Minggu, 04 Mei 2014

Chappy Hakim, “Pilot” Para Patriot

Marsekal (Purn) Chappy Hakim (ist)

Proses Penyelidikan terkait tewasnya tiga teknisi jet tempur Sukhoi di Makssar akhirnya dihentikan. Penyidik Polda Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat menyimpulkan bahwa saksi sekaligus korban sudah tewas sehingga tidak ada yang dapat diminta keterangan.
Isu sabotase sempat menyeruak, bahkan menjadi headline media massa di Rusia. Ketiga teknisi dari perusahaan penerbangan KnAAPO itu diduga tewas setelah mereguk minuman keras yang dibubuhi racun.
Tak hanya memunculkan tanda Tanya, insiden di komlek Lanud Sultan Hasanuddin Makassar itu pun disesalkan sejumlah pihak. Mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Chappy Hakim menilai, Lanud Sultan Hasanuddin dari aspek sekuriti tidak memenuhi syarat untuk merakit pesawat tempur.
Menurut Chappy, Lanud Hasanuddin tidak layak sebagai air force base, tetapi lebih sebagai air base. “Lanud Hasanuddin tidak steril. Apalagi mess militer yang ada, berdekatan dengan jalan raya yang banyak terdapat warung minuman keras. Hanya Lanud Iswahyudi dan Atang Sanjaya yang layak sebagai air foce base. Untuk itu dahulu perakitan pesawat militer dilakukan di Lanud Iswahyudi,” tegas Chappy.
Kendati mengkritis kelaikan lokasi perakitan Sukhoi di Lanud Hasanuddin, penerbang yang memiliki jam terbang lebih dari delapan ribu jam ini mengapresiasi upaya penambahan Sukhoi hingga satu skadron lengkap dengan persenjataannya. Pada Agustus 2007, Indonesia resmi membeli enam pesawat Sukhoi, yakni tiga Sukhoi SU-30MK2 dan tiga jenis SU-27SKM, senilai sekitar US$ 300juta.
Sejak memegang gtampuk tinggi TNI AU, Cahppy Hakim memang telah menetapkan rencan jangka panjang agar TNI AU memiliki satu atau bahkan dua skadron pesawat tempur Sukhoi. Ketika itu, kebutuhan pesawat tempur baru dirasakan mendesak, sakaligus untuk menggantikan Skadron 11 Lanud Hasanuddin, Makassar, markas A-4 Sky Hawk.
Berbagai allternatifpun diterapkan untuk memenuhi kebutuhan alutsista udara dengan anggaran terbatas, tanpa embel-embel persyaratan tertentu dari Negara produsen yang justru selalu mendikte Indonesia. Saat itu, alutsista pertahanan udara Indonesia sedang diembergo AS.
Dengan pertimbangan ketersediaan anggaran, scenario imbal  dagang pun menjadi pilihan. Indonesia membeli empat pesawat Sukhoi SU 30-MK dan dua helicopter MI-35 dengan sekema imbal dagang. Yakni dengan beberapa komoditas, diantaranya karet dan minyak sawit mentah (CPO). Dalam kerjasama imbal dagang itu, Depperindag, yang ketika itu dipimpin Rini M Soewandi, bertindak sebagai “perantara”.
Ironisnya, skema imbal beli pesawat tempur itu meletupkan pro dan kontra. Kalangan DPR bahkan membentuk panitia Kerja (Panja) di Komisi 1 DPR RI untuk menyelidiki prosedur pembelian Sukhoi itu.
Pada saat itulah, Chappy Hakim sebagai KSAU harus meladeni perdebatan panjang seputar imbal dagang Sukhoi. Panja Sukhoi meminta agar mekanisme pembelian Pesawat Sukhoi dan Helikopter Mi-35 yang sudah berlangsung tidak terulang kembali. Pembelian itu tidak sejalan dengan ketentuan dalam UU 29 Tahun 2002 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan UU No 3/2002 tentang Pertahanan Negara.
Bagi Chappy, pembelian Sukhoi merupakan keputusan lanjutan yang sebelumnya sempat tertunda. Pada 1997, dengan pertimbangan krisis moneter,Indonesia sempat menunda pembelian Sukhoi.
Dalam pandangan mantan Gubernur AAU ini, membangun angkatan perang yang kuat tidak mungkin mengandalkan APBN. Tidak ada satupun didunia ini, suatu Negara mempunyai angkatan perang yang kuat, yang dibangun dari APBN. APBN hanya terkait program tahunan. Sementara pembangunan angkatan perang terkait hitech, sehingga ahrus dibuat master plan dengan jangka waktu kurang lebih 30 tahun.
Marsekal yang piawai bermain saksofon ini memandang bahwa pilihan membeli Sukhoi adalah ketegasan dan keputusan pimpinan Negara. Ketika itu Indonesia di embargo AS sehingga pesawat-pesawat TNI AU tidak bisa terbang. Peasawat produk AS merupakan pesawat standar NATO, sehingga anggota NATO juga akan ikut mengembargo.
Terkait embargo AS, mantan ketua Timnas Evaluasi Keselamatan dan Keamanan Transportasi (EKKT) ini sempat menggunakan “diplomasi saksofon” untuk melobi petinggi AS, agar embargo suku cadang pesawat tempur TNI AU oleh AS diakhiri.
Embargo alutsista menjadi pelajaran yang berharga. Penyandang APTL (Airlines Transport Pilot Licence) yang sempat menjabat sebagai Komisaris Utama PT Dirgantara Indonesia ini dalam berbagai kesempatan selalu menegaskan, bahwa dalam membangun angkatan perang harus meminimaze ketergantungan kepada Negara lain. Untuk itu industry strategis nasional harus dibangun.
Di masa pension Marsekal Chappy Hakim tetap konsisten untuk menggelorakan semangat nasionalisme da patriotism. Chappy menjadi penulis produktif sekaligus pengamat yang kritis.
Di kalangan bloger, Chappy dikenal sebagai bloger dengan tulisan-tulisan yang membumi. Buku bertajuk “Cat Rambut Orang Yahudi”, tidak lain adalah kumpulan hasil coretan Chappy di blog.
Tak salah jika Museum Rekor Indonesia (MURI) memberikan penghargaan bernomor 3840 kepada Chappy Hakim sebagai Jendral pertama yang tulisan di blog diterbitkan menjadi buku. Sejumlah Buku yang di tulis Chappy Hakim telah diterbitkan. Diantaranya, “Untuk Indonesiaku”,”Saksofon, Kapal Induk dan Human Error”, “Air Diplomacy”,”Dari Segara Angkasa”,”Chappy Hakim in Music and Song”,”Awas Ketabrak Pesawat Terbang”.
Setidaknya, tiga rekor MURI diberikan kepada Chappy Hakim. Satu diantarany, penghrgaan bagin TNI AU yang telah memperoduksi buku lebih dari seratus judul dalam satu tahun.
Bagi Chappy, tulisan-tulisannya tidak hanya ditunjukan untuk menyampaikan ide dan pemikiran tetapi juga sebagai wahana diskusi yang berharga bagi perkembangan bangsa.
Chappy memberikan catatan, Negara yang kuat harus dipimpin pemimpin yang “extraordinary” dan berani. Chappy Hakim sendiri dikenal berani dan kritis terhadap setiap persoalan. Dalam “insiden Bawean”, Juli 2002, Chappy sebagai KASAU memerintahkan pesawat tempur F 16 TNI AU untuk mengintersep lima pesawat F/A 18 Honet milik AS yang Bermanuver di atas Pulau Bawean yang merupakan jalur penerbangan komersial.
Sejumlah pihak minilai langkah ini cukup berani mengingatkan pesawat tempur AS tersebut mengiringi kapal induk tenaga nuklir UUS Carl Vinson yang mengangkut seratus pesawat tempur. USS Carl Vinson berlayar dibarat laur Pulau Bawean dikawal dua fregat dan sebuah kapal perusak.
Tak hanya itu, dalam sejumlah kesempatan, KSAU Chappy Hakim menerbangkan sendiri pesawat Hercules. Misalnya saat kunjungan kerja KSAU ke Pangkalan TNI AU Hasanuddin, Lanud Adisutjipto dan Lanud Iswahyudi, Chappy menjadi pilot pesawat Hercules A-1341.
Profil
Nama                    : Marsekal (Purn) Chappy Hakim
Tempat/Tgl Lahir   : Yogyakarta, 17 Desember 1947
Agama                  : Islam
Pendidikan         :
-    Akademi TNI AU (AAU) (1971)
-    Sekolah Penerbang (1973)
-    Sekolah Instruktur Penerbang (1982)
-    Instruktur Hercules C-130 H/HS (1985)
-    Sesko TNI AU (1987)
-    Sesko ABRI (1997)
-    Lemhanas(1998)
-    Sarjana Universitas Terbuka (UT)
Karir            :
-    Skadron 2 Halim Perdanakusuma (1973)
-    Komandan Skadron 31 Lanud Halim Perdanakusuma (1989)
-    Komandan Wing Taruna AAU (1992)
-    Komandan Lanud Sulaiman Bandung (1995)
-    Direktur Oprasi dan Latihan (Diropslat) TNI AU (1996)
-    Gubernur AAU (1997)
-    Assisten Personel (Aspers) KSAU (1999)
-    Danjen Akademi TNI (2000)
-    KSAU (2000-2005)
-    Ketua Timnas Evaluasi Keamanan dan Keselamatan Transportasi (EKKT) (2007)
Organisasi/Perusahaan    :
-    Senior Counselor Kiroyan Partner
-    Senior Advisor Ephindo
-    Honorary Member of Asosiasi Pilot Garuda
-    Chief Operations Officer PC Aero Incorp
-    Chairman, Advisory Group Civil Transformation Team
-    Chairman, Profesional Aviation Board of Certification
Penghargaan         :
-    Bintang Swa Bhuana Paksa Nararya
-    Satyalencana Kestiaan VIII, XVI, XXIV
-    Satyalencana GOM VIII Kalbar, GOM IX Raksaka Dharma (Papua)
-    Satyalencana Dwiwidya Sista
-    Satyalencana Seroja

Danjen Kopassus Anugerahi Brevet Komando Kehormatan kepada Putera Mahkota Brunei

Danjen Kopassus Anugerahi Brevet Komando Kehormatan kepada Putera Mahkota Brunei Danjen Kopassus Anugerahi Brevet Komando Kehormatan kepada Putera Mahkota Brunei Paduka Seri Pengiran Muda Mahkota Jeneral Pengiran Muda Haji Al-Muhtadee Billah

Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Mayjen TNI Agus Sutomo, S.E menganugerahkan Brevet Komando Kehormatan kepada Putera Mahkota Brunei Darussalam Paduka Seri Pengiran Muda Mahkota Jeneral Pengiran Muda Haji Al-Muhtadee Billah dalam suatu upacara militer bertempat di Mako Kopassus Cijantung, Sabtu (3/5/2014).

Dalam sambutannya, Danjen Kopassus manyampaikan bahwa kerjasama antara Brunei Darussalam dengan Indonesia telah tumbuh dengan kuat dan kokoh dari waktu ke waktu, sebagai sesama anggota Asean dan tetangga dekat yang serumpun.
“Hubungan baik ini bukan terjalin dalam masa-masa yang indah tetapi telah teruji dalam masa-masa sulit sekali pun”, kata Mayjen TNI Agus Sutomo.

Lebih lanjut, Mayjen TNI Agus mengatakan, melihat perkembangan kawasan regional saat ini, kita dapat melihat adanya kesamaan bentuk ancaman yang dapat mengganggu kedaulatan Negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa.
Ancaman tersebut datang dalam bentuk terorisme, perompakan, penyelundupan, illegal fishing dan lain-lain. Hal ini perlu penanganan serius dalam rangka terciptanya stabilitas keamanan di kedua Negara.

Hubungan dan kerjasama di bidang militer telah diwujudkan dalam latihan bersama antara Kopassus dengan Resimen Pasukan Khas Brunei Darussalam dengan sandi “Kilat Sakti”.
Latihan bersama tersebut telah memberi kesempatan kepada anggota Angkatan Darat kedua Negara di berbagai tingkat kepangkatan untuk saling berinteraksi, membangun saling pengertian dan ikatan persahabatan diantara mereka.

Penganugrahan Brevet Komando Kehormatan ini merupakan perlambang bahwa Putera Mahkota Brunei Darussalam telah menjadi bagian warga Korp Baret Merah yang tidak ada bedanya dengan anggota Kopassus lainnya.
Danjen Kopassus mengucapkan selamat atas penganugrahan ini, dengan harapan mulai saat ini telah terjadi jalinan emosional antara Paduka Seri Pengiran Muda Mahkota Jeneral Pengiran Muda Haji Al-Muhtadee Billah dengan anggota Kopassus.

Sementara itu, Putera Mahkota Brunei Darussalam dalam sambutannya mengucapkan penghargaan setinggi-tingginya atas penganugerahan menjadi bagian warga Kopassus yang diberikan oleh Danjen Kopassus.
“Kopassus dan Resimen Pasukan Khas Angkatan Bersenjata Diraja Brunei telah menjalin persahabatan yang sangat erat dan akan terus memupuk hubungan kerjasama pada tahun-tahun yang akan datang”, ujarnya.

R-77: Lawan Tanding Terberat Rudal AIM-120 AMRAAM – “Pembunuh” dari Balik Cakrawala

Dalam polling yang dilakukan pada Oktober 2013, terungkap informasi bahwa lawan tanding terberat jet Sukhoi Su-27/Su-30 Flanker TNI AU ialah F-15SG Strike Eagle RSAF (Republic of Singapore Air Force). Ada dua hal yang menjadi dasar kuat bahwa F-15SG menjadi lawan tanding terberat Sukhoi TNI AU. Pertama, memang diatas kertas Sukhoi Su-27/Su-30 dirancang untuk menandingi air superiority F-15. Lalu alasan kedua, kerapnya gesekan dalam hal isu politik dan pertahanan, khususnya pada urusan batas wilayah laut dan pengendalian ruang udara di Kepulauan Riau (Kepri), ikut menyulut sentimen, termasuk dari para pembaca cintabelanegara.blogspot.com.
Tapi mari kita kesampingkan dahulu alasan kedua, untuk alasan pertama yang disebutkan diatas. Pada hakekatnya bukan semata-mata soal komparasi fitur dan kemampuan kedua pesawat yang relatif setanding. Lain dari itu juga terkait dengan urusan sista yang melekat pada F-15SG Singapura. Sebagai sekutu nomer satu AS di Asia Tenggara, Singapura menjelma bak militer Israel. Negeri dengan penduduk hanya 5 juta jiwa dengan luas wilayah sebesar DKI Jakarta ini secara fakta menjelma sebagai kekuatan militer dengan alustsista termodern di Asia Tenggara.
Fokus lagi ke F-15SG, jet ini dipercaya banyak pengamat militer sebagai jagoan duel udara nomer satu di seantero Asia Tenggara, karena memang tak ada negara di Asia Tenggara, bahkan di Asia Selatan yang punya F-15SG. Sebab AS pun hanya menjual jet ini kepada sekutu dekatnya yang bisa dipercaya. Daya deteren F-15SG pun semakin gahar dengan adopsi rudal terdepan dikelasnya, seperti AIM-9X/M Sidewinder sebagai rudal udara ke udara jarak dekat, AIM-7 Sparrow sebagai rudal udara ke udara jarak menengah, dan yang paling sakti yaitu AIM-120 AMRAAM.
Penerbang Sukhoi TNI AU dengan R-77.
Penerbang Sukhoi TNI AU dengan R-77.
Menunjang manuver yang tinggi, R-77 dilengkapi 4 fin pada bagian ekor.
Menunjang manuver yang tinggi, R-77 dilengkapi 4 fin pada bagian ekor.
AIM-120 AMRAAM (Advanced Medium Range Air to Air Missile) adalah rudal andalan utama AS dan NATO dalam serangkaian operasi militer. Jelas tak sembarang negara bisa dikabulkan senat AS untuk bisa membeli AMRAAM. Di sekitaran Indonesia, populasi AMRAAM sudah bisa ditebak, yakni ada di AU Singapura dan AU Australia (RAAF/Royal Australian Air Force). AMRAAM digadang sebagai pengganti AIM-7 Sparrow pada tahun ahun 1990. Di kalangan para penerbang, rudal yang mampu melesat hingga 4 Mach dengan jangkauan 70 – 125 km ini akrab disebut sebagai Slammer. AMRAAM sendiri dibuat dalam beberapa varian, mulai dari A hingga C yang mulai digunakan sejak 1996. Kini AMRAAM juga menjadi rudal pamungkas bagi jet stealth Lockhed Martin F-22 Raptor.
Battle proven menjadi nilai jual tersendiri bagi rudal buatan Raytheon ini, kiprah AMRAM mulai terdengar sejak F-14 Tomcat berhasil merontokan MiG-23 Libya pada Januari 1993. Sebelumnya di Desember 1992, MiG-25 Irak juga dihancurkan oleh AMRAAM yang dilepaskan F-16. Di setiap kehadiran AS, terutama yang berkaitan dengan kampanye kekuatan udara, hampir tak lepas dari hadirnya AMRAAM.
Nampak AIM-120 AMRAMM dengan latar F-22 Raptor.
Nampak AIM-120 AMRAMM dengan latar F-22 Raptor.
F-15SG Singapura, nampak dalam demo statis dengan racikan beragam rudal dan bom pintar. Diantaranya adalah AIM-120 AMRAAM.
F-15SG Singapura, nampak dalam demo statis dengan racikan beragam rudal dan bom pintar. Diantaranya adalah AIM-120 AMRAAM.

R-77 – Sang Penantang AMRAAM
Debut AIM-120 AMRAAM populer sejak era Perang Dingin berlangsung. Melihat rivalnya punya rudal udara yang super canggih, menjadikan kubu Uni Soviet (Rusia) tidak tinggal diam, harus dilakukan upaya untuk menandingi AMRAAM. Dan lewat kerja keras, dalam waktu singkat Uni Soviet akhinya berhasil menciptakan rudal yang punya spesifikasi sepadan dengan AMRAAM, yaitu R-77 (AA-12 Adder – dalam kode NATO).
Dirunut dari sejarahnya, prototipe R-77 mulai dikembangkan sejak 1982 oleh Vympel Design Bureau. Dalam hal segmentasi, R-77 adalah rudal udara ke udara (AAM/air to air missile) jarak menengah dan jauh. Karena merupakan proyek rahasia, Soviet baru memperlihatkan sosok rudal ini pada Moskow AeroShow di tahun 1992. Karena punya desain dan spesifikasi mirip AMRAAM, para jurnalis Eropa memberi nickname R-77 sebagai AMRAAMski. Untuk produksi guna kebutuhan AU Rusia baru dimulai pada 1994.
Perangkat radar penjejak pada R-77.
Perangkat radar penjejak pada R-77.
Nampak Sukhoi Su-30MK TNI AU dengan dua rudal terpasang. Rudal pada ujung sayap adalah R-73 dan rudal dibawah air intake adalah R-77.
Nampak Sukhoi Su-30MK TNI AU dengan dua rudal terpasang. Rudal pada ujung sayap adalah R-73 dan rudal dibawah air intake adalah R-77.

Baik R-77 dan AMRAAM sama-sama mengusung sistem pemandu active radar homing. Dimana pada moncong rudal terdapat perangkat radar pemancar dan sensor elektronik lainnya yang berfungsi untuk menemukan dan melacak target secara mandiri. Atau dengan kata lain, berlaku pola fire and forget. Dalam hal jangkauan, AMRAAM dan R-77 masuk kategori beyond visual range air to air missile dengan radius tembak diatas 70 km. Keberadaan target jelas diluar jangkauan pandangan mata pilot. Disinilah pentingnya kehandalan radar penjejak sasaran pada pesawat.
Seperti apa kehebatan R-77? Kecepatan luncur R-77 adalah 4,5 Mach. Untuk jarak jangkau ada dua macam, untuk tipe R-77 (90 km) dan R-77M1 (175 km). Dengan hulu ledak HE (high explosive) fragmenting seberat 22 kg, target dapat dihancurkan dengan mekanisme laser proximity fuze, ini artinya proses peledakan dapat dilakukan tanpa bodi rudal harus mengenai sasaran secara langsung. Anda penasaran dengan cara kerja R-77? Mari simak video dibawah ini.




Rudal AAM Andalan Rusia
Meski belum ada rekor “kill,” tapi hingga kini R-77 masih jadi andalan bagi jet-jet tempur buatan Rusia, dalam hal ini termasuk Sukhoi Su-27SK dan Su-30Mk yang juga menjadi arsenal Skadron Udara 11 TNI AU. Dalam skenario, Sukhoi Su-27SK yang dilengkapi radar tipe Fazotron N011 Zhuck-27 (kode NATO: Beetle). Radar pada hidung Sukhoi ini punya kemampuan track while scan alias identifikasi selagi mendeteksi. Kemampuan ini juga diikuti dengan kehebatan lain, seperti look down/ shoot down. Artinya radar bisa mengenali beragam target yang bertebaran di udara maupun permukaan.
Sukhoi Su-27SK TNI AU dengan rudal R-77 dibawah air intake. Foto: ARC.web.id (Sioux)
Sukhoi Su-27SK TNI AU dengan rudal R-77 dibawah air intake. Foto: ARC.web.id (Sioux)
Su-30MK TNI AU dengan rudal R-77 dibawah air intake. Foto: ARC.web.id (Sioux)
Su-30MK TNI AU dengan rudal R-77 dibawah air intake. Foto: ARC.web.id (Sioux)
Su-30MK sesaat setelah mendarat, nampak hanya ada satu peluncur yang dilengkapi rudal, peluncur disisi lainnya terlihat kosong. Mungkinkah telah dilakukan uji penembakan?
Su-30MK sesaat setelah mendarat, nampak hanya ada satu peluncur yang dilengkapi rudal, peluncur disisi lainnya terlihat kosong. Mungkinkah telah dilakukan uji penembakan?
Untuk jarak jangkau radar ini, Beetle dapat mengenali sasaran sebesar tiga meter pada jarak lebih dari 100 kilometer. Pada jarak tersebut radar sudah bisa menganalisa sekaligus 10 sasaran yang dianggap mengancam. Nah, dengan kehandalan radar inilah, pliot Sukhoi dapat mengambil keputusan untuk menghajar sasaran yang ada di balik cakrawala dengan R-77.
R-77 sendiri telah diperlihatkan oleh TNI AU kepada publik, dari laporan SIPRI (Stockholm International Peace Research Institute), lembaga independen internasional yang didedikasikan untuk penelitian konflik, persenjataan, pengawasan senjata dan pelucutan senjata yang bermarkas di Swedia. Disebutkan bila Indonesia membeli 50 unit R-77 untuk melengkapi sista di 16 unit Sukhoi.
R-77 dan R-73 menjadi duet senjata yang mematikan pada Sukhoi. Nampak Sukhou Su-30MKI AU India.
R-77 dan R-73 menjadi duet senjata yang mematikan pada Sukhoi. Nampak Sukhoi Su-30MKI AU India.
Display R-77 dan R-73 milik TUDM (Malaysia)
Display R-77 yang diapit dua rudal R-73 milik TUDM (Malaysia)
Patut disyukuri, bahwa kini TNI AU dapat mengimbangi AMRAAM Singapura dan Australia dengan R-77-nya, tapi harus diingat, bahwa Rusia juga menjual rudal ini pada pengguna Sukhoi Su-27/Su-30 lainnya di Asia Tenggara, yaitu Malaysia dan Vietnam. Bahkan, kedua negara tersebut sudah lebih dulu dalam memperoleh R-77. Lepas dari itu semua, Sukhoi Indonesia kini ibarat Sky Demon, siap memberi efek maut di udara dengan kombinasi rudal R-77 dan R-73. (Bayu Pamungkas)
Spesifikasi R-77
Manufaktur : Vympel (Tactical Missile Corp)
Panjang : 3,6 meter
Diameter : 20 centimeter
Wingspan : 35 centimeter
Bobot : 175 kg (R-77) 226 (R-77M1)
Berat hulu ledak : 22 kg
Mekanisme penghancuran : laser proximity fuze
Mesin : Solid fuel rocket motor (R-77)/ Air breathing ramjet (R-77M1)
Kecepatan : 4,5 Mach
Ketinggian luncur : 5 – 25.000 meter
Pemandu : Active radar homing
Jangkauan : R-77 (90 km), R-77M1 (175 km)


Spesifikasi AIM-120 AMRAAM
Manufaktur : Raytheon
Panjang : 3,65 meter
Diameter : 17,8 centimeter
Wingspan : 44,5 centimeter
Bobot : 161,5 kg
Berat hulu ledak : 20,5 kg
Mekanisme penghancuran : proximity and contact
Mesin : Solid fuel rocket motor (R-77)/ Air breathing ramjet (R-77M1)
Kecepatan : 4 Mach
Ketinggian luncur : -
Pemandu : Active radar homing
Jangkauan : 75 – 110 km

Indomil. 

Perjuangan “Indonesian Airways” di Burma

Indonesian Airways didirikan pada tahun 1949 oleh perwira-perwira AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia) yang waktu itu berada di India, dibantu oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di India serta perwakilan RI di Rangoon, Burma. Sejarah penerbangan Indonesian Airways di Burma merupakan sejarah perjuangan perwira-perwira AURI yang bermodalkan sebuah pesawat DC- 3 Dakota sumbangan rakyat Aceh yaitu RI-001 Seulawah.
Dakota RI-001 Seulawah (Foto cyberamd)

Berkat kerja keras dan usaha gigih saat itu, armada IndonesianAirways berkembang menjadi tiga buah pesawat dengan dibelinya dua pesawat DC-3 yaitu RI-007 dan RI-009. Pengiriman pesawat RI-001 Seulawah ke India adalah dalam rangka penyiapan pesawat terbang untuk mengevakuasi pejabat pemerintah RI (presiden dan wakil presiden) ke India, kalau diperlukan. Pesawat tersebut diawaki oleh J.H.Maupin, J. Tate, Opsir Udara III Soetardjo Sigit, Wollinsky dan Letnan Muda Udara Soemarno serta Caesselberry sebagai ahli teknik.
Monumen Dakota RI-001 Seulawah

Opsir Udara III Sutardjo Sigit waktu itu menjabat sebagai Komandan Pangkalan Udara Bukittinggi, Gadut, merangkap Komandan Pangkalan Udara Payakumbuh dan Waterbase Danau Singkarak, secara mendadak diperintah Kasau untuk ikut dalam pesawat Dakota RI-001 bertindak sebagai co-pilot. Pesawat berangkat dari Maguwo menuju India lewat Jambi, Payakumbuh, Lhoknga, Rangoon baru ke India.
Tanggal 1 Desember 1948 dengan rute Maguwo ke Jambi dilanjutkan ke Gadut, dikarenakan landasan di Gadut rusak maka pesawat dialihkan dan mendarat di Payakumbuh. Penerbangan dilanjutkan tanggal 4 Desember dengan tujuan Lhoknga (Aceh), kemudian tanggal 6 Desember dari Lhoknga menuju ke Rangoon, Burma dan diakhiri tanggal 7 Desember dengan rute Rangoon ke Calcuta (India). Sesampai di Calcuta pesawat mengalami overhaul mesin serta pengecatan kamuflase serta pema-sangan long range tanks (tangki jarak jauh) yang memakan waktu kurang lebih tiga minggu.
Setelah semua pekerjaan overhaul terhadap RI-001 Seulawah diselesaikan, pesawat siap untuk memulai tugas penerbangan dan tanggal 26 Januari 1949 pesawat diterbangkanke Rangoon, Burma. Sesampai di Rangoon dan atas bantuan dari Marjunani, Kepala Perwakilan RI di Burma, pesawat siap untuk dioperasikan dan tanggal 1 Februari 1949 sudah melayani penerbangan carter atau sewa dari pemerintah Burma. Pada dasarnya operasi penerbangan Indonesian Airways di Burma dikelompokkan dalam dua jenis yaitu :

1. Government charter flight. Pada umumnya berupa penerbangan-penerbangan untuk keperluan angkatan bersenjata dan pemerintah Burma. Untuk kebutuhan militer tersebut RI-001 dicarter untuk mengangkut kebutuhan logistik, pengedropan barang/logistic dari udara maupun untuk mengevakuasi korban yang terluka dalam pertempuran. Kadang-kadang dicarter untuk penerbangan VIP seperti saat menerbangkan salah seorang menteri dari Negara bagian Shan untuk meninjau daerahnya. Pesawat tidak dapat mendarat karena mendapat tembakan dari tentara pemberontak sehingga memutuskan untuk kembali ke Rangoon.

2. Charter flight commercial. Berhubung waktu itu pemerintah Burma hanya menguasai kota-kota di pantai Selatan, beberapa kota di daerah tengah serta beberapa kota di bagian Utara dekat perbatasan dengan India dan China, maka satu-satunya alat transportasi yang dapat diandalkan adalah pesawat terbang, karena jalan darat maupun jalan sungai dikuasai pihak pemberontak. Tidak mengherankan, semua kebutuhan hidup dari penduduk kota-kota pantai maupun penduduk kota di daerah tengah dan pedalaman hampir seratus persen tergantung dari transportasi udara sehingga pesawat RI-001 selalu mengangkut dua jenis barang.
Dari kotakota di daerah pantai ke pe-dalaman berupa barang-barang kebutuhan hidup seperti kain dan pakaian, alat-alat rumah tangga serta obat-obatan. Sedangkan dari daerah pedalaman ke kota-kota di pantai, pesawat membawa barang berupa produk pertanian dan peternakan. Yang paling merepotkan adalah ketika harus mengangkut cabai kering karena debu dari karung-karung cabai kering menyebabkan kru pesawat batuk dan bersin serta mata berair karena pedih.

Pesawat RI-007 dan RI-009
Dengan keberhasilan dalam pelaksanaan berbagai operasi penerbangan di Burma tersebut, Indonesian Airways semakin maju ditambah dengan meningkatnya permintaan carter pesawat, maka diputuskan untuk membeli tambahan pesawat jenis DC-3 yang disewa dari Hongkong yang kemudian diberi registrasi RI-007. Dengan adanya dua pesawat maka awak pesawat bertambah jam kerjanya, yang sebelumnya terbang setiap dua hari sekali menjadi tiap hari melakukan penerbangan.
Untuk mengatasi kelelahan awak pesawat maka dilakukan penambahan jumlah awak, yaitu dua orang captain pilot yaitu Wiss dan Chet Brown, dua orang first officers (Bob Budiarto dan Syamsudin Noor, keduanya diambil dari rombongan kadet yang dikirim ke India) dan dua orang radio operator (Soemadyo dan Soesatyo, keduanya dikirim AURI dari Indonesia). Dengan dua pesawat tersebut ternyata Indonesian Airways masih kewalahan menerima penerbangan carter, maka untuk mengatasinya di lakukan penambahan satu pesawat lagi yang diberi registrasi RI-009.
Untuk pengoperasiannya dilakukan penambahan awak lagi. Mereka adalah dua orang captain pilot (Kuhlmeier dan Bussart), dua orang officers (Dick Suharsono Hadinoto dan Lippy Soesatijo, diambil siswa India) dan dua radio operator (Haryanto dan Soewastomo, keduanya dari AURI). Berhubung anggota AURI yang bergabung dalam Indonesian Airways sudah mencapai 12 orang maka diputuskan untuk menyewa rumah sendiri sebagai asrama.
Pendidikan Penerbang di Burma
Dengan kedatangan tambahan 4 orang captain pilot lagi (Pottschmidt, Hicks, Cutburt dan Seiler), maka Indonesian Airways dapat melaksanakan rencana pendidikan enam orang first officers menjadi captain pilots dengan tipe rating C-47, DC-3, serta memperoleh pilots licence dari Civil Aviation, Burma. Untuk keperluan pendidikan tersebut dilaksanakan:
  • Latihan terbang berupa conversion flight training pada multi engined aircraft untuk mendapat type rating ataspesawat C-47 dan DC-3.
  • Ground school yang meliputi pengetahuan tentang meteorologi, navigasi, rules of the air. Teknik pesawat terbang yang diselenggarakan oleh instruktur yang ditunjuk dari Director of Civil Aviation, Burma.
Setelah perjuangan yang cukup berat 6 orang yang ikut pendidikan dinyatakan lulus dan memperoleh pilots licence, Burma dengan rating C-47 dan DC-3.
Sumbangannya untuk Perjuangan Kemerdekaan RI:
  1. Dua kali menyelundupkan senjata, amunisi serta alat-alat telekomunikasi ke Aceh.
  2. Membiayai latihan pendidikan terbang bagi 20 orang kadet AURI di India.
  3. Membiayai perwakilan-perwakilan RI di luar negeri : di Timur Tengah, India, Thailand dan Singapura.
  4. Membiayai anggota AURI yang dikirim untuk mengikuti pendidikan di Feati Institute of Technology, Manila, Philipina.
Setelah perjuangan yang cukup berat 6 orang yang ikut pendidikan dinyatakan lulus dan memperoleh pilots licence, Burma dengan rating C-47 dan DC-3. Pada bulan Juni 1950, Indonesian Airways di Burma dilikuidasi dan diperintahkan kembali pada induknya yaitu AURI. Sebagai konsekuensinya pesawat RI-001 diserahkan kepada AURI, Pesawat RI-007 disumbangkan ke pemerintah Burma, dan Pesawat RI- 009 yang disewa dikembalikan pada pemiliknya di Hongkong. Sebagian dari captain pilot asing diajak ke Indonesia untuk membantu menyiapkan Dinas Angkutan Udara Militer (DAUM) yang beroperasi di Lanud Andir, Bandung.*
 

TRUE STORY Secuil Kisah Awak Hiu Kencana Jilid 3

 
IM000749.JPG
“TRUE STORY”
Secuil Kisah-kisah Awak “Hiu Kencana” yang tidak terpublikasikan Jilid 3
Seperti kata pepatah “tidak kenal maka tidak sayang”, setelah jilid 1 dan jilid 2 saya menceritakan beberapa kisah-kisah yang pernah terjadi dan dialami oleh awak “Hiu Kencana” kita, kok ya kurang pas rasanya kalau saya tidak membeberkan kemampuan KS Whiskey Class arsenal andalan TNI AL saat itu.
Nah dikarenakan juga ada beberapa permintaan dari Warjagers yang meminta ulasan kemampuan dari KS Whiskey Class ini, maka dijilid 3 ini saya khususkan mengulas sedikit tentang kemampuan KS ini yang di kita sudah sangat melegenda. Oke ?

Kapal Selam Whiskey class.
Kapal selam tipe Whiskey class yang dibuat di Soviet pada sekitar tahun 1950-an, konon kabarnya adalah suatu KS yang didesain berdasarkan desain KS Jerman “tipe XXI” dari masa Perang Dunia ke Dua. Kapal ini memiliki bobot di atas air sebesar 1.100 ton sedangkan displacement (Wasserverdrangung/ volume pemindahan air) nya pada saat menyelam menjadi sebesar 1.300 ton. Panjang 75 meter, lebar 7,5 meter, tinggi dari lunas sampai ke garis air 4,3 meter.
Sistem pendorongannya alias propulsinya menggunakan tiga macam mesin pendorong, jenis pertama dua buah Diesel tipe 37D masing-masing dengan daya sebesar 4000 PK untuk pendorongan di atas air serta pengisian baterai yang mampu mendorongnya untuk mencapai kecepatan sekitar 14 knot di atas air.
Selain itu ada dua buah motor listrik pokok tipe PG 101 yang juga dapat berfungsi sebagai generator pengisian baterai yang masing-masing berkekuatan 5000 PK yang akan memberikan kecepatan setinggi 15 knot saat menyelam.
Di samping itu juga masih ada motor listrik ekonomis tipe PG 103 yang dipergunakan untuk “leisefahrt” alias menyelam di bawah air dengan kecepatan amat rendah, 2 knot, yang noiseless, hampir tidak menimbulkan suara, di mana strategi ini dilakukan saat kita dikejar-kejar kapal atas air lawan. Dengan menggunakan motor ekonomis ini kapal bisa bertahan hampir 200 jam di bawah air. Sistem pendorongannya menggunakan sistem Mechanical transfer of power alias tenaga yang dihasilkan mesin diteruskan kebaling-baling dengan poros fisik melalui beberapa kopling angin.
Pada saat berlayar di atas air, dan pada saat berlayar dengan Rezim DBA/RDP KS dapat melakukan beberapa macam rezim pendorongan. Antara lain KS dapat berlayar dengan dua diesel terhubung ke poros dan dua-duanya memutar generator untuk pengisisan baterai. Rezim ini disebut rezim diesel. Atau pilihan lainnya KS dapat berlayar dengan satu diesel terhubung ke poros baling-baling sambil memutar generator sedangkan pada sisi poros yang lain arus listrik yang diperoleh dari diesel/ generator tersebut dipergunakan untuk memutar motor guna menggerakkan baling baling. Rezim ini disebut rezim pendorongan campuran, atau rezim diesel generator. Rezim ini dilakukan bila baterai sudah penuh atau disebut juga rezim buffer, karena dalam hal ini kita membiarkan baterai floating dan beban arus listrik disangga langsung oleh diesel.
(Catatan buat Warjagers: rezim semacam ini hanya akan terdapat pada KS konvensional yang masih menggunakan sistem “mechanical transfer of power”, dalam artian baling-baling digerakkan oleh diesel prime mover secara langsung melalui kopeling penghubung. Pada KS Diesel elektrik yang lebih modern sistem ini disempurnakan dengan “electrical transfer of power”, di mana diesel tidak terhubung langsung ke baling-baling tetapi harus memutar generator untuk menghasilkan arus listrik, arus listrik yang dihasilkan disimpan kedalam baterai, lalu baru dipergunakan untuk memutar motor listrik yang akan memutar baling-baling).
Pada saat menyelam KS akan menggunakan motor listrik PG 101 nya untuk melaksanakan pendorongan, dengan sumber tenaganya berupa lead cell baterai CY 47 sebanyak 440 sel yang ditata dalam dua ruang baterai, yaitu ruang baterai grup I dan grup II. Masing-masing grup baterai memiliki tegangan sekitar 180 volt (saat batere kosong) sampai 240 volt DC (saat baterai penuh) dan tenaga sebesar sekitar 12.000 AH. Kedua grup batere ini dapat dihubungkan secara seri melalui kontak-kontak dalam stasiun penjalan motor pokok, sehingga tegangan yang akan masuk ke motor listrik pokok akan naik menjadi 480 volt DC.
Untuk dapat berlayar dan melasanakan tugas tempurnya dengan baik, kapal ini diperlengkapi dengan berbagai peralatan navigasi dan elektronika yang saat itu sudah cukup canggih. Guna mengintai lawannya sambil menyelam KS menggunakan dua buah periskop, satu periskop navigasi yang berfungsi sesuai namanya dan satu lagi periskop serang yang terutama dipergunakan saat melaksanakan serangan torpedo terhadap kapal lawan. Untuk mengetahui posisinya dengan tepat kapal ini menggunakan Giro kompas KURS 3 yang setara dengan Anschutz (Standard) 3 buatan Jerman. (Sebagai catatan, Giro Kompas yang terpasang di KS tipe U-209 kita saat pertama kali tiba adalah Giro kompas Anschutz Standard 4 sebagai giro utama, dan Standard 6 sebagai giro dublir).
Sebagai layaknya kapal perang maka KS Whiskey class ini juga merasa perlu untuk menyandang beberapa senjata penghancur. Senjata sampingannya berupa meriam otomatis laras ganda kaliber 20 mm yang dipasang dikubah depan anjungan. (Hanya pada klas Nagarangsang 404 ). Senjata utamanya berupa torpedo dengan kaliber sebesar 21,5 inch (53 cm) dengan berat sekitar dua ton dan mampu meluncur dengan kecepatan sekitar 40 knot/jam atau sekitar 60 km/jam, dengan muatan peledaknya yang beratnya sekitar 400 kg high explosive. Torpedo yang disandangnya ada beberapa jenis, pada empat peluncur torpedo yang berada di haluan jenis torpedonya adalah torpedo steam gas ET 80. Di geladak Ruang Satu atau dikenal juga dengan Ruang Torpedo Depan terdapat lagi delapan torpedo cadangan. Pada dua peluncur yang terletak di buritan, torpedonya biasanya berupa SA-ET 40, suatu versi torpedo kendali yang berkepala pelacak (homing head) akustik. Penggunaan torpedo ini khususnya dilakukan pada saat kita melaksanakan manuver penghindaran setelah selesai menembak sasaran dan kebetulan lagi apes ketahuan musuh terus dikejar-kejar oleh kapal atas air maupun bawah air musuh.
(Torpedo SA-ET 40 ini merupakan perkembangan lanjut dari jenis torpedo Jerman tipe “LUT”, Lage Unabhangiger Torpedo, yaitu torpedo yang dapat ditembakkan tanpa memperdulikan arah baringan lawan, karena torpedo ini akan melacak sendiri kapal lawan yang harus ditenggelamkannya dengan hanya “mendengarkan” suara baling-balingnya saja)
Sebagaimana juga pada KS Jerman tipe XXI yang dijadikan patronnya, KS Whiskey class ini sebenarnya juga memiliki senjata pengelabuan yang setara dengan “Pillenwerfer”, suatu tabung logam yang permukaannya dibuat sedemikian rupa sehingga memiliki “sonar signature” yang hampir sama dengan KS ini sendiri yang dilontarkan melalui peluncur diruang enam.
Pillenwerfer ini akan berfungsi memantulkan pancaran sonar lawan sedemikian rupa sehingga kapal atas air yang mengejarnya akan terkecoh dan memusatkan perhatiannya pada tabung logam ini, sedangkan KS nya sendiri secara diam-diam menyelinap dengan menyelam cepat kekedalaman yang lebih dalam lagi di mana akan ada layer negatif (maupun positif) yang akan lebih melindungi kita dengan mengganggu propagasi sonar mereka yang akan membantu kita meloloskan diri dari deteksi. Ini akan lebih mempersulit lawan untuk mendeteksi KS kita.
(Pillenwerfer bekerja sesuai dengan prinsip kerja Irvin Replica yang dimiliki Angkatan Laut Inggris, hanya kalau pada Replica, yang dipantulkan oleh pelampung yang memiliki radar signature tinggi adalah pancaran radar lawan, pada pillenwerfer yang dipantulkan adalah pancaran sonar)
Kredit foto : contoh Pillenwerfer (irvin Replica) dan sejenis Bold (RBOC (Rapid Bloom Off Board Chaff pada kapal perang)
Kredit foto : contoh Pillenwerfer (irvin Replica) dan sejenis Bold (RBOC (Rapid Bloom Off Board Chaff pada kapal perang)image002
Di samping senjata aktifnya yang dipergunakan untuk menyerang KS tipe Whiskey class ini juga memiliki senjata pasif yaitu senjata pengelabuan/decoy berupa semacam patron penimbul busa yang biasanya ditembakkan dari ruang enam (ruang motor listrik pokok) melalui “peluncur ruang enam”. Bold adalah juga sejenis senjata pengelabuan tapi berlainan jenis dengan Pillenwerfer, Bold ini bersifat pasif yaitu merupakan cartridge Kalium Hidroksida yang dalam perkenaannya dengan air laut akan membentuk suatu kelompok besar busa yang terdiri dari gelembung gas hidrogen, yang kecuali dapat menyelimuti KS kita, gelembungnya juga dapat menyerap pancaran sonar lawan, sehingga pancaran sonar lawan akan seolah olah tidak kena sasaran dan tidak memantul balik ke pesawat penerimanya.
(sekedar catatan : baik Bold maupun Pillenwerfer dipergunakan oleh KS Jerman pada saat Perang Dunia ke II. Bold dipergunakan untuk pertama kalinya pada bulan Juni tahun 1941 oleh Korvettenkapitan (Mayor) Korth, Komandan U-93).
Saat ini pun sebenarnya Angkatan Laut Jerman masih menggunakan peralatan ini tetapi tidak mau mengajarkannya kepada kita walau kita udah membeli KS dari mereka. Yang mereka ajarkan kepada kita hanya cara menggunakan peluncur yang biasa dipergunakan untuk menembakkan peralatan decoy tersebut yang kita kenal dengan sebutan peluncur kesembilan tetapi kita hanya pakai untuk menembakkan signal suar, sebagai peralatan komunikasi bantu saat latihan (atau tanda bahaya / kedaruratan di bawah air, meminta bantun kapal atas air partner dalam latihan dengan peluru signal warna merah). Untung saja awak KS kita punya jiwa militan dan kita bisa mempelajarinya sendiri.
Untuk menjamin kemampuan KS Whisley class dalam berkomunikasi terdapat beberapa macam antena, yaitu satu antena WAN yang dapat tetap dipergunakan juga walau kapal sedang menyelam pada kedalaman periskop, sedangkan lainnya antena Stick yang hanya dapat dipergunakan untuk transmisi pada saat kapal berada di atas air saja dan Antena Lier yang membentang dari belakang anjungan keburitan kapal dan juga hanya dapat dipergunakan saat kapal berada di atas air. Di samping itu masih terdapat juga antenna Radio Direction Finder yang dikenal dengan nama “Quad Loop”.
Antena Wan maupun antena stick kedua-duanya merupakan antena yang dibutuhkan untuk memancarkan dan menerima signal gelombang radio komunikasi, sebagaimana pada radio pemancar (Tx) dan penerima (RX) pada umumnya. Hanya bedanya antena stick merupakan antena yang dipasang pada geladak anjungan sehingga akan terendam air saat kapal menyelam sehingga tidak dapat dipergunakan untuk mengirimkan ataupun menerima pancaran gelombang radio. Antena Wan dipasang pada suatu tabung alat angkat yang pada saat KS menyelam dapat dinaikkan sampai keatas permukaan air sehingga tetap berada di udara sekitar setengah meter dan tetap kering, karena itu akan tetap dapat dipergunakan untuk mengirim maupun menerima signal gelombang radio, juga pada saat kapal menyelam pada kedalaman periskop.
Radio pemancar dan penerima yang dipergunakannya adalah KW 1 yang bertenaga 1 Kw dan UKW. Dengan KW 1 maka komunikasi antara Surabaya sebagai basis KS ex Rusia di Indonesia dengan Wladiwostok sebagai home base dari mana kapal kita berasal walaupun jaraknya ribuan mil kedengarannya seperti kita berkomunikasi lewat telpon rumah biasa amat jelas dan jernih hehehe…
Sedangkan Antena lier lain lagi, antena ini merupakan seutas kabel yang direntangkan dari bagian belakang anjungan ke arah ekor kapal dan juga dipergunakan untuk memancarkan dan menerima signal gelombang radio yang menggunakan frekuensi umum. Antena Lier sebagaimana juga dengan Antena Stick tidak dapat dipergunakan pada saat kapal menyelam karena akan berada di bawah permukaan air.
Kredit foto : Antena RDF (Radio Direction Finder) atau pelacak posisi dengan menggunakan signal radio pada  KS yang dikenal dengan nama sandi “Quad Loop”.
Kredit foto : Antena RDF (Radio Direction Finder) atau pelacak posisi dengan menggunakan signal radio pada KS yang dikenal dengan nama sandi “Quad Loop”.image004
Untuk mampu mendeteksi lawan secara aktif dengan menggunakan pancaran gelombang elektro magnet di KS Whiskey Class terdapat peralatan radar tipe FLAG, sedangkan dalam rangka peringatan dini akan adanya bahaya pancaran radar lawan terdapat Radar Pasif ANKER (dikenal di lingkungan NATO dengan codename “Snoop Plate”), atau bahkan Radar Jamming System tipe NAKAD (yang dikenal dengan codename “Stop Light”). Terdapat pula antenna Radio Direction Finder yang dikenal dengan nama “Quad Loop”.
Untuk bernavigasi di bawah air dimana pancaran gelombang electromagnet tidak berdaya, masih terdapat peralatan akustik berupa Sonar Aktif tipe FENIX dan Sonar Pasif tipe TAMIR L3. Prinsip kerja sonar tepat sama dengan prinsip kerja radar, bedanya hanya terletak pada medium yang dipancarkan. Kalau radar memancarkan gelombang elektro magnetik maka sonar memancarkan gelombang akustik. Cara penentuan letak sasaran dan jarak sasaran pun tepat sama seperti pada radar.

Sejarah Singkat Whiskey Class
Pada saat kita berusaha memebebaskan Irian Barat dari cengkeraman Belanda, hampir semua usaha sudah kita lakukan mulai dari kegiatan diplomatis sampai usaha fisik yaitu mempersiapkan perang untuk memerdekakan wilayah kita yang masih dalam penjajahan Belanda itu. Hal ini terpaksa dilakukan karena alih-alih Belanda tetap ngotot mempertahankan Irian Barat dengan menambah kekuatannya antara lain yang paling menonjol adalah dengan mengirimkan kekuatan Angkatan Lautnya yang terdiri dari beberapa detroyer, seperti Tjerk de Hydes dan puncaknya kapal induk Karel Dorman. (target yang paling diincar Pembom Strategis TU. 16 nya TNI AU sama KS Whiskey Class nya TNI AL).
Usaha usaha fisik yang kita lakukan antara lain adalah memperkuat kesenjataan Angkatan Perang kita, baik Angkatan Udara, Angkatan Darat dan tidak ketinggalan pula Angkatan Laut. Gambaran yang jelas dari perkuatan Angkatan Laut kita saat itu adalah hadirnya kapal perang, mulai dari River Gunboat (yang diberi nama Ular, seperti Ular Senduk, Ular Sanca dan lainnya), Motor Torpedo Boat Jerman (yang diberi nama nama binatang buas, kayak Macan Kumbang, Macan Tutul dan lainnya), Raketni Kater / kapal cepat strategis berpeluru kendali P-51 klas Osa (yang diberi nama keris sakti milik para tokoh pewayangan, seperti Pulanggeni, Sarpawi sesa, Kelaplintah, Hardadedali dan lainnya.) dan Motor Torpedo Boat Rusia (yang diberi nama Angin, seperti Angin Gending, Angin Mamiri, Angin Bahorok dan lainnya) serta Fregat klas Riga dan Destroyer klas Skoryy ( yang diberi nama dengan nama para Pahlawan kita, seperti Sultan Iskandar Muda, Nuku,Kaki Ali, Siliwangi, Diponegoro dan lainnya).
image005
Disamping kekuatan atas air yang tersebut, Angkatan Laut kita juga diperkuat dengan kekuatan yang “enggak kelihatan” alias kekuatan bawah air yaitu berupa kekuatan kapal selam. KS Angkatan Laut kita saat itu adalah dari tipe “Whiskey Class”, baik kapal dari jenis yang memiliki senjata meriam laras ganda kaliber 20 mm, yang dipasang di kubah meriam didepan anjungan (kapal bersenjata semacam ini dikenal dengan istilah kelas Nagarangsang / 404) atau pengadaan KS tahap I dan II, dan juga jenis kapal yang tidak memiliki senjata dianjungan (yang dikenal dengan istilah kelas Bramastra / 412).

Pengadaan KS tahap III.
image006
Kredit foto : KS Whiskey “Nagarangsang Class”
Kredit Foto : KS Whiskey “Bramastra Class”
Kredit Foto : KS Whiskey “Bramastra Class”

Nama nama yang dipersiapkan bagi KS ini, sesuai dengan kemampuannya sebagai senjata yang bersifat strategis adalah nama senjata ampuh yang dimiliki oleh para tokoh pewayangan, seperti KRI Cakra (401), KRI Nanggala (402), datang dalam pengadaan tahap I datang Bulan September tahun 1959.
Tahap II pada Bulan Desember 1961 datang lagi 4 KS Whiskey Class yaitu : KRI Nagabanda (403), KRI Nagarangsang (404), KRI Trisula (405), KRI Candrasa (406).
Tahap III pada Bulan Desember 1962 datang lagi 6 KS Whiskey Class yaitu : KRI Alugoro (407), KRI Cundamani (408), KRI Wijayadanu (409), KRI Pasopati (410), KRI Hendrajala (411) dan KRI Bramastra (412).
Hingga total ada dua belas Kapal Selam (KS) yang diterima oleh Angkatan Laut kita pada masa masa itu yang membuat Angkatan Laut kita menjadi Armada Kekuatan Bawah Air yang terbesar di Belahan Bumi Selatan.
Saat ini sayangnya hampir tidak ada satupun dari KS Whiskey Class di atas yang masih secara fisik berada di lingkungan Angkatan Laut karena usianya yang sudah sepuh. Bersambung…
“Wira Ananta Rudhiro”
“Jalesveva Jayamahe”
“NKRI harga mati!”
by: Pocong Syereem

Pakai HP Prajurit, Panglima Perintahkan Siapkan Pasukan Marinir

Panglima TNI Jenderal Moeldoko saat memberikan sambutan dalam kegiatan serah terima 24 unit panser di Markas Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian,Sentul, Jawa Barat, Jumat (14/03/2014).
JAKARTA, KOMPAS.com — Panglima TNI Jenderal Moeldoko melanjutkan inspeksinya ke Mako Pasukan Marinir (Pasmar) Brigif 2, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (2/5/2014) siang. Sebelumnya, ia mendatangi Markas Kopassus di Cijantung, Jakarta Timur.
Saat tiba, Moeldoko langsung bergerak menuju pos penjagaan yang terletak di depan Mako Pasmar. Di pos tersebut, ia meminta salah seorang anggota marinir yang berjaga untuk menghubungi atasannya agar menyiapkan pasukan.
“Hubungi atasan kamu untuk siapkan pasukan,” perintah Moeldoko.
Anggota tersebut rupanya tampak sedikit canggung dan bingung. Pasalnya, di pos itu tidak ada alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menghubungi atasan mereka. “Siap,” kata anggota tersebut. Namun, ia tak segera menghubungi atasannya.
“Mana HT (handy talkie) kamu? Tidak ada? Handphone ada?” tanya Moeldoko.
Saat berkomunikasi lewat ponsel milik prajurit, atasan anggota itu sepertinya tidak mengetahui bahwa tengah berbicara dengan Panglima. Hal tersebut terdengar dari nada percakapan Moeldoko kepada perwira yang dihubunginya.
“Ini Panglima. Cepat siapkan anggota kamu, saya mau mengecek,” kata Moeldoko.
Setelah Moeldoko menutup telepon, ribuan pasukan marinir mulai bergerak dari barak masing-masing menuju lapangan. Pasukan itu terdiri dari Batalyon Infanteri 2 Pasopati, Batalyon Infanteri 4 Candraca, Batalyon 6 Nanggala Artileri, Denjaka, Batalyon Bantuan Tempur, dan Batalyon Kavaleri.
Selain itu, sejumlah kendaraan tempur milik marinir seperti tank amfibi BMP 3F dan LVT 7 juga diikutkan dalam apel tersebut. Persiapan tersebut membutuhkan waktu sekitar 20 menit.
Berdasarkan inspeksinya, Moeldoko mengakui masih ada kelemahan dalam persiapan pasukan marinir, terutama dalam komunikasi. Untuk itu, ia berjanji akan membenahi pasukan tersebut.
“Memang ada kelemahan sekarang ini. Kelemahan handphone ini menjadikan kita kurang berkomunikasi dengan radio HT, rata-rata sekarang sudah pakai handphone, padahal HT itu sebagai sarana penunjang,” ujarnya.  (kompas.com)

JKGR. 

Kesiapan Pasukan di Markas Kopassus

Sidak yang dilakukan Panglima TNI Jenderal Moeldoko di Mako Kopassus di Cijantung akarta Timur, Jumat (2/5/2014), dalam rangka melihat kesiapan pasukan jelang Pilpres di bulan Juli.


Melihat kedatangan Moeldoko yang mendadak, beberapa pasukan bergegas bersiap di lapangan
Danjen Kopassus Mayjen TNI Agus Agus Sutomo memerintahkan semua anak buahnya bersiap, segera masuk ke asrama mereka dan berganti pakaian.
Kedatangan Panglima TNI Jenderal Moeldoko dalam melakukan sidak memang terbilang mendadak.
Namun, Para pasukan di Mako Kopassus di Cijantung juga dengan sigap dan cepat bersiap dan segera berbaris.
Terlihat semangat para pasukan saat sidak berlangsung.
Pasukan Anti Terror terlihat sudah berbaris dengan pakaian lengkap.
Pasukan terlihat berbaris dengan pakaian lengkap dan menenteng senjata.
Pakaian loreng dan bersenjata terlihat berbaris rapi saat sidak.
Panglima TNI Sidak Markas Kopassus
Kedatangan Panglima TNI Jenderal Moeldoko disambut prajurit Kopassus di Cijantung,  Jakarta Tinur
Panglima TNI Sidak Markas Kopassus
Barisan  Kowad juga ikut disidak

Sumber : http://news.detik.com

JKGR.