juga. Pada bulan Maret 2011, Angkatan Laut Thailand melakukan negoisasi pembelian dua unit  kapal selam Type 206A second hand dari Angkatan Laut Jerman dengan harga sekitar USD220 juta.Departemen Pertahanan Thailand juga mengusulkan pembelian 6 unit kapal selam bekas Tipe 209. Sebuah markas armada kapal selam di Sattahip Naval Base akan selesai pada tahun 2014 ini dan Thailand telah mengirimkan petugas untuk mengikuti pelatihan kapal selam di Jerman dan Korea Selatan, dan juga akan segera membangun Trainer Submarine Command Team.


VIETNAM
Ho Chi Minh City submarines

Vietnam merupakan pesaing regional untuk Cina dan meskipun militernya kalah jauh dengan PLA, lokasi geografis negara ini merupakan iritasi bersejarah dengan Cina. Saat ini Vietnam mengoperasikan sampai dengan 6 unit Kilo class ( Proyek 636 ) dengan platform mampu menembakkan LACMs.
(VOV) -A mini submarine (Made-in-Vietnam)

Selain itu Vietnam juga mengoperasikan antara 2 sampai dengan 6 unit KS Midget “Yugo Class”  yang dibeli dari Korea Utara.

FILIPINA
Sampai saat ini Angkatan Laut Filipina masih memprogramkan pengadaan antara 2 sampai dengan 3 unit KS, tetapi belum ada detail lebih lanjut mengenai jenis dan type yang mereka pilih dan dijadwalkan pengadaan ini harus segera terealisasi paling lambat tahun 2020 mendatang.


AUSTRALIA 
Royal Australian Navy Submarine

( RAN ) Royal Australian Navy pada awalnya mengoperasikan 6 unit KS kelas konvensional ‘ Collins class ‘ yaitu :
  • SSG 73 HMAS Collins
  • SSG 74 HMAS Farncomb
  • SSG 75 HMAS Waller
  • SSG 76 HMAS Dechaienux
  • SSG 77 HMAS Sheehan
  • SSG 78 HMAS Rankin
Namun patut diduga dari enam unit itu sekarang ini hanya dua unit saja yang dapat beroperasi yaitu HMAS Collins dan HMAS Farncomb. Kapal selam kelas Collins dapat dikategorikan sebagai kapal selam gagal. Berbagai permasalahan teknis selalu menghantui kapal selam buatan Australia ini. Entah itu kerusakan combat system, kerusakan generator, Perangkat Lunak, masalah aliran hidrodinamik, baling-baling yang retak, mesin dan gearbox segel, periskop yang mengalami getaran dan masih banyak lagi. semua itu memiliki kontribusi terhadap tingkat kesiapan operasional yang rendah untuk kapal selam dan lain sebagainya.
Semua itu berawal dari keinginan Australian Navy mengoperasikan kapal selam yang tidak digunakan oleh Angkatan Laut lain di dunia. Pemerintahan di Canberra lebih memilih pendekatan desain daripada off-the-shelf. Kapal selam kelas Collins desain dasarnya adalah kapal selam Vastergotland asal Kockum AB, Swedia yang kemudian didesain ulang oleh ASC. Melalui desain ulang, dimensi kapal selam mengalami pembesaran beberapa kali dibandingkan aslinya.
(ilustrasi)

Kapal selam buatan Swedia secara filosofis dirancang untuk beroperasi di perairan Laut Baltik dan bukan untuk di perairan laut dalam atau samudera. Sedangkan kapal selam kelas Collins yang merupakan pembesaran dari kelas Vastergotland dirancang untuk beroperasi di laut lepas. Namun yang luput dari perhatian para perancang Australia adalah pembesaran dimensi kapal selam bukanlah jawaban terhadap kebutuhan operasional yang diinginkan oleh Angkatan Laut negeri itu. Proyek Collins class ini merupakan desain unik yang disesuaikan dengan persyaratan Australia.
Bagian kapal selam pertama dibangun oleh Kockums di Swedia, namun sebagian besar pekerjaan dilakukan di Australia oleh galangan kapal lokal milik pemerintah. Keseluruhan kapal kedua sampai keenam dibangun secara lokal. Upaya ‘melokalisir’ design asli Kockums ini tanpa asistensi pemilik design aslinya kemudian dianggap sebagai blunder dalam pembangunan Collins class yang menyebabkan “cacat teknis”.
Kapal selam tersebut mengalami penurunan kemampuan karena berbagai masalah (baterai, mesin, generator, towed array, dan propulsi darurat) yang telah diketahui secara luas selama bertahun-tahun. Bahkan sampai saat ini ada dua kapal selam sejenis yang tergeletak di dock selama sembilan tahun. Di KS ini juga sering banget dilakukan upgrade peningkatan kemampuan mulai dari tahun 2003 sampai yang terbaru 2013 kemarin

Australian Submarines: a history ‘ by Michael W.D. White.

RAN berusaha menggandakan jumlah kapal selam mereka menjadi 12 unit di tahun 2020-2030. Pemerintah Australia sudah menganggarkan dana riset sebesar $214 juta AUD hanya untuk pemilihan design kapal selam pengganti Collins. Belum jelas apa kapal selam pengganti Collins class nanti. Tetap ada kemungkinan kembali menggunakan design Kockums seperti Collins class dengan type Archer/Challenger-class seperti yang digunakan RSN (The Republic of Singapore Navy) atau bahkan ikut melirik kapal selam Jerman terbaru pengembangan Type 216 HDW seperti Type 218SG.
Pada 2012 juga terdengar kabar Australia mempertimbangkan teknologi kapal selam Soryu-class dgn berat 4200 ton buatan Mitsubishi Heavy Industries. Dan selain itu terdengar juga wacana mengganti Collins class dengan kapal selam bertenaga nuklir. mereka juga mensyaratkan parameter pertimbangan sebelum memutuskan pilihan diantaranya adalah: Endurance, Fuel Load, Hull and Equipment Efficiencies, Reliability, Maintainability and Redundancy, Stowage Capacity, Crew Endurance, Payload Capacities, Hull Size, Range and Radius of Action. Selain itu juga ada wacana yang mensyaratkan kemampuan serang darat dan kemampuan menyebarkan KS Midget pada KS terbaru mereka nanti.


RUSIA 
Russian submarines

Rusia  memiliki salah satu armada kapal selam terbesar di kawasan Asia – Pasifik. Di kawasan ini mereka mengoperasikan armada bawah air yang terdiri dari 5 unit - 667BDR SSBNs ‘ Delta – III class’. diperkuat juga oleh 3 unit SSGNs  - 949A ‘ Oscar – II class, 4 unit SSN – 971 ‘ Akula class ‘ dan sekitar 9 unit ‘ Kilo class ‘ bagi kapal selam konvensionalnya.
KS Rusia uji coba ICBM (Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty -CTBT)

Kekuatan bawah air Rusia di Asia – Pasifik juga ditambah dengan 4 unit KS “Borey class” -  dengan berat submerged 19.400 ton dan dilengkapi dengan enam 533mm tabung torpedo busur – mount dan 16 SS – N – 32 Bulava. Dan juga 4 unit “Oscar class” dengan berat submerged 14.500 ton dan membawa 24 SS – N – 19 rudal anti – kapal. Torpedo persenjataannya adalah dalam bentuk empat tabung 533mm dan 650mm serta empat tabung torpedo busur yang mampu menembakkan SS – N – 16 Stallion dan SS – N – 15 Starfish rudal anti kapal selam, torpedo pandu dan Shkval supercavitating torpedo.

Amerika Serikat

USA juga memiliki salah satu armada kapal selam terbesar di kawasan Asia – Pasifik yang termuat dalam gugus tempur armada VII dibawah kendali task force 74. Di kawasan ini mereka mengoperasikan armada bawah air yang terdiri dari beberapa unit KS SSN dari type Los Angeles Class dan beberapa unit KS SSBN dari type Ohio Class. Armada mereka juga diperkuat dengan KS SSN dari type Virginia Class yang merupakan pengembangan dari KS Seawolf class yang saat ini baru beroperasi sekitar belasan unit dari total pembuatan sebanyak 30 unit KS yang akan dibuat.
Submarine Group 7

Salah satu faktor utama di balik sebagian besar pengdaan KS di negara-negara tersebut diatas  saat ini adalah karena kebangkitan armada bawah air angkatan laut China dan khususnya lagi kekuatan militer China. Satu-satunya cara dari negara-negara yang merasa terancam dengan kekuatan militer armada bawah air China ini adalah berinvestasi dalam pengadaan Kapal selam juga yang nantinya difokuskan sebagai penangkal ancaman China tadi. Mengingat suasana tegang di sekitar wilayah yang disengketakan di Laut Cina Selatan dan Laut Cina Timur, negara-negara seperti Vietnam jelas berinvestasi dalam meningkatkan kemampuannya untuk mencegah dan berpotensi juga untuk mengganggu angkatan laut China dan merebut setiap pulau yang disengketakan.
Sementara setiap pembelian KS oleh Filipina juga didorong oleh keinginan yang sama dengan Vietnam. Demikian pula Jepang, Korea Selatan dan motivasi serupa mungkin terletak di belakang program penggantian Collins class Australia. yang jelas kecenderungan pengadaan kapal selam di Asias elama beberapa tahun terakhir kemungkinan akan terus berlanjut di masa mendatang.
Bersambung…..  
“Wira Ananta Rudhiro”
“Jalesveva Jayamahe”  
“NKRI harga mati!”

By. Pocong Syereem

JKGR.