Mantan PM Malaysia Dr. Mahathir bi Mohamad ( Foto : infowar.com)
Sudah hampir dua setengah bulan pesawat
Boeing 777 MAS Flight MH370 lenyap tak jelas rimbanya dalam penerbangan
dari Bandara Sepang Kuala Lumpur ke Beijing. Banyak teori bermunculan
setelah pesawat tersebut dinyatakan jatuh kedalam laut oleh pemerintah
Malaysia dengan dasar satelit Inmarsat. Setelah dicari selama dua bulan
tanpa hasil, kini mendadak muncul pernyatan dari mantan Perdana Menteri
Malaysia yang berkuasa sejak Tahun 1981-2003 tentang kasus MH370.
Mahathir menyatakan pada hari Senin
(19/5/2014) seperti dikutip laman IB Times, kecelakaan pesawat itu
janggal dan menyatakan bahwa badan intelijen Amerika Serikat CIA (Central Intelligence Agency)
telah menyembunyikan informasi penting terkait hilangnya MAS MH370.
Mahathir juga menyatakan bahwa pencarian pesawat itu di pantai Barat
Australia (Samudera Hindia) adalah pekerjaan sia-sia, membuang uang dan
waktu saja.
Mahathir menegaskan kemungkinan pesawat itu berada disuatu tempat tanpa inisial Malaysia. Dikatakannya, "The
plane is somewhere, maybe without MAS (Malaysia Airlines) markings,” he
said. “It is a waste of time and money to look for debris or oil slick
or to listen for pings from the black box.”
Seseorang atau badan pemerintah AS
menyembunyikan sesuatu dalam kasus ini dan rasanya tidak adil apabila
Malaysia yang harus disalahkan, begitu dia menuliskan dalam blognya.
Mahathir juga meminta agar CIA membagi informasi kepada Malaysia. Selain
itu dia menyatakan bahwa pesawat telah diambil alih kendalinya. Pabrik
Boeing serta instansi pemerintah AS mempunyai kemampuan mengambil alih
kendali pesawat dari jarak jauh.
Mahathir juga menyatakan bahwa media tanpa alasan yang jelas telah membatasi pemberitaan tentang Boeing dan CIA. ".“For some reason, the media will not print anything that involves Boeing or the CIA,” tegasnya.
Seperti diketahui, selama memerintah, Mahathir dikenal sering
mengkritisi negara-negara Barat, misalnya dia mengatakan bahwa serangan
ke WTC adalah sebuah rekayasa agar ada alasan untuk dilakukannya
serangan terhadap dunia muslim. Mahathir tidak percaya sebuah pesawat
canggih sekelas Boeing 777 hilang begitu saja, dimana diketahui bahwa
pesawat dilengkapi dengan alat komunikasi sistem yang canggih, radio dan
satelit tracking.
Sebagai dasar argumennya Mahathir
menggunakan referensi artikel flightglobal.com tahun 2006 yang
menyatakan bahwa CIA dapat mengaktifkan autopilot khusus yang diinstal
pada pesawat untuk mencegah teroris apabila terjadi pembajakan dengan
kekerasan. Boeing dan CIA akan mengaktifkan kendali pesawat tersebut dan
dapat dikontrol untuk didaratkan.
Pernyataan mantan PM Malaysia tersebut
tidak/belum mendapat tanggapan baik dari CIA, Boeing maupun pemerintah
AS. Pernyataan resmi pernah keluar dari Kepala CIA John Brennan pada
tanggal 12 Maret 2014, bahwa teori hilangnya pesawat karena pilot MH370
melakukan aksi bunuh diri atau kemungkinan adanya aksi teroris tidak
dapat diabaikan.
Sementara itu pencarian pesawat di
Samudera Hindia tetap dilanjutkan. Commander James R. Lybrand, anggota
tim pencari dari Royal Australian Navy menyatakan keraguannya bahwa
beberapa sinyal elektronik yang terdeteksi selama ini bukan berasal dari
kotak hitam pesawat MH370. Keraguan tersebut berdasarkan analisis
akustik lebih lanjut dari transmisi oleh otoritas Australia selama
beberapa pekan terakhir. Menurut Lybrand, sinyal transmisi yang selama
ini terdeteksi lebih rendah dari frekuensi 37,5 kHz yang dirancang pada
locator beacon.” Sejauh frekuensi yang terdeteksi antara 27 kHz dan 33
kHz, terjadi lompatan frekuensi yang cukup besar,” katanya.
Masalah besar lainnya adalah kendala
soal biaya. Untuk pencarian bawah laut itu membutuhkan biaya USD 55,58
juta atau hampir Rp640 miliar, yang belum jelas siapa yang akan
menanggungnya. Fase pencarian bawah laut ini akan dimulai setelah sebuah
data hasil pencarian berdasarkan sonar dan visual dianalisis, dan
kontraktor pencarian menemukan peralatan yang akan digunakan dalam
operasi ini. Wakil PM Australia Warren Truss mengatakan, pihaknya
kemungkinan akan meminta Boeing sebagai produsen pesawat 777-200, dan
Rolls-Royce sebagai pembuat mesin, ikut membiayai operasi pencarian.
Analisis
Pernyataan dari mantan PM Malaysia
Mahathir Mohamad merupakan sebuah pernyataan keras pertama dari pihak
Malaysia terkait MH370. Memang kini Malaysia menerima resiko kerugian
yang semakin lama semakin besar. Selain kasus MH370 memukul bidang
pariwisata, konon diberitakan juga bahwa kepercayaan publik terhadap
keamanan Malaysia Airlines System menurun dan tersisa 74 persen. Selain
itu MAS mengalami kerugian yang terus membengkak.
Kini sulit bagi Malaysia untuk membela
diri, sementara Boeing sebagai pihak produsen pesawat nampaknya tetap
tenang-tenang. Memang dalam rumusan kecelakaan pesawat, masalah human error
akan lebih menguntungkan produsen dibandingkan dengan masalah teknis.
Boeing pernah mengalami masalah teknis dengan produksinya, Boeing 767
yang beberapa waktu harus grounded di seluruh dunia. Sementara
dalam kasus MH370, walau pesawat belum ditemukan dan belum ada
bukti-bukti nyata, nampaknya penyebab kecelakaan lebih terarah kepada
captain pilot. Disinilah dimulainya tekanan terhadap Malaysia.
Karena itu Malaysia harus membela diri,
apakah benar Captain Pilot Zaharie pelaku utama penghilangan pesawat?
Ini masih merupakan misteri. Oleh karena itu pernyataan Mahathir, lebih
menjurus kepada upaya membela negara Malaysia, dengan menyatakan dan
bahkan lebih serius menuduh badan intelijen CIA dari Amerika serta
pabrik Boeing telah mengambil alih jarak jauh kendali pesawat tersebut.
Memang kini diketahui, dengan teknologinya militer AS (USAF) telah
berhasil melakukan operasi pesawat tanpa awak (drone) yang dikendalikan
dari jarak ribuan kilometer untuk beroperasi disebuah daerah operasi.
Drone ini yang dikendalikan oleh CIA banyak menuai kesuksesan dalam
peniadaan tokoh-tokoh Al-Qaeda di Yaman, Afghanistan, Pakistan misalnya.
Karena itu pernyataan Mahathir perlu
juga mendapat penjelasan dari pabrik Boeing. Pertanyaannya apakah
Captain pilot mereka deteksi melakukan penyimpangan ekstreem kemudian
kendali di ambil alih? Lantas mengapa pesawat diarahkan ke Samudera
Hindia. Selain itu juga, bagaimana dengan awak pesawat lainnya? Mereka
bisa melakukan hubungan tilpon, mengapa tidak dilakukan? Nampaknya masih
tersisa beberapa pertanyaan yang diluar logika dari Mahathir yang perlu
dijawab. Kesimpulan penulis, MH370 akan lama dan mungkin tidak
ditemukan, dan Mahathir menginginkan adanya keseimbangan tekanan
psikologis dalam kasus ini. Apabila tidak, Malaysia akan terus menerima
akibat yang tidak terkirakan. Tetap disalahkan dan runtuhnya citra.
Walaupun demikian, karena Mahathir
mantan PM Malaysia yang sangat terkenal dan smart, pendapatnya perlu
kita cermati bersama. Kita perlu juga angkat jempol dengan keberanian
Mahathir membela negaranya, jarang ada tokoh yang sudah pensiun dan uzur
berani berbicara sekeras dia. Yang ditabraknya bukan badan sembarangan
CIA dan Amerika. Dia berani menuduh, mungkin ada insider information
yang dipunyainya. Dengan kecanggihan intelijen AS yang mampu memonitor
jutaan alkom di dunia, kita heran mengapa sistem disekitar MH370 lolos
dari penyadapan.
Indonesia juga memiliki beberapa buah
Boeing 777, apakah tidak ada penjelasan dari pabrik Boeing bagi crew
bahwa pesawat bisa diambil alih oleh sebuah teknologi yang tidak dibuka?
Ada ataupun tidak crew Garuda harus tahu. Yang ini harus jelas pastinya
bukan?
Penulis : Marsda TNI (Pur) Prayitno Ramelan, www.ramalanintelijen.net