Senin, 12 Mei 2014

Korea Akan Down-grade KFX: Indonesia Harus Sikapi Kritis

Kisah perancangan KFX/IFX dikuatirkan antiklimaks. Seiring pengetatan anggaran, Pemerintah Korea berancang-ancang untuk menurunkan spesifikasi  jet tempur masa depan yang telah dirancang bersama Indonesia ini. Lockheed telah diajak ikut membantu.

                Jika upaya menurunkan spesifikasi (down-grade)  benar-benar terjadi, Pemerintah Indonesia  diharapkan meninjau kembali kelayakan program perancangan KFX/IFX. Demikian saran sejumlah pengamat kemiliteran menyikapi perkembangan yang mungkin  bakal “menimpa” salah satu proyek persenjataan paling prestise di Asia ini. Revisi akan dilakukan seiring pengetatan anggaran dan percepatan akuisisi  senjata yang tengah digencarkan Pemerintah Korea. Lewat celah offset dari pembelian 40 jet tempur F-35A Lightning II, Korea bahkan telah meminta Lockheed untuk terlibat dalam penyelesaian pesawat tempur masa depannya tersebut.

                Beberapa minggu lalu, dikabarkan, Pemerintah Indonesia telah mengirim delegasi untuk membicarakan kelanjutan program tersebut. Namun, belum ada keterangan resmi menyangkut pertemuan ini.

                Mengutip informasi terbaru  yang beredar di kalangan elite Korea, Defense Acquisition Program Administration -- badan yang berwenang menggelontorkan anggaran untuk pembelian alut sista -- tengah mempertimbangkan untuk merevisi  dapur pacu KFX yang semula akan ditenagai dua mesin menjadi hanya satu mesin saja. Perubahan yang amat mendasar ini serta merta akan mengeliminir ruang penyimpanan senjata (internal weapons bay), salah satu penentu sifat sliuman sebuah pesawat. Pengurangan jumlah mesin juga akan menurunkan gaya dorong , performa, dan manuverabilitasnya di udara.

                Desas-desus penurunan spek sesungguhnya telah berhembus sejak Oktober 2013. Kala itu, kepada majalah kedirgantaraan terkemuka di AS, Aviation Week & Space Technology, pabrikan Korean Aerospace Industry memperkenalkan konsep KFX varian mesin tunggal yang diberi kode KFX-E. Konsep ini tak langsung ditanggapi DAPA dan ADD (Agency for Defense Development, setingkat Balitbang TNI). Pasalnya, hanya kedua badan pamerintahan inilah yang punya kewenangan dan tanggung-jawab menyusun konsep dan rancangan. Tanggung-jawab KAI hanya sebatas pada pelaksana proyek setelah Presiden dan Parlemen mengesahkan rancangan final.

KFX-E sendiri bukanlah rancangan sepenuhnya KAI. KFX-E dicomot dari hasil perancangan tahap kedua dari tiga tahapan Technology Developmnet yang akhirnya diselesaikan pada Desember 2013. Di mata Tim Enjinir Indonesia-Korea yang ketika bekerja dipusatkan di KFX/IFX Research Daejeon, 160 km selatan ibukota Seoul, KFX-E tak lain adalah desain berkode D-501 turunan C-102E  yang  sengaja dihitung untuk melihat kelebihan dan kekurangan jika hanya mengusung satu mesin. Belakangan, C-102E diputuskan untuk dianulir karena performanya tak bisa menandingi jet-jet tempur canggih yang bakal terbang di langit Asia.

Proyek sensitif
Lockheed sendiri, selaku pembuat F-35A,  mengaku belum pernah menawarkan asistensi teknis terkait revisi rancangan KFX. Pabrik pesawat tempur terkemuka di dunia ini sebaliknya telah menepis, bahwa  belum ada alasan kuat untuk ikut terlibat di dalamnya. Namun, sejumlah pengamat di Korea meyakini, cepat-lambat mereka akan mempertimbangkan permintaan  itu mengingat sejarah keterlibatan AS yang cukup panjang dalam  berbagai program pertahanan di Korea. Sejak negeri ini berperang dengan Korea Utara pada 1957, praktis memang hanya industri persenjataan AS lah yang mau mendukung AB Korea Selatan.
 

Untuk Kebutuhan Militer, Produk Bom Made in Subang Diekspor ke 26 Negara

Bom Made in Subang
PT Dahana (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) produsen bahan peledak untuk keperluan industri dan militer. Produk bahan peledak Dahana telah dijual hingga ke 26 negara.
Hampir sebagian besar negara-negara di Asia Tenggara telah membeli produk bahan peledak dari pabrik Dahana di Subang, Jawa Barat.
“Kita sudah ekspor bahan peledak ke 26 negara,” kata Chief Executive Officer (CEO) PT Dahana (Persero) Harry Sampurno kepada detikFinance di Pabrik Dahana di Subang, Jawa Barat akhir pekan lalu.
Selain negara-negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Filipina, dan Kamboja, negara-negara di Timur Tengah hingga Kanada juga menjadi konsumen PT Dahana.
“Kita mulai dari Malaysia (Serawak), Thailand, kemudian Filipina, kemudian Kamboja sudah kirim, Timor Leste. Kita sedang penetrasi ke Vietnam dan Burma,” jelasnya.
Untuk produk bom versi industri, Dahana menjual jenis detonator, booster, hingga catridge emulsion (dinamit). Sedangkan untuk versi militer, Dahana mengekspor tipe bom plastik (dayagel sivor).
“Yang kita ekspor itu ada detonator (Nonel) kemudian kedua adalah booster ketiga adalah catridge emulsion (semacam dinamit). Itu komersial semua. Tapi yang untuk militer. Kita baru ekspor beberapa tempat,” paparnya.
Perseroan tidak terlalu mengkhawatirkan rencana dimulainya pasar bebas ASEAN (MEA) pada tahun 2015. Pasalnya produk Dahana justru telah dipakai di beberapa negara Asia Tenggara.
“Kalau tahun 2015 ada MEA. Kita banyak yang nggak tahu, itu nggak berpengaruh terhadap industri karena AFTA sudah berlaku sejak tahun 2007. Kita sudah mulai ekspor sejak 2005. Walau jumlah kecil tapi makin lama makin besar,” sebutnya.
Meski pasar di tanah air menjadi rebutan pemain dunia, namun Dahana perlahan tapi pasti menjajaki mendirikan pabrik bahan peledak di Australia. Begitu pula dengan pasar ASEAN. Dahana sedang menjajaki menjual produk bom ke Eropa hingga negara ASEAN yang belum tersentuh.
“Tahun ini kita sedang negosiasi untuk bisa ekspansi ke Australia. Kalau berhasil maka tahun depan kita bangun pabriknya,” jelasnya.
Aktivitas ekspor Dahana menyumbang 10% dari total pendapatan perseroan. Sedangkan 5% dari militer dan 85% dari industri tambang. Dahana pada tahun 2013 berhasil meraup pendapatan Rp 1 triliun dengan perolehan laba bersih sebanyak Rp 50 miliar.
“Struktur pendapatan kita itu untuk ekspor masih kecil atau sekitar 10%. Dan ini membuat kita kaget. Untuk militer hanya 5%. Di luar itu adalah dalam negeri untuk komersial. Strukturnya seperti itu,” paparnya.

Hendropriyono: Ilmu Intelijen untuk Lindungi Negara

Hendropriyono

Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono mengatakan saat ini masyarakat tidak pernah mempersoalkan, mengapa ilmu intelijen harus mengandung nilai praktis dalam fungsinya menyelamatkan manusia dan melindungi negara.
"Kita menghadapi kesukaran untuk menjawabnya karena kita tidak pernah memeriksa intelijen dari sudut pandang filsafat. Kita tidak pernah mempersoalkan ontologi intelijen atau apa sesungguhnya intelijen tersebut," kata Hendropriyono dalam pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu Intelejen, di Jakarta, Rabu (7/5).
Hakikat intelijen, kata dia, adalah tindakan yang cepat (VeIox) dan tepat (Exactus) demi keselamatan?negara. Intelijen tidak beroperasi postfactum atau pasca kejadian layaknya penegakan hukum.
Intelijen, kata dia, mengumpulkan informasi secara cepat?dan akurat untuk mencegah terjadinya kejadian?yang membahayakan keselamatan negara. Untuk?itu, dari segi epistemologi, intelijen tidak bergumul dengan pengetahuan ilmiah melainkan informasi.?
"Intelijen tidak memiliki banyak waktu untuk memeriksa sebuah informasi melalui metode ilmiah. Sebab itu, intelijen memeriksa informasi berdasarkan kesahihan sumber dan logika," ucapnya.
Informasi yang diperoleh dari ex anggota kelompok radikal tentu lebih akurat, dibanding informasi pengamat. Informasi yang diperoleh juga harus logis atau tidak memiliki kontradiksi dengan informasi-informasi lainnya. Meski selalu berpacu dengan waktu, intelijen?tidak dapat begitu saja mengabaikan etika. Imperatif etika tertinggi yang menuntun praktik intelijen adalah melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia.?
Menurut dia, bangsa adalah kolektivitas bukan individualitas. Pancasila sebagai dasar Negara memuat Prinsip-prinsip kolektivitas.
Penerima Gelar Guru Besar Bidang Ilmu Intelijen ini, menyebutkan, pemerintah kadang gamang ketika harus memilih antara hak individu dan keamanan nasional, padahal Pancasila sebagai pemandu etis kerja intelijen sudah menggariskan bahwa republik ini dibangun di atas kolektivitas bukan individualitas.
"Demi melindungi keamanan nasional, hak-hak individu sebenarnya dapat dikurangi. Sebab apa gunanya hak-hak tersebut ketika Negara sebagai kolektivitas tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya," ucapnya.

Republika.

Rp 100 Juta untuk Tank Rusak

Rp 100 Juta untuk Tank Rusak KSAD Jenderal TNI Budiman mengunjungi Yonkav 9/Penyerbu di Serpong, Tangerang Selatan, Jumat (25/4/2014) 

Tindakan spontan itu dilakukan Budiman saat mengunjungi Batalyon Kavaleri 9/Penyerbu di Serpong, Jumat (25/4/2014).
Kunjungan KSAD tidak disia-siakan oleh Komandan Yonkav 9 Letkol Kav Afkar Mulya dengan mengajukan sejumlah permintaan bagi keperluan prajurit. Budiman berjanji akan berusaha memenuhi permintaan anak buahnya itu.
Salah satu permohonan Afkar kepada Budiman adalah untuk menyediakan rusunawa bagi prajurit. Sekitar 40 persen prajurit batalyon yang juga disebut Batalyon Cobra itu tinggal di luar markas karena rumah dinas yang ada saat ini tidak cukup menampung seluruh prajurit. Sebagian rumah dinas rawan banjir karena berada di bantaran Sungai Cisadane.
"Tahun 2014 ini saja sudah empat kali rumah anggota kami terkena banjir," tutur Afkar.
Afkar juga meminta anggaran untuk memperbaiki sejumlah kendaraan tempur yang rusak. Misalnya dari 60 unit tank AMX-13 buatan Perancis yang ada di Yonkav 9, hanya 27 unit yang berfungsi baik, 20 unit rusak ringan, dan 13 unit rusak berat.

Kerusakan terjadi karena termakan usia. Tank AMX-13 dibuat tahun 1950-an dan suku cadangnya sudah tidak diproduksi lagi. Selama ini, masalah itu disiasati dengan membuat suku cadang tiruan. Pemeliharaan tank ini jadi persoalan tersendiri.

Selain itu, Afkar juga memohon agar KSAD menambah empat unit truk angkut berbobot 2,5 ton. Pasalnya, dari delapan unit yang tersedia, hanya lima diantaranya yang berfungsi. Sementara delapan truk angkut berukuran ringan bisa berfungsi seluruhnya.

Menyikapi pemaparan Afkar dalam hal kerusakan tank, Budiman langsung  memberikan bantuan uang Rp 100 juta untuk memperbaiki tank yang rusak ringan.
Menurut mantan Pangdam IV/Diponegoro itu,
"Kalau (tank) sudah hidup, kamu punya bensin gunakan betul. Kalau ada uang lebih gunakan untuk pemeliharaan. Saya nggak mau lagi seperti masa lalu. Kendaraan rusak karena tidak pernah dipanaskan. Ketentuan-ketentuan periodik pemanasan kendaraan harus tetap dilakukan," tutur mantan Pangdam IV/Diponegoro tersebut.
Sementara itu, menurut Budiman untuk pembangunan rusunawa bagi prajurit telah dianggarkan tahun 2015. Akan tetapi, pihaknya masih berkoordinasi dengan Kementerian Perumahan Rakyat.
"Kalau pemerintah mau memberi (rusunawa), silakan. Kalau tidak, kita yang siapkan."

Terkait permintaan truk tambahan, menurut Budiman dalam waktu dekat ini TNI akan mendapat sekian ratus truk militer baru. Empat dari ratusan truk itu dijanjikan Budiman untuk keperluan Yonkav 9/Penyerbu.

Lulusan terbaik Akabri 1978 itu menambahkan, dalam waktu dekat ini TNI AD akan memberikan 50 motor trail untuk setiap batalyon. Ia mengaku telah mengajukan sekitar 1.000 motor trail baru, termasuk 600 unit untuk batalyon di wilayah Kodam Jaya.
"Paling tidak kalau ada kerusuhan, kita bisa segera. Satu SSK (satuan setingkat kompi) bisa bergerak dengn cepat," ujar Budiman.

Kehebatan Mobil Dinas Mantan Presiden Soeharto

Mobil itu tahan ranjau darat, serangan peluru, mortir, dan guncangan.

 Mantan Presiden Soeharto (kanan) sewaktu masih hidup.

Setiap kepala negara di berbagai penjuru dunia selalu dibekali kendaraan dinas selama bertugas. Mobil-mobil yang digunakan para kepala negara beragam, mulai dari kelas mewah hingga mobil murah dan sederhana. Bagaimana di Indonesia?

Mobil pejabat tinggi di Indonesia nampaknya tak terlepas dari besutan Mercedes-Benz. Sudah hampir berpuluh-puluh tahun, mobil pabrikan asal Jerman itu menjadi pilihan kepala negara di Indonesia.

Bila Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat ini menggunakan mobil mewah Mercedes-Benz s600L model W221, dan mantan Presiden Soekarno memiliki beragam mobil dinas mulai Buick 8 sampai Lincoln Cosmopolitan, lalu apa yang digunakan mantan Presiden Soeharto saat masih menjabat?
Berbagai sumber yang diolah VIVAnews menyebutkan, mobil yang dikendarai Soeharto yakni limousine kelir hitam, Mercedes-Benz 500SEL. Mobil itu digunakan pada era 90-an.
Bukan tanpa keunggulan, mobil yang dikendarai Soeharto juga syarat dengan teknologi serta tingkat keamanan yang tinggi, kala itu.

Mobil yang diluncurkan Tahun 1987 itu bahkan ditengarai memiliki kesamaan spesifikasi keamanan setaraf dengan mobil dinas Bill Clinton dan Ratu Elizabeth II. Mewah, nyaman, memiliki kecepatan tinggi dan tingkat keamanan yang tinggi sudah menjadi syarat utama mobil ini.

Mercedes-Benz 500SEL tunggangan Soeharto memiliki tipe mesin M117.963 dilengkapi delapan silinder berkapasitas 5.0L. Kecepatan maksimumnya mencapai 220 km/jam, lebih cepat dengan Mercedes-Benz S600L yang digunakan Presiden SBY saat ini yang hanya memiliki kecepatan 210 km/jam.

Mobil Dinas Soeharto Tahan Ranjau Darat
Sektor keamanan menjadi perhatian penting bagi mantan Presiden Soeharto. Salah satunya sudut cengkraman bannya. Pemerintah RI waktu itu betul-betul merancang spesifikasi tingkat pengamanan maksimum.
Michelin ditunjuk untuk membuat high safety wheels dengan standar ban untuk mobil Kepresidenan. Roda ini memiliki ketebalan beberapa inci
yang anti peluru hingga ranjau darat.

Spesifikasi yang sama juga diterapkan Michelin untuk mobil yang dikendarai Presiden Rusia Boris Yeltsin, dulu.

Pada tubuhnya, mobil Kepresidenan RI di era Soeharto ini juga dilengkapi kaca anti peluru setebal tiga inci, kurang dua inci dari Cadillac One yang digunakan Presiden Barack Obama saat ini dengan ketebalan lima inci.

Beberapa sensor juga menempel pada mobil ini agar menjamin keselamatan Presiden Soeharto ketika berdinas. Mobil ini juga dilapisi baja dan platina hitam yang tahan terhadap serangan peluru, mortir, dan guncangan.

Tak heran jika melihat mobil itu melintas, siapapun sosok negarawan yang ada di dalamnya tampak begitu gagah dan makin terlihat disegani.

Mobil Itu Dimuseumkan di Jerman
Sejak tahun 1994, Mercedes-Benz 500SEL limousine 1987 mulai jarang terlihat saat Presiden Soeharto hendak melakukan perjalanan dinasnya. Saat itu, Soeharto sudah menggunakan Mercedes-Benz S600 produksi tahun 1994.

Tahun 1998, Mercedes-Benz 500SEL 1987 tersebut kemudian dibawa ke Museum Mercedes-Benz di Stuttgart, Jerman, untuk sebuah pameran mobil-mobil Presiden legendaris di dunia. Mobil itu dibawa atas restu Presiden B. J. Habibie yang naik tahta menggantikan Presiden Soeharto.

Indonesia’s Cyber Defense

cyber_warfare

TNI AD dan Institut Teknologi Del Laguboti, Toba Samosir, Sumatera Utara akan menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk pembangunan pusat pertahanan “cyber” serta pertukaran data dan informasi ilmiah dalam rangka alih teknologi.
“Penandatanganan Memoandum of Understanding (MoU) dalam bidang pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi itu dilaksanakan pada Senin (12/5/2014),” ujar Wakil Rektor III IT.Del, Deni, Lumbantoruan.
Nota kesepahaman dimaksud akan ditandatangani langsung oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman bersama Rektor IT Del. Prof. Dr. Roberd Saragih.
Acara penandatanganan juga akan disaksikan sejumlah tamu undangan, diantaranya Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Purnomo Yusgiantoro, Dubes Rusia, Dubes Australia, Finlandia, Dubes Republik Ceko dan Wakil Dubes Swedia.
Selain itu, akan hadir Deputi Badan Intelijen Negara (BIN), Ketua Pembina Yayasan Del Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan, Jenderal TNI (Purn) H. Fachrul Razi serta beberapa tamu undangan lainnya.
Deni menjelaskan, rombongan Menteri Pertahanan dan KASAD direncanakan akan meninjau demo “cybergym”, aplikasi “cyber humint” dan atraksi penyerangan perangkat “drone”.
TNI AD Bentuk Cyber Defence (photo:  Tribunnews)
TNI AD Bentuk Cyber Defence (photo: Tribunnews)

Pada kegiatan ini, mahasiswa IT Del akan mempertunjukkan cara-cara penyerangan terhadap jaringan computer dan perangkat “drone” dari cara yang sederhana hingga yang paling rumit.
Menurut dia, penandatanganan nota kesepahaman itu dianggap penting, karena perang di dunia maya (cyber warfare) menjadi ancaman pada berbagai belahan dunia di samping perang konvensional, di mana setiap Negara saling mengungguli dalam penggunaan alat utama system senjata (alutsista).
“Cyber warfare”, berkembang dari “cyber crime” yang memiliki bentuk-bentuk kejahatan karena pemanfaatan teknologi internet jaringan komputer seperti menyebar virus yang merusak akses informasi, membajak atau mencuri informasi, mengubah informasi secara ilegal, hingga memata-matai akses informasi.
“Melalui penandatanganan MoU itu, diharapkan TNI-AD dan IT.Del mampu bekerjasama untuk menghasilkan produk-produk yang dapat dimanfaatkan untuk memerangi cyber crime dan cyber walfare di masa-masa mendatang,” jelas Deni. (Antara / Suara.com)

JKGR.

Relokasi Pasukan TNI

Pasukan TNI dikirim bertugas ke Perbatasan (photo: Tribunnews.com)
Pasukan TNI dikirim bertugas ke Perbatasan (photo: Tribunnews.com)

TNI akan menambah jumlah pasukan di perbatasan Kalimantan dan Malaysia tahun ini. Menurut Panglima TNI Jenderal Moeldoko daerah perbatasan yang pasukannya ditambah ada di Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat.
“Kami tambah dua batalion,” ujar Jenderal Moeldoko setelah membuka Latihan Integrasi Taruna Wreda Nusantara (Latsitarda) ke-34 di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu, 10 Mei 2014.
Selain kekuatan pasukan, TNI juga menambah uang lauk pauk (ULP) bagi tentara di derah perbatasan. ULP ini dinaikkan dari Rp 30 ribu menjadi Rp 60 ribu per hari. “Itu cukup menambah kesejahteraan,” ujarnya.
Penambahan ULP itu karena harga sembilan bahan pokok di daerah perbatasan saat ini naik dibanding tahun lalu. Meski nilai kenaikannya kecil Panglima TNI berharap uang itu cukup untuk memenuhi kebutuhan prajurit di daerah perbatasan.
Penambahan ULP menggunakan dana operasional, yang sebelumnya dialokasikan untuk kebutuhan pasukan di Ambon. Saat ini TNI telah menarik seluruh anggotanya di Ambon.

Batalyon Infanteri-1 Marinir
Sementara di Sidoarjo Jawa Timur, TNI AL mulai membangun Markas Batalyon Infanteri-1 Marinir di Bhumi Marinir Gedangan, Jumat (09/05/2014).
Menurut Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio, pembangunan Batalyon Infanteri-1 Marinir tersebut merupakan relokasi dari Batalyon Infanteri-1 Marinir yang berada di Jl. Teluk Bayur 62 Tanjung Perak, Surabaya.
marinir-2
Relokasi Batalyon Infanteri-1 Marinir

Pembangunan batalyon yang baru tersebut merupakan salah satu perhatian khusus pimpinan TNI AL terhadap pembinaan satuan khususnya Korps Marinir.
Markas Batalyon Infanteri-1 Marinir di Jl. Teluk Bayur, lanjutnya, kurang memenuhi syarat untuk pembinaan pasukan, selain itu dari segi udara juga kurang mendukung, serta sarana pendukung lainnya tidak mencerminkan sebagai satuan Marinir yang profesional, sedangkan di tempat baru di area seluas 70 hektar merupakan salah satu tempat yang ideal untuk batalyon.
Markas Batalyon Infanteri-1 Marinir nantinya didesain sesuai dengan Batalyon Infanteri-3 Marinir yang sudah ada diarea Brigif-1 Marinir Gedangan.
Luas bangunan 18.176 meter persegi, dengan rincian Markas Batalyon seluas 1.096 M2 dan untuk Markas Kompi 4 x 4.270 M2, sedangkan pelaksanaan pembangunan selama 124 hari (4 bulan) mulai 9 Mei hingga 9 September 2014. (Tempo.co dan Marinir.mil.id)